Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Disfungsi saluran respiratorik pada obesitas anak
2.1.1. Efek mekanik compliance
paru
Proses pernafasan dibedakan atas 4 keadaan yaitu : 1. Ventilasi pulmonal yaitu masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke paru-paru, 2. difusi oksigen dan
CO
2
dari udara yang masuk ke pembuluh darah di paru, 3. transport O
2
dan CO
2
dari darah ke sel, dan 4. pengaturan ventilasi.
15
Ventilasi pulmonal terjadi akibat peristiwa mekanik respirasi yang dikenal sebagai inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi merupakan fase aktif dari ventilasi oleh
kontraksi otot-otot pernafasan dan diafragma mengakibatkan volume rongga dada meningka, tekanan alveolar menurun sehingga udara mengalir ke paru
dan paru mengembang. Pada ekspirasi terjadi relaksasi diafragma dan elastic
recoil, volume paru menurun dan tekanan alveolar meningkat sehingga udara
terdorong keluar dari paru dan paru menguncup. Peristiwa ini tergantung pada adekuatnya pompa respirator otot-otot dan dinding dada, alat-alat mekanik
saluran respiratorik dan unit penukar gas. Otot terpenting untuk inspirasi adalah diafragma, sedangkan untuk
ekspirasi otot-otot dinding abdomen. Pada saat kontraksi, tekanan intraabdominal meningkat dan mendorong diafragma keatas. Dinding dada,
pleura, dan otot-otot pernafasan merupakan komponen terpenting dari pompa respirator dan harus berfungsi normal untuk menghasilkan ventilasi efektif.
Gangguan struktur komponen ini dapat mengakibatkan restriksi paru, gangguan fungsi ventilasi, dan gagal nafas.
16,17
Pada obesitas terjadi penumpukan berlebihan dari lemak tubuh. Penumpukan lemak di dada dan abdomen membatasi pergerakan dinding dada
dan diafragma, berkurangnya compliance
daya kembang paru dan meningkatkan kerja pernafasan, terutama saat anak berbaring. Lemak akan
memaksa otot-otot inspirasi bekerja lebih keras untuk mengembangkan paru. Compliance
paru berkurang karena alveoli kolaps, menyebabkan paru semakin kaku dan sulit mengembang selama inspirasi. Kombinasi ini mengakibatkan
meningkatnya kerja respirasi.
18,19
Gambar 1. Penumpukan lemak pada dada dan perut pada obesitas
Disfungsi dinding dada akan mengakibatkan gangguan paru-paru restriktif dengan pengurangan volume paru-paru, penurunan nilai arus absolut, rasio
forced expiratory volume in
1 second FEV
1
forced vital capacity FVC normal,
berkurangnya kekuatan otot-otot pernafasan, dan penurunan respon ventilasi terhadap aktivitas fisik. Infiltrasi lemak pada otot dan penumpukan lemak
subkutan menyempitkan saluran nafas atas dan membatasi visualisasi terhadap laring. Jika keadaan ini berkombinasi dengan tonsil dan adenoid yang besar,
Febrina Zulhidayati Siregar : Perbandingan Arus Puncak Ekspirasi Sebelum dan Sesudah Latihan Fisik Pada Anak…, 2007 USU e-Repository © 2008
dapat mengakibatkan obstruksi saluran nafas. Obesitas pada anak dapat menjadi penyulit tambahan pada saat intubasi.
19,20
IMPAIRMENT OF UPPER AND LOWER MOTOR
SCOLIOSIS OVERINFLATED
CHEST
OBESITY
MUSCULAR DISEASES DECREASED IN STRENGTH
ANDOR EFFICIENCY OF P
1
MAX ‒, P
E
MAX ‒
REDUCED VENTILATORY RESPONSES TO :
- CO
2
TESTS - EXERCISE
TESTS -
SUSTAINED MVV TEST REDUCED LUNG VOLUME
especially ERV and IRV
MISMATCH VQ VPVT
INCREASED MINUTE VENTILATION
Þ à CHEST WALL
COMPLIANCE
HYPOXIA - HYPERCAPNIA PULMONAL HYPERTENSION
with age or
pulmonary complications
RESPIRATORY FAILURE
Gambar 2. Skema patogenesis obesitas dengan disfungsi dinding dada terhadap gagal nafas.
20
2.1.2. Resistensi sistem pernafasan