Tapi biasanya pengaturan putaran dengan mengatur frekuensi ini, harus dibarengi dengan pengaturan tegangannya untuk mendapat fluksi yang konstan.
3.1.2 Metode Starting Motor Induksi
Ada beberapa metode starting pada motor induksi 3 phasa, yaitu sebagai berikut : 1.
Metode Direct On Line DOL Tidak seperti motor DC, terminal statorpada motor induksi dapt dihubungkan
langsung dengan jala-jala langsung. Metode ini sangat sederhana dan sangat murah investasinya. Dengan metode ini dapat menyebabkan timbulnya drop tegangan secara cepat
dan arus start yang sangat tinggi, yaitu mencapi 5 sampai 8 kali dari arus beban penuh motor induksi. Tingginya arus start yang diserap dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan panas yang berlebihan dan kerusakan bahan isolasi didalamnya.
Gambar 3.6 Rangkaian starting dengan metode langsung.
2. Metode Autotansformator
Metode ini digunakan untuk mengurangi tegangan listrik yang masuk keterminal stator selama periode starting dengan menggunakan autotransformator. Autotransformator
dilengkapi dengan tapping agar dapat dilakukan pemilihan tegangan starting yang
Universitas Sumatera Utara
diinginkan. Agar motor induksi berputar dengan kecepatan penuh, maka kondisi tapping tegangan pada autotransformator harus sama dengan jala-jala listrik.
Gambar 3.7 Rangakaian starting dengan autotransformator
3. Metode Star-Delta
Metode ini dapat mengurangi tegangan listrik yang masu ke terminal stator selama periode starting. Rangkaian normal pada lilitan stator pada saat starting adalah star,
sedangkan pada saat running adalah delta. Lilitan stator terhubung star adalah untuk mengurangi tegangan stator dan arus start, hal ini dikarenakan motor induksi bekerja
dibawah kondisi normalnya. Bila diinginkan motor induksi berputar dengan kecepatan penuh kondisi normal, maka lilitan stator dihubungkan delta.
Gambar 3.8 Rangkaian starting dengan metode star-delta
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Torsi Motor Induksi
Besarnya torsi motor induksi dapat dihitung dengan persamaan :
s S
R I
x T
P
mech mech
− =
= 1
2 2
2
ω
watt……………………….…………….3.1
1 2
60 1
s n
s
s syn
mech
− =
− =
π ω
ω ……………………………………….……………..3.2
Dimana : P
mech
= Daya Mekanik Watt
T =
Torsi Nm ω
mech
= Kecepatan Sudut Putaran Rotor
o
ω
syn
= Kecepatan Sudut Putaran Sinkron
o
I
2
= Arus Rotor Ampere
R
2
= Tahananan Rotor Ohm
S =
Slip Dengan menggabungkan persamaan 3.1 dan 3.2, didapat besarnya torsi motor
induksi, yaitu :
S R
I T
S R
I x
T
syn syn
2 2
2 2
2 2
1
ω ω
= =
………………………………….……….………..3.3
S R
X X
S R
R V
th th
th syn
2 2
2 2
2 2
1 +
+ +
= ω ……………….………3.4
Dimana : T
= Torsi Nm
ω
mech
= Kecepatan Sudut Putaran Rotor
o
Universitas Sumatera Utara
ω
syn
= Kecepatan Sudut Putaran Sinkron
o
I
2
’ =
Arus Rotor Ampere R
2
’ =
Tahananan Rotor Ohm X
th
= Reaktansi Secara Thevenin Ohm
R
th
= Resistansi secara Thevenin Ohm
S =
Slip Secara pendekatan V
th
, X
th
, dan R
th
hampir sama dengan V
1
, X
1
, dan R
1
3.1.4 Efisiensi Motor Induksi