Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

(1)

F

UNI

SKRIPSI

Oleh

Rahmi Amalia Hasibuan 111101005

FAKULTAS KEPERAWATAN

NIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

(3)

(4)

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan

skripsi yang berjudul “Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Sinabung

diDesa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo“.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih ynag sebesar- besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, SKp, MNS selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, SKp, MNS Pembantu Dekan 3 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji 1


(5)

9. Para staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 10. Teristimewa kepada kedua orang tuaku, Ayahanda Agus Salim Hasibuan

dan Ibunda Zubaidah Dalimunte serta kakak- kakakku tersayang yang telah memberikan doa, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman–teman mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas sumatera Utara, khususnya stambuk 2011 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan , oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Akhirnya kepada Allah SWT penilis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya dengan kerendahan hati penulis berharap mudah- mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan , Juli 2015


(6)

Lembar orisinalitas ... iii

Kata pengantar ... iv

Daftar isi... vi

Daftar skema ... viii

Daftar tabel... ix

Abstrak ... x

Abstract ... xi

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1.1 Latar belakang... 1

1.2 Perumusan masalah ... 5

1.3 Pertanyaa penelitian ... 6

1.4 Tujuan penelitian ... 6

1.5 Manfaat penelitian………. 6

Bab 2. Tinjauan pustaka ...…… 7

2.1 Konsep remaja ... 7

2.1.1 Defenisi remaja ... 7

2.1.2 Perkembangan fisik pada masa remaja ... 8

2.1.3 Perkembangan kognitif pada masa remaja... 8

2.1.4 Perkembangan psikososial pada masa remaja... 9

2.1.4.1 Hubungan dengan Orang tua... 11

2.1.4.2 Hubungan dengan Saudara Kandung ... 12

2.1.4.3 Hubungan dengan kelompok... 12

2.1.4.4 Konsep diri ... 13

2.1.4.5 Ketakutan ... 14

2.1.4.6 Pola Koping... 15

2.1.4.7 Moral ... 15

2.1.4.8 Aktifitas Pengalih... 16

2.1.4.9 Nutrisi... 16

2.2 Konsep bencana ... 17

2.2.1 Defenisi bencana ... 17

2.2.2 Jenis-jenis bencana... 17

2.2.3 Dampak bencana terhadap psikososial ... 18

Bab 3. Kerangka penelitian... 20

3.1 Kerangka konseptual ... 20

3.2 Defenisi operasional... 21

Bab 4. Metodologi penelitian... 22

4.1 Desain penelitian... 22


(7)

4.5 Instrumen penelitian... 25

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 26

4.7 Prosedur pengumpulan data ... 27

4.8 Analisa data... 28

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 29

5.1 Hasil penelitian ... 29

5.1.1 Data demografi remaja ... 29

5.1.2 Perkembangan Psikososial ... 30

5.1.3 Aspek Perkembangan Psikososial ... 31

5.2 Pembahasan ... 33

5.2.1 Perkembangan Psikososial ... 33

Bab 6. Kesimpulan dan Rekomendasi ... 38

6.1 Kesimpulan ... 38

6.2 Rekomendasi ... 38

6.3 Keterbatasan penelitian. ... 40

Daftar pustaka ... 41

Lampiran 1Inform consent ... 43

Lampiran 2 Instrumen penelitian ... 44

Lampiran 3 jadwal tentative penelitian ... 46

Lampiran 4 Lembar bukti bimbingan ... 47

Lampiran 5 Lembar uji validitas ... 48

Lampiran 6 Surat etika Penelitian ... 49

Lampiran 7 Surat izin uji reliabilitas... 50

lampiran 8 Surat uji reliabilitas ... 51

lampiran 9 Surat izin penelitian ... 52

lampiran 10 Surat penelitian ... 53

lampiran 11 Master data penelitian ... 54

Lampiran 12 Reliability ... 58

Lampiran 13 Pengolahan data ... 62

Lampiran 14 Hasil pengolahan kuesioer... 65

Lampiran 15 Daftar riwayat hidup ... 77

Lampiran 16 Taksasi dana ... 78


(8)

(9)

Payung Kab.Karo……… 30 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentasi perkembangan Psikososial

remaja pasca erupsi gunung Sinabung di desa Batukarang

Kecamatan Payung Kab.Karo... 31 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentasi aspek Perkembangan

psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung di


(10)

Nim : 111101005

Jurusan : Sarjana Keperawatan(S.Kep) Tahun Ajaran : 2015/2016

ABSTRAK

Bencana merupakan peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat dan dapat mengakibatkan dampak psikologis dan sosial yang tentunya berpengaruh tehadap perkembangan psikososial individu khususnya remaja karena masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo. Desain penelitian ini adalah desain deskriptif. Besar sampel 94 responden, dengan metode pengambilan sampel, yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner data demografi dan kuesioner Unicef yang telah di modifikasi sesuai dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 81,9% remaja mengalami perkembangan psikososial cukup, 18,1% remaja mengalami perkembangan psikososial baik. Hasil penelitian ini dapat membantu perawat jiwa dalam memberikan dukungan psikologis dan sosial pasca bencana dengan metode pendekatan asuhan keperawatan jiwa sehingga perkembangan psikososial korban bencana khususnya remaja berlangsung dengan baik dan dapat meningkatkan kesehatan jiwa korban bencana .


(11)

Std.ID Number : 111101005

Department : S1(Undergraduate) Nursing (S.kep) Academic Year : 2015

ABSTRACT

Disaster can threaten and disturb people’s lives and can cause psychosocial impact which will influence individual psychosocial development, especially teenagers’,

because they are in the period of searching for self-identification. The objective of

the research was to identifity teenagers’ psychosocial development in the post -Mount Sinabung eruption at Batukarang village, Payung Subdistrict, Karo District. The research used descriptive design. The samples were 94 respondents, taken by using purposive sampling technique. The data were gathered by using questionnaires about demographic data and the data from Unicef which had been modified according to the objective of the research. The result of the research showed that 81,9% of the respondents had sufficient psychosocial development 18,1% of the respondents had good psychosocial development. The result of the research could help mental nurses provide psychosocial support in the

post-disaster by using mental nursing care so that the victims’ psychosocial condition could develop well and their mental health could increase.


(12)

1.1 Latar belakang

Adolesen (remaja) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak– kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari perkembangan psikososial menurut Erikson masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Pada masa ini remaja akan menghadapi masa krisis, masalah yang berkaitan dengan tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Keberhasilan menghadapi krisis akan mengembangkan kepercayaan dirinya, berarti mampu mewujudkan jati dirinya (self identity) sedangkan kegagalan dalam menghadapi krisis remaja akan mengalami

identity confusion atau kebimbangan identitas diri (Erikson, 1968 dalam Santrock, 2003). Masa ini berlangsung pada usia 12-18 tahun (Erikson, 1968 dalam Upton, 2012).

Remaja yang mengalami kegagalan pembentukan identitas diri cenderung melakukan perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang atau adanya kenaikan angka kenakalan remaja dapat dipicu oleh kegagalan remaja dalam sekolah. Remaja yang tidak bersekolah merasa telah gagal menemukan identitas dirinya sebagai seorang pelajar (Bonokamsi, 1999 dalam Hartini, 2011). Penyebab terjadinya perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup adanya krisis identitas, kontrol diri yang lemah, sedangkan


(13)

faktor eksternal ialah keluarga, hubungan teman sebaya yang tidak baik, komunitas, lingkungan dan tempat tinggal yang kurang baik (Haryanto, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian (Hartini, 2011). Pasca tsunami terjadi perubahan perilaku pada remaja di NAD. Kebanyakan remaja lebih memilih untuk bekerja di sektor pembangunan dari pada meneruskan sekolahnya karena upah kerja yang tinggi. Para orangtua juga mendukung anak mereka untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan perilaku remaja dan kegagalan pembentukan identitas diri remaja sebagai pelajar akibat perubahan lingkungan pasca tsunami di NAD. Perubahan perilaku remaja pasca tsunami dapat ditinjau dari sebuah stresor, salah satu stressor dari kejadian negatif adalah bencana (Corner, 1995 dalam Hartini, 2011).

Bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan atau penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU Nomor 24 Tahun 2007).

Bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2010, disebabkan oleh faktor- faktor yang berbeda. Dampak bencana tidak hanya mengakibatkan hilangnya harta benda tetapi juga nyawa masyarakat di wilayah bencana. Banjir bandang di Wasior, gempa bumi yang disusul


(14)

Tsunami di Mentawai, erupsi gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa tengah. Berdasarkan dari data 644 kejadian bencana alam di Indonesia total kerugian material mencapai lebih 15 triliun rupiah. Kerugian tersebut meliputi kehilangan harta benda, kerusakan rumah- rumah masyarakat sarana dan prasarana umum, lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan, selain itu juga menimbulkan kehilangan orang yang dicintai, trauma, dan timbulnya gangguan kesehatan (Nugroho, 2010 dalam Astuti 2012).

Salah satu bencana alam yang terbesar pada tahun 2010 yang terjadi di Sumatera Utara adalah erupsi Gunung Sinabung. Gunung Sinabung tercatat beberapa kali meletus dari tahun 2010 sampai 2015. Erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa. Letusan terbesar terjadi awal tahun 2014, peningkatan aktivitas gunung Sinabung dengan letusan yang berkali-kali di sertai luncuran awan panas, guguran lava pijar, semburan awan panas, rentetan gempa, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus dari kejadian tersebut mengakibatkan 21 desa harus diungsikan dan jumlah korban jiwa mencapai 17 orang (Ginting, 2012). Seiring dengan penurunan aktifitas sinabung beberapa desa telah dipulangkan kembali ke desanya yang berada di luar radius lima kilometer dari daerah yang berbahaya. Pada tanggal 18 September 2014 jumlah pengungsi sebanyak 5.546 jiwa dengan rincian 1.721 kk (Karo, 2014). Salah satu desa yang terkena dampak erupsi Sinabung adalah desa Batukarang yang terletak 7 km dari gunung Sinabung, dengan jumlah penduduk ± 6500 jiwa penduduk dengan rincian anak- anak ± 1.250 jiwa,


(15)

remaja ± 1500 jiwa, dewasa ± 3000 jiwa, dan lansia ± 700 jiwa. Berdasarkan laporan dari Kepala Desa Batukarang tidak sedikit warga yang memilih untuk mengungsi dengan alasan merasa takut jika tinggal dirumah.

Remaja merupakan salah satu kelompok yang rentan terjadi trauma akibat bencana alam. Hal ini di karenakan oleh beberapa faktor yaitu keberadaan remaja masih dibawah resiko dan membahayakan kelangsungan hidupnya, tingkat ketergantungan hidup yang masih tinggi terhadap orang dewasa, belum memiliki banyak pengalaman hidup, kemampuan untuk melindungi diri masih terbatas, tidak dalam kondisi yang dapat mengambil keputusan atas dirinya sendiri (Lubis, 2012).

Salah satu dampak bencana yang di alami remaja adalah gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan akan mengakibatkan suatu perasaan tertekan dan akan memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan mereka jika dibiarkan begitu saja. Pandangan tersebut dijelaskan (Wilson, 2000 dalam Agustiana, 2012) yang mengungkapkan gangguan kecemasan pascatrauma berpengaruh pada kapasitas–kapasitas psikologi, konsep diri, perkembangan, dan hubungan seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian (Setyaningrum, 2007) tentang kondisi emosi remaja pasca gempa bumi di daerah istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini semua sampel mempunyai hubungan yang baik dengan orangtua dan sosialnya, pada tahapan emosi di fase krisis, remaja merasa takut apabila gempa bumi terjadi lagi, takut berada di dalam rumah terkena


(16)

runtuhan bangunan dan merasa sedih karena kehilangan tempat tinggalnya. Pada fase isolation dan anger hanya dialami satu remaja. Remaja mengungkapkan tidak dapat berkumpul dengan teman–temannya dikarenakan harus mengungsi, selain itu remaja merasa marah (anger) karena barang–barang berharga terutama buku pelajaran rusak sehingga ia tidak dapat belajar dalam menghadapi ujian.

Berdasarkan hasil survei awal dan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap remaja di Desa Batukarang, beberapa remaja mengatakan bahwa mereka sangat ketakutan jika mendengar gemuruh dari gunung, takut jika gunung erupsi kembali dan mengeluarkan lahar panas, sebahagian remaja memilih untuk tetap berada dalam rumah dan tidak melakukan aktifitas di luar rumah seperti membantu orang tua mereka ke lahan perkebunan dengan alasan agar tidak terpapar debu vulkanik yang mengganggu saluran pernapasan mereka.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merasa perlu melakukan penelitian mengenai perkembangan psikososial remaja pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan psikososial remaja pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.


(17)

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana perkembangan psikososial remaja pasca erupsi Gunung Sinabung di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo?

1.4 Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi perkembangan Psikososial remaja pasca erupsi Gunung Sinabung.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Pendidikan Keperawatan

Sebagai informasi dan tambahan pengetahuan bagi pengembangan mata ajar khususnya yang berhubungan dengan perkembangan psikososial remaja pasca bencana alam kedalam mata ajar keperawatan jiwa atau mata ajarnursing disaster. 1.5.2 Pelayanan Keperawatan

Sebagai informasi dan tambahan pengetahuan bagi perawat atau petugas kesehatan lainnya mengenai masalah psikososial remaja pasca bencana alam dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

1.5.3 Penelitian Keperawatan

Sebagai masukan atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai perkembangan psikososial remaja pasca bencana alam.


(18)

2.1 Konsep Remaja 2.1.1 Defenisi Remaja

Remaja berasal dari kata latinadolensenceyang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Remaja (adolescence)adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari perkembangan psikososial menurut Erikson masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Pada masa ini remaja akan menghadapi masa krisis, masalah yang berkaitan dengan tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Keberhasilan menghadapi krisis akan mengembangkan kepercayaan dirinya, berarti mampu mewujudkan jati dirinya (self identity) sedangkan kegagalan dalam menghadapi krisis remaja akan mengalami

identity confusion atau kebimbangan identitas diri (Erikson, 1968 dalam Santrock, 2003). Masa ini berlangsung pada usia 12-18 tahun (Erikson, 1968 dalam Upton, 2012).


(19)

2.1.2 Perkembangan Fisik Pada Masa Remaja

Perubahan fisik sudah dimulai pada masa praremaja dan terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang akan makin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Maturasi seksual terjadi seiring dengan perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder. Karakteristik primer berupa perubahan fisik dan hormonal yang penting untuk reproduksi dan karakteristik sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelaminnya, perubahan fisik yang terjadi yaitu perkembangan kecepatan pertumbuhan skelet, seperti pertumbuhan skelet, otot, dan viseral. Perubahan spesifik seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul. Perubahan distribusi otot dan lemak perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder (Potter & Perry, 2005).

2.1.3 Perkembangan Kognitif Masa Remaja

Dalam tahapan perkembangan kognitif remaja, terjadi perubahan dalam pemikiran dan lingkungan sosial remaja yang akan menghasilkan tingkat perkembangan yang intelektual yang tinggi. Pada tahap ini remaja telah mampu memperkirakan suatu kemungkinan, mengurutkannya, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan secara logis. Remaja dapat berfikir abstrak dan menghadapi masalah hipotetik secara efektif. Jika berkonfrontasi dengan masalah, remaja dapat mempertimbangkan berbagai penyebab dan solusi yang tepat. Untuk pertama kalinya remaja dapat mengalami kemajuan proses berfikir yang sebelumnya masih


(20)

bersifat fisik/konkret menjadi bersifat abstrak seperti saat anak usia sekolah hanya berfikir mengenai hal yang sedang terjadi sedangkan remaja telah mampu membayangkan hal apa yang akan terjadi (Potter & Perry, 2009).

2.1.4 Perkembangan Psikososial Masa Remaja

Pencarian identitas diri merupakan tugas utama remaja dalam perkembangan psikososial tahap perkembangan ini disebut tahapan identitas versus kebimbangan identitas. Setiap remaja pada dasarnya dihadapkan pada suatu krisis yang berhubungan dengan tugas perkembangannya. Keberhasilan menghadapi krisis akan meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan dirinya, berarti mampu mewujudkan jati dirinya sehingga remaja merasa siap untuk menghadapi tugas perkembangan berikutnya dengan baik, dan sebaliknya, individu yang gagal dalam menghadapi suatu krisis cenderung akan memiliki kebingungan identitas. Individu yang mengalami kebingungan identitas ditandai dengan adanya perasaan tidak mampu, tidak berdaya, penurunan harga diri, dan tidak percaya diri, akibatnya ia pesimis menghadapi masa depannya (Erikson, 1968 dalam Dariyo, 2004).

Tugas perkembangan remaja pada masa remaja adalah memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya baik pria maupun wanita, memperolah peranan sosial, menerima kondisi fisiknya, memperoleh kebebasan emosionil dari orangtua dan orang dewasa lainnya, mencapai kepastian akan kebebasan


(21)

dan kemampuan berdiri sendiri, memilih da mempersiapkan lapangan pekerjaan, membentuk sistema nilai-nilai moral, dan falsafah hidup(Gunarsa. D, 2003).

Proses pembentukan identitas diri adalah proses yang panjang yang dan kompleks yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang, dan yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk kerangka berfikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku ke dalam bidang kehidupan. Dengan demikian individu dapat menerima dan menyatukan kecenderungan pribadi, bakat, dan peran yang diberikan oleh orang tua, teman sebaya maupun masyarakat dan pada akhirnya dapat memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan mendatang (Soetjiningsih, 2004).

Pada saat memasuki usia remaja, remaja akan dihadapkan pada suatu pertanyaan yang penting yaitu tentang “siapa aku”. Pada saat bersamaan, ketika remaja merasakan ketidakpastian akan dirinya, lingkungan masyarakat sekitar mulai menanyakan hal–hal yang berkaitan dengan remaja, misalnya remaja sudah harus mulai membuat langkah awal menentukan karir, pendidikan dimasa depan, dan gaya hidupnya. Dengan demikian remaja harus berusaha menemukan jawabanya baik untuk dirinya sendiri maupun bagi masyarakat sekitar (Erikson, 1968 dalam Soetjiningsih, 2004). Dalam perkembangan psikososial remaja dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:


(22)

2.1.4.1 Hubungan dengan orang tua

Pada masa remaja, remaja cenderung menginginkan kemandirian dan kebebasan dalam mengeksplorasikan diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orang tua berkurang. komunikasi yang efektif dan pola asuh yang demokratif adalah cara yang paling baik untuk menyelesaikan masalah ini. Komunikasi yang terbuka dimana masing–masing anggota keluarga dapat berbicara tanpa adanya perselisihan akan memberikan kekompakan dalam keluarga sehingga hal tersebut juga dapat membantu remaja dalam proses pencarian identitas diri (Potter & Perry, 2009).

Jersild dkk, 1998 dalam Ali dan Asrori, 2004 mengatakan remaja memiliki perjuangan untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan dari orang tua untuk mencapai status dewasa. Dengan demikian, ketika berinteraksi dengan orang tua, remaja mulai berusaha meninggalkan kemanjaan dirinya dengan orang tua dan semakin bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Akibatnya remaja sering kali mengalami pergolakan dan konflik ketika berinteraksi dengan orang tua. Remaja berusaha menempatkan dirinya berteman dengan orang dewasa dan berinteraksi dengan lancar dengan mereka. Namun, usaha remaja ini sering kali memperoleh hambatan yang disebabkan oleh pengaruh dari orangtua yang sebenarnya masih belum bisa melepaskan anak remajanya secara penuh. Akibatnya, remaja sering kali menentang gagasan–gagasan dan sikap orang tuanya.


(23)

2.1.4.2 Hubungan dengan saudara kandung

Hubungan saudara sekandung remaja meliputi menolong, berbagi, mengajar, bertengkar, dan bermain, dan saudara sekandung remaja bisa bertindak sebagai pendukung emosi, lawan, dan teman komunikasi. Dalam beberapa contoh, saudara sekandung bisa lebih kuat mempengaruhi remaja dibandingkan dengan orang tua. Seseorang yang usianya dekat dengan si remaja seperti saudara kandung mungkin bisa lebih memahami masalah remaja dan berkomunikasi lebih efektif dari pada orang tua. Dalam berhadapan dengan teman sebaya, menghadapi guru yang sulit, dan mendiskusikan masalah yang tabu (seperti seks), saudara sekandung bisa lebih berpengaruh dalam melakukan sosialisasi terhadap remaja dibandingkan dengan orangtua (Santrock, 2003). Saudara sekandung yang lebih muda jarang memahami kebutuhan pribadi remaja untuk berfikir dan berinteraksi dengan teman kelompoknya. Pada saat tertentu remaja menyukai interaksi dengan saudara sekandung yang lebih muda (Potter & Perry, 2009).

2.1.4.3 Hubungan dengan kelompok

Dalam perkembangan sosial remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai memperluas hubungan dengan teman sebaya. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia sebaya (peer group). Kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial remaja. Kelompok sosial juga merupakan wadah untuk belajar kecakapan–kecapakan peran karena dalam kelompok remaja


(24)

menjalani berbagai peran, remaja juga sangat bergantung kepada teman sebagai sumber kesenangan dan keterikatannya dalam kelompok sangat kuat. Keterikatan tersebut akan bertambah dengan meningkatnya frekuensi interaksi di antara anggota kelompok. Dalam pembentukan kelompok biasanya muncul perilaku konformitas kelompok, dimana remaja akan berusaha untuk dapat menyesuaikan dirinya dan menyatu dengan kelompok agar diterima di dalam kelompoknya, kelompok teman merupakan faktor pengaruh yang penting bagi remaja yang semakin membutuhkan pengakuan dan penerimaan masyarkat. Hubungan teman sebaya yang buruk dan penolakan dari teman sebaya dapat menyebabkan remaja mengalami depresi (Soetjiningsih, 2004).

2.1.4.4 Konsep Diri

Konsep diri adalah gambaran diri tentang aspek fisiologis maupun psikologis yang berpengaruh pada perilaku dalam penyesuaian diri dengan orang lain. Aspek fisik meliputi warna kulit, bentuk tubuh (gemuk/kurus), tinggi badan (tinggi/pendek), wajah (cantik/tampan). Sedangkan aspek psikologis meliputi kebiasaan, kepribadian, watak, sifat, kecerdasan, minat bakat, dan kemampuan–kemampuan lain.

Sejauh mana individu menyadari dan menerima segala kelebihan maupun kekurangan yang ada pada dirinya, maka akan mempengaruhi pembentukan konsep dirinya. Jika individu mampu menerima kelebihan dan kekurangan tersebut, dalam diri individu akan tumbuh konsep diri positif, sebaliknya jika individu tidak mampu menerimanya, maka akan


(25)

cenderung menumbuhkan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang baik, akan mempengaruhi kemampuan individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya dengan baik. Sebaliknya, jika konsep dirinya negatif, cenderung menghambat dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya (Dariyo, 2004).

Kelompok sebaya merupakan kekuatan utama dalam membentuk konsep diri anggota kelompok. Popularitas dan pengakuan dalam kelompok sebaya dapat meningkatkan harga diri, kepercayaan diri, dan memperkuat konsep diri remaja. Keterlibatan yang total dalam kelompok membuat remaja terlihat tidak mampu mengambil keputusan sendiri dan merasa tidak percaya diri Remaja yang lepas dari kelompok sebayanya dan terisolasi akan mencari dan mengembangkan identitasnya sendiri (Potter & Perry, 2009).

2.1.4.5 Ketakutan

Takut pada usia remaja berpusat pada penerimaan kelompok sebaya, perubahan tubuh, hilangnya pengendalian diri, munculnya dorongan seksual. Remaja sering mengamati perubahan dan ketidaksempurnaan pada tubuhnya. Adanya kelainan yang nyata dan tidaknya menyebabkan remaja merasakan kekhawatiran yang terus menerus (Potter & Perry, 2009).


(26)

2.1.4.6 Pola Koping

Perilaku meniru koping dikembangkan dari pengalaman remaja sehari-hari dan dari maturasi kognitif yang berkembang. Kemampuan untuk memecahkan masalah melalui tindakan logis, sudah dapat berfikir abstrak dan menghadaapi masalah hipotenik secara efektif, jika berkonfrontasi dengan masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang banyak. Beberapa remaja menggunakan strategi koping penghindaran ketika suatu masalah tidak bisa di atasi dan suatu usaha dilakukan untuk mengurangi ketegangan dengan ikut terlibat dalam perilaku kenakalan remaja seperti penggunaan zat kimia terlarang (Potter & Perry, 2009).

2.1.4.7 Moral

Perkembangan penerimaan moral bergantung sekali dengan keterampilan kognitif dan komunikasi serta interaksi dengan orang lain. Pada tingkat tertinggi, moralitas di dapat dari prinsip hati nurani individu. Remaja menilai dirinya sendiri dengan ide internal, yang sering menyebabkan konflik antara nilai diri dan kelompok. Perkembangan moral remaja digambarkan sebagai tahap yang konvensional, tahap ini dicirikan dengan kemampuan untuk mengambil perspektif moral orang tua dan anggota masyarakat ke dalam dirinya untuk di pertimbangkan (Kohlberg, 1964 dalam Potter & Perry 2005).


(27)

2.1.4.8 Aktifitas Pengalih

Kebanyakan remaja mengembangkan minat khususnya pada olah raga tertentu dan berkonsentrasi pada perkembangan keterampilan. Sering melakukan aktifitas rekreasi dan berusaha memiliki barang-barang yang sedang popular di kalangan sebaya seperti komputer dan mobil (Potter & Perry, 2009).

2.1.4.9 Nutrisi

Kebutuhan nutrisi total sangat dibutuhkan pada masa remaja untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan remaja, jika asupan nutrisi tidak adekuat maka proses tumbuh kembang remaja akan terganggu baik di metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik, dan maturasi seksual (Soetjiningsih, 2004). Seorang remaja yang berada pada tahap masa krisis identitas, hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri, dengan cara mewujudkan keinginannya agar menjadi individu yang sempurna secara intelektual, kepribadian, maupun penampilan fisiknya agar dapat menarik perhatian lawan jenisnya maka salah satu upaya yang di lakukan adalah berusaha memiliki bentuk tubuh yang ideal misalnya mengatur pola makan. Sebahagian remaja memiliki kecemasan yang tinggi jika ia gagal mengatur pola makannya dan khawatir dirinya menjadi gemuk. Sehingga kebanyakan remaja melakukan diet atau pantangan terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Akan tetapi kebanyakan remaja tidak tahu tentang pola makan yang baik sehingga sampai


(28)

mengganggu pola pengaturan makan yang baik akibatnya remaja mengalami gangguan makan (Dariyo, 2004).

2.2 Konsep Bencana 2.2.1 Defenisi Bencana

Bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan atau penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU Nomor 24 Tahun 2007). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian, atau penderitaan.

2.2.2 Jenis–Jenis Bencana

Jenis – jenis bencana menurut Undang–Undang No.24 Tahun 2007, antara lain :

a. Bencana alam

Bencana alam adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa alam seperti : gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

b. Bencana non alam

Bencana non alam adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.


(29)

c. Bencana sosial

Bencana sosial adalah bencana yang di akibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang di akibatkan oleh manusia seperti adanya konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.

2.2.3 Dampak Bencana Terhadap Psikososial

Bencana alam memiliki efek yang sangat besar terhadap individu, keluarga, dan komunitas. Bencana alam menyebabkan kerusakan yang luas pada harta benda dan dapat menimbulkan masalah dalam finansial. Pada kasus yang lebih buruk, bencana dapat menyebabkan luka-luka dan kematian. Bencana alam juga dapat menimbulkan masalah kesehatan mental yang efeknya dapat berlangsung selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah bencana. Dampak yang ditimbulkan sangatlah kompleks, selain masalah pengungsi, kerusakan infrastruktur terputusnya jalur komunikasi dan transportasi menjadi masalah kompleks lainnya. Kerusakan-kerusakan fisik dan psikis pun tentunya menjadi meningkat (Stanley & Williams, 2000 dalam Afrianti, 2011).

Dampak fisik meliputi kondisi fisik yang cedera ataupun terluka akibat bencana selain itu badan terasa tegang, cepat lelah, susah tidur, mudah terkejut, palpitasi, mual, perubahan nafsu makan dan kebutuhan seks menurun (Masykur, 2006). Secara teoritis, individu-individu yang mengalami bencana dan kehilangan keluarga memiliki kecenderungan mengalami gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang


(30)

dimungkinkan terjadi pada korban bencana adalah stres berat, stres akut danPost-Traumatic Stress Disorders.Gangguan stres pasca trauma adalah gangguan kecemasan akibat kejadian traumatis, seperti perang, pemerkosaan, dan bencana alam. Kejadian traumatis itu menyebabkan individu yang mengalami kejadian traumatisnya, atau tidak bisa menghilangkan kejadian traumatis meskipun peristiwanya sudah lampau, berkurangnya respon terhadap dunia luar seperti berkurangnya minat untuk melakukan aktifitas yang berarti, merasa asing terhadap orang lain, efek depresif (murung, sedih, putus asa), mimpi buruk, mimpi kejadian traumatisnya secara terus menerus atau mengalami gangguan tidur, mudah marah, kesulitan konsentrasi, merasa waspada, terkejut dan ketakutan yang berlebihan (Davison & Neale, 1996 dalam Hartini 2010).


(31)

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan mengetahui tentang gambaran perkembangan psikososial remaja pasca erupsi sinabung

Skema 1. Kerangka konsep perkembangan psikososial remaja pasca erupsi Sinabung.

Hubungan dengan orang tua

Hubungan dengan saudara kandung

Hubungan dengan teman sebaya

Konsep diri Ketakutan Pola koping Moral

Kegiatan tambahan Nutrisi

Perkembangan

psikososial remaja pasca erupsi Sinabung

Baik Cukup Kurang


(32)

3.2 Defenisi Operasional Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

operasional

Alat ukur Hasil ukur Skala 1 Perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung Setiap perubahan yang terjadi di dalam kehidupan remaja setelah erupsi gunung Sinabung baik secara psikologi dan sosialnya yang saling mempengaruhi satu sama lain dan memberikan hubungan timbal balik seperti hubungan dengan orang tua, saudara kandung, teman sebaya/ kelompok dan konsep diri, ketakutan, pola koping, moral, aktifitas tambahan, serta nutrisi .

Instrumen berupa kuesioner dengan jumlah pernyataan 35 item. Untuk pernyataan positif terdiri dari 14 pernyataan Dengan pilihan jawaban tidak pernah= 0, kadang-kadang= 1, sering = 2. Untuk pernyataan negatif terdiri dari 21 pernyataan dengan jawaban tidak pernah= 2, kadang-kadang =1, sering 0 Skor ideal adalah 70 dengan spesifikasi jawaban 0-23 = kurang 24-47 = cukup 48-70 = baik Ordinal


(33)

4.1 Desain Penelitian

Metode penelitian menggunakan desain deskriptif yaitu penelitian untuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan psikososial remaja pasca erupsi Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 4.2.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek peneliti yang diteliti. Pada penelitian ini adalah remaja usia 12– 18 tahun yang bertempat tinggal di Desa Batukarang Kecamatan Payung. Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala Desa Batukarang pada tahun 2014 jumlah remaja adalah 1.500 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang diteliti. Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling adalah suatu pengambilan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik (Nursalam, 2009).


(34)

Adapun kriteria inklusi yang ditentukan oleh peneliti adalah : 1. Sampel bersedia menjadi responden.

2. Remaja yang berusia 12–18 tahun .

3. Remaja yang bertempat tinggal di Desa Batukarang.

4. Remaja yang mengalami langsung kejadian erupsi gunung Sinabung .

5. Bisa berbahasa Indonesia.

Menentukan sampel yang di ambil menggunakan rumus slovin yaitu

Keterangan : n = Jumlah sampel N= jumlah populasi

d= Batas kesalahan yang di torerir untuk setiap populasi (0,1, 0,05, atau 0,01)

n= 1500

1500(0,1 )+ 1

n =

n= 94 orang

Maka jumlah sampel dari penelitian sebanyak 94 orang responden di Desa Batukarang Kecamatan Payung.

n = N


(35)

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukaan di Desa Batukarang Kecamatan Payung dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari–Mei 2015. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena lokasi ini merupakan salah satu daerah yang terkena dampak erupsi Sinabung, jumlah populasi yang cukup, lokasi penelitian mudah dijangkau memungkinkan untuk dilakukan penelitian. Selain itu, penelitian tentang respon psikososial remaja pasca erupsi Sinabung belum pernah dilakukan di Desa Batukarang Kecamatan Payung.

4.4 Pertimbangan Etik

Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat menjaga dan menghargai hak asasi para responden. Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Bapak Roin Andreas Bangun selaku Kepala Desa Batukarang dan mengajukan pembuatan surat permohonan penelitianEthical Clearence ke komisi etik. Setelah mendapatkan izin persetujuan dari kepala desa Batukarang, kemudian peneliti memperkenalkan diri kepada calon responden, menanyakan kesediaan menjadi responden, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian. Jika responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan (anonymity). Peneliti juga menjamin kerahasiaan informasi


(36)

responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Hidayat, 2007).

4.5 Instrumen penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner dari UNICEF yang telah dimodifikasi dari 48 pernyataaan peneliti hanya menggunakan 35 pernyataan yang sesuai dengan penelitian. Kuesioner yang digunakan terdiri dari dua bagian, bagian pertama data demografi meliputi nama inisial, jenis kelamin, umur, pendidikan. Bagian kedua kuesioner mengenai perkembangan psikososial remaja terdiri dari 35 pernyataan, 14 pernyataan positif yaitu no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 17, 33, 34. Pernyataan negatif 21 pernyataan yaitu no 1, 8, 9, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35. Untuk penyataan positif, sering = 2 , kadang–kadang = 1, tidak pernah = 0 , untuk pernyataan negatif sering = 0, kadang–kadang = 1, tidak pernah= 2. Perhitungan data hasil pengukuran berdasarkan rumus statistika menurut Sudjana (2005).

Panjang kelas = = = 23

Dengan demikian, perkembangan psikososial remaja pasca erupsi Sinabung dikategorikan sebagai berikut :

Perkembangan baik = 48-70 Perkembangan cukup = 24-47 Perkembangan kurang = 0-23


(37)

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid adalah instrumen yang mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan oleh dosen yang ahli dalam bidang keperawatan jiwa di Fakultas Keperawatan USU yaitu Walter, S.Kep.,M.kep.,Sp.Kep.J. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif untuk mempermudah responden memahami kalimat dalam instrumen tersebut. Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan nilai CVI 0,96. Hal ini berarti instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah valid.

Uji Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya dan tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2010). Uji reabilitas dilakukan pada 35 sampel yang tinggal di desa Payung, instrumen reliabel di ujikan kepada remaja sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Hasil uji reliabilitas kuesioner untuk mengetahui perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung menggunakan uji Cronbach alpha. Pada penelitian ini diperoleh hasil uji reliabilitas dengan nilai 0.81. karena nilai Alpha >0,7 maka dinyatakan bahwa seluruh instrumen atau pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.


(38)

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti menerima surat izin dari institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) dan surat izin lokasi penelitian yaitu Desa Batukarang Kecamatan Payung. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada remaja yang ada di masyarakat dengan mendatangi rumah ke rumah, menghadiri perkumpulan pemuda pemudi , dan pada remaja yang ada di sekolah. Kemudian peneliti memperkenalkan diri dan memberi penjelasan kepada remaja sebagai calon responden mengenai tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan penelitian dan cara pengisian kuesioner. Remaja yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Jika menolak, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati responden. Kemudian peneliti memberi kesempatan kepada responden untuk mengisi sendiri kuesioner, dan selama pengisian kuesioner peneliti mendampingi responden kemudian memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya apabila ada pernyataan yang tidak di pahami. Setelah kuesioner diisi sendiri oleh responden, kuesioner di kumpulkan kembali oleh peneliti dan memeriksa kelengkapan datanya. Apabila ada yang belum lengkap maka kuesioner tersebut dilengkapi pada saat itu juga. Selanjutnya data yang telah terkumpul akan dianalisis.


(39)

4.8 Analisa Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan. Pertama dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan memastikan semua jawaban telah diisi, kedua memberi kode (coding) pada data untuk memudahkan peneliti dalam mentabulasi data yang telah dikumpulkan. Ketiga scoring dan entry data, memberi penilaian terhadap item–item yang perlu diberi penilaian dan memasukkan data dari hasil isian kuesioner psikososial ke dalam komputer agar data dapat dianalisis menggunakan program statistik. Kemudian dilakukan pengambilan kesimpulan dengan menggunakan tabulasi (tabulating). Pengelolaan data dilakukan dengan tehnik komputerisasi, dilakukan labelisasi variabel, dimana yang di ukur adalah frekuensi dan persentase.

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase sehingga memperoleh gambaran tentang perkembangan psikososial remaja dengan 3 kategori yaitu perkembangan baik, perkembangan cukup, perkembangan kurang.


(40)

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari pengumpulan data terhadap 94 responden di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo selama bulan Februari sampai bulan Mei 2015. Hasil penelitian ini menguraikan mengenai perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibawah ini menguraikan gambaran data demografi responden dan gambaran perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.

5.1.1 Data demografi remaja

Responden dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo dengan jumlah 94 responden. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa umur terbanyak berada pada 14 tahun yaitu sebanyak 29 responden (30,9%). Sedangkan jenis kelamin responden terbanyak perempuan sebanyak 64 responden (68,1%). Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan terbanyak adalah SMP sebanyak 74 responden(78,7%).


(41)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Data Demografi Remaja di Desa Batukarang Kecamatan Payung

Kabupaten Karo (n=94)

Data demografi Frekuensi (n) Persentase

Umur

-12 tahun 14 14,9

-13 tahun 14 14,9

-14 tahun 29 30,9

-15 tahun 19 20,2

-16 tahun 11 11,7

-17 tahun 4 4,3

-18 tahun 3 3,2

Jenis Kelamin

- laki-laki 30 31,9

- Perempuan 64 68,1

Tingkat pendidikan

- SMP 74 78,7

- SMA 20 21,3

5.1.2 Perkembangan psikososial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 94 orang responden yakni remaja di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo terdapat kategori perkembangan psikososial yaitu perkembangan baik, cukup, dan perkembangan psikososial kurang. Mayoritas responden mengalami perkembangan psikososial cukup yaitu sebanyak 77 responden(81,9%) sedangkan perkembangan psikososial baik yaitu sebanyak 17 responden(18,1%), untuk perkembangan psikososial kurang tidak dialami oleh remaja di Desa Batukarang.


(42)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Batukarang

Kecamatan Payung

Perkembangan psikososial Frekuensi n=(94) Persentasi(%)

Perkembangan baik 17 18,1

Perkembangan cukup 77 81,9

Perkembangan kurang 0 0

5.1.3 Aspek Perkembangan Psikososial Remaja Tabel 5.3

Distribusi dan Frekuensi Pernyataan Perkembangan Psikososial Remaja

No. Pernyataan Sering N(%) KK N(%) TP N(%) 1. Saya suka berada didekat

orang tua saya 61(64,9) 32(34,0) 1(1,1)

2. Saya dapat melakukan 38(40,8) 54(5,74) 2(2,1) kegiatan bersama keluarga

saya

3. Saya akur dengan saudara- 53(56,4) 39(41,5) 2(2,1) saudara saya

4. Saya menjalin pertemanan 39(41,5) 53(56,4) 2(2,1) dengan teman lama saya

5. Saya merasa cocok dengan 40(42,6) 42(44,7) 12(12,8) lingkungan saya

6. Saya bekerja sama dengan 54(57,4) 38(40,4) 2(2,1) teman-teman saya dengan

baik

7. Saya menyenangi semua 42(44,7) 50(53,2) 2(2,1) aktifitas kehidupan saya

8. Saya merasa malu bila 17(18,1) 45(47,9) 32(34,0) berada disekitar orang lain

9. Saya kesulitan untuk 17(18,1) 60(63,8) 17(18,1) menyelesaikan pekerjaan

yang saya mulai

10. Saya mampu berkonsentrasi 36(38,3) 54(57,4) 4(4,3) dalam melakukan pekerjaan

ataupun tugas


(43)

12. Saya bersikap buruk 7(7,4) 53(56,4) 34(36,2) terhadap orang lain

13. Saya merasa sangat bersalah 22(23,4) 48(51,1) 24(25,5) setelah bencana

14. Saya mampu menceritakan 33(35,1) 47(50,0) 14(14,9) kembali kejadian yang saya

alami

15. Saya mampu mengerti 28(29,8) 60(63,8) 5(5,3) orang lain

16. Saya pikir saya tidak 11(11,7) 66(70,2) 17(18,1) mampu mengerjakan

apapun dengan baik

17. Saya mampu membuat 25(26,6) 66(70,2) 3(3,2) keputusan dengan baik

18. Saya bisa menjadi 22(23,4) 37(39,4) 35(37,2) sangat ketakutan walau

saya tahu saya sebenarnya tidak ketakutan

19. Saya kehilangan kontrol 38(40,4) 39(41,5) 17(18,1) diri saya saat ketakutan

20. Ketika saya marah, saya 50(53,2) 30(31,9) 14(14,9) tidak bisa mengontrol

diri saya

21. Saya merasa sesuatu 15(16,0) 60(63,8) 19(20,2) yang buruk akan terjadi

22. Saya merasa bahwa 5(5,3) 49(52,1) 40(42,6) tidak ada harapan untuk

masa depan yang lebih baik

23. Saya mudah menangis 27(28,7) 40(42,6) 27(28,7) setelah bencana

24. Saya merasa sangat sedih 42(44,7) 41(43,6) 11(11,7) setelah bencana

25. Saya menggerutu kalau 30(31,9) 44(46,6) 20(21,3) ada hal-hal yang tidak

sesuai dengan hati saya

26. Saya bisa sangat marah 20(21,3) 35(37,2) 39(41,5) sehingga saya tidak

bisa bicara

27. Saya pernah menyakiti 20(21,3) 35(37,5) 39(41,5) diri saya

28. Saya suka melakukan hal- 5(5,3) 16(17,0) 73(77,7) hal yang beresiko melukai

diri saya

29. Saya membolos dari sekolah 4(4,3) 16(17,0) 80(85,1) 30. Saya mementingkan 2(2,10) 48(51,1) 44(46,8)


(44)

31. Saya sedih ketika 8(8,5) 34(36,2) 52(55,3) orang lain senang

32. Saya merasa tidak ada satu 6(6,4) 58(61,7) 30(31,9) orang pun yang dapat

saya percaya

33. Saya mendengarkan 51(54,3) 40(42,6) 3(3,2) orang lain bicara dan

menghormatinya

34. Saya senang melakukan 73(77,7) 20(21,3) 1(1,1) kegiatan yang saya

sukai

35. Saya makan jauh lebih 7(7,4) 38(40,4) 49(52,1) banyak/sedikit setelah

bencana

5.2 Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang perkembangan psikososial remaja di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo.

5.2.1 Perkembangan Psikososial

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan psikososial yang dialami remaja di Desa Batukarang pasca erupsi gunung Sinabung mayoritas mengalami perkembangan psikososial cukup yaitu sebanyak 77 responden (81,9%). Sebahagian remaja masih mengalami trauma pasca erupsi gunung Sinabung seperti tidak bisa mengontrol diri saat marah 50(53%), sering merasa sangat sedih 42(44,7%), mudah menangis setelah bencana 27(28,7%),sering merasa bersalah setelah bencana 22(23,4%), menjadi sangat ketakuatan 22(23%) akibat erupsi gunung sinabung yang terus beraktivitas sampai saat ini hal tersebut tentunya beresiko terhadap perkembangan psikososial remaja.


(45)

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2012) tentang pengalaman traumatik remaja perempuan akibat banjir lahar dingin pasca erupsi gunung Merapi menyatakan bahwa peristiwa traumatik di alami oleh semua sampel penelitian akibat banjir lahar dingin pasca erupsi gunung Merapi hal ini menimbulkan rasa takut, cemas dan rasa sedih yang berdampak pada psikologis remaja tersebut sehingga remaja mengalami kesulitan tidur, stress, dan ketakutan yang berkepanjangan dan diikuti dengan gejala akut seperti mimpi buruk, dan ingatan terhadap peristiwa traumatik yang di alami nya dampak ini tentunya dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang remaja dalam mencapai identitas dirinya

Menurut Davidson & Neale (1996) kejadian traumatis dapat menyebabkan individu yang mengalami kejadian traumatisnya atau tidak bisa menghilangkan kejadian traumatisnya meski sudah lampau sehingga berkurangnya respon terhadap dunia luar seperti minat untuk melakukan aktifitas, merasa asing terhadap orang lain, efek depresif (murung, sedih, putus asa), mimpi buruk, mimpi kejadian traumatisnya secara terus menerus atau mengalami gangguan tidur, mudah marah, kesulitan konsentarsi, merasa waspada, terkejut dan ketakutan yang berlebihan.

Menurut Erikson, setiap remaja pada dasarnya dihadapkan pada suatu krisis yang berhubungan dengan tugas perkembangannya. Keberhasilan menghadapi krisis akan meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan dirinya, berarti mampu mewujudkan jati dirinya sehingga


(46)

remaja merasa siap untuk menghadapi tugas perkembangan berikutnya dengan baik, dan sebaliknya, individu yang gagal dalam menghadapi suatu krisis cenderung akan memiliki kebingungan identitas. Individu yang mengalami kebingungan identitas ditandai dengan adanya perasaan tidak mampu, tidak berdaya, penurunan harga diri, dan tidak percaya diri, akibatnya ia pesimis menghadapi masa depannya.

Berdasarkan hasil penelitian responden perempuan lebih banyak ditemukan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 64(68,1%). Remaja perempuan merupakan salah satu kelompok yang rentan terjadinya trauma akibat bencana alam karena keberadaanya remaja perempuan masih dibawah diresiko dan tingkat ketergantungannya masih tinggi terhadap orang dewasa. Hasil penelitian ini sesuai dengan buku Sadock, Bj & Sadock, V.A(2007) yang mengatakan bahwa prevalensi terjadinya PTSD lebih tinggi pada populasi perempuan yaitu berkisar 5-6%. Hasil Penelitian Rachmadiany (2008) juga menemukan bahwa penderita PTSD yang mendapat penanganan di Trauma Centre Lhksukon Kabupaten Banda Aceh Utara lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 62,5% sedangkan laki-laki sebanyak 37,5%.

Berdasarkan hasil penelitian perkembangan psikososial baik dialami oleh responden yaitu sebanyak 17 responden (18,1%) yang artinya responden memiliki perkembangan psikologis dan hubungan sosial yang baik saat dihadapkan terhadap suatu masalah. Hasil ini didukung


(47)

bencana tsunami hanya menyisakan tidak lebih dari 10% traumatis, anak-anak dan remaja Aceh tidak menunjukkan simptom-simptom atau gejala stress pasca tsunami karena mereka menganggap bencana tsunami adalah takdir Tuhan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa mayoritas responden berusia 14 tahun yakni sebanyak 29 responden (30,9%). Menurut Erikson pada usia remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Pada masa ini remaja akan menghadapi masa krisis, masalah yang berkaitan dengan tugas perkembangan yang harus dilaluinya. Keberhasilan menghadapi krisis akan mengembangkan kepercayaan dirinya, berarti mampu mewujudkan jati dirinya (self identity) sedangkan kegagalan dalam menghadapi krisis remaja akan mengalami identity confusion atau kebimbangan identitas diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki identitas diri sebagai pelajar terlihat dari sebanyak 80 responden(80,5%) tidak pernah membolos dari sekolah pasca bencana walaupun saat ini kondisi sekolahnya kurang baik. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang di lakukan Hartini (2011). Pasca tsunami terjadi perubahan perilaku pada remaja di NAD. Kebanyakan remaja lebih memilih untuk bekerja di sektor pembangunan dari pada meneruskan sekolahnya karena upah kerja yang tinggi.. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan perilaku remaja dan kegagalan pembentukan identitas diri remaja sebagai pelajar akibat perubahan lingkungan pasca tsunami di NAD.


(48)

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa remaja pasca bencana tetap memiliki hubungan sosial yang mayoritas baik yaitu hubungan dengan orang tua 61(64,9%), hubungan dengan saudara kandung 53(56,5%), dan hubungan dengan teman sebaya 54(57,4), mendengarkan orang lain dan menghormatinya 51(54,3%). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian (Setyaningrum, 2007). Pada penelitian ini semua sampel mempunyai hubungan yang baik dengan orangtua dan sosialnya pasca gempa bumi di daerah istimewa Yogyakarta. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian Pratiwi(2004) kemampuan sosial anak pengungsi timor-timur termasuk dalam kategori tinggi 88% mereka tetap menjalin interaksi yang baik dengan teman dan saudaranya ditempat pengungsian dan di luar tempat pengungsian.

Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat mayoritas kodisi nutrisi responden tidak pernah mengalami masalah 49(52,1%) hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi(2004) menyatakan bahwa kondisi status gizi responden di tempat pengungsian Timor-timor Pasca Jajak Pandapat mayoritas baik yaitu 70% dan yang bukan di di tempat pengungsian sebanyak 56%. Kebutuhan nutrisi total sangat dibutuhkan pada masa remaja untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembangan remaja, jika asupan nutrisi tidak adekuat maka proses tumbuh kembang remaja akan terganggu baik di metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik, dan maturasi seksual (Dariyo, 2004).


(49)

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung di desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo:

Responden berjumlah 94 orang. Mayoritas umur responden umur 14 tahun (30,9%), mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (68,1%) dan pendidikan responden mayoritas SMP (78,7%). Berdasarkan hasil penelitian perkembangan psikososial remaja pasca erupsi gunung Sinabung mayoritas responden mengalami perkembangan psikososial cukup (81,9%) dan mengalami mengalami perkembangan psikososial baik (18,1%) tetapi tidak ada responden yang mengalami psikososial yang kurang.

6.2 Rekomendasi

a. Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan maupun wawasan tentang pelaksanaan standar asuhan keperawatan jiwa untuk mendukung upaya dalam peningkatan kesehatan jiwa khususnya pada remaja yang mengalami trauma pasca bencana. Diharapkan kepada perawat jiwa berkomitmen memberikan dukungan secara psikologis dan sosial kepada remaja pasca bencana secara cepat untuk mengantisipasi dampak psikososial pasca bencana.


(50)

b. Institusi Pendidikan Keperawatan

Melalui institusi pendidikan penting untuk memberikan materi tentang tidakan-tindakan psikososial yang dapat dilakukan oleh peserta didik kepada penyintas bencana alam untuk meminimalkan gangguan kejiwaan mengingat wilayah Indonesia termasuk wilayah yang rawan terjadi bencana alam. Materi ini dapat diberikan melalui perkuliahan elektifNusing Disaster

c. Penelitian Keperawatan Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan yang ingin melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama. Diharakapkan pada peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial remaja pasca bencana sehingga masyarakat dapat mengetahui secara dini faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial hal ini tentunya dapat meminimalisisir terjadinya perkembangan psikososial yang tidak baik. Untuk membantu peneliti berikutnya dalam mengkaji perkembangan psikososial secara langsung , mendalam dan mendapatkan informasi yang lebih luas, di sarankan menggunakan desain deskriptif kualitatif dengan metode wawancara sehingga didapatkan hasil yang akurat.


(51)

6.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dan kekurangan yaitu instrumen penelitian masih ada yang kurang sesuai untuk menggambarkan kondisi psikososial para korban erupsi, oleh sebab itu bagi peneliti selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan isi yang lebih valid untuk menggunakan instrumen dalam penelitian ini sebagai acuan.


(52)

N 02 Terandam Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2011. Skripsi.

Agustiana, R. (2012).Efektifitas Konseling Berbasis Petualangan Imajinatif Dalam Mereduksi Gangguan Kecemasan Pasca Trauma Pada Siswa Korban Bencana Alam ; Pra Eksperimen Terhadap Siswa Kelas Viismp Sunan Kalijogo Yang Menjadi Korban Bencana Erupsi Gunung Merapi. Skripsi.

Ali, M dan M.( 2004). Psikologi Remaja: perkembangan peserta didik. Jakarta:Buku Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitiansuatu pendekatan praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, R. (2012).Pengalaman Traumatic Remaja Perempuan Akibat Banjir Lahar Dingin Pasca Erupsi Gunung Merapi Dalam Perspektif Tumbuh Kembang Di Hunian Sementara Kabupaten Magelang. Tesis.

Dariyo, A. (2004).Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor : Ghalia Indonesia. Ginting, B (2012) .Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung

Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Di Desa Kutarakyat Kecamatan Naman Taren Kabupaten Karo. Skripsi.

D. G. S. (2003).Psikologi Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hartini, N. (2019). Bencana tsunami dan stress pasca trauma pada anak. Journal Universitas Erlanggahal 259-264.

Hartini, N. (2011). Remaja Nangroe Aceh Darussalam Pasca Tsunami.Journal Universitas Airlanggavolume 24, 45-51.

Haryanto. (2011).Kenakalan Remaja. Diakses tanggal 29 September 2014 pukul 20.00 Wib http://belajarpsikologi.com.

Hidayat, A. A. (2007).Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Karo. (2014).Sebanyak 2.027 Pengungsi Sinabung Dipulangkan. Diakses tanggal 28 September 2014 pukul 15.00 wib. http://regional.kompas.com.

Lubis, M. (2012).Perlindungan Anak Dalam Situasi Bencana. Diakses tanggal 13 Oktober 2014 pukul 20.00 wib. http://potret-online.com.


(53)

Masykur, A. (2006). Potret psikososialkorban gempa 27 mei 2006.Journal Universitas Diponerogo, volume 3.

Nursalam. (2009).Konsep Dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry. (2009).Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Potter & Perry. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Pratiwi, R.(2004)Perbedaan Kemampuan Sosial Anak Pengungsi Timor-Timur

Dan Bukan Pengungsi. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas diponegoro. Semarang.

Rachmadiany. (2008)Pengaruh Karakteristik, Dukungan keluarga dan Kebutuhan Pasien Stress Pasca Trauma Terhadap Pemanfaatan

Pelayanan di Trauma Centre Lhoksukon Kabupaten aceh Utara .Tesis. Sekolah PascaSarjana Universitas sumatera Utara . Medan.

http://repository.usu.ac.id

Santrock, John W. (2003).Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta:Erlangga. Sadock, B.J., Sadock, V.A.(2007). Synopsis of Psychiatrry Behavioral

Sciences/Clinical Psychiatry. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins.

Setyaningrum, E. (2007).Kondisi Emosi Remaja Pasca Gempa Bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi.

Soetjiningsih. (2004).Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya.Jakarta : Sagung Seto.

Sudjana. (2005).Metode Statistika. Edisi 6. Bandung : Tarsito.

Suharso, A. (2005).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Widya Karya. Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana. Diakses

tanggal 29 September 2014 pukul 18.00 wib. http://www.bnpb.go.id. Upton, P. (2012).Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.


(54)

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI

RESPONDEN PENELITIAN

Judul : Perkembangan Psikososial Remaja Pasca Erupsi Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

Peneliti : Rahmi Amalia Hasibuan

Nim : 111101005

Alamat : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan, akan melakukan penelitian tentang” Perkembangan Psikososial Remaja

Pasca Erupsi Sinabung di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo“.

Penelitian ini merupakan salah satu tugas kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Partisipasi saudara/saudari dalam penelitian ini bersifat suka rela. Saudara/ saudari mempunyai hak bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden, jika saudara/saudari tidak bersedia menjadi responden maka saya akan tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penelitian ini . dan jika saudara/saudari bersedia, mohon untuk menandatangani lembaran persetujuan ini.

Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang saudara/saudari berikan. Jika saudara/saudari mempunyai pertanyaan atas penelitian ini maka dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan.

Demikian permohonan ini disampaikan atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2015

Responden


(55)

Lampiran 2 Kuesioner “ Respon Psikososial Remaja Pasca Erupsi Sinabung “

A. Data Demografi

Nama inisial :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Untuk setiap perilaku di bawah ini, silahkan tandai di kolom Tidak Pernah, Kadang-kadang, atau Sering mengenai perilaku anda. Untuk setiap pernyataan pilihlah hanya satu pilihan jawaban dan berikan tanda cheeklist(√) di kotak jawaban. Jawablah sejujur–jujurnya, tidak ada jawaban yang benar atau salah.

No Deskripsi Tingkah Laku TP KD S

1 Saya suka berada di dekat orang tua saya 2 Saya dapat melakukan kegiatan bersama

keluarga saya

3 Saya akur dengan saudara–saudara saya 4 Saya menjalin pertemanan dengan

teman-teman lama saya

5 Saya merasa bahwa saya cocok dengan lingkungan saya

6 Saya bekerja sama dengan teman-teman saya dengan baik

7 Saya menyenangi semua aktifitas kehidupan saya

8

Saya merasa malu bila berada disekitar orang lain

9 Saya kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah saya mulai

10 Saya mampu berkonsentrasi dalam melakukan pekerjaan ataupun tugas

11 Saya mampu belajar hal–hal baru 12 Saya bersikap buruk terhadap orang lain 13 Saya merasa sangat bersalah setelah bencana 14 Saya mampu menceritakan kembali kejadian


(56)

yang sama alam

15 Saya mampu mengerti orang lain

16 Saya berpikir saya tidak mampu mengerjakan apapun dengan baik

17 Saya mampu membuat keputusan dengan baik 18 Saya bisa menjadi sangat ketakutan walaupun

saya tahu sebenarnya tidak ketakutan 19 Saya kehilangan kontrol diri saya saat saya

ketakutan

20 Ketika saya marah, saya tidak bisa mengontrol diri saya

21 Saya merasa sesuatu yang buruk akan terjadi 22 Saya merasa bahwa tidak ada harapan untuk

masa depan yang lebih baik

23 Saya mudah menangis setelah bencana 24 Saya merasa sangat sedih setelah bencana 25 Saya menggerutu kalau ada hal-hal yang tidak

sesuai dengan hati saya

26 Saya merasa sangat marah sehingga saya tidak bisa bicara

27 Saya pernah mencoba menyakiti diri saya 28 Saya suka melakukan hal-hal yang beresiko

melukai diri saya sendiri 29 Saya membolos dari sekolah

30 Saya mementingkan diri saya sendiri 31 Saya sedih ketika orang lain senang 32 Saya merasa tidak ada satu orangpun yang

dapat saya percaya

33 Saya mendengarkan orang lain bicara dan menghormatinya

34 Saya senang melakukan kegiatan yang saya sukai.


(57)

Lampiran 3

JADWAL PENELITIAN No Aktivitas

Penelitian Sep-14 Oktober 2014 Nov-14 Desember 2014

Januari Februari

2015 Maret 2015 Apr-15

Mei Juni Juli

2015 2015 2015 2015

Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul penelitian 2 Menyusun Bab 1 3 Menyusun Bab 2 4 Menyusun Bab 3 5 Menyusun Bab 4

6

Menyerahkan proposal penelitian 7 Ujian sidang

proposal 8 Revisi proposal

penelitian 9 Uji Validitas &

Reliabilitas 10 Pengumpulan data 11 Analisa data 12 Pengajuan sidang

skripsi 13 Ujian sidang

skripsi 14 Revisi skripsi 15 Mengumpulkan


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

Lampiran 11

Hasil Kuesioner Perkembangan Psikososial

I U JK Pe 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 tot

Rs 1 2 1 0 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 1 1 2 0 0 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 0 35

Nm 1 2 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 39

Ra 1 2 1 0 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 39

Tab 1 2 1 0 0 1 2 1 2 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 36

Db 1 2 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 2 2 2 1 1 0 2 2 1 38

Eb 1 2 1 0 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 1 2 1 0 1 2 1 0 2 2 2 1 2 2 2 46

Cy 1 2 1 0 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 2 1 2 1 1 1 2 34

Eb 1 2 1 0 2 1 2 2 2 2 1 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 1 0 1 1 2 2 35

Gf 1 2 1 0 2 1 1 2 2 1 1 2 0 2 1 2 2 2 1 2 2 0 0 1 0 0 0 2 1 2 2 2 1 0 0 2 2 1 42

Ym 1 2 1 0 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 0 1 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 0 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 46

Jb 1 1 1 0 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 0 1 0 2 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 2 1 1 2 1 1 1 36

Js 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 0 2 1 1 1 0 2 1 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 2 2 1 1 1 42

Ad 1 1 1 0 2 1 2 1 0 2 2 0 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 57

Dk 1 2 1 0 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 0 0 2 1 1 1 0 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 47

Iv 2 2 1 0 2 2 1 2 2 1 0 0 2 2 2 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 45

Aa 2 2 1 0 2 2 1 2 2 1 0 0 2 2 2 0 2 0 1 1 1 0 1 0 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 45

Dm 2 2 1 0 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 0 2 1 2 1 0 0 0 0 2 1 0 0 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 47

Aw 2 1 1 0 1 2 2 2 1 2 2 1 0 2 2 0 1 1 2 2 1 0 0 1 1 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 47

Cab 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 0 1 1 1 1 1 2 0 2 2 1 0 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 49


(66)

Gs 2 2 1 0 2 2 1 2 2 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 0 1 2 2 1 0 0 2 2 2 2 1 2 2 1 2 43

Ke 2 2 1 0 1 2 2 1 2 2 1 0 2 2 0 1 0 2 0 2 0 0 0 1 2 1 1 0 0 1 2 2 1 1 1 2 2 2 39

Sl 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 2 1 0 1 2 2 1 41

Js 2 2 1 0 1 2 1 2 2 1 0 0 2 2 0 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 0 0 1 0 1 2 2 2 2 1 1 2 1 43

js 2 1 1 1 1 2 1 0 1 2 2 1 1 2 1 0 1 2 2 2 2 0 0 1 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 47

Sg 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 0 2 1 2 2 1 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 56

Ln 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 1 2 1 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 55

Am 2 2 1 0 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 0 2 1 2 1 2 0 0 2 2 2 1 0 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 51

Dp 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 43

T 3 1 1 1 1 2 0 1 1 1 0 2 2 1 2 1 0 0 0 1 2 1 0 1 1 2 1 0 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 41

Cs 3 2 1 0 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 43

Ss 3 2 1 0 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 38

Dm 3 2 1 0 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 2 2 2 2 1 0 2 1 35

Rm 3 2 1 0 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 37

Tl 3 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 2 1 0 1 2 2 1 41

Eb 3 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 2 1 0 1 2 2 1 41

Fv 3 2 1 0 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 0 1 0 1 1 2 1 2 1 0 1 2 0 2 1 1 2 1 2 1 41

Ml 3 2 1 1 2 2 2 0 2 1 2 2 1 2 1 2 0 2 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 56

As 3 1 1 0 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 2 2 1 2 2 2 1 43

Pk 3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 2 1 2 2 1 2 2 38

Sb 3 2 1 0 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 50

Wd 3 2 1 0 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 44

Aj 3 2 1 0 1 1 0 2 2 2 2 0 1 2 1 0 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 39

E 3 2 1 0 2 1 2 2 2 1 1 0 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 2 0 0 0 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 40


(67)

Ra 3 2 1 0 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 2 1 0 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 46

J 3 2 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 2 2 1 36

I 3 2 1 0 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 2 0 0 1 0 1 1 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 2 41

i2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 0 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 0 1 2 1 1 46

Tb 3 1 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 0 0 1 51

R 3 1 1 0 1 1 2 1 1 0 2 2 2 2 2 2 0 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 57

Cw 3 1 1 1 1 2 1 2 1 1 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 32

Ag 3 1 1 0 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 43

Hs 3 2 1 0 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 0 0 0 2 0 0 0 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 39

Ta 3 2 1 0 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 45

Py 3 2 1 0 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 49

Rd 3 1 1 0 2 2 1 2 1 0 1 1 2 2 2 2 0 1 1 2 0 1 1 2 0 2 2 2 2 1 2 2 0 2 1 1 2 2 47

Er 4 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 0 2 1 0 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 48

Ri 4 1 1 0 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 47

Py 4 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 44

Dr 4 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 0 1 2 0 0 1 0 2 2 2 2 1 0 1 2 2 40

V 4 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 2 1 2 2 1 1 1 1 0 0 1 2 1 0 2 0 2 2 2 1 1 1 1 1 2 38

At 4 2 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 0 0 1 2 0 0 1 0 0 2 2 2 1 0 1 2 2 38

Lo 4 2 1 0 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 1 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 49

Dd 4 2 1 0 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 0 2 1 1 1 2 2 2 0 2 0 0 0 0 2 0 2 2 2 1 1 2 2 42

Cb 4 1 1 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 43

Wd 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 0 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 42

Rt 4 2 1 1 1 2 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 34

Mb 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 0 0 0 1 2 0 0 0 0 2 2 2 0 1 1 1 2 2 36


(68)

P 4 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 0 1 1 2 1 1 1 2 0 0 1 1 1 1 2 2 43

As 4 1 1 1 1 2 1 0 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 0 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 47

Ra 4 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 47

Eb 4 2 1 0 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 0 1 0 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 0 1 1 2 1 1 2 2 1 45

Ef 4 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 54

L 4 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 0 0 1 2 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49

N 5 1 2 0 2 1 1 2 2 1 0 1 1 2 2 1 1 1 0 1 2 2 2 0 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 48

Hp 5 1 2 0 1 1 1 1 2 2 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 36

E 5 1 2 1 2 2 1 0 1 2 0 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 0 46

R 5 1 2 1 0 1 2 2 2 1 2 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 2 2 2 1 1 0 0 2 2 0 32

Jn 5 1 2 0 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 0 1 1 2 0 0 0 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 47

Yb 5 1 2 2 1 1 1 0 2 2 2 0 0 1 1 1 1 0 0 2 1 1 0 1 2 2 2 1 2 2 2 0 1 2 2 1 2 2 43

Sg 5 2 2 0 1 2 1 1 1 2 1 1 1 0 1 2 1 2 2 1 2 1 0 2 1 0 0 0 2 2 2 2 1 2 1 2 2 0 42

Ay 5 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 0 2 1 1 0 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 48

As 5 2 2 1 1 0 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 2 1 2 2 1 0 2 2 37

I 5 2 2 0 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 0 0 1 2 1 1 0 0 2 2 2 2 2 2 1 1 2 46

Iy 5 2 2 0 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 0 1 1 0 2 2 1 1 1 2 0 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 50

Ps 6 2 2 0 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 0 0 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 46

Y 6 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 47

Ip 6 1 2 0 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 2 2 0 1 2 1 2 2 0 44

Rm 6 2 2 0 1 1 1 2 2 1 0 1 2 1 2 1 0 2 1 1 2 0 0 1 2 0 0 0 0 2 2 2 1 1 1 2 2 0 37

E 7 1 2 1 1 1 2 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 41

Ap 7 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 58


(69)

Reliability

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary

N %

Cases Valid 35 100.0

Excludeda 0 .0

Total 35 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.810 35

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

no1 .1714 .38239 35

no2 1.7143 .45835 35

no3 1.4571 .65722 35

no4 1.5714 .50210 35

no5 1.6286 .49024 35

no6 1.5714 .55761 35

no7 1.5714 .55761 35

no8 1.1143 .63113 35

no9 .9714 .70651 35

no10 1.4571 .50543 35

no11 1.5429 .56061 35

no12 1.5143 .61220 35


(70)

no15 1.3714 .64561 35

no16 1.2000 .71948 35

no17 1.4000 .55307 35

no18 1.0857 .74247 35

no19 1.0000 .64169 35

no20 .7714 .64561 35

no21 1.1714 .45282 35

no22 1.5143 .65849 35

no23 1.2286 .68966 35

no24 .7714 .68966 35

no25 1.0571 .63906 35

no26 1.1714 .78537 35

no27 1.4000 .77460 35

no28 1.5143 .74247 35

no29 1.7429 .50543 35

no30 1.3429 .80231 35

no31 1.5714 .65465 35

no32 1.3143 .63113 35

no33 1.6286 .59832 35

no34 1.8000 .40584 35


(71)

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

no1 45.8000 63.459 .089 .811

no2 44.2571 62.432 .208 .808

no3 44.5143 61.610 .204 .809

no4 44.4000 62.012 .238 .807

no5 44.3429 62.114 .232 .807

no6 44.4000 64.129 -.033 .816

no7 44.4000 60.365 .401 .802

no8 44.8571 61.008 .278 .806

no9 45.0000 61.000 .240 .808

no10 44.5143 62.610 .160 .809

no11 44.4286 59.252 .531 .798

no12 44.4571 61.491 .238 .807

no13 44.9714 58.146 .463 .798

no14 44.7714 59.887 .362 .803

no15 44.6000 61.424 .228 .808

no16 44.7714 62.946 .060 .815

no17 44.5714 62.076 .202 .808

no18 44.8857 56.692 .617 .792

no19 44.9714 59.499 .428 .801

no20 45.2000 60.047 .368 .803

no21 44.8000 61.929 .282 .806

no22 44.4571 63.138 .055 .814

no23 44.7429 58.079 .532 .796

no24 45.2000 58.753 .465 .799

no25 44.9143 57.375 .657 .792

no26 44.8000 59.282 .351 .803

no27 44.5714 59.605 .330 .804

no28 44.4571 59.608 .348 .803


(72)

no31 44.4000 59.718 .395 .802

no32 44.6571 62.291 .146 .811

no33 44.3429 62.644 .121 .811

no34 44.1714 61.558 .381 .804

no35 44.5429 65.255 -.168 .818

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(73)

FREQUENCIES VARIABLES=Umur JenisKelamin Pendidikan Psikososial psikososia l_1

/STATISTICS=STDDEV MEAN MEDIAN /BARCHART FREQ

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

umur responden jenis kelamin pendidikan

Perkembangan psikososial

perkembangan psikososial

N Valid 94 94 94 94 94

Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.2447 1.6809 1.2128 43.7234 2.1809

Median 3.0000 2.0000 1.0000 43.0000 2.0000

Std. Deviation 1.50759 .46865 .41146 5.88858 .38696

Frequency Table

umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 12 14 14.9 14.9 14.9

13 14 14.9 14.9 29.8

14 29 30.9 30.9 60.6

15 19 20.2 20.2 80.9

16 11 11.7 11.7 92.6

17 4 4.3 4.3 96.8

18 3 3.2 3.2 100.0


(74)

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki 30 31.9 31.9 31.9

Prempuan 64 68.1 68.1 100.0

Total 94 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 74 78.7 78.7 78.7

SMA 20 21.3 21.3 100.0

Total 94 100.0 100.0

Perkembangan psikososial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 32 2 2.1 2.1 2.1

34 2 2.1 2.1 4.3

35 3 3.2 3.2 7.4

36 5 5.3 5.3 12.8

37 3 3.2 3.2 16.0

38 5 5.3 5.3 21.3

39 5 5.3 5.3 26.6

40 2 2.1 2.1 28.7

41 7 7.4 7.4 36.2

42 5 5.3 5.3 41.5

43 9 9.6 9.6 51.1


(75)

46 8 8.5 8.5 68.1

47 10 10.6 10.6 78.7

48 3 3.2 3.2 81.9

49 4 4.3 4.3 86.2

50 3 3.2 3.2 89.4

51 2 2.1 2.1 91.5

53 1 1.1 1.1 92.6

54 1 1.1 1.1 93.6

55 1 1.1 1.1 94.7

56 2 2.1 2.1 96.8

57 2 2.1 2.1 98.9

58 1 1.1 1.1 100.0

Total 94 100.0 100.0

perkembangan psikososial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perkembangan psikologi

cukup 77 81.9 81.9 81.9

perkembangan psikologi baik 17 18.1 18.1 100.0


(76)

Hasil Pengolahan Data Perkembangan Psikososial Remaja Frekuensi Tabel Frequency Table

pernyataan 1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 61 64.9 64.9 64.9

kadang-kadang 32 34.0 34.0 98.9

tidak pernah 1 1.1 1.1 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2.1 2.1 2.1

kadang-kadang 54 57.4 57.4 59.6

sering 38 40.4 40.4 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2.1 2.1 2.1

kadang-kadang 39 41.5 41.5 43.6

sering 53 56.4 56.4 100.0


(77)

pernyataan 4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2.1 2.1 2.1

kadang-kadang 53 56.4 56.4 58.5

sering 39 41.5 41.5 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 12 12.8 12.8 12.8

kadang-kadang 42 44.7 44.7 57.4

sering 40 42.6 42.6 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2.1 2.1 2.1

kadang-kadang 38 40.4 40.4 42.6

sering 54 57.4 57.4 100.0


(78)

pernyataan 7

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 2 2.1 2.1 2.1

kadang-kadang 50 53.2 53.2 55.3

sering 42 44.7 44.7 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 8

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 17 18.1 18.1 18.1

kadang-kadang 45 47.9 47.9 66.0

tidak pernah 32 34.0 34.0 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 9

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 17 18.1 18.1 18.1

kadang-kadang 60 63.8 63.8 81.9

tidak pernah 17 18.1 18.1 100.0


(1)

Valid sering 30 31.9 31.9 31.9

kadang-kadang 44 46.8 46.8 78.7

tidak pernah 20 21.3 21.3 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 26

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 20 21.3 21.3 21.3

kadang-kadang 35 37.2 37.2 58.5

tidak pernah 39 41.5 41.5 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 27

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 7 7.4 7.4 7.4

kadang-kadang 21 22.3 22.3 29.8

tidak pernah 66 70.2 70.2 100.0

Total 94 100.0 100.0


(2)

pernyataan 28

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 5 5.3 5.3 5.3

kadang-kadang 16 17.0 17.0 22.3

tidak pernah 73 77.7 77.7 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 29

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 4 4.3 4.3 4.3

kadang-kadang 10 10.6 10.6 14.9

tidak pernah 80 85.1 85.1 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 30

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 2 2.1 2.1 2.1

kadang-kadang 48 51.1 51.1 53.2

tidak pernah 44 46.8 46.8 100.0

Total 94 100.0 100.0


(3)

Valid sering 8 8.5 8.5 8.5

kadang-kadang 34 36.2 36.2 44.7

tidak pernah 52 55.3 55.3 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 32

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 6 6.4 6.4 6.4

kadang-kadang 58 61.7 61.7 68.1

tidak pernah 30 31.9 31.9 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 33

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 3 3.2 3.2 3.2

kadang-kadang 40 42.6 42.6 45.7

sering 51 54.3 54.3 100.0

Total 94 100.0 100.0


(4)

pernyataan 34

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 1 1.1 1.1 1.1

kadang-kadang 20 21.3 21.3 22.3

sering 73 77.7 77.7 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan 35

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sering 7 7.4 7.4 7.4

kadang-kadang 38 40.4 40.4 47.9

tidak pernah 49 52.1 52.1 100.0

Total 94 100.0 100.0

pernyataan total

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cukup 74 78.7 78.7 78.7

baik 20 21.3 21.3 100.0

Total 94 100.0 100.0


(5)

Nama : Rahmi Amalia Hasibuan

Tempat Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 19 Januari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bhakti Abri 1 Padangsidimpuan

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Padangsidimpuan (1999-2005) 2. SMP Negeri1 Padangsidimpuan (2005-2008) 3. SMA Negeri 1 Padangsidimpuan (2008-2011) 4. Fakultas Keperawatan USU (2011-sekarang)


(6)

Lampiran 16 TAKSASI DANA PENELITIAN

1. Proposal

Penelusuran literatur dari internet Rp 150.000,. Pencetakan literatur dari internet Rp 50.000,.

Fotokopi literatur dari buku Rp

100.000,-Pencetakan Proposal Rp

70.000,-Penggandaan dan penjilidan Proposal Rp 50.000,-2. Pengumpulan Data

Transportasi Rp

400.000,-Penggandaan lembar kuesioner Rp

100.000,-Sovenir penelitian Rp

200.000,-3. Analisa Data Dan Penyusunan Laporan

Pencetakan skripsi Rp

80.000,-Penggandaan dan penjilidan skripsi Rp

150.000,-CD Rp

10.000,-Biaya tidak terduga 10% Rp

136.000,-Total Rp