Tradisional Costing Method Design Penerapan Activity Based Costing System untuk Menentukan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus pada Perusahaan Autobody Manufaktur dan Komponen Otomotif di CV Delima mandiri)

60 Dalmas dan Dump truk. Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut: 1. Activity Based Costing Berdasarkan tinjauan literatur pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa activity based costing adalah suatu sistem perhitungan biaya dengan penjumlahan seluruh biaya yang dari hasil memproduksi barang dan jasa yang jumlahnya lebih dari satu biaya overhead untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Dalam perhitungan sistem activity based costing biaya hanya dibebankan kepada produk apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya tersebut mempengaruhi produk yang dibuat. Pengukuran dilakukan dengan menghitung ulang harga pokok produksi berdasarkan activity based costing dalam buku Garrison dan Noreen 2006.

2. Tradisional Costing Method

Berdasarkan tinjauan literatur pada pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya tradisional adalah pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran- penafsiran terhadapnya atas nilai persediaan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi. Akibatnya sistem akuntasi biaya tradisional dapat menghasilkan perhitungan yang terdistorsi. Pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah sistem perhitungan biaya yang digunakan perusahaan selama ini. 61

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perusahaan CV Delima Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang perakitan kendaraan atau yang biasa disebut karoseri. CV Delima mandiri didirikan oleh Widarta sejak 4 Januari 1996 dengan akta pendirian No. 198 tanggal 14 Februari 1996 dari Notaris Dwi Swandiani, SH. Perusahaan ini berdiri di Jalan Dreded No. 42 Bogor, termasuk ke dalam wilayah Kota Bogor Selatan. Pada masa awal berdirinya, perusahaan ini hanya merupakan sebuah bengkel las mobil sederhana dengan luas bangunan pada waktu itu yang hanya 100 m 2 . Namun berkat kerja keras serta kesungguhan Widarta dalam mengembangkan usahanya, kini bengkel sederhana tersebut telah berubah menjadi perusahaan berskala nasional. Gedung perusahaan pun telah diperluas dan kini luasnya telah mencapai 1385 m 2 . Saat ini CV Delima Mandiri juga memiliki fasilitas dan pelayanan yang mampu memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi berskala nasional. Pada tahun 2007, CV Delima Mandiri membuka workshop terbaru di Jalan Parung Aleng, Sentul, untuk mendukung proses produksi yang lebih banyak dan berkualitas. Dalam perkembangannya, CV Delima Mandiri juga membuka bisnis servis dan reparasi kendaraan roda empat atau lebih. Selain itu, Delima 62 Mandiri juga bergerak di bidang perdagangan. Salah satunya adalah perdagangan barang-barang Hidrolik. Selain itu, Delima Mandiri juga memperluas bidang usahanya ke konstruksi bangunan dan keamanan, termasuk CCTV dan road blocker. 2. Visi dan Misi CV Delima Mandiri Visi : Menjadi brand yang paling dipercaya dan menjadi favorit bagi pelanggan, karyawan, supplier, dan masyarakat sekitar di bidang bisnis yang dijalani. Misi : Menyediakan produk dan servis yang sesuai atau melampaui ekspektasi pelanggan, baik dari segi kualitas, waktu pengiriman, harga, dan pelayanan lainnya. Pengembangan proses produksi dan sumber daya manusia yang berkesinambungan sehingga memberi manfaat yang besar bagi seluruh karyawan, supplier, masyarakat sekitar. 3. Motto CV Delima Mandiri Bertekad memenuhi persyaratan pelanggan dan melakukan perbaikan secara berkisinambungan untuk mencapai kepuasan pelanggan melalui : a. Penyediaan produk bermutu dengan harga bersaing. b. Pengiriman produk dengan tepat waktu. c. Penyediaan sumber daya manusia yang handal. 4. Produk Perusahaan Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang karoseri, produk yang dihasilkan CV Delima Mandiri adalah kendaraan. Kendaraan yang dihasilkan oleh CV Delima Mandiri adalah sebagai berikut: 63 a. Kendaraan operasional roda empat dan roda dua b. Kendaraan niaga mobil box c. Ambulance d. Puskesmas keliling e. Mobil transfusi darah f. Bus g. Unit pelayanan SIM keliling h. Unit pelayanan TIM KB keliling i. Dump truck j. Pemadam kebakaran k. Unit rantis AWC l. Tangki air m. Arm roll n. Plat form o. Mobil patroli p. Unit pengendalian massa Dalmas q. Kendaraan khusus lainnya Dari sejumlah produk yang dipaparkan, peneliti akan mengambil sample yaitu damp truk dan truk dalmas, karena produk tersebut telah mewakili semua proses produksi dari produk CV Delima Mandiri. 5. Daftar Konsumen CV Delima Mandiri Delima Mandiri dipercaya oleh banyak instansi pemerintah ataupun swasta di Indonesia untuk memasok kendaraan, beberapa instansi tersebut 64 antara lain: a. Astra International b. Auti 2000 c. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN d. Badan Narkotika Nasional BNN e. Caltex f. Departemen Kehutanan RI g. Departemen Kesehatan RI h. Departemen Pekerjaan Umum RI i. Departemen Perhubungan RI j. Departemen Perindustrian RI k. Departemen Pertahanan RI l. Islamic Development Bank IDB m. Kejaksaan Agung RI n. Lautan Berlian Utama Motor o. Mabes Polri p. Mahkamah Agung RI q. Mustika Prima Berlian r. PT. Birotika Semesta DHL s. PT. Bukit Asam t. PT. Infomedia Yellow Pages u. PT. Nutrifood Indonesia v. Palang Merah Indonesia 65 w. Pemda-Pemda x. Pertamina y. Prabu Pandawa Motor z. Prabu Pura Motor aa. Radio-Radio Swasta bb. TNI AD cc. TNI AU Dari data di atas diketahui CV Delima mandiri adalah dsalah satu rekanan dari pihak pemerintah. 6. Jobdesk CV Delima Mandiri a. Divisi Keuangan Tugas pokok divisi ini adalah: 1 Memastikan Sistem Manajemen Mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara. 2 Melaporkan kepada Pemimpin Perusahaan, kinerja dari Sitem Manajemen Mutu SMM serta peningkatan yang diperlukan 3 Memastikan pemahaman tentang persyaratan pelanggan disebarluaskan di seluruh tingkat perusahaan. Divisi keuangan memiliki wewenang sebagai berikut: 1 Berwenang untuk menunjuk tim audit mutu internal. 2 Berwenang untuk melakukan komunikasi antar fungsi dan tingkatan dalam bentuk rapat koordinasi. 3 Menyelenggarakan audit mutu internal dan tinjauan manajemen. 66 b. Divisi Perencanaan Tugas pokok divisi ini antara lain: 1 Membuat desain kendaraan atau produk sesuai dengan keinginan pelanggan. 2 Berkoordinasi dengan bagian pemasaran mengenai gambar yang akan ditawarkan kepada pelanggan. 3 Berkoordinasi dengan bagian produksi mengenai gambar dan spesifikasi yang diinginkan pelanggan Wewenang divisi perencanaan yaitu untuk membuat design kendaraan yang akan ditawarkan oleh perusahaan. c. Divisi Pemasaran Tugas pokoknya adalah: 1 Mencari pesanan penjualan dan pangsa pasar sebanyak-banyaknya. 2 Mencatat semua pesanan dan prasyarat yang telah disepakati antara pembeli dengan pihak perusahaan. 3 Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai batas waktu selesainya pesanan dari pembeli. 4 Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai spesifikasi yang telah disetujui oleh pihak perusahaan dan pihak pembeli. 5 Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai target yang harus dicapai. 6 Berkoordinasi dengan bagian design mengenai gambar dan spesifikasi yang akan ditawarkan. 67 Sedangkan wewenangnya adalah untung mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran perusahaan. d. Staf Divisi Keuangan Staf pada divisi keuangan memiliki tugas pokok sebagai berikut: 1 Mebuat perencanaan dan pengaturan Cash Flow setiap bulan. 2 Membuat bukti penerimaan dan bukti pengeluaran kas dan bank setiap ada transaksi. 3 Mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas setiap hari berdasarkan bukti. 4 Membuat laporan keuangan pada setiap akhir periode pembukuan. 5 Bertangung jawab kepada Direktur Utama. Wewenang staf divisi keuangan adalah berwenang untuk menyetujui atau menolak setiap pengeluaran biaya-biaya dengan argumen yang dapat dipertangung jawabkan. e. Divisi Produksi Tugas pokoknya adalah: 1 Bertangung jawab atas jalan tidaknya proses produksi dari awal sampai dengan akhir produksi. 2 Bertangung jawab atas ketepatan waktu produksi yang telah direncanakan. 3 Bertangung jawab atas setiap bagian dari prpoduksi. 4 Berkewajiban untuk memberi laporan pertangung jawaban tentang produksi yang telah selesai dan yang belum selesai kepada 68 Direktur. 5 Bertangung jawab atas ketepatan waktu pengiriman sampai ke tangan pelanggan. Wewenangnya adalah untuk mengambil keputusan mengenai segala hal yang berhubungan dengan proses produksi. f. Divisi HRD Beberapa tugas pokok divisi HRD adalah: 1 Mengatur penempatan karyawan, mutasi karyawan, pengesahan dan pemutusan hubungan kerja. 2 Mengelola Sumber Daya Manusia dan hubungan kerja antar karyawan 3 Mengadakan pelatihan Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan kinerja karyawan 4 Melakukan pemeriksaan absensi terhadap semua karyawan 5 Menghitung upah karyawan Wewenang divisi HRD adalah:untuk melakukan evaluasi kinerja setiap karyawan g. Divisi Purchasing Tugas pokok: 1 Memesan bahan baku yang diperlukan untuk produksi 2 Menjalin hubungan yang baik dengan pemasok 3 Mengatur kontrak pembelian dengan pemasok 4 Membuat Purchase Order PO Wewenang untuk menentukan pemasok yang dianggap terbaik untuk 69 dilakukan pemesanan dan pembelian bahan baku untuk produksi h. Divisi Penngendalian Mutu Tugas pokok: 1 Membuat dan mengatur layout untuk tata ruang gudang 2 Merencanakan penyediaan sarana penyimpanan Wewenang untuk mengembalikan material yang tidak sesuai pesanan kepada supplier i. DivisiInventory Tugas pokok: 1 Bertanggung jawab kepada Direktur mengenai pemeliharaan mesin dan instalasi listrik 2 Mengatur jadwal pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesian agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar Wewenang untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan mesin dan instalasi listrik perusahaan j. Staf Divisi Pemasaran 1 Tugas pokok: 1 Mencari pesanan penjualan dan pangsa pasar sebanyak-banyaknya 2 Mencatat semua pesanan dan prasyarat yang telah disepakati antara pembeli dengan pihak perusahaan 3 Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai batas waktu selesainya pesanan dari pembeli 4 Melakukan koordinasi dengan bagian produksi mengenai spesifikasi yang telah disetujui oleh pihak perusahaan dan pihak 70 pembeli 5 Berkoordinasi dengan bagian design mengenai gambar dan spesifikasi yang akan ditawarkan. Wewenang adalah untuk menentukan harga di luar price list dengan persetujuan Head of Marketing. k. Staf Divisi Pemasaran2 Tugas pokok: 1 Membuat angket keluhan pelanggan dan mengirimkannya 2 Membuat kuisioner mengenai mutu produk yang dihasilkan perusahaan dan mengirimkannya kepada pelanggan 3 Mencatat semua komplain dan keluhan pelanggan 4 Berkoordinasi dengan kabag marketing dan produksi mengenai keluhan pelanggan 5 Menampung saran dan keluhan yang diberikan pelanggan Wewenang dari staf Divisi Pemasaran dua adalah untuk menerima atau menolak komplain pelanggan disertai dengan pembuktian l. Staf Divisi Purchasing Tugas pokok: Melakukan pembelian bahan baku yang diperlukan untuk produksi m. Staf Divisi Inventory Tugas pokok: 1 Melakukan pemeriksaan secara fisik terhadap setiap barang yang masuk ke gudang untuk dicocokkan dengan bukti serah terima barang 71 2 Mencatat setiap transaksi ke dalam kartu stock 3 Memastikan kerapihan penataan barang di dalam gudang 4 Memastikan barang sudah tersimpan dengan baik Wewenang dari Divisi Invertory adalah untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan barang sesuai dengan bukti pendukungnya n. Staf Divisi Produksi Tugas pokok: 1 Bertanggung jawab atas jalan atau tidaknya proses produksi dari awal sampai akhir produksi 2 Bertanggung jawab atas ketepatan waktu produksi yang telah direncanakan 3 Bertanggung jawab atas setiap bagian dari proses produksi 4 Berkewajiban untuk memberi laporan pertanggung jawaban tentang produksi yang telah selesai dan yang belum selesai kepada head of production 5 Bertanggung jawab atas kualitas hasil produksi yang dihasilkan 6 Berkoordinasi dengan bagian pembelian bahan baku atas ketersediaan bahan baku, agar proses produksi dapat berjalanlancar Wewenang adalah untuk menentukan waktu lembur bagi pekerja lapangan o. Staf Divisi Produksi Tugas pokok adalah bertanggung jawab untuk menjamin tidak ada produk yang tidak sesuai aspek yang terkirim ke proses berikutnya, dan wewenangnya untuk meminta perbaikan atau pekerjaan ulang pada 72 proses yang dianggap tidak sesuai spek. p. Staf Divisi Produksi Tugas pokok: 1 Bertanggung jawab atas produk yang dikirimkan ke tangan pelanggan 2 Bertanggung jawab atas ketepatan waktu pengiriman sampai ke tangan pelanggan q. Staf Divisi Produksi Terdapat tiga kelompok staf divisi produksi pada CV Delima Mandiri, yaitu: 1. Staf produksi awal a Komponen rangka Tugas pokok: Membuat bagian-bagian komponen rangka b Sub Assy Tugas pokok: Menggabungkan komponen-komponen rangka menjadi part-part body. c Welder Tugas pokok : Pengelasan. d Supervisor produksi Tugas pokok: Bertanggung jawab dalam pembuatan prototype Supervise pekerjaan tenaga kerja borong. e Metal cutting Tugas pokok: Memotong plat-plat untuk komponen 73 2. Staf produksi setengah jadi a Perakitan komponen Tugas pokok: Membuat bagian-bagian komponen rangka b Sub assy Tugas pokok: Merakit komponen-komponen yang ada menjadi bagian-bagian part. c Pre-setting Tugas pokok: Merakit part-part utuh. d Body assy Tugas pokok: Merakit part-part menjadi mobil keseluruhan. e Metal finish Tugas pokok: Melakukan pengecekan hasil pekerjaan plat sampai siap didempul. 3. Satf produksi akhir a Gosok plat Tugas pokok: Menggosok plat sampai siap dipoxy, melap thinner sampai plat bersih siap dipoxy. b Epoxy Tugas pokok: Menilai hasil gosokkan plat, memastikan plat benar-benar kering sebelum dipoxy primer dan filler. c Gosok dempul Tugas pokok: Menggosok plat yang sudah didempul sampai siap dipoxy filter atau dicat. 74 d Dempul Tugas pokok: Mendempul plat sebelum dipoxy filler, mendempul plamir dengan dempul pilihan. e Cat Tugas pokok: Menilai hasil gosokan mobil, menilai kesiapan produk sebelum dicat. Penjelasan lebih lanjut mengenai divisi produksi dapat dilihat pada lampiran 1. 7. Data Khusus Untuk dapat bertahan dalam pasar, produk yang dihasilkan haruslah memiliki karakteristik dan mutu yang baik. CV Delima Mandiri dalam setiap melakukan proses produksi selalu mempertahankan hal tersebut, hal ini merupakan ketetapan yang telah disepakati bersama. Peneliti memilih sampel yang diproduksi oleh CV Delima Mandiri berdasarkan saran serta pengkajian bahwa sampel tersebut telah mewakili dari semua produk. Sampel yang diambil oleh peneliti adalah truck dalmas dan dump truck . Jenis produk dan jumlah unit yang dihasilkan CV Delima Mandiri tiap tahun mengalami perubahan. Adapun data produksi CV Delima Mandiri pada tahun 2011 disajikan pada Tabel sebagai berikut: 75 Tabel 4.1 Data produksi CV Delima Mandiri tahun 2011 No. Jenis Produk Kuantum Nilai Rp 1. Truk Dalmas Jumlah 2 101.538.757,94 2. Dump Truck Jumlah 14 1.111.179.453,58 TOTAL 1.212.718.211,52 Sumber: CV Delima Mandiri CV Delima Mandiri memiliki biaya produksi yang digunakan tahun 2011 untuk memproduksi produk-produk diatas adalah: a. Pemakaian bahan baku Jumlah pemakaian bahan baku yang digunakan untuk berproduksi selama tahun 2011 dapat disajikan pada lampiaran tabel 4.4.Material bahan baku yang diperlukan perusahaan untuk memproduksi trukdalmas. Berdasarkan rincian material yang dibutuhkan untuk memproduksi truk dalmas dan dump truck yang dijabarkan pada lampiran..., maka berikut ini adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi kedua kendaraan tersebut pada tahun 2011. 76 Tabel 4.2 Pemakaian bahan baku per jenis produk CV DelimaMandiri pada tahun 2011. No. Jenis Produk Kuantum Nilai Rp 1. Truk Dalmas Jumlah 2 36.917.736 36.917.736 2. Dump Truck Jumlah 14 456.816.976 456.816.976 TOTAL 493.734.712 Sumber: CV Delima Mandiri b. Biaya tenaga kerja langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung meliputi gaji pokok dari pekerja pada setiap tahapan produksi, dan lain-lain. Jumlah pemakaian BiayaTenaga Kerja Langsung yang digunakan untuk berproduksi selama tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran tabel. Berdasarkan rincian biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi truk dalmas dan dump truck yang dijabarkan pada lampiran 1, maka berikut ini adalah total biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi kedua kendaraan tersebut pada tahun 2011. Tabel 4.3 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung CV Delima Mandiri 2011 No. Jenis Produk Kuantum Nilai Rp 1. Truk Dalmas Jumlah 2 52.316.236 52.316.236 2. Dump Truck Jumlah 14 568.228.976 568.228.976 TOTAL 620.545.212 Sumber: CV Delima Mandiri Berdasarkan data produksi CV Delima Mandiri 2011, data 77 pemakaian Bahan Baku CV Delima Mandiri, Data Biaya TenagaKerja Langsung CV Delima Mandiri Tahun 2011 maka dapat diringkas dalam Tabel 10 sebagai berikut: Tabel 4.4 Ringkasan data produksi CV Delima Mandiri Tahun 2011 Jenis Produk Unit Produksi BBB Rp BTKL Rp Truk Dalmas 2 36.917.736 52.316.236 Dump Truck 14 456.816.976 568.228.976 Jumlah 493.734.712 620.545.212 Sumber: Data sekunder yang telah diolah c. Biaya Overhead Berdasarkan data biaya CV Delima Mandiri tahun 2011, maka dapat diperoleh data pemakaian Biaya Overhead Pabrik. Rincian jumlah pemakaian Biaya Overhead Pabrik yang digunakan untuk berproduksi selama tahun 2011 dapat dilihatpada Tabel 4.5. Berikut ini akan disajikan rincian Biaya Overhead Pabrik di CV Delima Mandiri tahun 2011: Tabel 4.5 Rincian Biaya Overhead Pabrik di CV Delima Mandiri tahun 2011 No. Keterangan Jumlah Rp 1. Biaya Bahan Pembantu 394.489.713 2. Biaya Energi 5.349.896.000 3. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 1.556.400.000 4. Biaya Pemeliharaan Bangunan 75.089.000 5. Biaya Pemeliharaan Mesin 152.432.000 6. Biaya Penyusutan Bangunan 87.914.600 7. Biaya Penyusutan Mesin 110.800.000 8. Biaya Asuransi Bangunan 11.085.260 9. Biaya Pemasaran 63.400.000 TOTAL BOP 7.801.706.573 Sumber: Data sekunder yang telah diolah 78 Penjelasan pemakaian Biaya Overhead Pabrik pada CV Delima Mandiri sebagai berikut: 1 Biaya bahan pembantu Biaya bahan pembantu terdiri dari biaya solar, premium, pelumas, air dan bahan pembantu lain yang digunakan oleh CV Delima Mandiri dalam melakukan prosesproduksi. Biaya-biaya bahan pembantu tersebut penggunaannya seiring dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi. Dasar pembebanan yang tepat adalah jumlah unit yang diproduksi. 2 Biaya energi Biaya energi merupakan biaya yang digunakan untuk membayar biaya pemakaian listrik pabrik yang digunakan dalam jangka waktusatu tahun baik untuk penerangan maupun untuk proses produksi. Biaya energi dikonsumsi oleh tiap unit yang diproduksi karenamesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi semuanya mengunakan listrik. Dasar pembenanan biaya energi adalah jumlah KWH. 3 Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Biaya tenaga kerja tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja tak langsung, seperti honorarium untuk pengawas yang hanya mengawasi kegiatan produksi dan memberikan petunjuk pelaksanaan proses produksi. Biaya tenaga kerja tak langsung dikonsumsi oleh jumlah waktu yang diperlakukan untuk melaksanakan inspeksi. 79 4 Biaya pemeliharaan bangunan Biaya pemeliharaan bangunan merupakan biaya yang secara yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk melakukan reparasi dan pemeliharaan gedung-gedung yang mendukung proses produksi. Besarnya biaya pemeliharaan bangunan ini didasarkan pada luas area pabrik yang dikonsumsi. 5 Biaya pemeliharaan mesin Biaya pemeliharaan mesin merupakan biaya yang secara yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai untuk melakukan reparasi dan pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan lain yang mendukung proses produksi. Biaya pemeliharaan mesin ini didasarkan pada jumlah jam inspeksi. 6 Biaya penyusutan bangunan Biaya penyusutan bangunan merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan bangunan yang menyebabkan penurunan nilai gedung- gedung tersebut dalam jangka waktu tertentu. Gedung yang digunakan akan mengalami penyusutan setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Besarnya biaya didasarkan pada luasnya bangunan pabrik. 7 Biaya penyusutan mesin Biaya penyusutan mesin merupakan biaya yang terjadi karena penggunaan mesin yang menyebabkan penurunan nilai mesin- mesin tersebut dalam jangka waktu tertentu. Dasar pembebannya 80 adalah jumlah unit produksi. 8 Biaya asuransi bangunan Biaya asuransi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran asuransi kebakaran dan kerusakan bangunan. Biaya asuransi ini sesuai dengan luas area pabrik yang digunakan untuk beroperasi. 9 Biaya pemasaran Biaya pemasaran meliputi semua biaya yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran, seperti promosi daniklan. Dasar pembebanannya adalah jumlah unit yang diproduksi. Selain data di atas, data lain yang digunakan untuk mendukung penerapan Activity-Based Costing System, antara lain: 1 Jumlah pemakaian energi listrik 2 Jumlah jam inspeksi 3 Luas area yang dikonsumsi Jumlah kuantitas data-data tersebut dapat disajikan dalam Tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Daftar Cost Driver Tahun 2011 No. Cost Driver Truk Dalmas Dump Truck Produk Lainnya Jumlah 1. Jumlah Unit 2 14 927 943 2. Jumlah KWH 7.410 551.498 7.493.092 8.052.000 3. Jenis Inspeksi 370,65jam 3313,50jam 152.154,1jam 155.838,25jam 81 4. Luas Area 9m 2 63m 2 4228m 2 4300m 2 Sumber: Data sekunder yang telah diolah

B. Analisis Data

Harga Pokok Produksi dapat dihitung dengan sistem tradisional dan Activity-Based Costing System . Dari penelitian yang dilakukan diperoleh suatu penjelasan bahwa CV Delima Mandiri belum menerapkan Activity-Based Costing System untuk menghitung harga pokok produksi. Selama ini CV Delima Mandiri masih menggunakan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan sistem tradisional. Dalam bab ini akan dibahas mengenai penerapan Activity-Based Costing System untuk menghitung harga pokok produksi pada CV Delima Mandiri. 1. Perhitungan harga pokok produksi dengan Sistem Tradisional pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Salah satu cara yang biasa digunakan untuk membebankan Biaya Overhead Pabrik pada produk adalah dengan menghitung tarif tunggal dengan menggunakan Cost Driver berdasar unit. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik dengan tarif tunggal terdiri dari dua tahap. Pembebananbiaya tahap pertama yaitu Biaya Overhead Pabrik diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Tarif tunggal dihitung dengan menggunakan dasar pembebanan biaya berupa jam mesin, unit produk, jam kerja dan sebagainya. Pembebanan biaya tahap kedua biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakan masing-masing 82 produk. a. Tahap pertama Tahap pertama yaitu biaya overhead pabrik diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik dengan menggunakan dasar pembebanan biaya berupa unit produk. Perhitungan tarif tunggal berdasarkan unit produk dapat disajikan sebagai berikut: Tarif tunggal berdasar unit produk = = Rp 8.273.283,75 b. Tahap kedua Tahap kedua yaitu biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan mengalikan tarif tersebut dengan biaya yang digunakanmasing- masing produk. Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional disajikan dalam Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan SistemTradisional Truk Dalmas Elemen Biaya Biaya Total Rp Jumlah Unit Biaya per Unit Rp Biaya Utama 89.233.972 2 44.616.986 Biaya Overhead Pabrik 8.273.283,75 x 2 16.546.567,5 2 8.273.283,75 Jumlah 101.538.757,94 52.890.269,75 Dump Truck Elemen Biaya Biaya Total Jumlah Unit Biaya per Unit Rp Biaya Utama 1.025.045.952 14 73.217.568 83 Biaya Overhead Pabrik 8.273.283,75 x 14 115.825.972,5 14 8.273.283,75 Jumlah 1.111.179.453,58 81.490.851,75 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Hasil perhitungan harga pokok produksi per unit denganSistem Tradisional pada CV Delima Mandiri 2011 diperoleh hasil harga pokok produksi untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 52.890.269,75 dan untuk Dump Truck sebesarRp 81.490.851,75. 2. Perhitungan harga pokok produksi dengan Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri 2011 a. Prosedur tahap pertama Tahap pertama menentukan harga pokok produksi berdasar Activity-Based Costing System adalah menelusuri biaya dari sumber daya keaktivitas yang mengkonsumsinya. Tahap ini terdiri dari: 1 Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas pada CV Delima Mandiri aktivitas dapat digolongkan menjadi empat level aktivitas. Rincian penggolongan aktivitas-aktivitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Klasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas padaCV Delima Mandiri Tahun 2011 Level Aktivitas Komponen BOP Jumlah Rp Aktivitas Level Unit Biaya bahan pembantu 394.489.713 Biaya energi 5.349.896.000 Biaya penyusutan mesin 110.800.000 Aktivitas Level Batch Biaya tenaga kerja tidak langsung 1.556.400.000 Biaya pemeliharaan mesin 152.432.000 Aktivitas Level Produk Biaya pemasaran 63.400.000 84 Aktivitas Level Fasilitas Biaya pemeliharaan bangunan 75.089.000 Biaya penyusutan bangunan 87.914.600 Biaya asuransi bangunan 11.085.260 TOTAL 7.801.706.573 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Berikut ini penjelasan dari tiap level aktivitas yang dapat diidentifikasi meliputi: a Aktivitas Unit Level Unit-Level Activities. Aktivitas ini terjadi berulang untuk setiap unit produksi dan konsumsinya seiring dengan jumlah unit yang diproduksi. Jenis aktivitas ini meliputi pemakaian bahan pembantu, aktivitas pemakaian energi, dan aktivitas penyusutan mesin. b Aktivitas Batch Level Batch-Level Activities Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan jumlah batch produk yang diproduksi dan aktivitas penyebab biaya ini terjadi berulang setiap satu batch kelompok. Aktivitas yang termasuk dalam level ini adalah Biaya Tenaga Kerja tak Langsung dan biaya pemeliharaan mesin. c Aktivitas Produk Level Product-Level Activities. Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Aktivitas ini dilakukan untuk mendukung produksi tiap produk yang berbeda. Aktivitas yang masuk dalam level ini aktivitas pemasaran. d Aktivitas Fasilitas Level Facility-Level Activities 85 Merupakan jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk. Aktivitas ini berkaitan dengan unit, batch maupun produk. Jenis aktivitas ini meliputi pemeliharaan bangunan, penyusutan bangunan, dan asuransi bangunan. 2 Menghubungkan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas. a Aktivitas pemakaian bahan pembantu dalam proses produksi menkonsumsi biaya bahan pembantu. b Aktivitas pemakaian energi listrik dalam proses produksi menkonsumsi biaya listrik. c Aktivitas penyusutan mesin mengkonsumsi biaya penyusutan mesin. d Aktivitas penyusutan bangunan mengkonsumsi biaya penyusutan bangunan. e Aktivitas pemakaian tenaga kerja tak langsung mengkonsumsi biaya tenaga kerja tak langsung. f Aktivitas reparasi dan pemeliharaan mesin mengkonsumsi biaya pemeliharaan mesin. g Aktivitas reparasi dan pemeliharaan bangunan mengkonsumsi biaya pemeliharaan bangunan. h Aktivitas asuransi bangunan mengkonsumsi biaya asuransi. i Aktivitas pemasaran dalam proses produksi mengkonsumsi biaya pemasaran. 3 Menentukan Cost Driver yang tepat untuk masing-masing aktivitas. 86 Setelah aktivitas-aktivitas diidentifikasi sesuai dengan levelnya, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi Cost Driver dari setiap biaya. Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan tarif per unit Cost Driver. Data Cost Driver pada setiap produk dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.9 Daftar Cost Driver 2011 No. Cost Driver Truk Dalmas Dump Truck Produk Lainnya Jumlah 1. Jumlah Unit 2 14 927 943 Unit 2. Jumlah KWH 7.410 551.498 7.493.092 8.052.000 KWH 3. Jenis Inspeksi 370,65jam 3313,50ja m 152.154,1j am 155.838,25jam 4. Luas Area 9m 2 63m 2 4228m 2 4300m 2 Sumber: Data sekunder yang telah diolah 4 Penentuan kelompok-kelompok biaya yang homogen Homogeneous Cost Pool. Pembentukan Cost Pool yang homogen dimaksudkan untuk merampingkan pembentukan Cost Pool yang terlalu banyak, karena aktivitas yang memiliki Cost Driver yang berhubungan dapat dimasukkan ke dalam sebuah Cost Pool dengan menggunakan salah satu Cost Driver yang dipilih. Aktivitas yang dikelompokkan dalam level unit dikendalikan oleh dua Cost Driver yaitu jumlah unit produksi dan jumlah KWH. Aktivitas yang dikelompokkan dalam batch level dikendalikan oleh satu Cost Driver yaitu jam inspeksi. Aktivitas yang dikelompokkan dalam 87 level produk dikendalikan satu Cost Driver yaitu jumlah unit produksi, sedangkan aktivitas yang dikelompokkan dalam level fasilitas dikendalikan oleh satu Cost Driver yaitu luas area yang digunakan. Rincian Cost Pool yang homogen pada CV Delima Mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Cost Pool Homogen pada CV Delima Mandiri Cost Pool Homogen Aktivitas BOP Cost Driver Level Aktivitas Pool 1 Aktivitas Bahan Pembantu Jumlah Unit Uint level Aktivitas Penyusutan Mesin Jumlah Unit Unit Level Pool 2 Aktivitas Pemakaian Listrik KWH Unit Level Pool 3 Aktivitas Tenaga Kerja Langsung Jam Inspeksi Batch Level Aktivitas Pemeliharaan Mesin Jam Insepeksi Batch Level Pool 4 Aktivitas Pemasaran Unit Produk Produk Level Pool 5 Aktivitas Pemeliharaan bangunan Luas Area Fasilitas Level Aktivitas Penyusutan Bangunan Luas Area Fasilitas Level Aktivitas Asuransi Bangunan Luas Area Fasilitas Level Sumber: Data sekunder yang telah diolah 5 Penentuan tarif kelompok Pool Rate Setelah menentukan Cost Pool yang homogen, kemudian menentukan tarif per unit Cost Driver. Tarif kelompok Pool Rate adalah tarif biaya overhead pabrik per unit Cost Driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead pabrik untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut. Tarif per unit Cost Driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 88 BOP kelompok aktivi Das tertentu Tarif BOP per kelompok aktivitas = Driver biayanya Supriyono, 2010: 272 Pool Rate aktivitas level unit pada CV Delima Mandiri tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagaiberikut: Tabel 4.11 Pool Rate aktivitas level unit pada CV Delima Mandiri Tahun 2011 Cost Pool Elemen BOP Jumlah Rp Cost pool 1 Biaya bahan pembantu 394.489.713 Biaya penyusutan mesin 110.800.000 Jumlah biaya Jumlah unit produksi Pool Rate 1 505.289.713 943 Unit 535.832,15 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Cost Pool Elemen BOP Jumlah Rp Cost pool 2 Biaya energi 5.349.896.000 Jumlah biaya Jumlah KWH Pool Rate 2 5.349.896.000 8.052.000 KWH 664,4 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Pool Rate aktivitas level batch pada CV Delima Mandiri tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Pool Rate Aktivitas Level batch pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Cost Pool Elemen BOP Jumlah Rp Cost pool 3 Biaya tenaga kerja tak langsung 1.556.400.000 Biaya pemeliharaan mesin 152.432.000 Jumlah biaya Jumlah inspeksi Pool Rate 3 1.708.832.000 155.838,25jam 10.965,42 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Pool Rate aktivitas level produk pada CV Delima Mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: 89 Tabel 4.13 Pool Rate aktivitas level fasilitas pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Cost Pool Elemen BOP Jumlah Rp Cost pool 4 Biaya pemasaran 63.400.000 Jumlah biaya Unit produk Pool Rate 4 63.400.000 943 unit 67.232,23 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Pool Rate aktivitas level fasilitas pada dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut: Tabel 4.14 Pool Rate aktivitas level fasilitas pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Cost Pool Elemen BOP Jumlah Rp Cost pool 5 Biaya pemeliharaan bangunan 75.089.000 Biaya penyusutan bangunan 87.914.600 Biaya asuransi bangunan 11.085.260 Jumlah biaya Luas area Pool Rate 5 174.078.860 4300 m 2 40483,45 Sumber: Data sekunder yang telah diolah b. Prosedur Tahap Kedua Tahap kedua menentukan harga pokok produksi berdasar aktivitas adalah membebankan tarif kelompok berdasarkan Cost Driver . Biaya untuk setiap kelompok Biaya Overhead Pabrik dilacak ke berbagai jenis produk. Biaya Overhead Pabrik ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan rumus sebagai berikut: BOP dibebankan= Tarif kelompok x Unit cost driver yang digunakan Supriyono, 2010: 272 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dengan Activity-Based Costing System dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut 90 Tabel 4.15 Pembebanan BOP dengan Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Level aktivitas Cost Driver Proses pembebanan Truk Dalmas Dump Truck Produk lainnya Jumlah Rp Unit Unit produk 535832,15 x 2 1.071.664,3 505.289.717,45 535832,15 x 14 7.501.650,1 535832,15 x 927 496.716.403,05 KWH 664,4 x 7.410 4.923.204 5.349.748.800 664,4 x 551.498 366.415.271,2 664,4 x 7.493.092 4.978.410.324,8 Total aktivitas level unit 585.556.2917,45 Batch Jam inspeksi 10.965,42 x 370,65 4.064.332,923 1.708.831.863,315 10.965,42 x 3313,50 36.333.919,17 10.965,42 x 152.154,1 1.668.433.611,222 Total aktivitas level batch 1.708.831.863,315 Produk Unit Produk 67.232,23 x 2 134.464,46 63.399.992,89 67.232,23 x 14 941.251,22 67.232,23 x 927 62.324.277,21 Total aktivitas level produk 63.399.992,89 Fasilitas Luas Area 40483,45 x 9 364.351,05 174.078.835 40483,45 x 63 2.550.457,35 40483,45 x 4228 171.164.026,6 Total aktivitas level fasilitas 174.078.835 Total BOP 10.558.016,733 413.742.549,04 7.377.048.642,882 7.801.349.208,655 Sumber: Data sekunder yang telah diolah 91 Berdasarkan pembebanan Biaya Overhead Pabrik yang telah dilakukan, maka perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Activity- Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011 dapat disajikan pada Tabel 4.16 sebagai berikut: Tabel 4.16 Perhitungan harga pokok produksi dengan Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Keterangan Truk Dalmas Dump Truck BBB Rp 36.917.736 Rp 456.816.976 BTKL Rp 52.316.236 Rp 568.228.976 BOPpembulatan Rp 10.559.000 Rp 413.742.550 HPP Rp 99.792.972 Rp 1.438.788.502 Unit produk 2 unit 14 unit HPP per unit pembulatan Rp 49.896.486 Rp 102.770.607 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Hasil perhitungan harga pokok produksi per unit pada tahun 2011 menggunakan Activity-Based Costing System diperoleh hasil harga pokok produksi untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 49.896.486, dan untuk Dump Truck sebesar Rp 102.770.607 3. Membandingkan sistem tradisional dengan Activity-Based Costing System dalam menentukan harga pokok produksi. Perbandingan harga pokok produksi sistem tradisional dengan Activity- Based Costing System dapat disajikan pada Tabel 4.17 sebagai berikut 92 Tabel 4.17 Perbandingan harga pokok produksi sistem tradisional dengan Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri tahun 2011 Jenis produk Sistem Tradisional Rp SistemABC Rp Selisih Rp Nilai kondisi Truk Dalmas 52.890.269,75 49.896.486 2.993.783,75 Overcost Dump Truck 81.490.851,75 102.770.607 -21.279.755,25 Undercost Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan harga pokok produksi dengan Activity-Based Costing System untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 49.896.486, dan untuk Dump Truck sebesar Rp 102.770.607. Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan sistem tradisional, maka Activity-Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Dump Truck, sedangkan produk Truk Dalmas memberikan hasil yang lebih kecil. Selisih untuk Dump Truck sebesar Rp 21.279.755,25, sedangkan selisih untuk Truk Dalmas sebesar Rp2.993.783,75.

C. Pembahasan

1. Harga Pokok Produksi dengan sistem tradisional pada CV Delima Mandiri Selama ini CV Delima Mandiri masih menggunakan sistem tradisional dalam menentukan harga pokok produksi. Dalam menentukan tarif tersebut CV Delima Mandiri mempunyai beberapa pertimbangan yaitu segmen pasar atau daya beli konsumen. Perhitungan harga pokok produksi CV Delima Mandiri adalah dengan cara menjumlahkan semua 93 biaya tetap dan biaya variabel. Sistem Tradisional menggunakan jumlah unit yang diproduksi sebagai dasar dalam perhitungan harga pokok produksi. Dengan sistem tradisional diperoleh hasil perhitungan harga pokok produksi per unit pada tahun 2011 untuk Truk Dalmas adalah sebesar Rp 52.890.269,75, dan Rp 81.490.851,75 untuk Dump Truck. 2. Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System pada CV Delima Mandiri. Penentuan harga pokok produksi berdasar Activity-Based Costing System terdiri dari dua tahap yaitu prosedur tahap pertama dan prosedurtahap kedua. Activity-Based Costing System menggunakan Cost Driver yang lebih banyak, oleh karena itu Activity-Based Costing System mampu menentukan hasil yang lebih akurat dan tidak menimbulkan distorsi biaya. Selain itu Activity-Based Costing System dapat meningkatkan mutu pengambilan keputusan sehingga dapat membantu pihak manajemen memperbaiki perencanaan strategisnya. Dilihat dari hasil perhitungan harga pokok produksi yang menunjukkan hasil yang lebih besar dari sistem tradisional adalah produk Dump Truck sebesar Rp102.770.607. Activity-Based Costing System merupakan sistemak untansi biaya yang menyediakan informasi secara akurat sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk penetapan harga jual produk. 94 3. Perbandingan harga pokok produksi sistem tradisional dengan Activity- Based Costing System pada CV Delima Mandiri Berdasarkan kajian teori dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan Activity-Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Dump Truck. Sedangkan menurut penelitian yang penulis lakukan, biaya produksi Truk Dalmas lebih besar saat menggunakan sistem traditional method. Biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit Dump Truck dengan metode sistem tradisional adalah sebesar Rp 81.490.815,75, sedangkan jika melalui sistem Activity Based Costing dibutuhkan biaya yang lebih besar yaitu sebesar Rp 102.770.607. Di sisi lain biaya produksi untuk satu unit Truk Dalmas memerlukan biaya yang lebih besar jika menggunakan sistem tradisional, yaitu sebesar Rp 52.890.269,75. Sedangkan Activity Based Costing dapat menekan biaya produksi hingga mencapai angka Rp 49.896.486 untuk pembuatan satu unit Truk Dalmas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Activity-Based Costing System memberikan hasil yang lebih besar untuk produk Dump Truck Rp 21.279.755,25, sedangkan produk Truk Dalmas memberikan hasil yang lebih kecil dengan selisih biaya sebanyak Rp 2.993.783,75. Perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi berdasar sistem tradisional dan Activity-Based Costing System disebabkan karena pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja yaitu jumlah unit produksi. Akibatnya terjadi distorsi pada pembebanan Biaya Overhead 95 Pabrik. Pada Activity-Based Costing System Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada beberapa Cost Driver sehingga Activity-Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk secara tepat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas. Dari hasil analisa yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa Activity Based Costing merupakan metode alternatif yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan manufaktur dan jasa dalam upaya menentukan harga pokok produksi dan Cost Driver yang relevan. Hal ini senada dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leni Nopilia 2012, Penelitian yang dilakukan di Kementrian Agama Republik Indonesia itu menunjukkan bahwa adanya perbedaan perhitungan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji BPIH antara perhitungan menggunakan ABC dengan sistem perhitungan yang digunakan Kementrian Agama sebelumnya. Penelitian tersebut mengemukakan perhitungan yang dilakukan dengan metode Activity Based Costing menghasilkan harga pokok jasa penyelenggaran ibadah haji yang lebih akurat karena masing- masing cost pool per aktivitas telah dialokasikan ke dalam unit jasa dengan menggunakan cost driver yang relevan. Sehingga biaya dibebankan ke jamaah haji sesuai dengan sumber daya yang digunakan. Hasil penelitian ini juga memberikan dampak yang lebih real dalam keakuratan perhitungan biaya produk, sehingga dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan. Hal ini sesuai yang diutarakan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nina Yuliastanti 2010, dimana sistem ABC memperbaiki keakuratan perhitungan biaya produk dengan mengakui banyak dari biaya overhead tetap, ternyata bervariasi 96 secara proporsional dengan proporsional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat atau menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing produk. Peniliti sebelumnya lebih lanjut memukakan hubungan antara sebab akibat itu memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan perhitungan biaya produk yang secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan. Hasil perhitungan yang telah dijabarkan sebelumnya merupakan gambaran atau deskripsi dari penerapan metode Activity Based Costing sebagai salah satu usulan alternatif yang penulis ajukan dan dapat digunakan perusahaan dalam upaya menentukan harga pokok produksi dan Cost Driver yang relevan. Serta keakuratan perhitungan biaya produk, sehingga dapat membantu manajer dalam mengambil keputusan disegala bidang. Hal tersebut dikarenakan semua biaya yang dikeluarkan perusahaan akan dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi setiap unitnya. Activity Based Costing dapat dijadikan salah satu strategi dalam memecahkan masalah pemaksimalan laba perusahaan. Namun, semua keputusan adalah hak dari kepala perusahaan untuk menerapkan metode apa yang harus digunakannya agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pada rencana dan kebijakan perusahaan sebelumnya yang sifatnya masih sederhana dan tidak terdapat perencanaan manajemen yang baik untuk menentukan cost driver yang relevan, perusahaan hanya terfokus pada biaya yang terlihat saat proses produksi berlangsung saja. Kejadian tersebut menyebabkan tidak tersentuhnya biaya-biaya lain yang termasuk 97 dalam indikator penentuan harga pokok produksi. Dalam hal ini CV Delima Mandiri dapat menetapkan presentase Cost Driver yang merupakan indikator utama dalam menentukan tingkat keberhasilan dari penerapan metode Activity Based Costing merujuk pada perbandingan tingkat kesulitan dalam proses pembuatan suatu produk. Keakuratan yang ditimbulkan oleh ABC dapat dijadikan tolok ukur untuk penetapan kebijakan yang akan diambil manajer. Dengan demikian, perusahaan dapat menetapkan keuntungan sesuai yang diharapkan dengan tetap memerhatikan faktor lain di luar biaya produksi seperti persaingan pasar. 96

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang penulis lakukan di CV Delima Mandiri, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu terdapat perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi pada CV Delima Mandiri sebelum dan sesudah menerapkan Activity Based Costing System. Dengan menerapkan metode Activity Based Costing System dapat diketahui perbedaan jumlah total biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan sebelum dan setelah menggunakan metode tersebut. Perbandingan Harga Pokok Produksi pada CV Delima Mandiri dengan menggunakan Sistem Tradisional dan Activity- Based Costing System adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Activity-Based Costing System memberikan hasil yang lebih mahal dari Sistem Tradisional adalah pada Dump Truck sedangkan Truk Dalmas memberikan hasil yang lebih murah. 2. Activity-Based Costing System memberikan hasil lebih besar dengan Sistem Tradisional pada Dump Truck, dan selisih dengan Sistem Tradisional sebesar Rp 21.279.755,25 atau 26,2 sedangkan Truk Dalmas dengan Activity- Based Costing System memberikan hasil yang lebih kecil. Selisih Harga Pokok Produksi Truk Dalmas dengan Sistem Tradisional sebesar Rp 2.993.783,75 atau 5,66 3. Perbedaan yang terjadi antara Harga Pokok Produksi dengan menggunakan Sistem Tradisional dengan Activity-Based Costing System 97 disebabkan karena pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada masing- masing produk. Pada Sistem Tradisional biaya pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu Cost Driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan Biaya Overhead Pabrik. Pada metode Activity-Based Costing System, Biaya Overhead Pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada banyak Cost Driver, sehingga Activity-Based Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. B. Implikasi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pengembangan ilmu akuntansi manajemen khususnya dalam pembahasan mengenai metode Activity Based Costing, dalam pemaksimalan laba, dan pembebanan cost driver dalam penyusunan harga pokok produksi. Berdasarkan kesimpulan dapat diketahui dengan menggunakan metode Acitivity Based Costing perusahaan akan mendapatkan dampak positif dalam penyusunan harga pokok produksi, yaitu dalam pembebanan biaya Overhead pabrik pada masing-masing produk. Dari kalkulasi yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa activity based costing merupakan alternative yang baik bagi perusahaan agar dapat memaksimalkan labanya dengan menggunakan sistem harga pokok produksi yang tepat dalam pembebanan biaya overhead pabrik. 98

C. Keterbatasan

Penelitian ini masih jauh dari sempurna, mengingat masih terdapat keterbatasan-keterbatasan antara lain menyangkut: 1. Dalam penentuan variabel dalam penelitian ini rata-rata hampir sama dengan yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, tanpa punya banyak kesempatan untuk menelaah lebih seksama. 2. Keterbatasan waktu yang begitu singkat untuk melakukan penelitian ini dan hanya menggunakan data perusahaan dalam kurun waktu satu tahun saja sehingga tidak dapat dibandingkan dari tahun ke tahun.

D. Saran

Bagi CV Delima Mandiri penulis menyarankan, sebaiknya perusahaan menggunakan Activity Based Costing untuk mendapatkan laba yang lebih maksimum dan untuk mengetahui Cost Driver dalam penyusunan harga pokok produksi, dan bagi peneliti berikutnya penulis menyarankan untuk lebih memvariasikan variable-variabel yang dapat dihubungkan dengan penerapan metode Activity Based Costing karena pada penelitian ini masih menggunakan variable-variabel yang tidak jauh berbeda dari peneliti-peneliti sebelumnya. Serta mempersiapkan penelitian tersebut dengan seksama mulai dari lamanya waktu penelitian hingga periode data yang diperoleh dari perusahaan agar lebih mendapatkan hasil penelitian dari activity based costing secara lebih mendalam. 99 DAFTAR PUSTAKA Atkinson, Anthony A., Robert s.Kaplan, Ella Mae Matsimura, and S.Mark Young. Management Accounting. Fitfth Edition, Prentice Hall, Inc., 2007. Blocher, Edward., David E.Stout, Gary Cokins and Kung H. Chen. Cost Management A Strategic Emphasis. Fourth Edition, Mc Graw Hill, 2008. Brewer, P.C., Garrison, R.H Eric W. Nooren, Akuntansi Manajerial Jilid 1Edisi 11 . Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006. Bustami, Bastian dan Nurlela. Akuntansi Biaya : Teori Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009. Carter,W.K. Usry, M.F., Akuntansi Biaya Jilid 1Edisi 13. Jakarta:Penerbit Salemba Empat, 2006. Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen dan Liming Guan, Cost Management: Accounting and Control, 6 th Ed, 2006. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hansen, D.R., Marryane M. Mowen, Management Accounting. Seventh Edition, Thomson South Western, 2006. Hansen, Don. R., Mowen, Maryanne. M, Miller Management Accountingand Control, Shoutern-Western College Publishing, 2006. Hari Adi, Priyo. “Implementasi Activity Based Costing Terhadap Kinerja Perusahaan.” Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2005. Hilton, R.W., Michael W. Maher and Frank H.Selto. Cost Management:Strategies for Business Decisions . Fourth Edition. McGraw-Hill?Irwin, 2008. Horngren, Charles. T., Foster, George, and Datar, Srikant M., Cost Accounting; A Managerial Emphasis, 11 th Edition, Upper Sadle River: Prentice-Hall, 2003. Horngren, Charles T., Srikant M Datar, George Foster, Madhav V. Rajan, and Cristopher Ittner, Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Thirteenth Edition, Prentice Hall, 2009. Mulyadi. Activity Based Cost System. Edisi Enam, Yogyakarta, UPP STIM YKPN Yogyakarta, 2007. Mulyadi, Activity Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya. Edisi ke-6. Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2007. 100 Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ciputat: Ceqda, 2007. Nopilia, Leni. “Estimasi Perhitungan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji dengan Sistem Activity Based Costing ” Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2012. Sarah, Siti. “Penerapan Activity Based Costing untuk Biaya Gardu Pelayanan Tol Sebagai Dasar Perhitungan Efisisensi yang Dicapai Atas Pemakaian E-Tol Card dan Gardu Tol Otomatis”. Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010. Supriyono, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2010. Tunggal, Amin Widjaja. Pengantar Activity Based Costing ABC dan Activity- Based Management ABM, Penerbit Harvindo, Jakarta 2009. Wasilah, Ahmad Dunia, Firdaus. Akuntansi Biaya Edisi 2, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009. Widjaja, Tomy. “Usulan Penerapan Activity Based Costing pada PT M-I Chemicals Indonesia Chemicals Drilling Manufacture .” Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2008. Yuliastanti, Nina. “Penerapan Sistem Activity Based Costing Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Komponen Otomotif”. Tesis S2 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010. Lampiran I Data perusahaan 104 Job desk staf produksi bagian awal Nama bagian Pekerjaan Persyaratan kompetensi Komponen rangka Membuat bagian-bagian komponen rangka Kemahiran menggunakan mesin potong Sub Assy Menggabungkan komponen- komponen rangka menjadi part-part body Kemahiran menggunakan jig Pengelasan Total Assy Menggabungkan part-part dari sub assy, untuk kemudian dibangun menjadi bentuk utuh body Kemahiran pengukuran Pengelasan Welder Pengelasan - Supervisor produksi Bertanggung jawab dalam pembuatan prototype Supervise pekerjaan tenaga kerja borong Kemahiran dan pengetahuan dalam segala bidang pekerjaan pembuatan rangka bus Metal cutting Memotong plat-plat untuk komponen - Komponen Perakitan komponen Kemampuan metal cutting, pengukuran yang optimal Sub assy Merakit komponen-komponen yang ada menjadi bagian- bagian part Pengelasan, pengukuran, pengalaman di metal finish Pre-setting Merakit part-part utuh Pengelasan, pengalaman di metal finish Body assy Merakit part-part menjadi mobil keseluruhan Pengelasan, pengalaman di metal finish Metal finish Pengecekan hasil pekerjaan plat sampai siap didempul - Komponen Pembuatan komponen Pemotongan plat, pengukuran Bodi: lambung Penggabungan komponen- komponen menjadi part yang terkait, dan memasang pada rangka bus. Pengalaman dalam pembuatan komponen - Kemampuan menilai kesesuaian rangka dan engsel - Keahlian pengelasan - Keahlian Bodi: cowl depan Bodi: cowl belakang Bodi: lakupan depan Bodi: lapisan dalam Bodi: spakbor Bodi: pintu Bodi: bagasi belakang Bodi: kunci- 105 Nama bagian Pekerjaan Persyaratan kompetensi kunci pengguntingan plat Bodi: ducting AC Bodi: tenda Bodi: dudukan dashboard Bodi: ring lampu Bodi: kap atas Metal finish Mengecek ulang hasil kerja dan memperbaiki hasil kerja yang kasar atau tidak sesuai aspek Pengalaman di pembuatan komponen dan pemasangan bod Job desk staf produksi bagian akhir Nama bagian Pekerjaan Persyaratan kompetensi Gosok plat Menggosok plat sampai siap dipoxy, melap thinner sampai plat bersih siap dipoxy - Epoxy Menilai hasil gosokkan plat, memastikan plat benar-benar kering sebelum dipoxy primer dan filler Mampu menilai hasil gosokan plat Gosok dempul Menggosok plat yang sudah didempul sampai siap dipoxy filter atau dicat Mampu menilai hasil dempul Mampu menilai gosokan yang baik Dempul Mendempul plat sebelum dipoxy filler Mendempul plamir Dempul pilihan Pengalaman menggosok plat Mengetahui kondisi plat yang sudah siap didempul Cat Menilai hasil gosokan mobil, menilai kesiapan produk sebelum dicat Mengetahui hasil kerja yang siap cat Mempunyai pengalaman menggosok, mempoxy, dan mendempul 106 Job desk staf produksi bagian finishing Nama bagian Pekerjaan Persyaratan Kompetensi Perakitan rangka bangku - Membuat komponen rangka bangku - Penggabungan komponen menjadi rangka bangku lengkap - Mengubah bangku orisinil agar sesuai aspek Pengelasan, penggunaan gurinda, mesin bor, dan pengukuran Pasang-pasang dan bongkar Memasang perlengkapan interior Pengeboran, pengukuran Pemotongan kayu Memotong kayu-kayu agar sesuai ukuran membuat komponen Pengukuran, pengalaman membuat produk sejenis di industry karoseri Penyetelan Menyetel komponen-komponen kayu, pemasangan menjadi bentuk dasar produk Pendempulan Mendempul produk dasar kayu sebelum dipliturdicat Pliturdico Pewarnaan produk kayu finishing Finishing produk, memperbaiki bagian-bagian yang kurang sempurna Kunci-kunci Pemilihan kunci yang sesuai Mengepas kunci ke ruang kunci Pemasangan kunci Pengeboran, keuletan, pengalaman jahit Menjahit bahan-bahan Pengukuran, pengalaman mengerjakan produk sejenis di karoseri, kemampuan menjahit Pasang hasil Memasang hasil jahit ke bagian Pengukuran, pengalaman, 107 jahit ke bangku yang terkait kecermatan Pasang plafon Pasang karpet Pasang cat merk dan sticker Memasang sticker Presisi dalam pengukuran, ketelitian Asisten pasang cat merk Menempel kertas lem bantu, pengerjaan pada level mudah Keuletan dan ketelitian 108 LIST SUPPLIERPEMASOK NO. NAMA PEMASOK ALAMAT NO.TELP NO.FAX BARANG YANG DIBELI 1. ACC Jl. Raya Pemda No.10, Kedung Halang, Bogor 0251- 8662461 - Besi 2. Anugrah Sejati Jl. Komplek Laladon Asri Blok A No.11, Laladon, Ciomas, Bogor 0251-9476879, 9430234 0251- 7542757 Gurinda merk Ribben 3. Automotive Glass Center Jakarta - - Silikon merk Simson 4. Bintang Sejahtera Jl. Outer Ring Road No.21A, Pintu Air, Cengkareng, Jakarta Barat 021-5558697 021-5558697 Air Conditioner 5. Cahaya Benteng Mas Jl. Pangeran Jayakarta No.151, Jakarta 021- 681964 021-6283207 Plat galvanyl 6. Calsivo Jl. Cihampelas No. 260, Bandung 022-2032610 - Kain imitasi, kain woll 7. Cisadane Indah Unggul Jl. Raya Penggilingan Aneka Elok No. 431, Cakung, Jakarta Timur 021-4809283 021-4804274 Thinner, wash bensin 8. Dinamika Engineering Jl. Manunggal V, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 021-53124786 - Hidrolik 9. Fajar Harapan Komp. V Point, Jl. Raya Pajajaran No. 1 ZF, Bogor 0251-8336775 0251-8380498 Stabilus merk Bansbach 10. Galaxy Variasi Jl. Raya Tajur, Bogor 0251-314796 0251-314120 Suku cadang dan variasi kaca film, car audio, central lock, dan 109 NO. NAMA PEMASOK ALAMAT NO.TELP NO.FAX BARANG YANG DIBELI alarm 11. Hydrotecnindo Jl. Laskar Pekayon Jaya No.16, Bekasi Selatan 021-8213684 021-8213684 Hoist arm roll, hoist dump truck 12. Indovisual Presentatama, PT Komp. Perkantoran Multiguna blok 1A-B Kemayoran, Jl. Rajawali Selatan Raya, Jakarta 021-6412132 021-641212 Sreenworks 13. Intinusa Persada Jakarta - - Alat elektronik 14. Karya Guna, CV Jl. Swadarma Raya No.9A, Ulujami Pesanggrahan, Jakarta Selatan 021-58904683 021-79198788 Gas oksigen, karbondioksida, acetilyn 15. Karya Mandiri Semesta Jl. P. Jayakarta No.1622-3, Jakarta Pusat 021-6240770 021-6294013 Besi dan alumunium besi beton, plat putih, plat hitam, plat boardess, plat strip, plat steinless steel, besi kanal, besi siku, pipa hitam, pipa kotak, SPHC, SPCC, plat kapal, bordes, strip, nako, beton, siku, kanal, H. Beam, IWF, pipa. 16. Lancar Jaya Mandiri Sunter Hijau IX Blok 3 No.3, Jakarta Utara 021-6517712 - Semprot polyurethane 17. Maju Jaya Sejahtera LTC lt.GF2 Blok C19No.3, Jakarta Barat 021-62201337 021-62201337 Mesin las, kawat las 110 NO. NAMA PEMASOK ALAMAT NO.TELP NO.FAX BARANG YANG DIBELI 18. Marga Bharata Jl. Pangeran Jayakarta 101 A2, Jakarta 021-6019838 021-6295312 Lem aica aibon 19. Mekar Jaya Jl. Batutulis No.73 Bogor 0251-8362770 0251-8363851 Pendukung pengelasan dan pengecatan amplas, gurinda, kawat las, plingkut 20. Mycotama Distribusindo Jl. Raya Bogor KM 30.3, Cimanggis, Depok 021-71577389 021-8710882 Bahan interior bus dan lampu-lampu 21. Nuraria Maju Bersama Mutiara Faza Office Kav. RC. 4, Jl. Condet Raya, No.27, Pasar Rebo, Jakarta Timur 021-87784309 021-87784310 Kertas lem, double tape, lap takrag 22. Oto Friend Proyek Mega Sparepart, Asem Reges Blok C-O No.5, Jl. Raya Taman Sari, Jakarta Pusat 021-62304967 021-6266883 Elektrikal dan mekanikal lampu- lampu 23. Ronadamar Sejahtera Jl. Rawa Ternate I3, Pulogadung Industrial Estate, Jakarta 021-4606202 021-4602524 Lem Fox 24. RVM Global Graha Atrium 10th floor suite 10.03, Jl. Senen Raya No.135, Jakarta 021-3862131 021-3441085 Kain woll, kain imitasi 25. Samudera Agung Jl. Otista Raya No.11, Jakarta Timur 021-85909101 021-85909106 Besi dan alumunium siku, profil, plat 26. Sejahtera, UD Jl. Raya Ciawi, Bogor 0251-8242677 0251-8249323 Busa, kain woll, aksesoris interior 27. Sticker.Lab DNA Sticker Jl. Suka Mukti No.10 Mayasari Lt. 3 Pasteur, Bandung 022-2034444 - Sticker, neon box, name board, 111 NO. NAMA PEMASOK ALAMAT NO.TELP NO.FAX BARANG YANG DIBELI sunblasting, print mug 28. Tandike Indonesia Jl. Ciledug Raya No.2, Seskoal, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 021-7222666 021-7234999 Peralatan evakuasi darat 29. THO Sticker Jl. Batutulis No. 32-34, Bogor 0251-2783088 - Sticker 112 Material Truk Dalmas Rangka dan Plat No Deskripsi Barang Jml Satuan Harga Total Harga 1 UNP 100 2 batang 412.500 825.000 2 UNP 65 3.5 batang 255.603 894.609 3 Siku 50 x 50 2 batang 237.500 475.000 4 Siku 40 x 40 3 batang 168.750 506.250 5 Pipa 1 14 x 2.3 mm Full 14 batang 200.000 2.800.000 6 Pipa 12 x 2.3 mm 2 batang 95.000 190.000 7 Pipa 1 x 2.3 mm Full 2 batang 117.500 235.000 8 Pipa 34 x 2.3 mm Full 3.5 batang 104.156 364.547 9 Kayu Kaso 50 x 70 x 4500 2 batang 309.375 618.750 10 Pipa 40 x 20 x 2.3 mm 4 batang 175.000 700.000 11 Plat Boardess 2.3 mm 4 lembar 615.000 2.460.000 12 Plat Hitam 2.3 mm Full 6.5 lembar 536.625 3.488.063 13 Plat Hitam 2.0 mm 1 lembar 481.250 481.250 Pengecatan 1 Cat Pu Mini Orange 11 Liter 181.819 2.000.006 2 Cat Pu Super Black 1 Liter 153.409 153.409 3 Pernis 1 Liter 187.500 187.500 4 Kertas lem 10 Roll 4.813 48.125 5 Amplas 15 lembar 2.250 33.750 6 Dempul 5 Kg 100.000 500.000 7 Epoxy 1 Galon 87.500 87.500 8 Thinner ND 14 Liter 12.898 180.565 9 Thinner PU 4 Liter 26.136 104.545 Perlengkapan Tambahan 1 Pantle hook besar 1 Unit 1.125000 1.125.000 TOTAL PEMBELIAN MATERIAL 18.458.868 Sumber: CV Delima Mandiri 113 Material Dump Truck Rangka dan Plat No Deskripsi Barang Jml Satuan Harga Rp Total Harga 1 UNP 120 4 batang 535.900 2.143.600 2 UNP 100 2 batang 379.500 759.000 3 UNP 80 7 batang 271.400 1.899.800 4 Plat 3 mm dinding 7 lembar 655.500 4.588.500 5 Plat 4 mm lantai 3 lembar 923.450 2.770.350 6 Plat 10 mm 0.5 x 122 0.5 lembar 2.645.000 1.322.500 7 Behel 19 mm 2 batang 304.750 609.500 8 Pipa hitam 34 perisai 3.5 batang 95.824 335.383 9 pipa hitam 1 12 bull bar 0.5 batang 189.750 94.875 10 Kayu kaso 60 x 100 2 batang 138.000 276.000 11 Plat boardess 2.3 mm 0.5 lembar 565.800 282.900 Pengecatan 1 Cat hitam pilpilan 1 liter 25.300 25.300 2 Steel gloss dp 7 liter 90.850 635.950 3 Steel gloss 2 liter 155.250 310.500 4 Pernis 1 liter 172.500 172.500 5 Kertas lem 10 roll 4.428 44.275 6 Amplas 15 lembar 2.070 31.050 7 Dempul 5 kg 92.000 460.000 8 Epoxy 1 galon 80.500 80.500 9 Thinner ND 14 liter 11.866 166.120 10 Thinner PU 4 liter 24.045 96.181 Perlengkapan Tambahan 1 Hydrolic 1 Unit 14.950,000 14.950.000 2 Pantle hook 1 unit 575.000 575.000 Total Pembelian Material 32.629.784 Sumber: CV Delima Mandiri 114 Total Penggunaan Tenaga Kerja Langsung Truk Dalmas ONGKOS TENAGA KERJA LANGSUNG N o Tahapan produksi Jml Satuan Harga Total Harga 1 Bag. Elektrikal 1 Unit 862.500 862.500 2 Bag. Pengecatan 1 Unit 1.725.000 1.725000 3 Bag. Pembuatan Bodi 1 Unit 3.450.000 3.450.000 4 Bag. Terpal 1 Unit 517.500 517.500 5 Bag. Bangku 1 Unit 402.500 402.500 6 Bag. Plingkut Finishing 1 Unit 166.750 166.750 7 Bag. Kaca 1 Unit 115.000 115.000 8 Bag. Logo 1 Unit 172.500 172.500 9 Bag. Plafon 1 Unit 230.000 230.000 1 Bag. Kunci 1 Unit 57.500 57.500 Total Ongkos Tenaga Kerja Langsung 26.158.118 Sumber: CV Delima Mandiri 115 Total Penggunaan Tenaga Kerja Langsung Dump Truck ONGKOS TENAGA KERJA LANGSUNG No Tahapan produksi Jml Satuan Harga Total Harga 1 Bag. Plingkut dan Finishing 1 unit 166.750 166,750 2 Bag. Pengecatan 1 unit 1.121.250 1.121.250 3 Bag. Body 1 unit 5.750.000 5.750.000 4 Bag. Mekanikal 1 unit 287.500 287.500 5 Bag. Kaca 1 unit 115.000 115.000 6 Bag. TerpalJaring 1 unit 517.500 517.500 Total Ongkos Tenaga Kerja Langsung 7.958.000 Sumber: CV Delima Mandiri 115 Lampiran II Struktur dan Teknis Wawancara 116 PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR Judul Penelitian : “Perbandingan Penerapan Sistem Tradisional dan Activity Based Costing untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Studi Kasus Pada Perusahaan Autobody Manufaktur dan Komponen Otomotif di CV Delima Mandiri Tanggal Penelitian : 22 Desember2012

A. Identitas Informan

Nama Informan : Wilson Witarsa, SE Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 28 tahun Posisi : Pimpinan Bagian Keuangan

B. Pendahuluan

1. Memperkenalkan diri. 2. Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara disertai dengan manfaat penelitian dan menjelaskan bahwa kerahasiaan informan terjamin. 3. Melakukan kontrak wawancara, menawarkan waktu wawancara 20 menit sampai 30 menit. 117

C. Pertanyaan Wawancara

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan, selanjutnya peneliti mewawancarai informan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur organisasi di CV Delima Mandiri? 2. Berapa omset yang didapatkan dari usaha dagang tersebut dalam jangka waktu satu tahun? 3. Bagaimana dengan keadaan omset usaha anda pada lima tahun teakhir ini? 4. Apakah pernah mengalami penurunan omset di bulan atau tahun-tahun sebelumnya? 5. Berapa prosentase keuntungan yang diinginkan dari penjualan produk tersebut? 6. Metode apa yang biasa digunakan sebagai penentu biaya produksi untuk menentukan harga jual? Metode traditional cost atau cost-plus pricing ataukah metode biaya standar? Atau . . . . . . 7. Berapa jumlah tenaga kerja langsung yang dimiliki persuhaan anda? 8. Berapa jumlah jam kerja dalam sehari dan berapa jumlah hari kerja dalam satu bulan untuk pekerja pabrik? 9. Mengenai biaya-biaya langsung: a. Berapa total biaya bahan baku yang diperlukan dalam sebulan? b. Berapa biaya gaji tenaga kerja langsungnya dan bagaimana sistem penggajiannya? 10. Mengenai biaya overhead pabrik: a. Berapa biaya sewa bangunan, listrik, air, dan telpon? 118 b. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan penjualan dan biaya angkut pembelian? 11. Dari manakah bahan baku tersebut didapat? 12. Seberapa luas jangkauan pasar dari CV Delima Mandiri? 13. Bagaimana proses produksi untuk produk satu unit produk truk dalmas dan dump truk?

D. Penutup

1. Menyimpulkan hasil wawancara 2. Menyampaikan terima kasih 3. Mengakhiri wawancara. 119 TEKNIS WAWANCARA

1. Berapa omset yang didapatkan dari perusahaan tersebut dalam