Metode dan Teknik Pengkajian Data Bahan Analisis

isyarat yang dibawa oleh suatu bahasa sebab bahasa sekaligus dapat menunjukkan dan menyembunyikan makna tersebut. Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan mencatat pada kartu data. Kartu data dibuat sesuai dengan kebutuhan permasalahan penelitian.

1.6.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Data dianalisis dengan mendeskripsikan data yang sudah dicatat pada kartu data sesuai dengan masalah yang ditawarkan. Pendeskripsian dimulai dengan menggambarkan kemiskinan dan faktor-faktor penyebab kemiskinan dalam novel LP.

1.6.3 Bahan Analisis

Adapun yang menjadi bahan analisis adalah: Judul : Laskar Pelangi Pengarang : Andrea Hirata Penerbit : Bentang Pustaka Tebal Buku : 534 Halaman Ukuran : 13 cm x 20.5 cm Cetakan : Keenam belas Tahun : 2008 Warna Sampul : warna hitam, merah, kuning, abu-abu, dan putih Gambar sampul : gambar beberapa anak yang melihat matahari terbenam Desain sampul : Andreas Kusumahadi Universitas Sumatera Utara Sinopsis Novel ini diawali dari penerimaan siswa baru SD Muhammadiyah. Pada hari terakhir yang mendaftar hanya sembilan orang yaitu: Ikal, Mahar, Lintang, Samson, Sahara, A-Kiong, Syahdan, Trapani, dan Kucai. Saat itu, seorang guru yang bernama Bu Mus dan kepala sekolah yang bernama Pak Harfan merasa gelisah karena pengawas Sekolah dari Depdikbud Sumsel telah menetapkan peraturan yakni siswa baru minimal sepuluh orang. Kalau kurang dari sepuluh, maka sekolah itu akan ditutup. Pada akhirnya, sekolah itu tidak jadi ditutup karena Harun datang mendaftar, sehingga SD tersebut terselamatkan. Sekolah Muhammadiyah adalah salah satu sekolah termiskin di Belitong. Bangunannya seperti akan roboh dan mirip gudang kopra. Selain itu, sekolah Muhammadiyah kekurangan guru dan hanya memiliki enam kelas dan ruangan kecil. Kalau pagi untuk SD dan sore untuk SMP. Pada kegiatan belajar, kesepuluh siswa kelas satu itu mempunyai semangat belajar yang tinggi, walaupun orang tua mereka berat menyekolahkan karena beranggapan lebih baik bekerja membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari daripada sekolah. Salah satu siswa yang mempunyai semangat membara adalah Lintang. Walaupun jarak antara sekolah dan rumahnya sangat jauh, kira-kira delapan puluh kilometer pulang dan pergi, tetapi Lintang tidak pernah bolos sekolah. Lintang menempuh jarak itu dengan mengendarai sepeda setiap hari. Lintang adalah siswa yang genius terutama di bidang eksakta. Selain Lintang, ada juga Mahar yang mempunyai bakat istimewa di bidang kesenian. Universitas Sumatera Utara Walaupun kesepuluh siswa itu kehidupannya miskin, tetapi mereka sama dengan kebanyakan anak yang gemar bermain. Mereka mempunyai permainan tradisional yang tidak kalah menyenangkan. Permainan itu bernama “tarak” yang berasal dari buah karet. Cara permainan “tarak” yaitu dua buah karet ditumpuk kemudian dipukul dengan telapak tangan. Buah yang tidak pecah adalah pemenangnya. Bu Mus menjuluki kesepuluh siswa itu Laskar Pelangi karena mereka suka melihat pelangi dari atas dahan-dahan pohon fillicium. Pada setiap bulan Agustus biasanya diadakan perlombaan antarsekolah yang selalu dimenangkan oleh sekolah PN Perusahaan Negara Timah. Sekolah PN Timah adalah sekolah yang elit dan hanya orang kaya saja yang dapat sekolah di sana. Namun, bulan Agustus ini berbeda karena sekolah Muhammadiyah memenangkan perlombaan tersebut. Hal itu terjadi karena adanya ide Mahar. Mahar membuat koreografi massal suku Masai dari Afrika dan menggunakan aksesoris kalung yang terbuat dari buah aren yang masih hijau dan ditusuk dengan tali rotan yang kecil. Pada saat anggota Laskar Pelangi lainnya menari-nari dan bergerak dengan lincah, buah aren itu akan mengeluarkan getah. Getah ini menimbulkan rasa gatal. Akibat rasa gatal ini, para penari Masai bergerak membabi buta karena menahan rasa gatal. Di sinilah kunci kemenangan sekolah Muhammadiyah. Setelah tamat dari SD Muhammadiyah, kesepuluh siswa tersebut melanjutkan ke SMP Muhammadiyah yang sama. Ketika diadakan perayaan Agustusan, di samping mengikuti perlombaan, mereka juga berekreasi. Namun, mereka hanya berekreasi ke pantai, yang jaraknya enam puluh kilometer dari kampung mereka, sedangkan siswa-siswa PN Timah berekreasi ke Jakarta. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya diceritakan Ikal jatuh cinta pada masa SMP dengan gadis Tionghoa yang bernama A-Ling, sepupu A-Kiong. Perjalanan cinta mereka hanya sebentar karena A-Ling pindah ke Jakarta untuk menemani bibinya. Lalu kisah berlanjut, pada saat Mahar menemukan Flo yang tersesat di Gunung Selumar pada saat berkemah. Flo adalah siswa PN Timah dan anak orang kaya. Setelah beberapa hari Flo diselamatkan oleh Mahar, Flo pindah ke SMP Muhammadiyah. Pada saat itu juga, Flo resmi diangkat menjadi anggota Laskar Pelangi yang kesebelas dan perempuan kedua setelah Sahara. Empat bulan sebelum menyelesaikan SMP, Lintang berhenti sekolah karena ayahnya meninggal dunia dan ia harus menggantikan posisi ayahnya menjadi tulang punggung keluarga dan menanggung nafkah ibu, adik-adik, kakek- nenek, dan paman-pamannya yang tidak berdaya. Ia tidak punya peluang untuk melanjutkan sekolah. Ia harus mengambil alih menanggung nafkah untuk empat belas orang. Sekolah Muhammadiyah kehilangan siswa yang super genius. Dua belas tahun kemudian, Sahara akhirnya menikah dengan A-Kiong dan membuka toko kelontong. Ikal menjadi tukang pos dan dengan kerja kerasnya mampu mendapatkan beasiswa ke Jakarta dan kuliah di Universitas Indonesia. Lintang menjadi kuli karena kekurangan biaya dan harus menopang biaya hidup keluarganya, Trapani yang menderita penyakit mother complex, akhirnya sembuh. Samson akhirnya menjadi kuli di toko A-Kiong. Harun masih seperti dahulu. Bedanya, kalau dulu, anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa dan sekarang, orang dewasa yang terperangkap dalam alam pikiran anak kecil. Flo menjadi guru TK dan menikah dengan seorang petugas teller bank BRI. Mahar, Universitas Sumatera Utara menjadi penulis artikel kebudayaan Melayu. Syahdan menjadi manager di perusahaan Multinasional, dan Kucai menjadi ketua salah satu fraksi di DPRD.

1.7 Landasan Teori