Tabel 3.1. Skala Likert Angket Uji Kelayakan Pilihan
Skor Sangat baik
5 Baik
4 Cukup
3 Kurang
2 Tidak baik
1
3.5.2 Tes
3.5.2.1 Tes rumpang
3.5.2.1.1
Validitas
Pengujian validitas dilakukan oleh dosen pembimbing selaku ahli media.
3.5.2.2 Pretest dan posttest
3.5.2.2.1
Validitas Soal
Sebuah soal dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product moment,
dengan mengolerasikan jumlah skor butir dengan skor total.
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑
Arikunto, 2012:72 Keterangan:
= koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y = banyaknya peserta didik yang mengikuti tes
= skor item tiap soal = jumlah skor total
Jika r
hitung
r
tabel
maka item tes yang yang diujikan valid. Hasil analisis validitas soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel. 3.2. Hasil Analisis Validitas Soal Uji coba No.
Kriteria Soal Nomor Soal
1 Valid
2,4,5,7,8,11,12,14,15,16 2
Tidak valid 1,3,6,9,10,13
3.5.2.2.2
Reabilitas Soal Tes
Kata reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi
jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitas tes uraian digunakan rumus Alpha, yaitu:
∑
Arikunto, 2012: 109 Keterangan:
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan = banyaknya item soal
∑ = jumlah varian butir
= varians total
Harga r
11
yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam table product moment dengan taraf signifikan 5 . Soal dikatakan reliabilitas jika harga r
11
r
tabel
.
Dari hasil analisis hasil uji coba, diketahui r
11
= 0.605313dan r
tabel
untuk n = 26 dengan taraf kepercayaan 5 adalah 0,388. Berdasarkan hal tersebut
berarti bahwa r
11
r
tabel
, sehingga soal tersebut reliabel. 3.5.2.2.3
Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Soal yang terlalu
mudah tidak
merangsang siswa
untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran
butir soal adalah sebagai berikut:
Arikunto, 2012:208 Keterangan :
= taraf kesukaran Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Soal dengan 0,00 P ≤ 0,30 adalah soal sukar; Soal dengan 0,30
P ≤ 0,70 adalah soal sedang; dan Soal dengan 0,70 P ≤ 1,00 adalah soal mudah
Hasil analisis taraf kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel. 3.3. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Soal Uji coba No.
Kriteria Soal Nomor Soal
1 Mudah
3 2
Sedang 1,2,4,6,7,8,9,10,11,12,13,15
3 Sulit
5,14,16
3.5.2.2.4 Daya Beda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan rendah. Seluruh peserta didik yang ikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi untuk butir soal adalah:
Arifin, 2013:133
Keterangan: DP
= daya pembeda XKA = rata-rata kelompok atas
XKB = rata-rata kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda:
0,00 D ≤ 0,20 = jelek
0,20 D ≤ 0,40 = cukup
0,40 D ≤ 0,70 = baik
0,70 D ≤ 1,00 = baik sekali
Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel. 3.4. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji coba
No. Kriteria Soal
Nomor Soal 1
Baik 15
2 Cukup
2,4,8,11,14 3
Jelek 1,3,5,6,7,9,10,12,13,16
3.6
Analisis Data
3.6.1 Analisis kelayakan LKS