49
c. Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja
langsung atau hanya dengan volume produksi. d.
Ada beberapa diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead yang berbeda-beda.
e. Sistem keuangan tradisional hanya menyajikan kesimpulan dari biaya-
biaya yang telah lalu sebagai feedback atas siklus laporan keuangan. Sedangkan dewasa ini kompetitif sebuah perusahaan harus mengambil
keputusan yang akurat dan fokus ke konsumen dengan informasi yang terkini. Sehingga dengan informasi biaya tradisional ini, manajer akan
terlambat dalam mengambil sikap.
13. Perbedaan Traditional costing method dengan Activity Based Costing
Terdapat perbedaan mendasar antara traditional costing method dengan activity based costing menurut Carter dan Usri 2006:499 antara
lain: a.
Activity based costing menggunakan cost driver yang lebih banyak dibandingkan traditional costing method yang hanya menggunakan
satu atau dua cost driver berdasarkan unit, sehingga ABC mempunyai tingkat ketelitian lebih tinggi dalam penentuan harga pokok produk
bila dibandingkan dengan sistem tradisional. b.
ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu untuk menentukan berapa besar overhead pabrik yang akan dialokasikan
pada suatu
produk tertentu.
Traditional costing
method mengalokasikan biaya overhead berdasarkan satu atau dua basis
alokasi saja.
50
c. Fokus ABC adalah pada biaya, mutu, dan faktor waktu, sedangkan
traditional costing method lebih mengutamakan pada kinerja keuangan
jangka pendek, seperti laba. Sistem tradisioanal dapat mengukurnya dengan cukup akurat. Tetapi apabila traditional costing method
digunakan untuk penetapan harga pokok dan untuk mengidentifiksikan produk yang menguntungkan, angka-angkanya tidak dapat dipercaya
dan diandalkan. d.
ABC membagi konsumsi overhead dalam empat kategori yaitu: unit, batch
, produk, dan fasilitas. Traditional costing method membagi biaya overhead dalam unit yang lain.
Perbedaan antara perhitungan traditional costing method dengan activitybased costing
menurut Amin Widjaja 2009:100 antara lain a.
Activity Based Costing menggunakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas termasuk yang berdasarkan volume maupun yang tidak
berdasarkan volume, sedangkan traditional costing method menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume.
b. ABC membebankan biaya overhead pertama ke pusat biaya aktivitas
dan kedua ke sebelum produk atau jasa, sedangkan traditional costing method
membebankan biaya overhead pertama ke departemen dan kedua ke produk atau jasa.
c. ABC fokus pada pengelolaan proses dan aktivitas serta pemecahan
masalah lintas fungsional, sedangkan traditional costing method fokus
pada pengelolaan
biaya departemen
fungsional.
51
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Lanjutan No
Nama Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Leni Nopilia
2012 Estimasi Perhitungan Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji dengan Sistem Activity
Based Costing Menggunakan
metode descriptive
analysis
yang mengulas dan
menjelaskan bagaimana
konsep dari Activity Based
Costing. Penulis
menerapkan metode Activity
Based Costing pada
perhitungan penyelenggaraan
ibadah haji. Perhitungan penyelenggaraan ibadah
haji BPIH dengan sistem ABC memberikan hasil yang berbeda
dengan perhitungan yang selama ini dipergunakan oleh Kementrian
Agama sebagai penyelenggara haji. Perhitungan BPIH yang dilakukan
dengan ABC menghasilkan harga pokok jasa penyelenggaraan ibadah
haji yang lebih akurat karena masing-masing cost pool per
aktivitas telah dialokasikan ke dalam unit jasa dengan menggunakan cost
driver
yang relevan. Sehingga biaya dibebankan ke jamaah sesuai dengan
penggunaan sumber daya.
2. Siti Sarah
2010 Penerapan Activity Based
Costing untuk Biaya Gardu
Pelayanan Tol Sebagai Menggunakan
metode descriptive
Penulis menerapkan
metode Activity Hasil penelitian menunjukkan
perhitungan dengan menggunakan ABC
dapat mengklasifikasi lima
52
Tabel 2.1 Lanjutan No
Nama Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
Dasar Perhitungan Efisisensi yang Dicapai
Atas Pemakaian E-Tol Card dan Gardu Tol Otomatis
analysis yang
mengulas dan menjelaskan
bagaimana konsep dari
Activity Based Costing.
Based Costing pada efisiensi
biaya gardu pelayanan tol.
jenis gardu tol tol dengan biaya gardu tol yang berbeda-beda sesuai
dengan aktivitasnya. Kemudian dilakukan perbandingan antara gardu
tol manual, elektronik, dan otomatis. Sehingga dari hasil perbandingan
tersebut dihitung efisiensi yang dicapai perusahaan dalam
menerapkan gardu tol elektronik, dan gardu tol otomatis.
3. Tommy Widjaja
2008 Usulan Penerapan Activity
Based Costing pada PT M-I
Chemicals Indonesia Chemicals Drilling
Manufacture Metode
Perhitungan Activity Based
Costing Penulis
menerapkan metode Activity
Based Costing pada perusahaan
produsen minyak bumi
yaitu PT M-I Chemicals
Indonesia Perhitungan harga pokok dengan
sistem ABC memiliki perbedaan dalam pengalokasian biaya overhead.
Menurut sistem ABC biaya overhead dikelompokkan berdasarkan aktivitas
yang terjadi. Lalu dialokasikan ke dalam kelompok biaya cost pool
berdasarkan empat kategori konsumsi aktivitas, yaitu: unit level,
batch level, product level,
dan facility level.
Setiap cost pool memiliki cost driver tersendiri untuk
membebankan biaya overhead pada masing-masing produk yang
53
Tabel 2.1 Lanjutan No
Nama Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
dihasilkan. 4.
Nina Yuliastanti 2010
Penerapan Sistem Activity Based Costing
Studi Kasus pada Perusahaan
Manufaktur Komponen Otomotif
Metode Perhitungan
Activity Based Costing
Penulis menerapkan
metode Activity Based Costing
pada perusahaan manufaktur
komponen otomotif.
Sistem ABC memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead
tetap ternyata bervariasi secara proporsional dengan
perubahan selain volume produksi. Dengan memahami apa yang
menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat atau menurun, biaya
tersebut dapat ditelusuri ke masing- masing produk. Hubungan sebab
akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan
perhitungan biaya produk yang secara signifikan memperbaiki
pengambilan keputusan.
5. Priyo Hari Adi
2005 Implementasi Activity
Based Costing Terhadap
Kinerja Perusahaan Metode
Perhitungan Activity Based
Costing Penulis
menerapkan metode Activity
Based Costing pada perusahaan
secara umum. ABC merupakan sistem akuntansi
biaya kontemporer yang terintegrasi dan komprehensif.
Kemampuan ABC tidak hanya dapat mengukur kos produk secara tepat,
namun dari informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
54
Tabel 2.1 Lanjutan No
Nama Peneliti Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
berbagai kepentingan strategis lain dalam
perusahaan. Implementasi ABC tidak hanya terfokus pada aspek finansial,
namun juga pada aspek non finansial lain yang merupakan indikator
keberhasilankinerja perusahaan.
55
B. Kerangka Pemikiran
Definisi kerangka pemikiran menurut Hamid 2007:26 adalah sebagai berikut:
“Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan”.
Berikut merupakan gambaran kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Bersambung ke halaman selanjutnya
Adanya konsep metode Activity Based Costing yang telah sukses diterapkan di beberapa perusahaan yang mengalami berbagai macam masalah
pemaksimalan laba
Basis Teori CV Delima Mandiri yang tidak dapat memaksimalkan target labanya dengan
konsep biaya standar.
Variabel Independen Variabel Dependen
Activity Based Costing Harga pokok produksi
56
Gambar 2.4 lanjutan
Gambar 2.4 Skema Kerangka Pemikiran
Metode Analisis: Activity Based Costing
Hasil pengujian dan pembahasan
Kesimpulan dan implikasi
57
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif tentang studi komparatif dalam menentukan harga pokok penjualan melalui traditional costing method
dengan activity based costing ABC pada jenis industri di bidang manufaktur. Industri manufaktur yang akan diteliti adalah CV Delima
Mandiri yang beralamat di Jl. Dreded 42, Empang, Bogor Selatan dengan objek penelitian penentuan harga pokok produksi suatu produk. Penelitian
kualitatif ini dilakukan secara intensif, dengan peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat dengan hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis
reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan secara mendetail Sugiyono,2010:14. Data yang
dibutuhkan untuk penelitian ABC ini adalah laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009, direct cost, direct labor, dan biaya
overhead yang terkait dengan perusahaan tersebut.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang berisi angka-angka yang diperoleh dari perusahaan. Data kuantitatif yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai biaya produksi berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
58
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber data internal yaitu data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang terdiri atas
data primer dan data sekunder. a.
Data Primer Data ini didapat dari hasil wawancara langsung dengan pihak-pihak
yang bersangkutan dalam perusahaan, seperti pemilik usaha, penanggung jawab produksi, dan bagian-bagian yang bersangkutan
dengan produksi dan pemasaran, sehingga dapat diperoleh keterangan yang dibutuhkan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Contoh:
prosedur proses produksi. b.
Data Sekunder Data ini diperoleh dari data yang sudah ada diperusahaan dalam bentuk
dokumen dan laporan keuangan yang dapat membantu dalam pembentukan biaya pembuatan produk. Contoh: laporan biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
C. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan
data-data biaya yang terjadi pada perusahaan, menyajikannya sehingga memberi gambaran mengenai keadaan sebenarnya dari perusahaan, apakah
perusahaan sudah mengelompokkan biaya dengan tepat, menghitung harga pokok produk dengan tepat dan menetapkan harga jual dengan tepat. Juga
59
menganalisis data biaya tersebut, sehingga menghasilkan perhitungan harga pokok produk dan harga jual yang lebih tepat. Kemudian, dari hasil analisis
tersebut dapat diambil kesimpulan dan saran. Peneliti menganalisa seluruh data yang relevan dengan objek penelitian,
baik itu berupa catatan hasil interview, dokumen, serta laporan laporan yang diberikan perusahaan. Saat melakukan interview, observasi, dan analisis
dokumen, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkannya untuk mengambil data yang dibutuhkan. Setelah data didapat kemudian
dibandingkan dengan teori theoritical comparison yang digunakan dan kemudian ditariklah kesimpulan sebagai hasil penelitian.
Data dianalisis dengan menggunakan teori perhitungan activity based costing
menurut Garrison dan Noreen2006:438-487, meliputi: 1.
Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas dan pool aktivitas. 2.
Menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas dan objek biaya. 3.
Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas. 4.
Menghitung tarif aktivitas. 5.
Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas.
6. Hubungan manfaat penerapan activity based costing dengan pengambilan
keputusan manajemen yaitu keputusan operasional mengenai perbaikan biaya produksi.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah activity based cosing dan traditional costing method untuk menentukan harga pokok produksi truk
60
Dalmas dan Dump truk. Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:
1.
Activity Based Costing
Berdasarkan tinjauan literatur pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa activity based costing adalah suatu sistem
perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya yang dari hasil memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya
overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam
pengambilan keputusan. Dalam perhitungan sistem activity based costing biaya hanya dibebankan kepada produk apabila ada alasan yang
mendasar bahwa biaya tersebut mempengaruhi produk yang dibuat. Pengukuran dilakukan dengan menghitung ulang harga pokok produksi
berdasarkan activity based costing dalam buku Garrison dan Noreen 2006.
2. Tradisional Costing Method