60
Dalmas dan Dump truk. Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:
1.
Activity Based Costing
Berdasarkan tinjauan literatur pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa activity based costing adalah suatu sistem
perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya yang dari hasil memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya
overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam
pengambilan keputusan. Dalam perhitungan sistem activity based costing biaya hanya dibebankan kepada produk apabila ada alasan yang
mendasar bahwa biaya tersebut mempengaruhi produk yang dibuat. Pengukuran dilakukan dengan menghitung ulang harga pokok produksi
berdasarkan activity based costing dalam buku Garrison dan Noreen 2006.
2. Tradisional Costing Method
Berdasarkan tinjauan literatur pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya tradisional adalah pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran-
penafsiran terhadapnya atas nilai persediaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Akibatnya sistem akuntasi biaya tradisional dapat
menghasilkan perhitungan yang terdistorsi. Pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah sistem perhitungan biaya yang
digunakan perusahaan selama ini.
61
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perusahaan
CV Delima Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang perakitan kendaraan atau yang biasa disebut karoseri. CV Delima mandiri
didirikan oleh Widarta sejak 4 Januari 1996 dengan akta pendirian No. 198 tanggal 14 Februari 1996 dari Notaris Dwi Swandiani, SH. Perusahaan ini
berdiri di Jalan Dreded No. 42 Bogor, termasuk ke dalam wilayah Kota Bogor Selatan. Pada masa awal berdirinya, perusahaan ini hanya
merupakan sebuah bengkel las mobil sederhana dengan luas bangunan pada waktu itu yang hanya 100 m
2
. Namun berkat kerja keras serta kesungguhan Widarta dalam mengembangkan usahanya, kini bengkel
sederhana tersebut telah berubah menjadi perusahaan berskala nasional. Gedung perusahaan pun telah diperluas dan kini luasnya telah mencapai
1385 m
2
. Saat ini CV Delima Mandiri juga memiliki fasilitas dan pelayanan
yang mampu memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi berskala nasional. Pada tahun 2007, CV Delima Mandiri membuka workshop
terbaru di Jalan Parung Aleng, Sentul, untuk mendukung proses produksi yang lebih banyak dan berkualitas.
Dalam perkembangannya, CV Delima Mandiri juga membuka bisnis servis dan reparasi kendaraan roda empat atau lebih. Selain itu, Delima
62
Mandiri juga bergerak di bidang perdagangan. Salah satunya adalah perdagangan barang-barang Hidrolik. Selain itu, Delima Mandiri juga
memperluas bidang usahanya ke konstruksi bangunan dan keamanan, termasuk CCTV dan road blocker.
2. Visi dan Misi CV Delima Mandiri
Visi : Menjadi brand yang paling dipercaya dan menjadi favorit bagi pelanggan, karyawan, supplier, dan masyarakat sekitar di bidang
bisnis yang dijalani. Misi : Menyediakan produk dan servis yang sesuai atau melampaui
ekspektasi pelanggan, baik dari segi kualitas, waktu pengiriman, harga, dan pelayanan lainnya.
Pengembangan proses produksi dan sumber daya manusia yang berkesinambungan sehingga memberi manfaat yang besar bagi seluruh
karyawan, supplier, masyarakat sekitar. 3.
Motto CV Delima Mandiri Bertekad memenuhi persyaratan pelanggan dan melakukan perbaikan
secara berkisinambungan untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui : a.
Penyediaan produk bermutu dengan harga bersaing. b.
Pengiriman produk dengan tepat waktu. c.
Penyediaan sumber daya manusia yang handal. 4.
Produk Perusahaan Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang karoseri, produk yang
dihasilkan CV Delima Mandiri adalah kendaraan. Kendaraan yang dihasilkan oleh CV Delima Mandiri adalah sebagai berikut:
63
a. Kendaraan operasional roda empat dan roda dua
b. Kendaraan niaga mobil box
c. Ambulance
d. Puskesmas keliling
e. Mobil transfusi darah
f. Bus
g. Unit pelayanan SIM keliling
h. Unit pelayanan TIM KB keliling
i. Dump truck
j. Pemadam kebakaran
k. Unit rantis AWC
l. Tangki air
m. Arm roll
n. Plat form
o. Mobil patroli
p. Unit pengendalian massa Dalmas
q. Kendaraan khusus lainnya
Dari sejumlah produk yang dipaparkan, peneliti akan mengambil sample yaitu damp truk dan truk dalmas, karena produk tersebut telah mewakili
semua proses produksi dari produk CV Delima Mandiri. 5.
Daftar Konsumen CV Delima Mandiri Delima Mandiri dipercaya oleh banyak instansi pemerintah ataupun
swasta di Indonesia untuk memasok kendaraan, beberapa instansi tersebut
64
antara lain: a.
Astra International b.
Auti 2000 c.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN d.
Badan Narkotika Nasional BNN e.
Caltex f.
Departemen Kehutanan RI g.
Departemen Kesehatan RI h.
Departemen Pekerjaan Umum RI i.
Departemen Perhubungan RI j.
Departemen Perindustrian RI k.
Departemen Pertahanan RI l.
Islamic Development Bank IDB m.
Kejaksaan Agung RI n.
Lautan Berlian Utama Motor o.
Mabes Polri p.
Mahkamah Agung RI q.
Mustika Prima Berlian r.
PT. Birotika Semesta DHL s.
PT. Bukit Asam t.
PT. Infomedia Yellow Pages u.
PT. Nutrifood Indonesia v.
Palang Merah Indonesia
65
w. Pemda-Pemda
x. Pertamina
y. Prabu Pandawa Motor
z. Prabu Pura Motor
aa. Radio-Radio Swasta
bb. TNI AD
cc. TNI AU
Dari data di atas diketahui CV Delima mandiri adalah dsalah satu rekanan dari pihak pemerintah.
6. Jobdesk CV Delima Mandiri
a. Divisi Keuangan
Tugas pokok divisi ini adalah: 1
Memastikan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara.
2 Melaporkan kepada Pemimpin Perusahaan, kinerja dari Sitem
Manajemen Mutu SMM serta peningkatan yang diperlukan 3
Memastikan pemahaman tentang persyaratan pelanggan disebarluaskan di seluruh tingkat perusahaan.
Divisi keuangan memiliki wewenang sebagai berikut: 1
Berwenang untuk menunjuk tim audit mutu internal. 2
Berwenang untuk melakukan komunikasi antar fungsi dan tingkatan dalam bentuk rapat koordinasi.
3 Menyelenggarakan audit mutu internal dan tinjauan manajemen.
66
b. Divisi Perencanaan
Tugas pokok divisi ini antara lain: 1
Membuat desain kendaraan atau produk sesuai dengan keinginan pelanggan.
2 Berkoordinasi dengan bagian pemasaran mengenai gambar yang
akan ditawarkan kepada pelanggan. 3
Berkoordinasi dengan bagian produksi mengenai gambar dan spesifikasi yang diinginkan pelanggan
Wewenang divisi perencanaan yaitu untuk membuat design kendaraan yang akan ditawarkan oleh perusahaan.
c. Divisi Pemasaran
Tugas pokoknya adalah: 1
Mencari pesanan penjualan dan pangsa pasar sebanyak-banyaknya. 2
Mencatat semua pesanan dan prasyarat yang telah disepakati antara pembeli dengan pihak perusahaan.
3 Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai batas
waktu selesainya pesanan dari pembeli. 4
Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai spesifikasi yang telah disetujui oleh pihak perusahaan dan pihak
pembeli. 5
Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai target yang harus dicapai.
6 Berkoordinasi dengan bagian design mengenai gambar dan
spesifikasi yang akan ditawarkan.
67
Sedangkan wewenangnya adalah untung mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran perusahaan.
d. Staf Divisi Keuangan
Staf pada divisi keuangan memiliki tugas pokok sebagai berikut: 1
Mebuat perencanaan dan pengaturan Cash Flow setiap bulan. 2
Membuat bukti penerimaan dan bukti pengeluaran kas dan bank setiap ada transaksi.
3 Mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas setiap hari
berdasarkan bukti. 4
Membuat laporan keuangan pada setiap akhir periode pembukuan. 5
Bertangung jawab kepada Direktur Utama. Wewenang staf divisi keuangan adalah berwenang untuk menyetujui
atau menolak setiap pengeluaran biaya-biaya dengan argumen yang dapat dipertangung jawabkan.
e. Divisi Produksi
Tugas pokoknya adalah: 1
Bertangung jawab atas jalan tidaknya proses produksi dari awal sampai dengan akhir produksi.
2 Bertangung jawab atas ketepatan waktu produksi yang telah
direncanakan. 3
Bertangung jawab atas setiap bagian dari prpoduksi. 4
Berkewajiban untuk memberi laporan pertangung jawaban tentang produksi yang telah selesai dan yang belum selesai kepada
68
Direktur. 5
Bertangung jawab atas ketepatan waktu pengiriman sampai ke tangan pelanggan.
Wewenangnya adalah untuk mengambil keputusan mengenai segala hal yang berhubungan dengan proses produksi.
f. Divisi HRD
Beberapa tugas pokok divisi HRD adalah: 1
Mengatur penempatan karyawan, mutasi karyawan, pengesahan dan pemutusan hubungan kerja.
2 Mengelola Sumber Daya Manusia dan hubungan kerja antar
karyawan 3
Mengadakan pelatihan Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan kinerja karyawan
4 Melakukan pemeriksaan absensi terhadap semua karyawan
5 Menghitung upah karyawan
Wewenang divisi HRD adalah:untuk melakukan evaluasi kinerja setiap karyawan
g. Divisi Purchasing
Tugas pokok: 1
Memesan bahan baku yang diperlukan untuk produksi 2
Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok 3
Mengatur kontrak pembelian dengan pemasok 4
Membuat Purchase Order PO Wewenang untuk menentukan pemasok yang dianggap terbaik untuk
69
dilakukan pemesanan dan pembelian bahan baku untuk produksi h.
Divisi Penngendalian Mutu Tugas pokok:
1 Membuat dan mengatur layout untuk tata ruang gudang
2 Merencanakan penyediaan sarana penyimpanan
Wewenang untuk mengembalikan material yang tidak sesuai pesanan kepada supplier
i. DivisiInventory
Tugas pokok: 1
Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai pemeliharaan mesin dan instalasi listrik
2 Mengatur jadwal pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesian
agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar Wewenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan
kegiatan pemeliharaan mesin dan instalasi listrik perusahaan j.
Staf Divisi Pemasaran 1 Tugas pokok:
1 Mencari pesanan penjualan dan pangsa pasar sebanyak-banyaknya
2 Mencatat semua pesanan dan prasyarat yang telah disepakati antara
pembeli dengan pihak perusahaan 3
Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai batas waktu selesainya pesanan dari pembeli
4 Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai
spesifikasi yang telah disetujui oleh pihak perusahaan dan pihak
70
pembeli 5
Berkoordinasi dengan bagian design mengenai gambar dan spesifikasi yang akan ditawarkan.
Wewenang adalah untuk menentukan harga di luar price list dengan persetujuan Head of Marketing.
k. Staf Divisi Pemasaran2
Tugas pokok: 1
Membuat angket keluhan pelanggan dan mengirimkannya 2
Membuat kuisioner mengenai mutu produk yang dihasilkan perusahaan dan mengirimkannya kepada pelanggan
3 Mencatat semua komplain dan keluhan pelanggan
4 Berkoordinasi dengan kabag marketing dan produksi mengenai
keluhan pelanggan 5
Menampung saran dan keluhan yang diberikan pelanggan Wewenang dari staf Divisi Pemasaran dua adalah untuk menerima
atau menolak komplain pelanggan disertai dengan pembuktian l.
Staf Divisi Purchasing Tugas pokok:
Melakukan pembelian bahan baku yang diperlukan untuk produksi m.
Staf Divisi Inventory Tugas pokok:
1 Melakukan pemeriksaan secara fisik terhadap setiap barang yang
masuk ke gudang untuk dicocokkan dengan bukti serah terima barang
71
2 Mencatat setiap transaksi ke dalam kartu stock
3 Memastikan kerapihan penataan barang di dalam gudang
4 Memastikan barang sudah tersimpan dengan baik
Wewenang dari Divisi Invertory adalah untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang sesuai dengan bukti pendukungnya
n. Staf Divisi Produksi
Tugas pokok: 1
Bertanggung jawab atas jalan atau tidaknya proses produksi dari awal sampai akhir produksi
2 Bertanggung jawab atas ketepatan waktu produksi yang telah
direncanakan 3
Bertanggung jawab atas setiap bagian dari proses produksi 4
Berkewajiban untuk memberi laporan pertanggung jawaban tentang produksi yang telah selesai dan yang belum selesai kepada
head of production 5
Bertanggung jawab atas kualitas hasil produksi yang dihasilkan 6
Berkoordinasi dengan bagian pembelian bahan baku atas ketersediaan bahan baku, agar proses produksi dapat berjalanlancar
Wewenang adalah untuk menentukan waktu lembur bagi pekerja lapangan
o. Staf Divisi Produksi
Tugas pokok adalah bertanggung jawab untuk menjamin tidak ada produk yang tidak sesuai aspek yang terkirim ke proses berikutnya,
dan wewenangnya untuk meminta perbaikan atau pekerjaan ulang pada
72
proses yang dianggap tidak sesuai spek. p.
Staf Divisi Produksi Tugas pokok:
1 Bertanggung jawab atas produk yang dikirimkan ke tangan
pelanggan 2
Bertanggung jawab atas ketepatan waktu pengiriman sampai ke tangan pelanggan
q. Staf Divisi Produksi
Terdapat tiga kelompok staf divisi produksi pada CV Delima Mandiri, yaitu:
1. Staf produksi awal
a Komponen rangka
Tugas pokok: Membuat bagian-bagian komponen rangka b
Sub Assy Tugas pokok: Menggabungkan komponen-komponen rangka
menjadi part-part body. c
Welder Tugas pokok : Pengelasan.
d Supervisor produksi
Tugas pokok: Bertanggung jawab dalam pembuatan prototype Supervise pekerjaan tenaga kerja borong.
e Metal cutting
Tugas pokok: Memotong plat-plat untuk komponen
73
2. Staf produksi setengah jadi
a Perakitan komponen
Tugas pokok: Membuat bagian-bagian komponen rangka b
Sub assy Tugas pokok: Merakit komponen-komponen yang ada menjadi
bagian-bagian part. c
Pre-setting Tugas pokok: Merakit part-part utuh.
d Body assy
Tugas pokok: Merakit part-part menjadi mobil keseluruhan. e
Metal finish Tugas pokok: Melakukan pengecekan hasil pekerjaan plat
sampai siap didempul. 3.
Satf produksi akhir a
Gosok plat Tugas pokok: Menggosok plat sampai siap dipoxy, melap
thinner sampai plat bersih siap dipoxy. b
Epoxy Tugas pokok: Menilai hasil gosokkan plat, memastikan plat
benar-benar kering sebelum dipoxy primer dan filler.
c Gosok dempul
Tugas pokok: Menggosok plat yang sudah didempul sampai siap dipoxy filter atau dicat.
74
d Dempul
Tugas pokok: Mendempul plat sebelum dipoxy filler, mendempul plamir dengan dempul pilihan.
e Cat
Tugas pokok: Menilai hasil gosokan mobil, menilai kesiapan produk sebelum dicat.
Penjelasan lebih lanjut mengenai divisi produksi dapat dilihat pada lampiran 1.
7. Data Khusus
Untuk dapat bertahan dalam pasar, produk yang dihasilkan haruslah memiliki karakteristik dan mutu yang baik. CV Delima Mandiri dalam
setiap melakukan proses produksi selalu mempertahankan hal tersebut, hal ini merupakan ketetapan yang telah disepakati bersama. Peneliti memilih
sampel yang diproduksi oleh CV Delima Mandiri berdasarkan saran serta pengkajian bahwa sampel tersebut telah mewakili dari semua produk.
Sampel yang diambil oleh peneliti adalah truck dalmas dan dump truck
. Jenis produk dan jumlah unit yang dihasilkan CV Delima Mandiri tiap tahun mengalami perubahan. Adapun data produksi CV Delima
Mandiri pada tahun 2011 disajikan pada Tabel sebagai berikut:
75
Tabel 4.1 Data produksi CV Delima Mandiri tahun 2011
No. Jenis Produk
Kuantum Nilai Rp
1. Truk Dalmas
Jumlah 2
101.538.757,94
2. Dump Truck
Jumlah 14
1.111.179.453,58
TOTAL 1.212.718.211,52
Sumber: CV Delima Mandiri
CV Delima Mandiri memiliki biaya produksi yang digunakan tahun 2011 untuk memproduksi produk-produk diatas adalah:
a. Pemakaian bahan baku
Jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan untuk berproduksi selama tahun 2011 dapat disajikan pada lampiaran tabel 4.4.Material
bahan baku yang diperlukan perusahaan untuk memproduksi trukdalmas.
Berdasarkan rincian material yang dibutuhkan untuk memproduksi truk dalmas dan dump truck yang dijabarkan pada lampiran..., maka
berikut ini adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi kedua kendaraan tersebut pada tahun 2011.
76
Tabel 4.2 Pemakaian bahan baku per jenis produk CV DelimaMandiri
pada tahun 2011.
No. Jenis Produk
Kuantum Nilai Rp
1. Truk Dalmas
Jumlah 2
36.917.736 36.917.736
2. Dump Truck
Jumlah 14
456.816.976 456.816.976
TOTAL 493.734.712
Sumber: CV Delima Mandiri
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung meliputi gaji pokok dari pekerja pada setiap tahapan produksi, dan lain-lain. Jumlah pemakaian
BiayaTenaga Kerja Langsung yang digunakan untuk berproduksi selama tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran tabel.
Berdasarkan rincian biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi truk dalmas dan dump truck yang dijabarkan pada
lampiran 1, maka berikut ini adalah total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi kedua kendaraan
tersebut pada tahun 2011.
Tabel 4.3 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung CV Delima Mandiri 2011
No. Jenis Produk
Kuantum Nilai Rp
1. Truk Dalmas
Jumlah 2
52.316.236 52.316.236
2. Dump Truck
Jumlah 14
568.228.976 568.228.976
TOTAL 620.545.212
Sumber: CV Delima Mandiri
Berdasarkan data produksi CV Delima Mandiri 2011, data
77
pemakaian Bahan Baku CV Delima Mandiri, Data Biaya TenagaKerja Langsung CV Delima Mandiri Tahun 2011 maka dapat diringkas
dalam Tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Ringkasan data produksi CV Delima Mandiri Tahun 2011
Jenis Produk
Unit Produksi BBB Rp
BTKL Rp Truk
Dalmas 2
36.917.736 52.316.236
Dump Truck
14 456.816.976
568.228.976
Jumlah 493.734.712
620.545.212 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
c. Biaya Overhead
Berdasarkan data biaya CV Delima Mandiri tahun 2011, maka dapat diperoleh data pemakaian Biaya Overhead Pabrik. Rincian
jumlah pemakaian Biaya Overhead Pabrik yang digunakan untuk berproduksi selama tahun 2011 dapat dilihatpada Tabel 4.5. Berikut ini
akan disajikan rincian Biaya Overhead Pabrik di CV Delima Mandiri tahun 2011:
Tabel 4.5 Rincian Biaya
Overhead Pabrik di CV Delima Mandiri tahun 2011
No. Keterangan
Jumlah Rp 1.
Biaya Bahan Pembantu 394.489.713
2. Biaya Energi
5.349.896.000 3.
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 1.556.400.000
4. Biaya Pemeliharaan Bangunan
75.089.000 5.
Biaya Pemeliharaan Mesin 152.432.000
6. Biaya Penyusutan Bangunan
87.914.600 7.
Biaya Penyusutan Mesin 110.800.000
8. Biaya Asuransi Bangunan
11.085.260 9.
Biaya Pemasaran 63.400.000
TOTAL BOP 7.801.706.573
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
78
Penjelasan pemakaian Biaya Overhead Pabrik pada CV Delima Mandiri sebagai berikut:
1 Biaya bahan pembantu
Biaya bahan pembantu terdiri dari biaya solar, premium, pelumas, air dan bahan pembantu lain yang digunakan oleh CV Delima
Mandiri dalam melakukan prosesproduksi. Biaya-biaya bahan pembantu tersebut penggunaannya seiring dengan banyaknya
jumlah unit yang diproduksi. Dasar pembebanan yang tepat adalah jumlah unit yang diproduksi.
2 Biaya energi
Biaya energi merupakan biaya yang digunakan untuk membayar biaya pemakaian listrik pabrik yang digunakan dalam jangka
waktusatu tahun baik untuk penerangan maupun untuk proses produksi. Biaya energi dikonsumsi oleh tiap unit yang diproduksi
karenamesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi semuanya mengunakan listrik. Dasar pembenanan biaya energi
adalah jumlah KWH. 3
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Biaya tenaga kerja tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menggaji tenaga kerja tak langsung, seperti honorarium untuk pengawas yang hanya mengawasi kegiatan produksi dan
memberikan petunjuk pelaksanaan proses produksi. Biaya tenaga kerja tak langsung dikonsumsi oleh jumlah waktu yang
diperlakukan untuk melaksanakan inspeksi.
79
4 Biaya pemeliharaan bangunan
Biaya pemeliharaan bangunan merupakan biaya yang secara yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk
melakukan reparasi dan pemeliharaan gedung-gedung yang mendukung proses produksi. Besarnya biaya pemeliharaan
bangunan ini didasarkan pada luas area pabrik yang dikonsumsi. 5
Biaya pemeliharaan mesin Biaya pemeliharaan mesin merupakan biaya yang secara yang
secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk melakukan reparasi dan pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan
lain yang mendukung proses produksi. Biaya pemeliharaan mesin ini didasarkan pada jumlah jam inspeksi.
6 Biaya penyusutan bangunan
Biaya penyusutan bangunan merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan bangunan yang menyebabkan penurunan nilai gedung-
gedung tersebut dalam jangka waktu tertentu. Gedung yang digunakan akan mengalami penyusutan setelah digunakan dalam
jangka waktu tertentu. Besarnya biaya didasarkan pada luasnya bangunan pabrik.
7 Biaya penyusutan mesin
Biaya penyusutan mesin merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan mesin yang menyebabkan penurunan nilai mesin-
mesin tersebut dalam jangka waktu tertentu. Dasar pembebannya
80
adalah jumlah unit produksi. 8
Biaya asuransi bangunan Biaya asuransi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
pembayaran asuransi kebakaran dan kerusakan bangunan. Biaya asuransi ini sesuai dengan luas area pabrik yang digunakan untuk
beroperasi. 9
Biaya pemasaran Biaya pemasaran meliputi semua biaya yang digunakan dalam
rangka melaksanakan kegiatan pemasaran, seperti promosi daniklan. Dasar pembebanannya adalah jumlah unit yang
diproduksi. Selain data di atas, data lain yang digunakan untuk mendukung
penerapan Activity-Based Costing System, antara lain: 1
Jumlah pemakaian energi listrik 2
Jumlah jam inspeksi 3
Luas area yang dikonsumsi Jumlah kuantitas data-data tersebut dapat disajikan dalam Tabel
4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Daftar
Cost Driver Tahun 2011
No. Cost
Driver Truk
Dalmas Dump Truck
Produk Lainnya
Jumlah 1.
Jumlah Unit
2 14
927 943
2. Jumlah
KWH 7.410
551.498 7.493.092
8.052.000 3.
Jenis Inspeksi
370,65jam 3313,50jam
152.154,1jam 155.838,25jam
81
4. Luas
Area 9m
2
63m
2
4228m
2
4300m
2
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
B. Analisis Data
Harga Pokok Produksi dapat dihitung dengan sistem tradisional dan Activity-Based Costing System
. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh suatu penjelasan bahwa CV Delima Mandiri belum menerapkan Activity-Based
Costing System untuk menghitung harga pokok produksi. Selama ini CV
Delima Mandiri masih menggunakan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisional. Dalam bab ini akan dibahas mengenai
penerapan Activity-Based Costing System untuk menghitung harga pokok produksi pada CV Delima Mandiri.
1. Perhitungan harga pokok produksi dengan Sistem Tradisional pada CV
Delima Mandiri tahun 2011 Salah satu cara yang biasa digunakan untuk membebankan Biaya
Overhead Pabrik pada produk adalah dengan menghitung tarif tunggal
dengan menggunakan Cost Driver berdasar unit. Perhitungan Biaya Overhead
Pabrik dengan tarif tunggal terdiri dari dua tahap. Pembebananbiaya tahap pertama yaitu Biaya Overhead Pabrik
diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Tarif tunggal dihitung dengan menggunakan dasar pembebanan biaya berupa
jam mesin, unit produk, jam kerja dan sebagainya. Pembebanan biaya tahap kedua biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan
mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing
82
produk. a.
Tahap pertama Tahap pertama yaitu biaya overhead pabrik diakumulasi menjadi satu
kesatuan untuk keseluruhan pabrik dengan menggunakan dasar pembebanan biaya berupa unit produk. Perhitungan tarif tunggal
berdasarkan unit produk dapat disajikan sebagai berikut: Tarif tunggal berdasar unit produk
=
= Rp 8.273.283,75 b.
Tahap kedua Tahap kedua yaitu biaya overhead pabrik dibebankan ke produk
dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakanmasing- masing produk. Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem
tradisional disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan SistemTradisional
Truk Dalmas Elemen Biaya
Biaya Total Rp Jumlah
Unit Biaya per Unit Rp
Biaya Utama 89.233.972
2 44.616.986
Biaya Overhead
Pabrik 8.273.283,75 x 2
16.546.567,5 2
8.273.283,75
Jumlah 101.538.757,94
52.890.269,75 Dump Truck
Elemen Biaya Biaya Total
Jumlah Unit
Biaya per Unit Rp Biaya Utama
1.025.045.952 14
73.217.568
83
Biaya Overhead
Pabrik 8.273.283,75 x 14
115.825.972,5 14
8.273.283,75
Jumlah 1.111.179.453,58
81.490.851,75
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Hasil perhitungan harga pokok produksi per unit denganSistem Tradisional pada CV Delima Mandiri 2011 diperoleh hasil harga
pokok produksi untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 52.890.269,75 dan untuk Dump Truck sebesarRp 81.490.851,75.
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan Activity-Based Costing System
pada CV Delima Mandiri 2011 a.
Prosedur tahap pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasar
Activity-Based Costing System adalah menelusuri biaya dari sumber
daya keaktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari: 1
Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas pada CV Delima Mandiri aktivitas dapat digolongkan menjadi empat level aktivitas.
Rincian penggolongan aktivitas-aktivitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Klasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas padaCV
Delima Mandiri Tahun 2011
Level Aktivitas Komponen BOP
Jumlah Rp Aktivitas Level
Unit Biaya bahan pembantu
394.489.713 Biaya energi
5.349.896.000 Biaya penyusutan mesin
110.800.000 Aktivitas Level
Batch Biaya tenaga kerja tidak langsung
1.556.400.000 Biaya pemeliharaan mesin
152.432.000 Aktivitas Level
Produk Biaya pemasaran
63.400.000
84
Aktivitas Level Fasilitas
Biaya pemeliharaan bangunan 75.089.000
Biaya penyusutan bangunan 87.914.600
Biaya asuransi bangunan 11.085.260
TOTAL 7.801.706.573
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Berikut ini penjelasan dari tiap level aktivitas yang dapat diidentifikasi meliputi:
a Aktivitas Unit Level Unit-Level Activities.
Aktivitas ini terjadi berulang untuk setiap unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit yang diproduksi. Jenis
aktivitas ini meliputi pemakaian bahan pembantu, aktivitas pemakaian energi, dan aktivitas penyusutan mesin.
b Aktivitas Batch Level Batch-Level Activities
Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan jumlah batch produk yang diproduksi dan aktivitas
penyebab biaya ini terjadi berulang setiap satu batch kelompok. Aktivitas yang termasuk dalam level ini adalah
Biaya Tenaga Kerja tak Langsung dan biaya pemeliharaan mesin.
c Aktivitas Produk Level Product-Level Activities.
Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Aktivitas ini dilakukan untuk
mendukung produksi tiap produk yang berbeda. Aktivitas yang masuk dalam level ini aktivitas pemasaran.
d Aktivitas Fasilitas Level Facility-Level Activities
85
Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk. Aktivitas ini
berkaitan dengan unit, batch maupun produk. Jenis aktivitas ini meliputi pemeliharaan bangunan, penyusutan bangunan, dan
asuransi bangunan. 2
Menghubungkan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas. a
Aktivitas pemakaian bahan pembantu dalam proses produksi menkonsumsi biaya bahan pembantu.
b Aktivitas pemakaian energi listrik dalam proses produksi
menkonsumsi biaya listrik. c
Aktivitas penyusutan mesin mengkonsumsi biaya penyusutan mesin.
d Aktivitas penyusutan bangunan mengkonsumsi biaya
penyusutan bangunan. e
Aktivitas pemakaian tenaga kerja tak langsung mengkonsumsi biaya tenaga kerja tak langsung.
f Aktivitas reparasi dan pemeliharaan mesin mengkonsumsi
biaya pemeliharaan mesin. g
Aktivitas reparasi dan pemeliharaan bangunan mengkonsumsi biaya pemeliharaan bangunan.
h Aktivitas asuransi bangunan mengkonsumsi biaya asuransi.
i Aktivitas pemasaran dalam proses produksi mengkonsumsi
biaya pemasaran. 3
Menentukan Cost Driver yang tepat untuk masing-masing aktivitas.
86
Setelah aktivitas-aktivitas diidentifikasi sesuai dengan levelnya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi Cost Driver dari
setiap biaya. Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan tarif per unit Cost Driver. Data Cost Driver pada setiap produk
dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Daftar
Cost Driver 2011
No. Cost
Driver Truk
Dalmas Dump
Truck Produk
Lainnya Jumlah
1. Jumlah
Unit 2
14 927
943 Unit 2.
Jumlah KWH
7.410 551.498
7.493.092 8.052.000
KWH 3.
Jenis Inspeksi
370,65jam 3313,50ja
m 152.154,1j
am 155.838,25jam
4. Luas Area
9m
2
63m
2
4228m
2
4300m
2
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
4 Penentuan
kelompok-kelompok biaya
yang homogen
Homogeneous Cost Pool. Pembentukan Cost Pool yang homogen dimaksudkan untuk
merampingkan pembentukan Cost Pool yang terlalu banyak, karena aktivitas yang memiliki Cost Driver yang berhubungan
dapat dimasukkan ke dalam sebuah Cost Pool dengan menggunakan salah satu Cost Driver yang dipilih. Aktivitas yang
dikelompokkan dalam level unit dikendalikan oleh dua Cost Driver yaitu jumlah unit produksi dan jumlah KWH. Aktivitas yang
dikelompokkan dalam batch level dikendalikan oleh satu Cost Driver
yaitu jam inspeksi. Aktivitas yang dikelompokkan dalam
87
level produk dikendalikan satu Cost Driver yaitu jumlah unit produksi, sedangkan aktivitas yang dikelompokkan dalam level
fasilitas dikendalikan oleh satu Cost Driver yaitu luas area yang digunakan. Rincian Cost Pool yang homogen pada CV Delima
Mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Cost Pool Homogen pada CV Delima Mandiri
Cost Pool Homogen
Aktivitas BOP Cost Driver
Level Aktivitas Pool
1 Aktivitas
Bahan Pembantu
Jumlah Unit Uint level
Aktivitas Penyusutan
Mesin Jumlah Unit
Unit Level Pool
2 Aktivitas
Pemakaian Listrik
KWH Unit Level
Pool 3
Aktivitas Tenaga Kerja Langsung
Jam Inspeksi Batch
Level Aktivitas Pemeliharaan
Mesin Jam Insepeksi
Batch Level
Pool 4
Aktivitas Pemasaran Unit Produk
Produk Level Pool
5 Aktivitas Pemeliharaan
bangunan Luas Area
Fasilitas Level Aktivitas
Penyusutan Bangunan
Luas Area Fasilitas Level
Aktivitas Asuransi
Bangunan Luas Area
Fasilitas Level
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
5 Penentuan tarif kelompok Pool Rate
Setelah menentukan Cost Pool yang homogen, kemudian menentukan tarif per unit Cost Driver. Tarif kelompok Pool Rate
adalah tarif biaya overhead pabrik per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung
dengan rumus total biaya overhead pabrik untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok
tersebut. Tarif per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
88
BOP kelompok aktivi Das tertentu Tarif BOP per kelompok aktivitas =
Driver biayanya
Supriyono, 2010: 272 Pool Rate
aktivitas level unit pada CV Delima Mandiri tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagaiberikut:
Tabel 4.11 Pool Rate aktivitas level unit pada CV Delima Mandiri
Tahun 2011
Cost Pool Elemen BOP
Jumlah Rp Cost pool
1 Biaya bahan pembantu
394.489.713 Biaya penyusutan mesin
110.800.000 Jumlah biaya
Jumlah unit produksi Pool Rate
1 505.289.713
943 Unit 535.832,15
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Cost Pool Elemen BOP
Jumlah Rp Cost pool
2 Biaya energi
5.349.896.000 Jumlah biaya
Jumlah KWH Pool Rate
2 5.349.896.000
8.052.000 KWH 664,4
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Pool Rate aktivitas level batch pada CV Delima Mandiri tahun
2011 dapat dilihat pada Tabel4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Pool Rate Aktivitas Level
batch pada CV Delima Mandiri tahun 2011
Cost Pool Elemen BOP
Jumlah Rp Cost pool
3 Biaya tenaga kerja tak langsung
1.556.400.000 Biaya pemeliharaan mesin
152.432.000 Jumlah biaya
Jumlah inspeksi Pool Rate
3 1.708.832.000
155.838,25jam 10.965,42
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Pool Rate aktivitas level produk pada CV Delima Mandiri dapat
dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:
89
Tabel 4.13 Pool Rate aktivitas level fasilitas pada CV Delima Mandiri
tahun 2011
Cost Pool Elemen BOP
Jumlah Rp Cost pool
4 Biaya pemasaran
63.400.000 Jumlah biaya
Unit produk Pool Rate
4 63.400.000
943 unit 67.232,23
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Pool Rate aktivitas level fasilitas pada dapat dilihat pada Tabel
4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Pool Rate aktivitas level fasilitas pada CV Delima Mandiri
tahun 2011
Cost Pool Elemen BOP
Jumlah Rp Cost pool
5 Biaya pemeliharaan bangunan
75.089.000 Biaya penyusutan bangunan
87.914.600 Biaya asuransi bangunan
11.085.260 Jumlah biaya
Luas area Pool Rate
5 174.078.860
4300 m
2
40483,45
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
b. Prosedur Tahap Kedua
Tahap kedua menentukan harga pokok produksi berdasar aktivitas adalah membebankan tarif kelompok berdasarkan Cost
Driver . Biaya untuk setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak
ke berbagai jenis produk. Biaya Overhead Pabrik ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan rumus sebagai berikut:
BOP dibebankan= Tarif kelompok x Unit cost driver yang digunakan
Supriyono, 2010: 272 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dengan Activity-Based Costing
System dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut
90
Tabel 4.15 Pembebanan BOP dengan
Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011
Level aktivitas
Cost Driver
Proses pembebanan Truk Dalmas
Dump Truck Produk lainnya
Jumlah Rp
Unit Unit
produk 535832,15 x 2
1.071.664,3 505.289.717,45
535832,15 x 14 7.501.650,1
535832,15 x 927 496.716.403,05
KWH 664,4 x 7.410
4.923.204 5.349.748.800
664,4 x 551.498 366.415.271,2
664,4 x 7.493.092 4.978.410.324,8
Total aktivitas level unit 585.556.2917,45
Batch Jam
inspeksi 10.965,42 x 370,65
4.064.332,923 1.708.831.863,315
10.965,42 x 3313,50 36.333.919,17
10.965,42 x 152.154,1 1.668.433.611,222
Total aktivitas level batch 1.708.831.863,315
Produk Unit
Produk 67.232,23 x 2
134.464,46 63.399.992,89
67.232,23 x 14 941.251,22
67.232,23 x 927 62.324.277,21
Total aktivitas level produk 63.399.992,89
Fasilitas Luas
Area 40483,45 x 9
364.351,05 174.078.835
40483,45 x 63 2.550.457,35
40483,45 x 4228 171.164.026,6
Total aktivitas level fasilitas 174.078.835
Total BOP 10.558.016,733
413.742.549,04 7.377.048.642,882
7.801.349.208,655 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
91
Berdasarkan pembebanan Biaya Overhead Pabrik yang telah dilakukan, maka perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Activity-
Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011 dapat
disajikan pada Tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16 Perhitungan harga pokok produksi dengan
Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011
Keterangan Truk Dalmas
Dump Truck BBB
Rp 36.917.736 Rp 456.816.976
BTKL Rp 52.316.236
Rp 568.228.976 BOPpembulatan
Rp 10.559.000 Rp 413.742.550
HPP Rp 99.792.972
Rp 1.438.788.502 Unit produk
2 unit 14 unit
HPP per unit pembulatan Rp 49.896.486
Rp 102.770.607
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Hasil perhitungan harga pokok produksi per unit pada tahun 2011 menggunakan Activity-Based Costing System diperoleh hasil harga pokok
produksi untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 49.896.486, dan untuk Dump Truck
sebesar Rp 102.770.607 3.
Membandingkan sistem tradisional dengan Activity-Based Costing System dalam menentukan harga pokok produksi. Perbandingan harga pokok
produksi sistem tradisional dengan Activity- Based Costing System dapat disajikan pada Tabel 4.17 sebagai berikut
92
Tabel 4.17 Perbandingan harga pokok produksi sistem tradisional
dengan Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri
tahun 2011
Jenis produk
Sistem Tradisional Rp
SistemABC Rp
Selisih Rp
Nilai kondisi Truk
Dalmas 52.890.269,75
49.896.486 2.993.783,75
Overcost Dump
Truck 81.490.851,75
102.770.607 -21.279.755,25 Undercost
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga pokok produksi dengan Activity-Based Costing System untuk Truk
Dalmas adalah sebesar Rp 49.896.486, dan untuk Dump Truck sebesar Rp 102.770.607. Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan sistem
tradisional, maka Activity-Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Dump Truck, sedangkan produk Truk Dalmas
memberikan hasil yang lebih kecil. Selisih untuk Dump Truck sebesar Rp 21.279.755,25, sedangkan selisih untuk Truk Dalmas sebesar
Rp2.993.783,75.
C. Pembahasan
1. Harga Pokok Produksi dengan sistem tradisional pada CV Delima Mandiri
Selama ini CV Delima Mandiri masih menggunakan sistem tradisional dalam menentukan harga pokok produksi. Dalam menentukan
tarif tersebut CV Delima Mandiri mempunyai beberapa pertimbangan yaitu segmen pasar atau daya beli konsumen. Perhitungan harga pokok
produksi CV Delima Mandiri adalah dengan cara menjumlahkan semua
93
biaya tetap dan biaya variabel. Sistem Tradisional menggunakan jumlah unit yang diproduksi
sebagai dasar dalam perhitungan harga pokok produksi. Dengan sistem tradisional diperoleh hasil perhitungan harga pokok produksi per unit pada
tahun 2011 untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 52.890.269,75, dan Rp 81.490.851,75 untuk Dump Truck.
2. Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System pada CV
Delima Mandiri. Penentuan harga pokok produksi berdasar Activity-Based Costing
System terdiri dari dua tahap yaitu prosedur tahap pertama dan
prosedurtahap kedua. Activity-Based Costing System menggunakan Cost Driver
yang lebih banyak, oleh karena itu Activity-Based Costing System mampu menentukan hasil yang lebih akurat dan tidak menimbulkan
distorsi biaya. Selain itu Activity-Based Costing System dapat meningkatkan mutu pengambilan keputusan sehingga dapat membantu
pihak manajemen memperbaiki perencanaan strategisnya. Dilihat dari hasil perhitungan harga pokok produksi yang
menunjukkan hasil yang lebih besar dari sistem tradisional adalah produk Dump Truck
sebesar Rp102.770.607. Activity-Based Costing System merupakan sistemak untansi biaya yang menyediakan informasi secara
akurat sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk penetapan harga jual produk.
94
3. Perbandingan harga pokok produksi sistem tradisional dengan Activity-
Based Costing System pada CV Delima Mandiri
Berdasarkan kajian teori dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan Activity-Based Costing
System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Dump Truck.
Sedangkan menurut penelitian yang penulis lakukan, biaya produksi Truk Dalmas lebih besar saat menggunakan sistem traditional method.
Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit Dump Truck dengan metode sistem tradisional adalah sebesar Rp 81.490.815,75,
sedangkan jika melalui sistem Activity Based Costing dibutuhkan biaya yang lebih besar yaitu sebesar Rp 102.770.607. Di sisi lain biaya produksi
untuk satu unit Truk Dalmas memerlukan biaya yang lebih besar jika menggunakan sistem tradisional, yaitu sebesar Rp 52.890.269,75.
Sedangkan Activity Based Costing dapat menekan biaya produksi hingga mencapai angka Rp 49.896.486 untuk pembuatan satu unit Truk Dalmas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Activity-Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Dump Truck Rp
21.279.755,25, sedangkan produk Truk Dalmas memberikan hasil yang lebih kecil dengan selisih biaya sebanyak Rp 2.993.783,75. Perbedaan
yang terjadi antara harga pokok produksi berdasar sistem tradisional dan Activity-Based Costing System
disebabkan karena pembebanan Biaya Overhead
Pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk hanya dibebankan
pada satu Cost Driver saja yaitu jumlah unit produksi. Akibatnya terjadi distorsi pada pembebanan Biaya Overhead
95
Pabrik. Pada Activity-Based Costing System Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa Cost Driver sehingga
Activity-Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke
setiap produk secara tepat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas. Dari hasil analisa yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan
bahwa Activity Based Costing merupakan metode alternatif yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan manufaktur dan jasa dalam upaya
menentukan harga pokok produksi dan Cost Driver yang relevan. Hal ini senada dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leni
Nopilia 2012, Penelitian yang dilakukan di Kementrian Agama Republik Indonesia itu menunjukkan bahwa adanya perbedaan perhitungan Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH antara perhitungan menggunakan ABC
dengan sistem perhitungan yang digunakan Kementrian Agama sebelumnya. Penelitian tersebut mengemukakan perhitungan yang
dilakukan dengan metode Activity Based Costing menghasilkan harga pokok jasa penyelenggaran ibadah haji yang lebih akurat karena masing-
masing cost pool per aktivitas telah dialokasikan ke dalam unit jasa dengan menggunakan cost driver yang relevan. Sehingga biaya
dibebankan ke jamaah haji sesuai dengan sumber daya yang digunakan. Hasil penelitian ini juga memberikan dampak yang lebih real
dalam keakuratan perhitungan biaya produk, sehingga dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan. Hal ini sesuai yang diutarakan pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nina Yuliastanti 2010, dimana sistem ABC memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk
dengan mengakui banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi
96
secara proporsional dengan proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut
meningkat atau menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Peniliti sebelumnya lebih lanjut memukakan hubungan antara
sebab akibat itu memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan perhitungan biaya produk yang secara signifikan memperbaiki
pengambilan keputusan. Hasil perhitungan yang telah dijabarkan sebelumnya merupakan
gambaran atau deskripsi dari penerapan metode Activity Based Costing sebagai salah satu usulan alternatif yang penulis ajukan dan dapat
digunakan perusahaan dalam upaya menentukan harga pokok produksi dan Cost Driver yang relevan. Serta keakuratan perhitungan biaya produk,
sehingga dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan disegala bidang. Hal tersebut dikarenakan semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan akan dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi setiap unitnya. Activity Based Costing dapat dijadikan salah satu strategi
dalam memecahkan masalah pemaksimalan laba perusahaan. Namun, semua keputusan adalah hak dari kepala perusahaan untuk menerapkan
metode apa yang harus digunakannya agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Pada rencana dan kebijakan perusahaan sebelumnya yang sifatnya masih sederhana dan tidak terdapat perencanaan manajemen yang baik
untuk menentukan cost driver yang relevan, perusahaan hanya terfokus pada biaya yang terlihat saat proses produksi berlangsung saja. Kejadian
tersebut menyebabkan tidak tersentuhnya biaya-biaya lain yang termasuk
97
dalam indikator penentuan harga pokok produksi. Dalam hal ini CV Delima Mandiri dapat menetapkan presentase
Cost Driver yang merupakan indikator utama dalam menentukan tingkat
keberhasilan dari penerapan metode Activity Based Costing merujuk pada perbandingan tingkat kesulitan dalam proses pembuatan suatu produk.
Keakuratan yang ditimbulkan oleh ABC dapat dijadikan tolok ukur untuk penetapan kebijakan yang akan diambil manajer. Dengan demikian,
perusahaan dapat menetapkan keuntungan sesuai yang diharapkan dengan tetap memerhatikan faktor lain di luar biaya produksi seperti persaingan
pasar.
96
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang penulis lakukan di CV Delima Mandiri, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu terdapat
perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi pada CV Delima Mandiri sebelum dan sesudah menerapkan Activity Based Costing System. Dengan
menerapkan metode Activity Based Costing System dapat diketahui perbedaan jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan sebelum dan setelah
menggunakan metode tersebut. Perbandingan Harga Pokok Produksi pada CV Delima Mandiri dengan menggunakan Sistem Tradisional dan Activity- Based
Costing System adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Activity-Based Costing
System memberikan hasil yang lebih mahal dari Sistem Tradisional adalah
pada Dump Truck sedangkan Truk Dalmas memberikan hasil yang lebih murah.
2. Activity-Based Costing System memberikan hasil lebih besar dengan
Sistem Tradisional pada Dump Truck, dan selisih dengan Sistem Tradisional sebesar Rp 21.279.755,25 atau 26,2 sedangkan Truk
Dalmas dengan Activity- Based Costing System memberikan hasil yang lebih kecil. Selisih Harga Pokok Produksi Truk Dalmas dengan Sistem
Tradisional sebesar Rp 2.993.783,75 atau 5,66 3.
Perbedaan yang terjadi antara Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Sistem Tradisional dengan Activity-Based Costing System
97
disebabkan karena pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada masing- masing produk. Pada Sistem Tradisional biaya pada masing-masing
produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan Biaya Overhead Pabrik. Pada
metode Activity-Based Costing System, Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Driver, sehingga
Activity-Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke
setiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
B.
Implikasi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu akuntansi manajemen khususnya dalam pembahasan
mengenai metode Activity Based Costing, dalam pemaksimalan laba, dan pembebanan cost driver dalam penyusunan harga pokok produksi.
Berdasarkan kesimpulan dapat diketahui dengan menggunakan metode Acitivity Based Costing
perusahaan akan mendapatkan dampak positif dalam penyusunan harga pokok produksi, yaitu dalam pembebanan biaya Overhead
pabrik pada masing-masing produk. Dari kalkulasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa activity based costing merupakan alternative yang baik
bagi perusahaan agar dapat memaksimalkan labanya dengan menggunakan sistem harga pokok produksi yang tepat dalam pembebanan biaya overhead
pabrik.
98
C. Keterbatasan
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat masih terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain menyangkut:
1. Dalam penentuan variabel dalam penelitian ini rata-rata hampir sama
dengan yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, tanpa punya banyak kesempatan untuk menelaah lebih seksama.
2. Keterbatasan waktu yang begitu singkat untuk melakukan penelitian
ini dan hanya menggunakan data perusahaan dalam kurun waktu satu tahun saja sehingga tidak dapat dibandingkan dari tahun ke tahun.
D. Saran
Bagi CV Delima Mandiri penulis menyarankan, sebaiknya perusahaan menggunakan Activity Based Costing untuk mendapatkan laba
yang lebih maksimum dan untuk mengetahui Cost Driver dalam penyusunan harga pokok produksi, dan bagi peneliti berikutnya penulis
menyarankan untuk lebih memvariasikan variable-variabel yang dapat dihubungkan dengan penerapan metode Activity Based Costing karena
pada penelitian ini masih menggunakan variable-variabel yang tidak jauh berbeda dari peneliti-peneliti sebelumnya. Serta mempersiapkan penelitian
tersebut dengan seksama mulai dari lamanya waktu penelitian hingga periode data yang diperoleh dari perusahaan agar lebih mendapatkan hasil
penelitian dari activity based costing secara lebih mendalam.
99
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, Anthony A., Robert s.Kaplan, Ella Mae Matsimura, and S.Mark Young. Management Accounting.
Fitfth Edition, Prentice Hall, Inc., 2007. Blocher, Edward., David E.Stout, Gary Cokins and Kung H. Chen. Cost
Management A Strategic Emphasis. Fourth Edition, Mc Graw Hill, 2008.
Brewer, P.C., Garrison, R.H Eric W. Nooren, Akuntansi Manajerial Jilid 1Edisi 11
. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006. Bustami, Bastian dan Nurlela. Akuntansi Biaya : Teori Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009. Carter,W.K. Usry, M.F., Akuntansi Biaya Jilid 1Edisi 13. Jakarta:Penerbit
Salemba Empat, 2006. Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen dan Liming Guan, Cost Management:
Accounting and Control, 6
th
Ed, 2006. Hamid, Abdul.
“Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Hansen, D.R., Marryane M. Mowen, Management Accounting. Seventh Edition, Thomson South Western, 2006.
Hansen, Don. R., Mowen, Maryanne. M, Miller Management Accountingand Control,
Shoutern-Western College Publishing, 2006. Hari Adi, Priyo.
“Implementasi Activity Based Costing Terhadap Kinerja Perusahaan.” Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2005.
Hilton, R.W., Michael W. Maher and Frank H.Selto. Cost Management:Strategies for Business Decisions
. Fourth Edition. McGraw-Hill?Irwin, 2008. Horngren, Charles. T., Foster, George, and Datar, Srikant M., Cost Accounting; A
Managerial Emphasis, 11
th
Edition, Upper Sadle River: Prentice-Hall, 2003. Horngren, Charles T., Srikant M Datar, George Foster, Madhav V. Rajan, and
Cristopher Ittner, Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Thirteenth Edition, Prentice Hall, 2009.
Mulyadi. Activity Based Cost System. Edisi Enam, Yogyakarta, UPP STIM YKPN Yogyakarta, 2007.
Mulyadi, Activity Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya.
Edisi ke-6. Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2007.
100
Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat: Ceqda, 2007. Nopilia, Leni. “Estimasi Perhitungan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji
dengan Sistem Activity Based Costing ” Tesis S2 Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, 2012. Sarah, Siti.
“Penerapan Activity Based Costing untuk Biaya Gardu Pelayanan Tol Sebagai Dasar Perhitungan Efisisensi yang Dicapai Atas Pemakaian E-Tol
Card dan Gardu Tol Otomatis”. Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010.
Supriyono, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2010. Tunggal, Amin Widjaja. Pengantar Activity Based Costing ABC dan Activity-
Based Management ABM, Penerbit Harvindo, Jakarta 2009.
Wasilah, Ahmad Dunia, Firdaus. Akuntansi Biaya Edisi 2, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009.
Widjaja, Tomy. “Usulan Penerapan Activity Based Costing pada PT M-I
Chemicals Indonesia Chemicals Drilling Manufacture .” Tesis S2 Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, 2008. Yuliastanti, Nina.
“Penerapan Sistem Activity Based Costing Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Komponen Otomotif”. Tesis S2 Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010.
Lampiran I Data perusahaan
104 Job desk
staf produksi bagian awal
Nama bagian Pekerjaan
Persyaratan kompetensi
Komponen rangka
Membuat bagian-bagian
komponen rangka Kemahiran menggunakan
mesin potong Sub Assy
Menggabungkan komponen-
komponen rangka
menjadi part-part body
Kemahiran menggunakan jig
Pengelasan
Total Assy Menggabungkan part-part dari
sub assy, untuk kemudian dibangun menjadi bentuk utuh
body Kemahiran pengukuran
Pengelasan
Welder Pengelasan
- Supervisor
produksi Bertanggung
jawab dalam
pembuatan prototype Supervise pekerjaan tenaga
kerja borong Kemahiran
dan pengetahuan dalam segala
bidang pekerjaan
pembuatan rangka bus Metal cutting
Memotong plat-plat
untuk komponen
- Komponen
Perakitan komponen Kemampuan metal cutting,
pengukuran yang optimal Sub assy
Merakit komponen-komponen yang ada menjadi bagian-
bagian part Pengelasan,
pengukuran, pengalaman di metal finish
Pre-setting Merakit part-part utuh
Pengelasan, pengalaman di metal finish
Body assy Merakit
part-part menjadi
mobil keseluruhan Pengelasan, pengalaman di
metal finish Metal finish
Pengecekan hasil pekerjaan plat sampai siap didempul
- Komponen
Pembuatan komponen Pemotongan
plat, pengukuran
Bodi: lambung Penggabungan
komponen- komponen menjadi part yang
terkait, dan memasang pada rangka bus.
Pengalaman dalam
pembuatan komponen -
Kemampuan menilai kesesuaian rangka
dan engsel -
Keahlian pengelasan
- Keahlian
Bodi: cowl
depan Bodi:
cowl belakang
Bodi: lakupan depan
Bodi:
lapisan dalam
Bodi: spakbor Bodi: pintu
Bodi:
bagasi belakang
Bodi: kunci-
105
Nama bagian Pekerjaan
Persyaratan kompetensi
kunci pengguntingan plat
Bodi: ducting
AC Bodi: tenda
Bodi: dudukan dashboard
Bodi:
ring lampu
Bodi: kap atas Metal finish
Mengecek ulang hasil kerja dan memperbaiki hasil kerja yang
kasar atau tidak sesuai aspek Pengalaman di pembuatan
komponen dan pemasangan bod
Job desk staf produksi bagian akhir Nama bagian
Pekerjaan Persyaratan kompetensi
Gosok plat Menggosok plat sampai siap
dipoxy, melap thinner sampai plat bersih siap dipoxy
-
Epoxy Menilai hasil gosokkan plat,
memastikan plat benar-benar kering sebelum dipoxy primer
dan filler Mampu
menilai hasil
gosokan plat
Gosok dempul Menggosok plat yang sudah
didempul sampai siap dipoxy filter atau dicat
Mampu menilai
hasil dempul
Mampu menilai gosokan yang baik
Dempul Mendempul
plat sebelum
dipoxy filler Mendempul plamir
Dempul pilihan Pengalaman
menggosok plat
Mengetahui kondisi plat yang sudah siap didempul
Cat Menilai hasil gosokan mobil,
menilai kesiapan
produk sebelum dicat
Mengetahui hasil kerja yang siap cat
Mempunyai pengalaman
menggosok, mempoxy,
dan mendempul
106 Job desk
staf produksi bagian finishing
Nama bagian Pekerjaan
Persyaratan Kompetensi
Perakitan rangka bangku
- Membuat komponen
rangka bangku -
Penggabungan komponen menjadi rangka
bangku lengkap -
Mengubah bangku orisinil agar sesuai aspek
Pengelasan, penggunaan
gurinda, mesin bor, dan pengukuran
Pasang-pasang dan bongkar
Memasang perlengkapan
interior Pengeboran, pengukuran
Pemotongan kayu
Memotong kayu-kayu
agar sesuai
ukuran membuat
komponen
Pengukuran, pengalaman membuat produk sejenis
di industry karoseri Penyetelan
Menyetel komponen-komponen kayu,
pemasangan menjadi
bentuk dasar produk Pendempulan
Mendempul produk dasar kayu sebelum dipliturdicat
Pliturdico Pewarnaan produk kayu
finishing Finishing produk, memperbaiki
bagian-bagian yang
kurang sempurna
Kunci-kunci Pemilihan kunci yang
sesuai Mengepas kunci ke
ruang kunci Pemasangan kunci
Pengeboran, keuletan,
pengalaman
jahit Menjahit bahan-bahan
Pengukuran, pengalaman mengerjakan
produk sejenis
di karoseri,
kemampuan menjahit Pasang
hasil Memasang hasil jahit ke bagian Pengukuran, pengalaman,
107
jahit ke bangku yang terkait
kecermatan Pasang plafon
Pasang karpet Pasang
cat merk dan sticker
Memasang sticker Presisi dalam pengukuran,
ketelitian Asisten pasang
cat merk Menempel kertas lem bantu,
pengerjaan pada level mudah Keuletan dan ketelitian
108
LIST SUPPLIERPEMASOK NO.
NAMA PEMASOK ALAMAT
NO.TELP NO.FAX
BARANG YANG DIBELI
1. ACC
Jl. Raya Pemda No.10, Kedung Halang, Bogor
0251- 8662461 -
Besi 2.
Anugrah Sejati Jl. Komplek Laladon Asri Blok
A No.11, Laladon, Ciomas, Bogor
0251-9476879, 9430234
0251- 7542757 Gurinda merk Ribben
3. Automotive
Glass Center
Jakarta -
- Silikon merk Simson
4. Bintang Sejahtera
Jl. Outer Ring Road No.21A, Pintu Air, Cengkareng, Jakarta
Barat 021-5558697
021-5558697 Air Conditioner
5. Cahaya Benteng Mas
Jl. Pangeran Jayakarta No.151, Jakarta
021- 681964 021-6283207
Plat galvanyl 6.
Calsivo Jl.
Cihampelas No.
260, Bandung
022-2032610 -
Kain imitasi, kain woll 7.
Cisadane Indah
Unggul Jl. Raya Penggilingan Aneka
Elok No. 431, Cakung, Jakarta Timur
021-4809283 021-4804274
Thinner, wash bensin
8. Dinamika Engineering Jl.
Manunggal V,
Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta
Barat 021-53124786
- Hidrolik
9. Fajar Harapan
Komp. V Point, Jl. Raya Pajajaran No. 1 ZF, Bogor
0251-8336775 0251-8380498
Stabilus merk Bansbach 10. Galaxy Variasi
Jl. Raya Tajur, Bogor 0251-314796
0251-314120 Suku
cadang dan
variasi kaca film, car audio, central lock, dan
109
NO. NAMA PEMASOK
ALAMAT NO.TELP
NO.FAX BARANG YANG
DIBELI
alarm 11. Hydrotecnindo
Jl. Laskar Pekayon Jaya No.16, Bekasi Selatan
021-8213684 021-8213684
Hoist arm roll, hoist dump truck
12. Indovisual Presentatama, PT
Komp. Perkantoran Multiguna blok 1A-B Kemayoran, Jl.
Rajawali Selatan Raya, Jakarta 021-6412132
021-641212 Sreenworks
13. Intinusa Persada Jakarta
- -
Alat elektronik 14. Karya Guna, CV
Jl. Swadarma Raya No.9A, Ulujami Pesanggrahan, Jakarta
Selatan 021-58904683
021-79198788 Gas
oksigen, karbondioksida,
acetilyn 15. Karya
Mandiri Semesta
Jl. P. Jayakarta No.1622-3, Jakarta Pusat
021-6240770 021-6294013
Besi dan alumunium besi beton, plat putih,
plat hitam,
plat boardess, plat strip, plat
steinless steel,
besi kanal, besi siku, pipa
hitam, pipa
kotak, SPHC,
SPCC, plat
kapal, bordes, strip, nako,
beton, siku,
kanal, H. Beam, IWF, pipa.
16. Lancar Jaya Mandiri Sunter Hijau IX Blok 3 No.3,
Jakarta Utara 021-6517712
- Semprot polyurethane
17. Maju Jaya Sejahtera LTC lt.GF2 Blok C19No.3,
Jakarta Barat 021-62201337
021-62201337 Mesin las, kawat las
110
NO. NAMA PEMASOK
ALAMAT NO.TELP
NO.FAX BARANG YANG
DIBELI
18. Marga Bharata Jl. Pangeran Jayakarta 101 A2,
Jakarta 021-6019838
021-6295312 Lem aica aibon
19. Mekar Jaya Jl. Batutulis No.73 Bogor
0251-8362770 0251-8363851
Pendukung pengelasan dan
pengecatan amplas, gurinda, kawat
las, plingkut 20. Mycotama
Distribusindo Jl. Raya Bogor KM 30.3,
Cimanggis, Depok 021-71577389
021-8710882 Bahan interior bus dan
lampu-lampu 21. Nuraria
Maju Bersama
Mutiara Faza Office Kav. RC. 4, Jl. Condet Raya, No.27, Pasar
Rebo, Jakarta Timur 021-87784309
021-87784310 Kertas
lem, double
tape, lap takrag 22. Oto Friend
Proyek Mega Sparepart, Asem Reges Blok C-O No.5, Jl. Raya
Taman Sari, Jakarta Pusat 021-62304967
021-6266883 Elektrikal
dan mekanikal
lampu- lampu
23. Ronadamar Sejahtera Jl.
Rawa Ternate
I3, Pulogadung Industrial Estate,
Jakarta 021-4606202
021-4602524 Lem Fox
24. RVM Global Graha Atrium 10th floor suite
10.03, Jl. Senen Raya No.135, Jakarta
021-3862131 021-3441085
Kain woll, kain imitasi
25. Samudera Agung Jl. Otista Raya No.11, Jakarta
Timur 021-85909101
021-85909106 Besi dan alumunium
siku, profil, plat 26. Sejahtera, UD
Jl. Raya Ciawi, Bogor 0251-8242677
0251-8249323 Busa,
kain woll,
aksesoris interior 27. Sticker.Lab
DNA Sticker
Jl. Suka Mukti No.10 Mayasari Lt. 3 Pasteur, Bandung
022-2034444 -
Sticker, neon
box, name
board,
111
NO. NAMA PEMASOK
ALAMAT NO.TELP
NO.FAX BARANG YANG
DIBELI
sunblasting, print mug 28. Tandike Indonesia
Jl. Ciledug Raya No.2, Seskoal, Kebayoran
Lama, Jakarta
Selatan 021-7222666
021-7234999 Peralatan
evakuasi darat
29. THO Sticker Jl. Batutulis No. 32-34, Bogor
0251-2783088 -
Sticker
112
Material Truk Dalmas
Rangka dan Plat
No Deskripsi Barang Jml Satuan
Harga Total Harga
1 UNP 100
2 batang
412.500 825.000
2 UNP 65
3.5 batang 255.603
894.609 3
Siku 50 x 50 2
batang 237.500
475.000 4
Siku 40 x 40 3
batang 168.750
506.250 5
Pipa 1 14 x 2.3 mm Full 14
batang 200.000
2.800.000 6
Pipa 12 x 2.3 mm 2
batang 95.000
190.000 7
Pipa 1 x 2.3 mm Full 2
batang 117.500
235.000 8
Pipa 34 x 2.3 mm Full 3.5 batang
104.156 364.547
9 Kayu Kaso 50 x 70 x 4500
2 batang
309.375 618.750
10 Pipa 40 x 20 x 2.3 mm 4
batang 175.000
700.000 11 Plat Boardess 2.3 mm
4 lembar
615.000 2.460.000
12 Plat Hitam 2.3 mm Full 6.5 lembar
536.625 3.488.063
13 Plat Hitam 2.0 mm 1
lembar 481.250
481.250
Pengecatan
1 Cat Pu Mini Orange
11 Liter
181.819 2.000.006
2 Cat Pu Super Black
1 Liter
153.409 153.409
3 Pernis
1 Liter
187.500 187.500
4 Kertas lem
10 Roll
4.813 48.125
5 Amplas
15 lembar
2.250 33.750
6 Dempul
5 Kg
100.000 500.000
7 Epoxy
1 Galon
87.500 87.500
8 Thinner ND
14 Liter
12.898 180.565
9 Thinner PU
4 Liter
26.136 104.545
Perlengkapan Tambahan
1 Pantle hook besar
1 Unit
1.125000 1.125.000
TOTAL PEMBELIAN MATERIAL 18.458.868
Sumber: CV Delima Mandiri
113
Material Dump Truck Rangka dan Plat
No Deskripsi Barang
Jml Satuan Harga Rp
Total Harga 1
UNP 120 4
batang 535.900
2.143.600 2
UNP 100 2
batang 379.500
759.000 3
UNP 80 7
batang 271.400
1.899.800 4
Plat 3 mm dinding 7
lembar 655.500
4.588.500 5
Plat 4 mm lantai 3
lembar 923.450
2.770.350 6
Plat 10 mm 0.5 x 122 0.5 lembar
2.645.000 1.322.500
7 Behel 19 mm
2 batang
304.750 609.500
8 Pipa hitam 34 perisai
3.5 batang 95.824
335.383 9
pipa hitam 1 12 bull bar
0.5 batang 189.750
94.875 10
Kayu kaso 60 x 100 2
batang 138.000
276.000 11
Plat boardess 2.3 mm 0.5 lembar
565.800 282.900
Pengecatan
1 Cat hitam pilpilan
1 liter
25.300 25.300
2 Steel gloss dp
7 liter
90.850 635.950
3 Steel gloss
2 liter
155.250 310.500
4 Pernis
1 liter
172.500 172.500
5 Kertas lem
10 roll
4.428 44.275
6 Amplas
15 lembar
2.070 31.050
7 Dempul
5 kg
92.000 460.000
8 Epoxy
1 galon
80.500 80.500
9 Thinner ND
14 liter
11.866 166.120
10 Thinner PU
4 liter
24.045 96.181
Perlengkapan Tambahan 1
Hydrolic 1
Unit 14.950,000
14.950.000 2
Pantle hook 1
unit 575.000
575.000
Total Pembelian Material
32.629.784
Sumber: CV Delima Mandiri
114
Total Penggunaan Tenaga Kerja Langsung Truk Dalmas ONGKOS TENAGA KERJA LANGSUNG
N o
Tahapan produksi Jml
Satuan Harga
Total Harga 1
Bag. Elektrikal 1
Unit 862.500
862.500 2
Bag. Pengecatan 1
Unit 1.725.000
1.725000 3
Bag. Pembuatan Bodi 1
Unit 3.450.000
3.450.000 4
Bag. Terpal 1
Unit 517.500
517.500 5
Bag. Bangku 1
Unit 402.500
402.500 6
Bag. Plingkut Finishing 1
Unit 166.750
166.750 7
Bag. Kaca 1
Unit 115.000
115.000 8
Bag. Logo 1
Unit 172.500
172.500 9
Bag. Plafon 1
Unit 230.000
230.000 1
Bag. Kunci 1
Unit 57.500
57.500
Total Ongkos Tenaga Kerja Langsung
26.158.118
Sumber: CV Delima Mandiri
115
Total Penggunaan Tenaga Kerja Langsung Dump Truck
ONGKOS TENAGA KERJA LANGSUNG
No Tahapan produksi
Jml Satuan Harga
Total Harga 1
Bag. Plingkut dan Finishing
1 unit
166.750 166,750
2 Bag. Pengecatan
1 unit
1.121.250 1.121.250
3 Bag. Body
1 unit
5.750.000 5.750.000
4 Bag. Mekanikal
1 unit
287.500 287.500
5 Bag. Kaca
1 unit
115.000 115.000
6 Bag. TerpalJaring
1 unit
517.500 517.500
Total Ongkos Tenaga Kerja Langsung
7.958.000
Sumber: CV Delima Mandiri
115
Lampiran II Struktur dan Teknis Wawancara
116
PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
Judul Penelitian :
“Perbandingan Penerapan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing
untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Studi Kasus Pada Perusahaan
Autobody Manufaktur dan Komponen Otomotif di CV
Delima Mandiri
Tanggal Penelitian : 22 Desember2012
A. Identitas Informan
Nama Informan : Wilson Witarsa, SE
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 28 tahun
Posisi : Pimpinan Bagian Keuangan
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat
penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin.
3. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20 menit
sampai 30 menit.
117
C. Pertanyaan Wawancara
Setelah menyampaikan
maksud dan
tujuan, selanjutnya
peneliti mewawancarai informan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana struktur organisasi di CV Delima Mandiri?
2. Berapa omset yang didapatkan dari usaha dagang tersebut dalam jangka
waktu satu tahun? 3.
Bagaimana dengan keadaan omset usaha anda pada lima tahun teakhir ini? 4.
Apakah pernah mengalami penurunan omset di bulan atau tahun-tahun sebelumnya?
5. Berapa prosentase keuntungan yang diinginkan dari penjualan produk
tersebut? 6.
Metode apa yang biasa digunakan sebagai penentu biaya produksi untuk menentukan harga jual? Metode traditional cost atau cost-plus pricing
ataukah metode biaya standar? Atau . . . . . . 7.
Berapa jumlah tenaga kerja langsung yang dimiliki persuhaan anda? 8.
Berapa jumlah jam kerja dalam sehari dan berapa jumlah hari kerja dalam satu bulan untuk pekerja pabrik?
9. Mengenai biaya-biaya langsung:
a. Berapa total biaya bahan baku yang diperlukan dalam sebulan?
b. Berapa biaya gaji tenaga kerja langsungnya dan bagaimana sistem
penggajiannya? 10.
Mengenai biaya overhead pabrik: a.
Berapa biaya sewa bangunan, listrik, air, dan telpon?
118
b. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan penjualan dan
biaya angkut pembelian? 11.
Dari manakah bahan baku tersebut didapat? 12.
Seberapa luas jangkauan pasar dari CV Delima Mandiri? 13.
Bagaimana proses produksi untuk produk satu unit produk truk dalmas dan dump truk?
D. Penutup
1. Menyimpulkan hasil wawancara 2. Menyampaikan terima kasih
3. Mengakhiri wawancara.
119
TEKNIS WAWANCARA
1. Berapa omset yang didapatkan dari perusahaan tersebut dalam