Teori Pembelajaran Konstruktivisme TINJAUAN PUSTAKA

 Keyakinan dan agama  Dijelaskan perbedaannya 5. Cara mengajar  Hanya berisi ceramah dan menulis  Langsung ke dalam bentuk matematika  Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa  Tidak mengoreksi PR yang salah  Model analogi  Model praktikum  Model diskusi  Non-multiple intellegences  Variasi, dirangsang dengan pertanyaan  Mulai dengan gejala nyata baru rumus  Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan gagasan  Dikoreksi cepat dan ditunjukkan salahnya  Ditunjukkan kemungkinan salah konsep  Diungkapkan hasilnya dan dikomentari  Diungkapkan hasilnya dan dikomentari  Multiple intellegences Sumber: Suparno 2013: 81-82

2.6 Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut Suparno 2013, secara fisiologis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat dijelaskan dengan filsafat konstruktivisme. Filsafat konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk dikonstruksi oleh siswa sendiri dalam kontak dengan lingkungan, tantangan dan bahan yang dipelajari. Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya Konstruktivisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran Fisika, 2008. Piaget dan Vygotsky adalah dua ahli psikologi yang sekaligus merupakan konstrukvis. Vygotsky lebih menekankan pada konstruksi sosial sedangkan Piaget lebih menekankan pada konstruksi personal. Kedua teori ini lebih dikenal dengan istilah “Konstruktivisme sosial dan Konstruktivisme kognitif”. Fisika oleh Piaget dikelompokkan sebagai pengetahuan fisis, yang merupakan pengetahuan akan sifat-sifat dari suatu obyek atau kejadian serta bagaimana obyek-obyek itu berinteraksi satu sama lain. Siswa memperoleh pengetahuan fisis tentang suatu obyek dengan mengerjakan atau bertindak terhadap obyek itu melalui inderanya. Pengetahuan fisik ini didapatkan dari abstraksi langsung akan suatu obyek. Maka sangat jelas, bahwa untuk mempelajari fisika dan membentuk pengetahuan tentang fisika diperlukan kontak langsung dengan hal yang ingin diketahui Konstruktivisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran Fisika, 2008. Menurut Piaget perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor Daryanto, 2013:172, yaitu: 1 kemasakan, 2 pengalaman, 3 interaksi sosial, dan 4 equilibration proses dari ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental.

2.7 Penelitian Terkait