Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Teoritis .1 Hubungan antara Pajak dengan Pendapatan

Kabupaten Karo sebagai objek penelitian memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Selain menghasilkan produk pertanian, Kabupaten Karo memiliki alam dengan panorama yang masih asri. Keistimewaan Kabupaten Karo dengan alamnya, mampu ditangkap oleh pemerintah daerah setempat. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya hotel yang dibangun, berdirinya restoran yang menyediakan makanan dan minuman dan papan reklame untuk memasarkan barang atau jasa. Seiring dengan perkembangan pariwisata di Kabupaten Karo akan meningkatkan pendapatan asli daerah yang akan dihimpun melalui pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel, pajak hiburan, dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo yang memiliki keunggulan geografis dengan sektor pariwisata yang berkembang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo baik secara simultan maupun parsial.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui kontribusi pajak hotel dan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karo.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain : 1. Bagi peneliti, sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan. 2. Menjadi masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Karo dalam pengendalian pajak daerah. Universitas Sumatera Utara 3. Bagi akademik, menjadi bahan pembelajaran dalam pengembangan ilmu akuntansi sektor publik. 4. Bagi masyarakat, menjadi dasar penentuan sikap dalam mendukung pembangunan daerah. 5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam membuat penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hubungan antara Pajak dengan Pendapatan Dalam beberapa jenis pajak kita mengenal ada yang disebut dengan pajak proporsional, pajak progresif, dan pajak regresif yang tentunya berkaitan dengan masalah pendapatan. Suatu pajak akan disebut proporsioanal jika mengenakan tarif persentase yang sama tanpa melihat pendapatan seseorang, sehingga setiap pembayaran pajak dikenakan tarif pajak dalam proporsi yang sama dari pendapatannya, sedangkan untuk pajak progresif berbeda sama sekali dengan pajak proporsioanal. Pajak progresif merupakan pajak yang mengenakan tarif dimana persentasenya dikenakan menurut besar kecilnya pendapatan seseorang, sedangkan pajak regresif adalah pajak yang mengenakan tarif persentase yang lebih rendah kepada mereka yang berpendapatan tinggi. Istilah progresif dan regresif mungkin akan menimbulkan kekacauan pengertian. Kata – kata itu merupakan istilah teknis yang berkaitan dengan proporsi pajak terhadap berbagai pendapatan.

2.1.2 Pengklasifikasian Pajak

Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menurut golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.nurut a. Menurut golongannya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1.Pajak Langsung, merupakan pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan idak bisa dilimpahkan atau dibebankan Universitas Sumatera Utara kepada pihak lain. Pajak harus menjadi beban sendiri terhadap wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : pajak penghasilan. 2.Pajak tidak langsung, merupakan pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa. Contoh : pajak pertambahan nilai. b. Menurut sifatnya, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1.Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan keadaan subjeknya. Contoh : pajak penghasilan. 2.Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban yang membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak wajib pajak maupun tempat tinggal. Contoh : pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah. c. Menurut lembaga pemungut, pajak terdiri atas: 1. Pajak Negara atau Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. Universitas Sumatera Utara 2. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : pajak hotel dan pajak reklame Ester, 2007.

2.1.3 Fungsi Pajak

Pembangunan tidak terlepas dari tanggung jawab masyarakat dalam membayar pajak. Penerimaan pajak tersebut dimanfaatkan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka pajak memiliki fungsi, antara lain : a. Fungsi Budgetary Dalam fungsinya sebagai budgetary, pajak digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan pemerintah, terutama kegiatan – kegiatan rutin. b. Fungsi regulatory Sebagai fungsi regulatory, yaitu mengatur perokonomian guna menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, mengadakan distribusi pendapatan serta stabilitas ekonomi. c. Fungsi Sosial Dalam fungsi ini hak milik seseorang diakui dan pemanfaatanya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat atau boleh dikatakan bahwa besarnya pemungutan pajak harus disesuaikan dengan kekuatan seseorang untuk dapat mencapai kepuasan kebutuhan setinggi- tingginya setelah dikurangi yang mutlak untuk kebutuhan primer Dian, 2004. Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Pajak Daerah 2.1.4.1 Definisi Pajak Daerah Pengertian pajak daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 adalah “kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”.

2.1.4.2 Jenis Pajak Daerah Menurut UU No 28 Tahun 2009, pajak yang dikelola daerah ada 2 jenis:

1. Pajak provinsi, terdiri dari: a. Pajak kendaraan bermotor b. Pajak bea balik nama kendaraan bermotor c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan d. Pajak air permukaan e. Pajak rokok. 2. Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari: a. Pajak hotel b. Pajak restoran c. Pajak hiburan d. Pajak reklame e. Pajak penerangan jalan f. Pajak mineral bukan logam dan batuan g. Pajak parker h. Pajak air tanah i. Pajak sarang burung wallet j. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan k. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

2.1.4.3 Pajak Hotel dan Pajak Reklame 1. Pajak Hotel

a. Pengertian Pajak Hotel Pajak hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Sedangkan pengertian hotel