Analisis penerapan activity based costing system dalam menentukan harga pokok kamar hotel (studi kasus di hotel UNY Yogyakarta).

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL

Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta

Junita Iklina NIM: 122114134 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan besarnya harga pokok kamar hotel dengan menggunakan perhitungan Hotel dan Activity Based Costing System pada Hotel UNY.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Hotel UNY Yogyakarta. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode perhitungan Harga Pokok kamar Hotel yang diterapkan oleh hotel selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing System.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara Harga Pokok Kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel dan dengan penerapan Activity Based Costing System.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF ACTIVITY

BASED COSTING SYSTEM FOR DETERMINING

THE COST OF ROOM

Case Study at UNY Hotel Yogyakarta

Junita Iklina NIM: 122114134 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of this study was to compare the magnitude of the cost of a hotel room by using a calculation Hotel and Activity Based Costing System at Hotel UNY.

This research was a case study in UNY Hotel Yogyakarta. The data collection technique was interview and documentation. Data analysis technique used was a comparative descriptive analysis that showed and compared the method of calculation of Cost-room hotel was between the method that was being applied by the hotel and the method of Activity Based Costing System that used in this research.

The conclusion from the research was that there was a difference between the cost of rooms are determined by the hotel management and the implementation of Activity Based Costing System.


(3)

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL

(Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Junita Iklina NIM: 122114134

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL

(Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Junita Iklina NIM: 122114134

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya” -Pengkhotbah 3 :11a-

„ Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam sgala hal keinginanmu kepada Allah dalam

doa dan permohonan dengan ucapan syukur” - Filipi 4:6 -

Skirpsi ini ku persembahkan untuk mereka yang selalu menyertaiku, mendoakanku dan menyemangatiku: 1. Tuhan Yesus Kristus 2. Keluargaku Tercinta 3. Teman-temanku


(8)

(9)

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun skripsi yang berjudul Analisis Penerapan Activity Based Costing System dalam Menentukan Harga Pokok Kamar Hotel (Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta) ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meperoleh gelar sarjana pada Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari tanpa ada bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan semestinya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak. QIA., CA selaku dosen pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Tri Yulianto selaku Manager Operational Hotel UNY yang telah memberikan ijin dan memberikan informasi data yang diperlukan dalam penelitian penulis.

4. Para pegawai Hotel UNY yang telah memberikan informasi dan bantuan yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini.


(11)

viii

5. Orang tua penulis, Ayahku Yosias Sampe Tondok dan Ibuku Dina Tarappa Pollo Pana yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materiil serta doa yang tulus hingga skripsi ini dapat selesai.

6. Kakak ku Daniel, SE yang selalu memberikan semangat kepada penulis. 7. Yosef Sigit Prasetya yang selalu memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis.

8. Teman-teman tercinta, Elisabeth Ritria Dwilistya Paramita, Elvita Dearti Tinambunan, Anggi Enno Hapsari, Cindy Fatresia, Rosalina Napitupulu, Lasma Lamiatur, Adiutrix Maria Ira yanti Seran, Maria Anastasia Vyka Pangudi Putri, Agnes Sandrawati, Christianti Pattiasina yang selalu memberikan semangat dan masukan-masukan yang positif kepada penulis. 9. Teman–teman akuntansi 2012 khususnya kelas C atas kebersamaan yang

telah kita jalani bersama

10. Teman-teman seperjuanganku di kelas MPAT yang telah memberikan semangat dan berbagi ide kepada penulis.

11. Podang 10 Fam Squad Jesty, Resi, Grace, Claudia, Sisca dan Tika yang selalu memberikan semangat

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang sudah banyak membantu dan memberikan dukungan selama penyusunan skripsi ini.


(12)

ix

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis juga menyadari skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 November 2016


(13)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN . ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Biaya ... 7

1. Pengertian Biaya ... 7

2. Klasifikasi Biaya ... 8

B. Harga Pokok Produksi ... 11

C. Akuntansi Biya Konvensionl atau Trdisional ... 12

D. Activity Based Costing System ... 13

1. Pengertian Activity Based Costing System ... 13

2. Aktivitas ... 14

3. Jenis Aktivitas ... 14

4. Cost driver dan Cost Pool ... 15

5. Syarat-syarat penerapan Activity Based Costing System ... 16

6. Manfaat Activity Based Costing System ... 17

7. Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System ... 18

8. Activity Based Costing System Pada Perusahaan Jasa ... 19

9. Tahapan dalam Menerapkan Activity Based Costing System (ABC System) ... 21


(14)

xi

E. Perusahaan Jasa ... 23

1. Pengertian Perusahaan Jasa ... 23

2. Jasa Perhotelan ... 24

F. Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

D. Jenis Data dan Sumber Data ... 27

E. Metode pengumpulan Data ... 28

1. Wawancara ... 28

2. Dokumentasi ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV GAMBARAN UMUM HOTEL UNY ... 31

A. Sejarah Hotel UNY ... 31

B. Visi dan Misi Hotel UNY ... 33

C. Struktur Organissi ... 34

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Analisis Data ... 36

1. Perhitungan Harga Pokok Kamar Menurut Hotel UNY ... 36

2. Perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel Menggunakan Activity Based Costing System ... 40

B. Pembahasan ... 51

BAB VI PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Keterbatasan Penelitian ... 55

C. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Harga Kamar Hotel UNY Tahun 2015 ... 36

Tabel 2. Luas Lantai Kamar Hotel UNY ... 37

Tabel 3. Jumlah Kamar Tersedia untuk Dijual ... 37

Tabel 4. Jumlah Hari Tamu Menginap Hotel UNY Tahun 2015 ... 38

Tabel 5. Occupancy Rate Hotel UNY Tahun 2015 ... 39

Tabel 6. Pendapatan Penjualan Jasa Kamar Hotel UNT Tahun 2015... 39

Tabel 7. Harga Pokok Kamar Hotel UNY Tahun 2015 ... 40

Tabel 8. Daftar Aktivitas ... 41

Tabel 9. Klasifikasi Aktivitas ... 41

Tabel 10. Penentuan Cost Driver ... 44

Tabel 11. Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool I ... 45

Tabel 12. Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool II ... 45

Tabel 13. Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool III ... 46

Tabel 14. Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool IV ... 46

Tabel 15. Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool V... 47

Tabel 16. Pemakaian Cost Driver Tahun 2015 ... 47

Tabel 17. Tarif Per Unit Cost Driver ... 48

Tabel 18. Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Standard ... 49

Tabel 19. Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Superior ... 49

Tabel 20. Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Deluxe ... 50

Tabel 21. Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Executive ... 50

Tabel 22. Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Executive Suite ... 50

Tabel 23. Perbandingan Harga Pokok Kamar per Hari antara Metode Konvensional dengan Activity Based Costing System ... 51


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi ... 35


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rincian Biaya per Departemen Tahin 2015 ... 59 Lampiran 2 Pertanyaan Wawancara ... 61 Lampiran 3 Surat Pernyataan Penelitian ... 62


(18)

xv

ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL

Studi Kasus di Hotel UNY Yogyakarta

Junita Iklina NIM: 122114134 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan besarnya harga pokok kamar hotel dengan menggunakan perhitungan Hotel dan Activity Based Costing System pada Hotel UNY.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Hotel UNY Yogyakarta. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode perhitungan Harga Pokok kamar Hotel yang diterapkan oleh hotel selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing System.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara Harga Pokok Kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel dan dengan penerapan Activity Based Costing System.


(19)

xvi

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF ACTIVITY

BASED COSTING SYSTEM FOR DETERMINING

THE COST OF ROOM

Case Study at UNY Hotel Yogyakarta

Junita Iklina NIM: 122114134 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of this study was to compare the magnitude of the cost of a hotel room by using a calculation Hotel and Activity Based Costing System at Hotel UNY.

This research was a case study in UNY Hotel Yogyakarta. The data collection technique was interview and documentation. Data analysis technique used was a comparative descriptive analysis that showed and compared the method of calculation of Cost-room hotel was between the method that was being applied by the hotel and the method of Activity Based Costing System that used in this research.

The conclusion from the research was that there was a difference between the cost of rooms are determined by the hotel management and the implementation of Activity Based Costing System.


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan semakin meningkatnya persaingan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang pariwisata dan perhotelan yang saat ini sedang berkembang di Indonesia maka sudah menjadi keharusan bagi perusahaan jasa yaitu Hotel di Indonesia untuk terpacu berbenah diri untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas guna mewujudkan tata pengelolaan yang baik serta dapat meningkatkan daya saing hotel tersebut. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan tersebut ditentukan oleh beberapa hal antara lain quality, services dan price. Untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan dituntut untuk bisa menjalankan strategi manajemen perusahaan dengan baik.

Services merupakan kuantitas atau ragam pelayanan yang diberikan pihak hotel terhadap tamunya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center, bar dan lain sebagainya. Quality merupakan kualitas pelayanan terhadap tamu, hal ini lebih menekankan pada kepuasan tamu terhadap suatu jenis pelayanan (Kotler, 2009). Kebersihan kolam renang yang selalu terjamin, rasa masakan yang sesuai dengan keinginan tamu, alat-alat kebugaran yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, keramahan karyawan


(21)

hotel merupakan contoh dari kualitas pelayanan yang disediakan pihak hotel untuk tamu atau konsumennya.

Selain quality dan services, price merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam menarik hati konsumen maupun calon konsumen. Price merupakan jumlah nominal yang harus dibayarkan oleh konsumen atas pelayanan yang diberikan pihak hotel atau penyedia jasa. Jika ada perbandingan antara beberapa hotel dengan quality dan service yang sama dalam hal penentuan harga dan mengabaikan faktor loyalitas konsumen terhadap produsen atau penyedia jasa, konsumen akan cenderung memilih hotel yang lebih murah (Kotler, 2009).

Keadaan ini menuntut para pelaku usaha atau bisnin untuk fokus memberikan dan menjamin kualitas serta pelayanan dengan harga yang terjangkau. Perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif dalam menentukan harga yang sesuai dengan kualitas dan pelayanan yang diberikan agar mampu bertahan dan bersaing dengan pihak pesaing lainnya. Oleh karena itu, diperlukan strategi-strategi perusahaan yang bisa memenangkan perusahaan dalam persaingan. Salah satu strategi yang digunakan untuk bisa memenangkannya adalah penekanan harga jual produk. Dengan harga jual yang semakin rendah, maka diharapkan tingkat penjualan produk menjadi tinggi.


(22)

Harga pokok mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual produk. Penetapan biaya yang lebih tepat akan menghasilkan harga pokok produk atau jasa yang lebih akurat (Supriyono, 2002). Oleh karena itu, perusahaan harus benar-benar serius dalam menangani harga pokok produksinya. Dalam perhitungan biaya produk untuk menentukan harga pokok produk atau jasa masih banyak perusahaan yang menggunakan metode tradisional (Mulyadi, 2007: 49).

Penentuan biaya dengan metode tradisional kurang sesuai dengan jenis produk jasa yang bervariatif, sehingga memberikan informasi yang tidak akurat dalam pembebanan biaya nya. Dalam sistem akuntansi tradisional, pembebanan biaya produksi dilakukan atas biaya langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan produk. Pembebanan atas biaya tidak langsung dilakukan dengan menggunakan dasar pembebanan secara menyeluruh atau per departemen. Hal ini dapat menimbulkan under costing atau over costing pada produk yang dijual karena tidak mencerminkan biaya yang sebenarnya dan hal ini akan berpengaruh pada laba perusahaan. Distorsi biaya juga akan berdampak pada kesalahaan penentuan biaya, pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengendalian perusahaan.

Dengan mengubah proses perhitungan biaya dari metode tradisional menjadi Activity Based Costing System, perusahaan dapat


(23)

melakukan pembebanan biaya lebih efektif dan efisien (Hansen dan Mowen, 2009). Activity Based Costing System merupakan alternatif solusi yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi akuntansi yang relevan dalam pengambilan keputusan atas penetapan harga pokok dan penetapan harga jual yang lebih tepat sehingga pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: “Apakah terdapat perbedaan besarnya harga pokok kamar hotel menurut Hotel UNY dan menurut Activity Based Costing System?”.

C. Tujian Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan harga pokok kamar hotel dengan menggunakan perhitungan Hotel dan Activity Based Costing System pada Hotel UNY

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai kalangan yaitu, sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang pastinya berguna di waktu yang akan datang.


(24)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi hotel sebagai masukan atau refrensi untuk meningkatkan kinerja dan menentukan suatu strategi perusahaan khususnya dalam mengoptimalkan fungsi dan peranan informasi pada periode selanjutnya.

3. Bagi pihak lain

hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi refrensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.

E. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara keseluruhan dalam penulisan skripsi. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tentang landasan teori sebagai pedoman dalam pembahasan penulisan skripsi berupa konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan.


(25)

Bab ini menjelaskan tentang pendekatan penelitian yang digunakan, obyek penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, prosedur pengambilan data serta teknik analisis yang digunakan oleh penulis dalam memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan

BAB IV Gambaran Umum Hotel UNY

Bab ini merupakan bab tentang gambaran umum Hotel UNY yang terdiri dari sejarah singkat hotel, visi dan misi hotel dan struktur organisasi.

BAB V Analisis data dan Pembahasan

Bab ini merupakan bab pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya dan menggunakan data yang telah diolah sesuai dengan metode penelitian yang digunakan dan landasan teori yang ada.

BAB VI Penutup

Bab ini merupakan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari penulis yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.


(26)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Biaya

1. Pengertian Biaya

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 47), biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan dengan bahan yang digunakan untuk produksi. Dalam usaha menghasilkan manfaat saat ini dan di masa depan, manajemen suatu organisasi harus melakukan berbagai usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan dalam mencapai keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu memiliki arti bahwa perusahaan menjadi lebih efisien. Biaya tidak harus ditekan, tetapi juga harus dikelola secara strategis.

Menurut Carter (2009: 30), biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan pada tanggal akuisisi dicerminkan oleh penyusutan atas


(27)

kas atau aset lain yang terjadi pada saat ini atau di masa yang akan datang. Menurut Mulyadi (2007: 4), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Dalam dunia bisnis, semua aktivitas dapat di ukur dengan satuan uang yang lazim di sebut biaya. Aktivitas ini merupakan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran, material untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan bisnis adalah laba. Oleh sebab itu setiap aktivitas harus diperhitungkan secara benefit cost ratio (perhitungan keuntungan dan pengorbanan).

2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya sangat diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu pihak manajemen dalam mencapai tujuannya. Untuk tujuan perhitungan biaya produk dan jasa, biaya dapat diklasifikasikan menurut tujuan khusus atau fungsi-fungsi. Menurut Hansen dan Mowen (2009: 56), biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama, antara lain:

a. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai:

1) Bahan langsung adalah bahan yang dapat di telusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya langsung ini dapat


(28)

dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Bahan yang menjadi bagian produk berwujud atau bahan yang digunakan dalam penyediaan jasa pada umumnya diklasifikasikan sebagai bahan langsung.

2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

3) Overhead. Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam kategori biaya overhead. Kategori biaya overhead memuat berbagai item yang luas. Banyak input selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung diperlukan untuk membuat produk. Bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam kategori overhead sebagai jenis khusus dari bahan tidak langsung. Hal ini dibenarkan atas dasar biaya dan kepraktisan. Biaya penelusuran menjadi lebih besar dibandingkan dengan manfaat dari peningkatan keakuratan.


(29)

Biaya lembur tenaga kerja langsung biasanya dibebankan ke overhead. Dasar pemikirannya adalah bahwa tidak semua operasi produksi tertentu secara khusus dapat diidentifikasi sebagai penyebab lembur. Oleh sebab itu, biaya lembur adalah hal yang umum bagi semua operasi produksi, dan merupakan biaya manufaktur tidak langsung.

b. Biaya nonproduksi (non-manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Terdapat dua kategori biaya nonproduksi yang lazim, antara lain:

1) Biaya penjualan atau pemasaran adalah biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa.

2) Biaya administrasi adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Administrasi umum bertanggung jawab dalam memastikan bahwa berbagai aktivitas organisasi terintegrasi secara tepat sehingga misi perusahaan secara keseluruhan dapat terealisasi.


(30)

B. Harga Pokok Produksi

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 60), harga pokok produksi (cost of good manufactured) mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Menurut Charles T. Horngren (2006: 45), harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan.

Menurut Garrison, Ray H (2006: 60), harga pokok produksi berupa biaya produksi yang berkaitan dengan barang-barang yang diselesaikan dalam satu periode. Harga pokok adalah nilai sesuatu yang dikorbankan dan diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aset yang diimbangi dengan aset berkurang atau utang/modal bertambah (Nafarin, 2013). Harga pokok produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual (Supriyono, 2002).

Harga pokok produksi memiliki peranan dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk beberapa hal seperti menerima atau menolak pesanan, membuat atau membeli bahan baku, dan lain-lain. Informasi mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan harga jual produk yang bersangkutan. Oleh sebab itu, biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang jadi dapat diperhitungkan untuk menentukan harga jual yang tepat.


(31)

C. Akuntansi Biaya Tradisional

Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Fitriasari (2009) metode akuntansi biaya tradisional adalah, “Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Biaya overhead di lain pihak dibebankan dengan menggunakan penelusuran gerak dan alokasi”. Menurut Blocher (2007: 117), Sistem tradisional adalah sistem penentuan harga pokok produksi dengan mengukur sumber daya yang dikonsumsi dalam proporsi yang sesuai dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Dalam sistem tradisional hanya menggunakan driver-driver aktivitas berlevel unit untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk. Driver aktivitas berlevel unit adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya sesuai dengan perubahan unit produk yang diproduksi. Sistem tradisional akan menimbulkan distorsi biaya jika digunakan dalam lingkungan perusahaan manufaktur maju dan dalam persaingan tingkat global. Sistem penentuan harga pokok produksi harus disesuaikan dengan sistem yang cocok dengan lingkungan perusahaannya. Jika sistem penentuan harga pokok produksi tidak dirubah akan menyebabkan distorsi biaya yang besar.


(32)

D. Activity Based Costing System

1. Pengertian Activity Based Costing System

Menurut Hongren (2008), ABC System (Activity Based Costing System) sebagai suatu sistem pendekatan perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan. Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan, sehingga wajar bila pengalokasian biaya-biaya tidak langsung dilakukan berdasarkan aktivitas tersebut. Menurut Carter (2009), Activity-Based Costing (ABC) System sebagai suatu sistem perhitungan biaya yang menerapkan penelusuran biaya-biaya aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi keluaran (output) secara lebih menyeluruh.

Menurut Hansen dan Mowen (2009), ABC System “Activity -Based Costing System(ABC) adalah sistem yang pertama kali menelusuri biaya pada kegiatan/aktivitas kemudian pada produk.” Menurut Blocher (2007), Activity Based Costing System (ABC System) adalah pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk obyek biaya tersebut. Menurut Mulyadi (2007: 50), Activity Based Costing System (ABC system) adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain


(33)

unntuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.

Jadi, ABC System (Activity-Based Costing) System adalah sistem akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk dengan menggunakan berbagai cost driver, dilakukan dengan menelusuri biaya dari aktivitas dan setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke produk.

2. Aktivitas

Menurut Hansen dan Mowen (2009), aktivitas merupakan suatu tindakan, peristiwa, tugas atau pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan tertentu yang menjadi pemicu biaya (cost driver) dan menjadi objek biaya (cost object) untuk pengukuran dan pembebanan biaya dalam suatu perusahaan.

3. Jenis Aktivitas

Menurut Hansen dan Mowen (2009:183), untuk tujuan perhitungan biaya, aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

a. Aktivitas Tingkat Unit

Aktivitas yang dikerjakan setiap kali sebuah unit diproduksi, seperti perakitan peralatan dan permesinan


(34)

b. Aktivitas Tingkat Batch

Aktivitas yang dikerjakan setiap satu batch produk diproduksi, seperti pengiriman konsumen, aktivitas inspeksi, aktivitas pengelolaan dan aktivitas penjadwalan produksi. Gugus (batch) adalah sekelompok produk yang diproduksi dalam satu kali proses. c. Aktivitas Tingkat Produk

Aktivitas yang dikerjakan bila diperlukan untuk mendukung dan mengembangkan berbagai produk yang diproduksi, seperti merancang dan memasarkan produk.

d. Aktivitas Tingkat Fasilitas

Aktivitas yang mendukung proses produksi suatu perusahaan. Sebagai contoh, kebersihan kantor, tata letak, dan sebagainya

4. Cost Driver dan Cost Pool

Menurut Horngren (2006), pemicu biaya adalah suatu variabel seperti tingkat aktivitas atau volume, yang menjadi penyebab utama timbulnya biaya selama rentang waktu tertentu. Pemicu biaya dari suatu biaya variabel adalah tingkat aktivitas atau volume yang perubahannya menyebabkan perubahan biaya variabel secara proporsional. Pemicu biaya terdiri atas penelusuran akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan obyek biaya dan pengalokasian akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan obyek biaya.


(35)

Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan (Mulyadi,2007).

Cost Pool merupakan kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang sama dengan suatu dasar pembebanan (cost driver). Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan menyebabkan semakin bertambahnya biaya dalam cost pool. Aktivitas yang ada dalam perusahaan dapat di gabung menjadi satu cost pool atau beberapa cost pool. System biaya yang menggunakan cost pool akan lebih menjelaskan hubungan sebab akibat antara biaya yang timbul dengan produk/ jasa yang dikeluarkan (Supriyono, 2002).

5. Syarat-syarat Penerapan Activity Based Costing System

Supriyono (1999: 281) menyebutkan syarat-syarat penerapan Activity-Based Costing System sebagai berikut:

a. Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk

Activity-Based Costing System tidak diperlukan untuk perusahaan yang hanya menghasilkan satu jenis produk karena tidak ada masalah dalam keakuratan pembebanan biaya. Jadi salah satu syarat penerapan Activity-Based Costing System adalah perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk.


(36)

b. Diversitas produk oleh perusahaan termasuk tinggi

Diversitas produk mengakibatkan rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berbasis unit dan nonunit berbeda-beda. Jika dalam suatu perusahaan mempunyai diversitas produk maka diperlukan penerapan Activity-Based Costing System. Namun, jika berbagai jenis produk menggunakan aktivitas-aktivitas berbasis unit dan nonunit dengan rasio yang relatif sama, berarti diversitas produk relatif rendah sehingga tidak ada masalah jika digunakan Sistem Tradisional.

c. Perusahaan menghadapi persaingan yang ketat

Bahwa terdapat beberapa perusahaan yang memproduksi produk yang sama atau sejenis, maka masing-masing perusahaan akan bersaing untuk memperbesar pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang ketat ini informasi tentang harga pokok produk yang akurat akan lebih mendukung manajemen dalam mengambil keputusan. 6. Manfat Activity Based Costing System

Menurut Hansen dan Mowen (2009), manfaat dari Activity Based Costing System adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan biaya produk lebih akurat dan informatif, yang mengarahkan pengukuran profitabilitas produk lebih akurat terhadap keputusan stratejik, tentang harga jual, lini produk, pasar, dan pengeluaran modal.


(37)

2. Pengukuran yang lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh aktivitas, sehingga membantu manajemen meningkatkan nilai produk (product value) dan nilai proses (process value).

3. Memudahkan memberikan informasi tentang biaya relevan untuk pengambilan keputusan.

7. Kelebihan dan Kelemahan Activity Based Costing System

a. Keunggulan ABC System

Menurut Mulyadi (2007), keunggulan dan manfaat dari Activity-Based Costing (ABC) System adalah sebagai berikut: 1) ABC System memperlakukan semua biaya sebagai biaya

variabel, sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pembuat keputusan strategis jangka panjang pada perusahaan.

2) ABC System merupakan sistem informasi yang powerful untuk meningkatkan kemampuan kinerja personel di setiap perusahaan, baik perusahaan jasa, dagang, maupun perusahaan manufaktur.

3) ABC System merupakan penentuan biaya berbasis aktivitas yang sangat bermanfaat untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh alokasi biaya tradisional, serta penentuan kos produk atau jasa yang dihasilkan


(38)

4) ABC System merupakan sistem unggulan dikarenakan keakuratan dalam penghitungan biaya, baik itu dalam perusahaan manufaktur ataupun jasa.

b. Kelemahan ABC System

Selain memiliki kelebihan, ABC System juga mempunyai kelemahan atau keterbatasan yang harus diperhatikan oleh manajer sebelum menggunakan ABC System untuk menghitung biaya produk. Menurut Hansen dan Mowen (2009), kelemahan dari Activity Based Costing System adalah sebagai berikut:

1) Alokasi, beberapa biaya dialokasikan secara sembarangan, karena sulitnya menemukan aktivitas biaya tersebut. Contoh: pembersihan pabrik dan pengelolaan proses produksi.

2) Mengabaikan biaya-biaya tertentu yang diabaikan dari analisis. Contoh: iklan, riset, pengembangan, dan sebagainya.

3) Pengeluaran dan waktu yang dikonsumsi. Selain memerlukan biaya yang mahal juga memerlukan waktu yang cukup lama.

8. Activity Based Costing System Pada Perusahaan Jasa

Activity Based Costing System awalnya berkembang dan diterapkan pada perusahaan manufaktur. Activity Based Costing System menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang aktivitas diukur, dicatat, dan disediakan dalam shared database. Activity Based Costing System tidak hanya berfokus ke perhitungan harga pokok produk atau jasa, namun mencakup


(39)

perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui pengelolaan aktivitas. Namun ada beberapa perbedaan dasar antara perusahaan jasa dan manufaktur. Kegiatan dalam perusahaan manufaktur cenderung menjadi jenis yang sama dan dilaksanakan dengan cara yang serupa. Hal ini berbeda untuk perusahaan jasa. „Perbedaan dasar lainnya antara perusahaan jasa dan manufaktur adalah pendefinisian output. Untuk perusahaan manufaktur, output mudah ditentukan (produk-produk nyata yang diproduksi), tetapi untuk perusahaan jasa, pendefinisian output lebih sulit. Output untuk perusahaan jasa kurang nyata. Output harus didefinisikan agar dapat dihitung harganya (Hansen dan Mowen, 2009).

Penerapan ABC System dalam perusahaan jasa sama halnya dengan perusahaan manufaktur. Pada dasarnya ABC System dimulai dengan mengidentifikasi aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Pada perusahaan jasa terdapat berbagai macam aktivitas yang dilakukan. Aktivitas-aktivitas ini semuanya mengkonsumsi sumber daya. Setelah diidentifikasi aktivitas, maka dilakukan pengidentifikaian cost driver selanjutnya melakukan kalkulasi per unit cost driver, kemudian membebankannya pada produk jasa bersangkutan.

Penerapan perhitungan Activity Based Costing System dalam menentukan harga pokok kamar dapat menghasilkan perhitungan yang lebih akurat karena biaya-biaya yang terjadi dibebankan ke produk atas


(40)

dasar aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi dan juga mengelompokkan aktivitas ke berbagai cost driver. Dengan menggunakan Activity Based Costing System perusahaan dapat mengendalikan biaya lebih baik karena ABC System merupakan sistem analisis biaya berbasis aktivitas yang dapat membantu memenuhi kebutuhan manajemen dalam pengambilan keputusan baik yang bersifat strategik maupun operasional.

9. Tahapan Dalam Menerapkan Activity Based Costing System (ABC

System)

Menurut Hansen dan Mowen (2009:175\) proses penerapan Activity Based Costing System (ABC System ) untuk menentukan harga pokok produksi dapat dibagi menjadi dua prosedur, yaitu:

a. Prosedur Tahap Pertama

Prosedur tahap pertama penentuan harga pokok produksi berdasarkan ABC System terdiri dari empat langkah, yaitu:

1. Mengidentifikasi Aktivitas

Langkah pertama untuk menerapkan ABC System adalah mengidentifikasi aktivitas yang akan menjadi dasar sistem tersebut.

2. Mengklasifikasi Berbagai Aktivitas

Mengklasifikasikan aktivitas yang akan menjadi dasar sistem tersebut. Berbagai aktivitas diklasifikasikan dalam beberapa


(41)

kelompok yang mempunyai suatu interprestasi yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat dikelola untuk menghasilkan produk atau jasa. Cara untuk memahami aktivitas dan bagaimana aktivitas tersebut digabungkan disusun dalam empat tingkat, yaitu : unit level activities, batch level activities, product level activities, dan facility level activities.

3. Mengidentifikasi Cost Driver

Mengidentifikasi cost driver dari aktivitas-aktivitas yang telah diidentifikasi dan diklasifikasikan. Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan jenis-jenis biaya yang sejenis atau homogen. Syarat biaya homogen adalah aktivitas-aktivitas harus secara logis berkaitan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.

4. Menentuan Tarif Kelompok (Pool Rate) Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas Tarif kelompok dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(42)

b. Prosedur Tahap Kedua

Setiap kelompok biaya overhead dibebankan kepada produk. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif yang telah dihitung sebelumnya dan nilai sumber daya aktivitas yang dikonsumsi setiap jenis produk. Dengan demikian, overhead yang dibebankan dari setiap kelompok biaya kepada setiap jenis produk dapat dihitung sebagai berikut:

BOP dibebankan = Tarif kelompok × Unit Cost Driver yang digunakan

Setelah menentukan tarif per unit cost driver dan membebankan biaya ke produk dan jasa menggunakan tarif cost driver selanjutnya yaitu:

1. Menyusun perhitungan barga pook produksi menurut Activity- Based Costing System.

2. Membandingkan perhitungan harga pokok menurut prusahaan dan menurut Activity Based Costing System.

3. Menarik kesimpulan dari perbandingan perhitungan yang terjadi.

E. Perusahaan Jasa

1. Pengertian Perusahaan Jasa

Perusahaan Jasa merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya yaitu menjual jasa. Ini berarti bahwa perusahaan jasa


(43)

menghasilkan output atau keluaran berupa jasa atau pelayanan. Perbedaan utama antara perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa yaitu pada aktivitasnya dimana aktivitas dalam perusahaan manufaktur cenderung mempunyai tipe yang sama dan dilakukan dengan cara yang sama. Perbedaan yang lainnya adalah definisi dari output. Untuk perusahaan manufaktur dapat dengan mudah didefinisikan karena hasil dari produknya berwujud, sementara untuk perusahaan jasa sulit didefinisikan karena hasil dari produknya tidak berwujud (Hansen dan Mowen, 2009:53)

2. Jasa Perhotelan

Menurut Sulastiyono (2011: 5), hotel merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan, makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan, dengan membayar sejumlah uang yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima. Biaya dalam hotel didefinisikan sebagai penggunaan kas atau terjadinya utang atau kombinasi keduanya dalam rangka membeli barang atau jasa untuk kegiatan operasional hotel (Darminto dan Suryo, 2002: 19). Beberapa contoh biaya yaitu pembayaran gaji karyawan hotel, pembelian suplais hotel secara tunai.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berfokus pada analisis penerapan Activity Based Costing System dalam menentukan harga pokok kamar hotel. Akbar (2011)


(44)

melakukan penelitian tentang analisis penerapan metode Activity Based Costing System dalam penentuan harga pokok kamar hotel. Hasil penelitian menjelaskan bahwa penggunaan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan selisih harga yang lebih rendah dari penetapan harga manajemen hotel yaitu, untuk kamar standard, deluxe, suite dan untuk kamar family. Sedangkan harga yang lebih tinggi menggunakan Activity Based Costing System pada kamar executive suite/pent house.

Cindrawati dan Dzulkirom (2014) melakukan penelitian mengenai penerapan Activity Based Costing System sebagai dasar menentukan harga pokok kamar hotel. Hasil penelitian menjelaskan perhitungan harga pokok sewa kamar dengan menggunakan Activity Based Costing System (ABC System) memberikan hasil perhitungan kamar yang lebih besar dibandingkan dengan metode yang telah ditetapkan pihak manajemen hotel pada jenis kamar standard dan suite. Sedangkan menggunakan Activity Based Costing System (ABC System) memberikan hasil perhitungan lebih rendah dibandingkan metode yang telah ditetapkan pihak manajemen hotel pada tipe kamar executive, deluxe dan superior.

Maulana dan Dwiatmanto (2016) melakukan penelitian mengenai analisis Activity Based Costing System (ABC System) sebagai dasar menentukan harga pokok kamar hotel. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat selisih perhitungan harga pokok sewa kamar antara perhitungan manajemen hotel dan menggunakan Activity Base Costing System.


(45)

Terdapat enam tipe kamar yaitu: family, deluxe, superior, executive, suite dan exclusive yang menghasilkan perhitungan harga pokok sewa kamar lebih tinggi apabila menggunakan Acivity Based Costing System (ABC System). Sedangkan untuk tipe Cottage I dan Cottage VII menghasilkan perhitungan harga pokok sewa kamar lebih rendah menggunakan Activity Based Costing System dibandingkan dengan harga pokok kamar menurut manajemen hotel.


(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian Hotel UNY Objek Penelitian

Pada peneliian ini yang menjadi objek penelitian adalah penerapan Activity Based Costing System dalam penentuan harga pokok kamar hotel di Hotel UNY.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang merupakan salah satu Perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang perhotelan terletak Di Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan juni 2016 sampa juli 2016.

D. Jenis dan Sumber Data

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan, maka jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah:

1. Data Kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari dalam hotel yang bukan dalam bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk lisan maupun tertulis


(47)

seperti gambaran umum hotel, prosedur-prosedur hotel dan pembagian tugas masing-masing departemen dalam hotel.

2. Data Kuantitatif, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari hotel dalam bentuk angka-angka, seperti laporan jumlah pelangga , laporan biaya-biaya yang terkait, dan lain-lain.

Sedangkan sumber data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada hotel serta melakukan wawancara langsung dengan pihak pimpinan dan beberapa staf yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hotel dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen serta arsip-arsip hotel yang ada kaitannya dengan penulisan ini.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya-jawab dengan pihak hotel yang ditunjuk atau pihak yang ada hubungannya dalam penelitian ini. 2. Dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan

data melalui dokumen–dokumen hotel mengenai data yang terkait dengan masalah yang diteliti seperti kegiatan penentuan harga pokok yang di buat oleh pihak manajemen hotel.


(48)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel yang diterapkan Hotel selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing System. Adapun langkahlangkah analisis data yang dilakukan adalah:

1. Mencantumkan harga pokok kamar hotel menurut Hotel UNY

2. Melakukan perhitungan harga pokok kamar hotel menggunakan Activity-Based Costing System,

Langkah-langkah penerapan Activity Based Costing System dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Mengidentifikasikan aktivitas.

b. Mengklasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas ke dalam berbagai level aktivitas.

c. Mengidentifikasi cost driver.

d. Menentukan tarif per unit cost driver

Untuk menentukan tarif per unit dihitung dengan rumus:


(49)

e. Membebankan biaya ke produk dan jasa dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas. Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung dengan rumus sebagai berikut:

f. Menyusun perhitungan barga pokok kamar hotel menurut Activity- Based Costing System.

3. Membandingkan perhitungan harga pokok kamar hotel menurut hotel UNY dan menurut Activity Based Costing System.

4. Menarik kesimpulan dari perbandingan perhitungan yang terjadi. BOP dibebankan = Tarif kelompok × Unit Cost Driver


(50)

31 BAB IV

GAMBARAN UMUM HOTEL UNY

A. Sejarah Hotel UNY

UNY Hotel diresmikan dengan nama Training Center pada tanggal 21 Juni 2009 oleh bapak Rektor Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd. MA. Yang kemudian dipunlikasikan dengan nama “UNY Hotel”. Dalam perkembangannya, UNY Hotel menawarkan alternative core business yang cukup berpotensi sehingga pada tahun 2011 UNY Hotel dibangun kembali dengan kapasitas 130 kamar, 5 meeting room, 2 restoran, 1 lounge, 1 ballroom, dan 1 business center, kemudian UNY Hotel diresmikan kembali pada tanggal 6 Maret 2012.

Konsep UNY Hotel yaitu modern minimalis, berpadu dengan sedikit sentuhan tradisional yang dapat anda lihat di beberapa ornamen batik yang menghiasi di hampir seluruh ruangan hotel. Hotel ini didominasi warna natural seperti warna kayu dan tanah bercampur warna krem lembut memperkuat kesan natural yang hangat pada hotel ini.

Lokasi yang sangat strategis berada di tengah kota Yogyakarta dan Kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) berdekatan dengan fasilitas penunjang lainnya berupa Masjid, Food Court, Mini Market, Kolam Renang Internasional, berbagai sarana olahraga bertaraf Internasional milik UNY, Rumah Sakit dan Pusat Perbelanjaan menjadi pilihan utama bagi anda yang menginginkan tempat beristirahat sekaligus berlibur dan berbisnis di lingkungan yang tenang, nyaman dan asri.


(51)

Fasilitas UNY Hotel yang juga sebagai Convention Hotel, sangat representatif untuk mengadakan kegiatan MICE, Wedding, Wisuda dan kegiatan berskala besar lainnya karena telah didukung dengan 130 Kamar dengan 5 Type, Standard, Superior, Deluxe, Executive dan Suite, Ballroom berkapasitas 600 orang, 5 Meeting Room dan 2 Restaurant yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, Business Centre, Butik, Drugstore dan ketersediaan lahan parkir yang sangat memadai di dalam area hotel serta view kamar langsung ke Gunung Merapi – Merbabu dan Sindoro-Sumbing memberikan sensasi tersendiri yang dapat anda nikmati langsung dari tempat tidur anda. Fasilitas yang terdapat di tiap kamar hotel UNY yaitu: AC, LCD, Coffee Maker, Bath Up, Hot Water, Magnetic Card Door Lock System, Telephone, Laundry, Room Service 24 Hours

UNY Hotel berhasil menghadirkan Hotel berbintang di tengah kampus yang memiliki imej bersih, ramah, sopan, aman dan nyaman dengan pelayanan yang Smart dan Profesional sesuai dengan Slogan UNY Hotel ” Good Partner , Serve Better “.

Type Kamar yang tersedia di Hotel UNY

Standard Rp. 400.000,- Net/Room/Night (33 Room ) Superior Rp. 500.000,- Net/Room/Night (18 Room ) Deluxe Rp. 600.000,- Net/Room/Night (57 Room ) Executive Rp. 750.000,- Net/Room/Night (20 Room ) Executive Suite Rp. 1.500.000,- Net/Room/Night ( 2 Room )


(52)

B. Visi dan Misi Hotel UNY

Adapun Visi dan Misi yang tertuang dalam Company Profile pada UNY Hote Yogyakarta adalah menjadi hotel bintang tiga di Yogyakarta yang paling diminati oleh para tamu selama-lamanya.

Visi

UNY Hotel Yogyakarta berusaha mempertahankan image-nya menjadi pilihan utama hotel bintang tiga di Yogyakarta.

Misi

1. Meningkatkan Kualitas pelayanan dan produknya agar tetap bertahan di Industri perhotelan dalam posisi yang baik.

2. Meningkatkan kualitas produk dan layanan dengan melampaui ekspektasi dari para tamu dan berbagai aspirasi dari pada Stakeholder. 3. Untuk membangun landasan yang kokoh, inovatif dan juga

keunggulan kompetitif yang berbasis pada pelanggan dengan mendifinisikan ulng dan terus – menerus dilakukan peningkatan pada bidang-bidang berikut:

a. Produk dan Layanan Hotel b. Standarisasi kegiatan Operasional

c. Keputusan Manajemen dalam proses bisnis d. Sistem Manajemen Property

4. Menjadikan Lingkungan Bisnis yang bersahabat dan komunitas sosial yang peduli terhadap operasi hotel Nasional


(53)

C. Struktur Organisasi Hotel UNY

Agar suatu perusahaan dapat menjalankan manajemen dengan baik, maka perlu ada struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi menunjukkan ada tidaknya hubungan antara bagian-bagian organisasi serta batas-batas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian. Dengan demikian perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi Hotel UNY adalah organisasi dengan siatem sentralisasi, dimana semua kegatan perusahaan secara langsung ditangani oleh General Manager. Pada struktur organisasi Hotel UNY pemilik menjabat sebagai direktur utama, sedangkan general manager dipegang oleh orang lain. Struktur organisasi hotel UNY dapat dilihat pada gambar 4.1.


(54)

3

4

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Hotel UNY General Manager

Dewi Asmarawati

Accounting Manager Sidik Karmani

HOM Tri Yulianto

Sales Manager Ike Yuli P

Front Office Noviyani

Housekeeping Bawa Wisnu

FB Product

Suprapto HRM

FBS Lenno

Enginering Wahida

Security Maryono


(55)

36 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Harga Pokok Kamar Menurut Hotel UNY

Berdasarkan data yang diperoleh dari Hotel UNY terdapat 5 jenis kamar yang ada di Hotel UNY yaitu Standart, Superior, Deluxe, Executive, Executive Suite dan untuk jenis kamar Deluxe dan Executive terdiri dari tipe Twin dan Double. Jumlah kamar yang terjual untuk setiap kamar yang ada di Hotel UNY pun berbeda beda. Perhitungan harga pokok sewa kamar Hotel UNY masih menggunakan metode tradisional yang hanya mempertimbangkan biaya yang bersifat umum. Biaya-biaya dari kegiatan yang sifatnya umum ini proses pembebanannya di lakukan dengan cara alokasi. Besarnya jumlah alokasi biaya tersebut berdasarkan aktivitas per unit setiap produk dan jasa kemudian membebankan biaya ke jasa kamar hotel dengan menggunakan harga per unit Cost Driver terhadap total pendapatan kamar hotel.

Tabel 5.1 Harga Kamar Hotel UNY Tahun 2015 Jenis Kamar Harga Kamar

(Rp)

Standard 400.000

Superior 500.000

Deluxe 600.000

Executive 750.000

Executive Suite 1.500.000 Sumber: Hotel UNY


(56)

Harga kamar hotel UNY tersebut sudah termasuk pajak dan service yang di kenakan pihak hotel kepada pelanggan. Untuk Penambahan Extra Bed dikenakan biaya Rp150.000.

Tabel 5.2 Luas Lantai Kamar Hotel UNY Jenis Kamar Luas Lantai

Standard 24

Superior 30

Deluxe 36

Executive 44

Executive Suite 60

Sumber: Hotel UNY

Jumlah kamar tersedia untuk dijual di setiap tipe kamar selama tahun 2015 pada Hotel UNY dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Jumlah Kamar Tersedia Untuk Dijual Jenis Kamar Jumlah Kamar

(1)

Jumlah Kamar setahun (1) x 365 hari

Standard 33 12.045

Superior 18 6.570

Deluxe 57 20.805

Executive 20 7.300

Executive Suite 2 730

Jumlah 130 47.450


(57)

Tabel 5.4 Jumlah Hari Tamu Menginap Hotel UNY Tahun 2015

Bulan

Lama Menginap

Standard Superior Deluxe Executive Executive Suite

Jumlah

Januari 985 465 895 416 62 2.823 Febriari 924 454 876 355 56 2.665 Maret 440 350 525 297 20 1.632 April 552 308 483 240 17 1.600

Mei 418 416 621 273 18 1.746

Juni 702 405 885 325 52 2.369 Juli 756 425 856 348 54 2.439 Agustus 576 299 645 285 34 1.839 September 506 385 515 288 12 1.706 Oktober 504 312 498 324 24 1.662 November 812 375 647 347 32 2.213 Desember 870 448 876 365 56 2.615

Jumlah 8.045 4.642 8.322 3.863 437 25.309

Sumber: Hotel UNY

Berdasarkan tabel 5.4 perhitungan proses pembebanan biaya dan penentuan harga jual jasa untuk masing-masing jenis kamar di Hotel UNY dapat dijelaskan melalui perhitungan sebagai berikut:


(58)

a. Tingkat hunian kamar masing-masing jenis kamar (occupancy rate) tahun 2015

Tabel 5.5 Occupancy Rate Hotel UNY Tahun 2015 Jenis Kamar Jumlah Kamar

Terjual (1) Jumlah Kamar Tersedia (2) Occupancy Rate (1) : (2) x 100%

Standard 8.045 12.045 66,79%

Superior 4.642 6.570 70.65%

Deluxe 8.322 20.805 40.00%

Executive 3.863 7.300 52,92%

Executive Suite 437 730 59,86%

Jumlah 25.309 47.450 53,34%

Sumber: Hotel UNY

b. Penjualan jasa kamar hotel masing-masing jenis kamar hotel selama Tahun 2015

Tabel 5.6 Pendapatan Penjualan jasa Kamar Hotel UNY Tahun 2015

S u m b e r /

: Hotel UNY Jenis Kamar Jumlah Kamar Terjual (1) Harga Jual Kamar (2) Pendapatan Jasa Kamar (1) x (2) Standard 8.045 Rp 400.000 Rp 3.218.000.000 Superior 4.642 Rp 500.000 Rp 2.321.000.000

Deluxe 8.322 Rp 600.000 Rp 4.993.200.000

Executive 3.863 Rp 750.000 Rp 2.897.250.000 Executive Suite 437 Rp 1.500.000 Rp 655.500.000


(59)

Tabel 5.7 Harga Pokok Kamar Hotel UNY Tahun 2015 Jenis Kamar Harga Pokok kamar

per hari (Rp)

Standard 201.410

Superior 228.590

Deluxe 284.050

Executive 323.520

Executive Suite 641.550

Sumber: Hotel UNY

Perhitungan harga pokok kamar hotel UNY yang dilakukan pihak manajemen hotel dihitung berdasarkan jumlah biaya penggunaan energi tiap jenis kamar hotel selama setahun di bagi dengan jumlah kamar hotel yang tersedia di setiap jenis kamar hotel di tambah dengan biaya-biaya yang terkait langsung dengan aktivitas penginapan.

2. Perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel Menggunakan Activity Based Costing System (ABC System)

Langkah-Langkah yang digunakan dalam menentukan harga pokok kamar Hotel dengan mengguakan ABC System:

a. Pengidentifikasian Aktivitas

Identifikasi aktivitas dilakukan dengan menentukan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya pada hotel UNY. Pada tabel 5.8 akan menampilkan daftar aktivitas-aktivitas yang ada pada hotel UNY Yogyakarta


(60)

Tabel 5.8 Daftar Aktivitas No Aktivitas 1 Penginapan

2 Laundry

3 Pemberian Makan Pagi 4 Keadministrasian 5 Penggunaan Energi 6 Pemasaran

7 Pemeliharaan dan Perawatan 8 Penyusutan bangunan

9 Penggajian Sumber: Data diolah

b. Pengklasifikasian Biaya Berdasar Aktivitas ke dalam Berbagai Level Aktivitas

Setelah daftar aktivitas disusun selanjutnya adalah mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas tersebut dalam level. Aktivitas dapat digolongkan dalam empat kategori yaitu: aktivitas tingkat unit, aktivitas tingkat batch, aktivitas tingkat produk dan aktivitas tingkat fasilitas. Dalam tabel 5.9 dapat dilihat klasifikasi aktivitas dari hotel UNY.

Tabel 5.9 Klasifikasi Aktivitas

No Aktivitas Level Aktivitas 1 Penginapan Unit Level

2 Laundry Unit Level

3 Pemberian Makan pagi Unit Level 4 Keadministrasian Unit Level 5 Penggunaan Energi Unit Level 6 Pemasaran Product Level 7 Pemeliharaan dan Perawatan Facility Level 8 Penyusutan Bangunan Facility Level 9 Penggajian Unit Level Sumber: Data diolah


(61)

c. Pengidentifikasian Cost Driver

Setelah aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi sesuai dengan kategorinya langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian cost driver dari setiap aktivitas.

1) Aktivitas penginapan untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar terjual. Tetapi dengan mengingat bahwa biaya-biaya meningkat jika jumlah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver adalah jumlah kamar terjual.

2) Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai dan selimut.

Untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi pencucian tersebut hanya dilakukan setelah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost driver adalah jumlah kamar terjual.

3) Aktivitas penggunaan energi meliputi penggunaan listrik, air dan penggunaan energi lainnya. Untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah kamar terjual.

4) Aktivitas keadministrasian untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah kamar terjual.

5) Aktivitas pemberian makan pagi ditelusuri secara langsung dengan tarif full breakfast buffet sebesar Rp. 40.000,-/orang. Untuk cost driver dapat berdasarkan jumlah tamu yang


(62)

menginap dan jumlah kamar yang terjual. Tapi peningkatan biaya pada pemberian makan pagi tergantung pada jumlah tamu yang menginap, maka yang dijadikan cost driver adalah jumlah tamu yang menginap.

6) Aktivitas pemasaran dapat berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi karena pemasaran dilakukan dengan tujuan untuk menjual semua kamar yang tersedia, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar tersedia.

7) Aktivitas pemeliharaan dan perawatan meliputi pemeliharaan dan perawatan peralatan hotel dan fasilitas hotel. Cost driver dapat berdasarkan jumlah luas kamar tersedia dan jumlah luas kamar terjual. Tetapi pemeliharaan dan perawatan peralatan dan fasilitas hotel tidak hanya dilakukan pada luas kamar yang terjual, maka cost driver yang tepat adalah jumlah luas kamar yang tersedia.

8) Aktivitas penyusutan untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah luas kamar tersedia dan jumlah luas kamar terjual. Tetapi aktiva tetap yang disusutkan digunakan untuk semua kamar yang ada, maka cost driver yang tepat adalah jumlah luas kamar tersedia.

9) Aktivitas penggajian untuk cost driver yang tepat berdasarkan jumlah jam kerja.


(63)

Pengidentifikasian ini dimaksudkan dalam penentuan kelompok aktivitas dan cost driver nya. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut 5.10.

Tabel 5.10 Penentuan Cost Driver

No Aktivitas Level Aktivitas Cost Driver

1 Penginapan Unit Level Jumlah kamar terjual 2 Laundry Unit Level Jumlah kamar terjual 3 Penggunaan Energi Unit Level Jumlah kamar terjual 4 Keadministrasian Unit Level Jumlah kamar terjual 5 Pemberian Makan Pagi Unit Level Jumlah tamu menginap 6 Pemasaran Product Level Jumlah kamar tersedia 7 Pemeliharaan dan

Perawatan

Facility Level Luas lantai 8 Penyusutan Bangunan Facility Level Luas lantai 9 Penggajian Unit Level Jumlah jam kerja Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 5.10 terdapat beberapa aktivitas yang memiliki rasio konsumsi dan level aktivitas yang sama sehingga dapat dikelompokkan dalam biaya homogen. Biaya dari aktivitas yang sudah dikelompokkan tersebut dijumlahkan untuk menentukan kelompok-kelompok biaya homogen. Setelah pengelompokkan aktivitas dilakukan maka selanjutnya biaya dari aktivitas yang sudah dikelompokkan tersebut dijumlah.


(64)

Perhitungan biaya per aktivitas cost pool I yang telah dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.11.

Tabel 5.11 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool I

Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya

Penginapan Jumlah kamar terjual

Guest Supplies Rp 505.761.977 Cleaning Supplies Rp 66.352.885 Decoration Rp 69.518.990

Laundry Jumlah kamar terjual

Laundry & Dry

Cleaning Rp 98.870.041 Penggunaan Energi Jumlah kamar terjual

Electricity Rp 643.417.330 Fuel & Gas Rp 164.440.000 Water & Sewage Rp 82.965.850

Keadministrasian Jumlah kamar terjual

License & Pajak Rp 49.820.090

TOTAL Rp 1.681.147.163

Sumber: Data diolah

Perhitungan biaya per aktivitas cost pool II yang telah dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.12.

Tabel 5.12 Rincin Biaya per Aktivitas Cost Pool II

Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Pemberian Makan Pagi

( 38.582 x 40.000 )

Jumlah tamu

menginap Rp 1.543.280.000

TOTAL Rp 1.543.280.000


(65)

Perhitungan biaya per aktivitas cost pool III yang telah dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.13.

Tabel 5.13 Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool III

Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya

Pemasaran Jumlah Kamar

tersedia Advertaising

Expenses Rp 126.983.100 Promotion Expenses Rp 2.520.000 Merchandise Rp 95.070.670 Public Relation Rp 29.965.000

TOTAL Rp 254.538.770

Sumber: Data diolah

Perhitungan biaya per aktivitas cost pool IV yang telah dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.14.

Tabel 5.14 Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool IV Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Pemeliharaan &

Perawatan Jumlah Luas Lantai

Aircon &

Refrigaration Rp 48.879.440

Elevator Rp 3.600.000

Contracts

Maintenance Rp 42.000.000 Vehicle Maintenance Rp 73.687.920 Kichen Equipment Rp 19.000.000 Laundry Equipment Rp 26.000.000 Mechanical

Equipment Rp 87.325.220 TV Repair Rp 8.113.500 Telephone Rp 70.522.047 Chinaware Rp 30.550.000 Swimming Pool Rp 44.050.000

Penyusutan Bangunan Jumlah luas Lantai Rp 66.985.000

Total Rp 520.713.127


(66)

Perhitungan biaya per aktivitas cost pool V yang telah dikelompokkan tersebut dapat kita lihat dari tabel 5.15.

Tabel 5.15 Rincian Biaya per Aktivitas Cost Pool V Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya

Penggajian Jumlah jam kerja

Gaji Karyawan Rp 2.483.000.000 Makan Karyawan Rp 161.280.000 Seragam Karyawan Rp 11.200.000

TOTAL Rp 2.655.480.000

Sumber: Data diolah

Tabel 5.16 Pemakaian Cost driver Tahun 2015

No Cost Driver Jumlah

1 Jumlah Kamar Terjual Standard Superior Deluxe Executive Executive Suite 8.045 4.642 8.322 3.863 437

Total 25.309

2 Jumlah Tamu Menginap Standard Superior Deluxe Executive Executive Suite 11.073 6.781 14.147 5.795 786

Total 38.582

3 Jumlah Kamar Tersedia Standard Superior Deluxe Executive Executive Suite 12.045 6.570 20.805 7.300 730

Total 47.450

4 Jumlah Luas Lantai Standard Superior Deluxe Executive Executive Suite 792 540 2.052 1.232 120


(67)

Tabel 5.16 Pemakaian Cost driver Tahun 2015 (lanjutan)

Sumber: Data diolah

d. Penentuan Tarif Kelompok per Unit

Setelah pengidentifikasian Cost Driver, langkah selanjutnya menentukan cost pool rate dengan cost driver. Tarif kelompok merrupakan tarif biaya overhead per unit cost driver yang di hitung untuk sekelompok aktivitas. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tabel 5.17 Tarif Per unit Cost Driver Cost Pool Tarif Cost Pool

(1) (Rp)

Cost Driver (2)

Tarif / unit (1) : (2)

(Rp) Cost Pool 1

Cost Pool II Cost Pool III Cost Pool IV Cost Pool V

1.681.147.163 1.543.280.000 254.538.770 520.713.127 2.655.480.000 25.309 38.582 47.450 4.736 139.776 66.425 40.000 5.364 109.947 18.998 Sumber: Data diolah

5 Jumlah jam Kerja Standard

Superior Deluxe Executive Executive Suite

(56 orang x 8 jam x 6 hari x 52 minggu) 47.424 34.944 24.960 17.472 14.976


(68)

e. Pembebanan Biaya ke Produk dan Jasa dengan Menggunakan Tarif Cost Driver dan Ukuran Aktivitas.

Pada tahap ini biaya untuk setiap kelompok biaya overhead di telusuri ke berbagai jenis aktivitas. Hal ini dilakukan dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk dan jasa. Overhead yang dibebankan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dihitung dengan menggunakan rumus:

BOP dibebankan = Tarif kelompok × Unit Cost Driver yang

Digunakan

Tabel 5.18 Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Standard

Cost Pool Tarif Cost Pool

(Rp) Cost Driver

Jumlah (Rp) Cost Pool I 66.425 8.045 534.389.125 Cost Pool II 40.000 11.073 442.920.000 Cost Pool III 5.364 12.045 64.609.380 Cost Pool IV 109.947 792 87.078.024 Cost Pool V 18.998 47.424 900.961.152

Total Biaya Tipe Kamar Standard 2.029.957.681

Jumlah Kamar Terjual 8.045

Harga Pokok Kamar Standard 252.325

Sumber: Data diolah

Tabel 5.19 Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Superior Cost Pool Tarif Cost Pool

(Rp) Cost Driver

Jumlah (Rp)

Cost Pool I 66.425 4.642 308.344.850

Cost Pool II 40.000 6.781 271.240.000 Cost Pool III 5.364 6.570 35.241.480 Cost Pool IV 109.947 540 53.371.380 Cost Pool V 18.998 34.944 663.866.112

Total Biaya Tipe Kamar Superior 1.332.063.822

Jumlah Kamar Terjual 4.642

Harga Pokok Kamar Superior 286.959


(69)

Tabel 5.20 Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Deluxe Cost Pool Tarif Cost Pool

(Rp) Cost Driver

Jumlah (Rp) Cost Pool I 66.425 8.322 552.788.850 Cost Pool II 40.000 14.147 565.880.000 Cost Pool III 5.364 20.805 111.598.020 Cost Pool IV 109.947 2.052 225.611.244 Cost Pool V 18.998 24.960 474.190.080

Total Biaya Tipe Kamar Deluxe 1.930.068.194

Jumlah Kamar Terjual 8.322

Harga Pokok Kamar Deluxe 231.924

Sumber: Data diol

Tabel 5.21 Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Executive

Sumber: Data diolah

Tabel 5.22 Harga Pokok Kamar per Hari Tipe Executive Suite Cost Pool Tarif Cost Pool

(Rp) Cost Driver

Jumlah (Rp) Cost Pool I 66.425 437 29.027.725 Cost Pool II 40.000 786 31.440.000 Cost Pool III 5.364 730 3.915.720 Cost Pool IV 109.947 120 13.193.640 Cost Pool V 18.998 14.976 284.514.048

Total Biaya Tipe Kamar Executive Suite 362.091.133

Jumlah Kamar Terjual 437

Harga Pokok Kamar Executive Suite 828.584

Sumber: Data diolah

Cost Pool Tarif Cost Pool

(Rp) Cost Driver

Jumlah (Rp) Cost Pool I 66.425 3.863 256.599.775 Cost Pool II 40.000 5.795 231.800.000 Cost Pool III 5.364 7.300 39.157.200 Cost Pool IV 109.947 1.232 135.454.704 Cost Pool V 18.998 17.472 331.933.056

Total Biaya Tipe Kamar Executive 994.944.735

Jumlah Kamar Terjual 3.863


(70)

3. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Kamar Hotel ymenggunakan Activity Based Costing System dengan Metode yang Diterapkan di Hotel.

Hasil perrhitungan harga pokok yang digunakan oleh hotel UNY terlihat adanya perbedaan hasil perhitungan harga pokok kamar menurut hotel UNY dan hasil perhitungan harga pokok dengan Activity Based Costing System. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel 5.23

Tabel 5.23 Perbandingan Harga Pokok Kamar per Hari menurut Hotel UNY dan menurut Activity Based Costing System

Jenis Kamar Harga Pokok Kamar menurut Hotel UNY (Rp) Harga Pokok Kamar menurut

Activity Based Costing System

(Rp)

Selisih (Rp)

Standard 201.410 252.325 50.915

Superior 228.590 286.959 58.369

Deluxe 284.050 231.924 52.126

Executive 323.520 257.557 65.963

Executive Suite 641.550 828.584 187.034

Sumber: Data diolah

B. Pembahasan

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan Harga pokok kamar dengan menggunakan Activity Based Costing System untuk jenis kamar Standard sebesar Rp252.325 untuk kamar Superior sebesar Rp286.959 untuk kamar Deluxe sebesar Rp231.924 untuk kamar Executive sebesar Rp257.557 dan untuk kamar Executive Suite sebesar Rp828.584. Dari hasil yang diperoleh tersebut dapat dilihat perbandingan


(71)

antara metode yang digunakan pihak manajemen hotel UNY dengan penerapan Activity Based Costing System. Untuk perhitungan Activity Based Costing System pada Jenis kamar Deluxe dan Executive memberikan hasil perhitungan harga pokok kamar yang lebih rendah (understate) dibandingkan dengan harga pokok kamar yang ditentukan pihak manajemen hotel UNY yaitu dengan selisih harga untuk kamar Deluxe Rp52.126 dan Rp65.963 untuk jenis kamar Executive. Sedangkan Untuk jenis kamar Standard, Superior dan Executive Suite hasil perhitungan harga pokok kamar dengan Activity Based Costig System menghasilkan perhitungan yang lebih tinggi (overstate) dibandingkan dengan harga pokok kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel UNY yaitu dengan selisih harga untuk kamar Standard sebesar Rp50.915 untuk kamar Superior sebesar Rp58.369 dan Rp187.034 untuk kamar Executive Suite.

Perbedaan hasil yang terjadi antara perhitungan harga pokok kamar dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan manajemen hotel UNY dengan menggunakan Activity Based Costing System disebabkan karena adanya pembebanan biaya overhead pada masing-masing jenis kamar. Pada perhitungan yang ditetapkan pihak manajemen hotel UNY, biaya overhead tidak dimasukkan dalam perhitungan harga pokok kamar dan biaya-biaya yang terjadi pada masing-masing jenis kamar dibebankan pada satu jenis cost driver saja yang menyebabkan terjadinya distorsi biaya. Sedangkan pada penerapan Activity Based Costing System biaya


(72)

overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver sesuai dengan konsumsi aktivitas oleh produk atau jasa. Sehingga dalam penerapan Activity Based Costing System dapat mengalokasikan berbagai aktivitas biaya ke setiap tipe kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2011), Cindrawati dan Dzulkirom (2014), Maulana dan Dwiatmanto (2016). Akbar (2011) menyimpulkan bahwa .penggunaan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan selisih harga pokok kamar yang lebih rendah dari penetapan harga pokok yang telah di tetapkan manajemen hotel yaitu, untuk kamar standard, deluxe, suite dan untuk kamar family. Sedangkan perhitungan harga pokok kamar yang lebih tinggi menggunakan Activity Based Costing System pada tipe kamar executive suite/pent house. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perhitungan besarnya harga pokok kamar hotel dengan menggunakan Activity Based Costing System dan dengan menggunakan metode yang ditetapkan manajemen hotel.


(73)

54 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis mengenai perhitungan harga pokok kamar hotel dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Terdapat perbedaan antara harga pokok kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel UNY dan dengan penerapan Activity Based Costing System.

2. Hasil dari perhitungn harga pokok kamar dengan menggunakan Activity Based Costing Sytem yaitu, untuk kamar standard Rp252.325 Untuk kamar Superior sebesar Rp286.959 untuk kamar Deluxe sebesar Rp231.924 untuk kamar Executive sebesar Rp257.557 dan untuk kamar Executive Suite sebesar Rp828.584. Terdapat selisih harga yang lebih rendah antara penerapan harga manajemen hotel dengan hasil perhitungan menggunakan Activity Based Coting Sysem yaitu, untuk kamar Deluxe Rp52.126 dan kamar Executive Rp65.963. dan perhitungan harga yang lebih tinggi menggunakan Activity Based Costing System yaitu pada kamar Standard Rp50.915 untuk kamar Superior Rp58.369 untuk kamar dan Executive Suite Rp187.034.


(74)

B. Keterbatasan Penelitian

1. Sulitnya dalam penentuan dan pemilihan Cost Driver yang sesuai dengan aktivitas yang ada, seperti: elevator, TV Repair, kichen equipment, chinaware dimana yang menjadi pemicu biaya yang terjadi berdasarkan jumlah pemakaian. Namun, data tersebut tidak dipero;eh oleh peneliti.

2. Data perhitungan harga pokok kamar hotel yang ditetapkan pihak manajemen hotel tidak diberikan kepada peneliti secara detail dan jelas, melainkan hanya memberikan hasil secara keseluruhannya saja sehingga peneliti dalam menganalisis harga pokok yang dittetapkan pihak manajemen hotel hanya berdasarkan wawancara dan data yang diperoleh masih cenderung bias.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka Saran dari penelitian ini bagi pihak hotel sebaiknya pihak hotel mempertimbangkan metode Activity Based Costing System untuk menghitung harga pokok kamar hotel sehingg informasi mengenai harga pokok kamar yang lebih baik dapat diperoleh.


(1)

Nafarin, M. 2013. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Sulastiyono, Agus. 2011. Manajemen Penyelenggaraan Hotel: Seri Manajemen

Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Akomodasi. Bandung : Alfabeta.

Supriyono.1999. Manajemen Biaya Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Jilid

satu. BPFE, Yogyakarta.

Supriyono. 2002. Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen. STIE

YKPN, Yogyakarta.


(2)

58


(3)

Rincian Biaya Per Departemen Tahun 2015

Jenis Biaya Room Dept F & B Dept Laundry

Admin & General

PAYROLL & RELATED EXPENSES Salaries & Wages Eating Employee OTHER EXPENSES Chinaware 30.550.000

Uniforms 4.000.000 2.000.000 1.000.000 1.200.000 Cleaning Supplies 38.316.909 28.035.976

Decoration 33.409.324 36.109.666 Guest Supplies 396.340.500 109.421.477

Laundry & Dry Cleaning 79.722.429 13.551.612 1.800.000 License & Tax 32.020.090 10.800.000 Telephone 23.664.837 11.554.710 28.212.767 Promotion Exp 2.520.000

Advertaising Exp Merchandising Public Relations Aircon & Refrigeration Bulding Elevator Kichen Equipment Laundry Equipment Mechanical Equipment Tv Repair Contract Maintenance Vehicle Maintenance Swimming Pool Energy Electricity Fuel & Gas Water & Sewage


(4)

Rincian Biaya Per Departemen Tahun 2015

Jenis Biaya

Sales &

Marketing POMEC TOTAL

PAYROLL & RELATED EXPENSES

Salaries & Wages 2.483.000.000 Eating Employee 161.280.000 OTHER EXPENSES

Chinaware 30.550.000 Uniforms 1.400.000 1.600.000 11.200.000 Cleaning Supplies 66.352.885 Decoration 69.518.990 Guest Supplies 505.761.977 Laundry & Dry Cleaning 2.696.000 1.100.000 98.870.041 License & Tax 7.000.000 49.820.090 Telephone 36.562.000 70.522.047 Promotion Exp 2.520.000 Advertaising Exp 126.983.100 126.983.100 Merchandising 95.070.665 95.070.665 Public Relations 29.965.000 29.965.000 Aircon & Refrigeration 48.879.440 48.879.440 Bulding 66.985.000 66.985.000 Elevator 3.600.000 3.600.000 Kichen Equipment 19.000.000 19.000.000 Laundry Equipment 26.000.000 26.000.000 Mechanical Equipment 87.325.220 87.325.220 Tv Repair 8.113.500 8.113.500 Contract Maintenance 42.000.000 42.000.000 Vehicle Maintenance 73.687.920 73.687.920 Swimming Pool 44.050.000 44.050.000

Energy

Electricity 643.417.336 643.417.336 Fuel & Gas 164.440.000 164.440.000 Water & Sewage 82.965.850 82.965.850


(5)

Pertanyaan Wawancara

A.

Gambaran Umum Perusahaan

1.

Sejarah Berdirinya Perusahaan

2.

Visi dan Misi Perusahaan

3.

Struktur Organisasi Perusahaan

B.

Lain-Lain

1.

Ada berapa tipe jenis kamar di hotel?

2.

Berapa luas lantai masing-masing tipe kamar hotel?

3.

Berapa jumlah kamar tersedia untuk jual selama tahun 2015?

4.

Berapa Jumlah hari tamu menginap selama tahun 2015?

5.

Berapa Tingkat hunian masing-masing jenis kamar ( occupancy rate)

tahun 2015

6.

Apa saja aktivitas-aktivitas yang ada di Hotel yang berhubungan

dengan aktivitas atau kegiatan perhotelan?

7.

Berapa biaya tiap-tiap aktivitas yang trkait dengan hotel selama tahun

2015?

8.

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan harga pokok

kamar hotel?

9.

Berapa besarnya harga pokok kamar hotel menurut manajemen

perusahaan?


(6)