Pengaruh NPL terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank Pengaruh BOPO terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank Pengaruh NIM terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank

H a = diduga rasio CAR yang berpengaruh positif terhadap ROA.

2.3.2 Pengaruh NPL terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank

Rasio NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka hal ini menunjukkan bahwa semakin buruknya kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit yang bermasalah semakin besar dan hal ini menyebabkan bank tersebut berada dalam kondisi bermasalah yang semakin besar. Sesuai dengan penelitian Wisnu Mawardi 2005 yang menyatakan bahwa rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. H a = diduga rasio NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.

2.3.3 Pengaruh BOPO terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank

Menurut Bank Indonesia rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank tersebut kurang efisien dalam mengelola usahanya. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90, karena jika rasio BOPO melebihi 90 hingga mendekati angka 100 maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Semakin tinggi efisiensi operasional yang dicapai bank, berarti semakin efisien aktivitas bank dalam menghasilkan keuntungan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi 2005 dan Yuliani 2007 yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. H a = diduga rasio BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA. Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Pengaruh NIM terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank

Peraturan Bank Indonesia No.58 tahun 2003 tentang risiko pasar merupakan jenis risiko yang ada pada industri perbankan. risiko pasar adalah gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal-hal lain yang menentukan harga pasar saham, ekuitas dan komoditas. Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih dapat diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola oleh bank, sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi 2005 bahwa NIM memiliki pengaruh signifikan positif terhadap ROA. H a = diduga rasio NIM berpengaruh positif terhadap ROA.

2.3.5 Pengaruh LDR terhadap Kinerja Keuangan ROA Bank