Analisis Faktor-Faktor Yangmempengaruhi Pendapatan Serta Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan Nelayan Oleh Pemerintah (Studi Kasus : Kelurahan Bagan Deli, Kec.Medan Belawan, Kota Madya Medan)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH ( Studi Kasus : Kelurahan Bagan Deli, Kec.Medan Belawan, Kota Madya
Medan)
SKRIPSI
OLEH :
ROY ASIDO SIANTURI 100304113
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN
PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH
( Studi Kasus : Kelurahan Bagan Deli, Kec.Medan Belawan, Kota Madya Medan)
SKRIPSI
OLEH :
ROY ASIDO SIANTURI 100304113
Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melaksanakan Penelitian di Pogram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
KOMISI PEMBIMBING
Ketua Anggota
(Dr.Ir.Rahmanta Ginting,MS) (
NIP : 1963092811998031001 NIP : 196411021989032001 Dr.Ir.Tavi Supriana,MS)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(3)
ABSTRAK
ROY ASIDO SIANTURI (100304113) dengan judul skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN ( Kasus : Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan)” yang dilakukan pada Bulan September 2014 s.d. Januari 2015 dan dibimbing oleh Bapak Dr.Ir.Rahmanta Ginting,MS dan Ibu Dr.Ir.Tavi Supriana,MS
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman kerja, jarak tempuh melaut dan harga jual terhadap pendapatan nelayan, mengetahui progam-program peningkatan pendapatan yang dilakukan pemerintah di daerah penelitian, menganalisis persepsi nelayan terhadap program peningkatan yang dilakukan pemerintah. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan yang memiliki populasi nelayan sebanyak 1.528 orang nelayan. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simpel random sampling yaitu sampel diambil sebanyak 50 sampel, yang terdiri atas 40 sampel yang tidak dapat program dan 10 sampel yang dapat program. Metode analisis yag digunakan adalah analiss regresi linier berganda , deskriptif dan analisis skala likert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jarak tempuh berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Sedangkan modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan harga jual tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan. Program peningkatan pendapatan yang ada di kelurahan Bagan deli adalah Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Mina Pekelurahanan Perikanan Tangkap (BLM PUMP). Persepsi nelayan yang tidak dapat program BLM PUMP terhadap program PUMP adalah 90 % negatif, 10 % adalah positif sedangkan persepsi nelayan yang dapat program adalah 70 % positif dan 30 % negatif. Jadi dapat disimpulkan Persepsi nelayan terhadap program BLM PUMP adalah negatif.
Kata kunci : modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, harga jual, pendapatan nelayan, program, persepsi
(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kelurahan Pasar Siborongborong, Kecamatan
Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara pada 18 September 1992 dari
Ayahanda Robinhot Sianturi dan Ibunda Keresia Lumbantobing . Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut.
1. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar di SD Negeri 173270 Siborongborong dan
tamat tahun 2004
2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1
Siborongbong dan tamat tahun 2007
3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 dan tamat
tahun 2010
4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Sumatera Utara, melalui jalur SNMPTN
5. Bulan Agustus 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Kelurahan Gunung Pamela, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai
6. Bulan September s.d. November 2014 melakukan penelitian di Kelurahan
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr.Rahmanta Ginting,MS sebagai ketua komisi pembimbing.
2. Ibu Dr.Ir.Tavi Supriana,M.S sebagai anggota komisi pembimbing.
3. Ibu Dr.Ir. Salmiah,MS selaku ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan
Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis,M.Ec selaku sekretaris Program studi
Agribsnis FP USU
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis Khususnya
dan di Fakultas Pertanian USU secara umumnya
5. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi agribisnis terkhususnya stambuk
2010 atas bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
6. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan
dukungan moril, materi dan doa kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap Skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Februari 2015
(6)
DAFTAR ISI ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Identifikasi Masalah ... 8
1.3.Tujuan Penelitian ... 9
1.4.Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nelayan ... 10
2.2. Program Pemerintah ... 15
2.2. Landasan Teori ... 19
2.2.1. Teori Pendapatan ... 19
2.2.2. Teori Produksi ... 20
2.3. Penelitian Terdahulu ... 20
2.4 Kerangka Pemikiran ... 21
2.5 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian... 26
(7)
3.2. Metode Penentuan Sampel ... 26
3.3. Metode Pengumpulan Data ... 27
3.4. Metode Analisis Data ... 27
3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34
3.6. Batasan Operasional ... 35
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 36
4.2 Keadaan Penduduk ... 37
4.2.1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 37
4.2.2. Keadaan Penduduk Menurut Umur ... 37
4.2.3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 38
4.2.4. Keadaan Penduduk Menurut Agama... 38
4.2.5. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 39
4.2.6. Penggunaan Lahan ... 39
4.2.7. Sarana dan Prasarana ... 40
4.3. Karakteristik Nelayan Sampel ... 41
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Variabel ... 43
5.2. Hasil Analisis Pengaruh Variabel ... 44
5.2.1. Uji Asumsi Klasik ... 45
5.2.2 Uji Hipotesis ... 47
5.3. Program Pemerintah ... 51
5.4. Persepsi Nelayan Terhadap Program ... 53
(8)
6.1. Kesimpulan ... 56
6.2. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Hal
1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan dan Mata
Pencaharian di Kecamatan Bagan deli Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
4
4.1 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Bagan deli Tahun 2014
31
4.2 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di
Kelurahan Bagan deli Tahun 2014
31
4.3 Distribusi Penduduk Menuirut Mata Pencaharian di Kelurahan Bagan deli Tahun 2014
32
4.4 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Bagan deli Tahun 2014
32
4.5 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Bagan deli Tahun 2014
33
4.6 Penggunaan Lahan di Kelurahan Bagan deli Tahun 2014 33
4.7 Sarana dan Prasarana di Kelurahan Bagan deli 34
4.8 Karakteristik Nelayan yang Tidak Mendapat Program BLM PUMP
35
4.9 Karakteristik Nelayan yang Mendapat Program BLM PUMP
36
(10)
5.2 Tabel Hasil Analisi Pengaruh Vairabel Modal Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, Pengalaman, Teknologi Jarak Tempuh Dan Harga Jual Terhadap Pendapatan Nelayan
38
5.3 Persepsi Nelayan Yang tidak Mendapat Program BLM PUMP
44
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
1 Karakteristik Nelayan yang Tidak Mendapat Program PUMP
2 Karakteristk Nelayan yang Mendapat Program PUMP
3 Total Nilai Jawaban Nelayan Sampel yang Tidak
Mendapatkan Program PUMP
4 Skor Sikap Nelayan yang Tidak Mendapat Program PUMP.
5 Total Nilai Jawaban Nelayan Sampel yang Mendapat
Program PUMP
6 Skor Sikap Nelayan yang Mendapatkan Program Pump
7 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Modal, Pengalaman, dan Harga Jual terhadap Pendapatan Menggunakan SPSS 16
(12)
ABSTRAK
ROY ASIDO SIANTURI (100304113) dengan judul skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN ( Kasus : Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan)” yang dilakukan pada Bulan September 2014 s.d. Januari 2015 dan dibimbing oleh Bapak Dr.Ir.Rahmanta Ginting,MS dan Ibu Dr.Ir.Tavi Supriana,MS
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman kerja, jarak tempuh melaut dan harga jual terhadap pendapatan nelayan, mengetahui progam-program peningkatan pendapatan yang dilakukan pemerintah di daerah penelitian, menganalisis persepsi nelayan terhadap program peningkatan yang dilakukan pemerintah. Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan yang memiliki populasi nelayan sebanyak 1.528 orang nelayan. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simpel random sampling yaitu sampel diambil sebanyak 50 sampel, yang terdiri atas 40 sampel yang tidak dapat program dan 10 sampel yang dapat program. Metode analisis yag digunakan adalah analiss regresi linier berganda , deskriptif dan analisis skala likert.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jarak tempuh berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Sedangkan modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan harga jual tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan. Program peningkatan pendapatan yang ada di kelurahan Bagan deli adalah Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Mina Pekelurahanan Perikanan Tangkap (BLM PUMP). Persepsi nelayan yang tidak dapat program BLM PUMP terhadap program PUMP adalah 90 % negatif, 10 % adalah positif sedangkan persepsi nelayan yang dapat program adalah 70 % positif dan 30 % negatif. Jadi dapat disimpulkan Persepsi nelayan terhadap program BLM PUMP adalah negatif.
Kata kunci : modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman, jarak tempuh, harga jual, pendapatan nelayan, program, persepsi
(13)
PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Keinginan untukmewujudkanmasyarakat yang
sejahteradalamartisebenarnyaadalahtujuanmulia yang hendakdicapaiolehbangsa
Indonesia.
Sumberdayaperikanansebenarnyasecarapotensialdapatdimanfaatkanuntukmeningk
atkantarafhidupdankesejahteraannelayan,
namunpadakenyatannyamasihcukupbanyaknelayanbelumdapatmeningkatkanhasil
tangkapannya, padahal kita ketahui Indonesia memiliki laut yang kaya akan
sumberdaya.
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan laut yang banyak dan beraneka
ragam. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 5,8 juta km2 yang terdiri dari 2,7 juta km2 perairan Nusantara dan 3,1 juta km2Perairan Zona Ekonomi Eksklusif.Panjanggaris pantai 95.181 km, dan gugusan pulau sebanyak
17.480.(Dinas Perikanan dan Kelautan, 2010)
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan
kerja.Pada saat krisis ekonomi, peranan sektor perikanan semakin signifikan,
terutama dalam hala mendatangkan devisa. Akan tetapi ironisnya,sektor perikanan
selama ini belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah dan kalangan
pengusaha,padahal bila sektor perikanan dikelola secara serius akan memberikan
(14)
mengentaskan kemiskinan masyarakat indonesia terutama masyarakat nelayan dan
petani ikan. (Mulyadi,2005)
Pengembangan sektor kelautan dan perikanan berjalan lambat, karena kebijakan
pembangunan lebih berorientasi kepada pengembangan kegiatan di daratan
dibandingkan di kawasan pesisir dan lautan. Sehingga eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya pesisir dan kelautan terabaikan, dan sebagian besar masyarakat
pesisir yang bekerja sebagai nelayan masih hidup di bawah garis kemiskinan,
(Serdiati, 2002).
Melimpahnya potensi hayati yang dikandung oleh laut di sekitar tempat
komunitas nelayan bermukim, seharusnya dapat menjadi suatu aset besar bagi
nelayan setempat dalam upaya memperbaiki taraf hidup mereka secara ekonomi.
Namun, kenyataannya sampai saat ini kehidupan nelayan tetap saja masih berada
dalam ketidakmampuan secara finansial dan belum sejahtera. Data Badan Pusat
Statistik mencatat jumlah nelayan miskin di indonesia pada tahun 2011 mencapai
7,87 juta orang atau 25,14 persen dari total penduduk miskin nasional yang
mencapai 31,02 juta orang.
Para nelayan melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperoleh
pendapatan demi kebutuhan hidup. Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa
perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung
keberhasilan kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi
pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya
modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh melaut dan pengalaman.
(15)
tangkapan,masih terdapat beberapa fakor-faktor yang lain yang ikut
menentukannya yaitu faktor sosial dan faktor ekonomi selain diatas.
Pada umumnya para nelayan masih mengalami keterbatasan teknologi
penangkapan. Dengan alat tangkap sederhana wilayah operasi pun menjadi
terbatas, hanya disekitar perairan pantai. Disamping itu ketergantungan terhadap
musim sangat tinggi, sehingga tidak setiap saat nelayan bisa turun melaut,
terutama pada musim ombak yang bisa berlangsung lebih dari satu bulan.
Akibatnya, hasil tangkapan menadi terbatas, dengan kesederhanaan alat tangkap
yang dimiliki, pada musim tertentu tidak ada tangkapan yang bisa diperoleh.
Kondisi ini merugikan nelayan karena secara rill rata rata pendapatan perbulan
menjadi kecil, dan pendapatan yang diperoleh pada saat musim ikan akan habis
dikonsumsi pada saat paceklik. (Mulyadi,2005)
Kemiskinan yang dialami oleh komunitas nelayan, sesungguhnya juga tak lepas
dari pengaruh atau budaya yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Terlepas
dari sadar atau pun tidak sadar, budaya atau kebiasaan hidup seperti sikap malas
dan pasrah terhadap nasib telah menjadi bagian dari mentalitas, sehingga secara
psikologis, individu dari komunitas nelayan akhirnya merasa kurang bahkan tidak
memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi sebagai upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
Akibat dari sikap hidup di atas, pada akhirnya menyebabkan tingkat pendapatan
dari seorang nelayan tidak menentu bahkan terkadang nihil, sehingga pada saat
tingkat pendapatan dari nelayan rendah, maka sangat logis bila tingkat pendidikan
(16)
sebelum lulus sekolah dasar atau tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat
yang lebih tinggi. Umumnya mereka disuruh bekerja untuk membantu orang tua
dalam mencari nafkah agar dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarganya yakni
kebutuhan pangan untuk dapat bertahan hidup.
Masalah kemiskinan nelayan merupakan masalah yang bersifat multidimensi
sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan solusi yang menyeluruh, dan bukan
solusi secara parsial (Suharto, 2005). Oleh karena itu, harus diketahui akar
masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan pada nelayan. Terdapat
beberapa aspek yang menyebabkan terpeliharanya kemiskinan nelayan atau
masyarakat pinggiran pantai, diantaranya; Kebijakan pemerintah yang tidak
memihak masyarakat miskin, banyak kebijakan terkait penanggulangan
kemiskinan bersifat top down dan selalu menjadikan masyarakat sebagai objek, bukan subjek. Kondisi bergantung pada musim sangat berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan nelayan, terkadang beberapa pekan nelayan tidak melaut
dikarenakan musim yang tidak menentu. Rendahnya Sumber Daya Manusia
(SDM) dan peralatan yang digunakan nelayan berpengaruh pada cara dalam
menangkap ikan, keterbatasan dalam pemahaman akan teknologi, menjadikan
kualitas dan kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan.
Segala masalah kemiskinan nelayan tersebut tentu menarik upaya pemerintah
dalam pengatasannya. Upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan tidak
pernah berhenti dilakukan pemerintahmelalui beragam inovasi kebijakan.
Pemerintah kembali mengeluarkan Keputusan Presiden No.10/2011 tentang Tim
Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat. Peningkatan
(17)
strategi, yaitu: pembuatan rumah sangat murah, diversifikasi usaha,
pengembangan skema UKM-KUR, pengembangan SPBN, pembangunan cold storage, angkutan umum murah, fasilitas sekolah dan puskesmas, dan fasilitas bank rakyat. Program ini dilaksanakan dikantong-kantong kemiskinan nelayan
yang berbasis di 816 Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Pelabuhan Pendaratan
Ikan (PPI), (KKP, 2011).
Program itu ditargetkan dapat menanggulangi kemiskinan masyarakat pesisir yang
sebagian besar bekerja sebagai nelayan dan tersebar di 10.640 kelurahan. Jumlah
warga miskin yang terdapat di masyarakat pesisir juga dilaporkan adalah
sebanyak 7,87 juta atau 25,14 persen dari seluruh penduduk miskin di tanah air.
Dalam merealisasikan target ini, KKP telah mengalokasikan anggaran sebesar
Rp.127,823 miliar pada tahun 2011, disamping terus mengupayakan pemanfaatan
dana penghematan tahun ini sebesar Rp.817 miliar. Sedangkan untuk tahun 2012,
KKP telah mengalokasikan anggaran senilai Rp1,17 triliun untuk peningkatan
kehidupan nelayan (KKP, 2011).
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dan untuk mengetahui sampai sejauh
mana peranan beberapa faktor dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nelayan,
(18)
Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja pada Kelurahan di Kecamatan Medan Belawan
No Kelurahan Nelayan
(jiwa)
Pedagang (jiwa)
Pensiunan (jiwa)
Lainnya (jiwa)
1. Belawan Pulau Sicanang 223 299 18 1.232
2. Belawan Bahagia 793 591 61 1.375
3. Belawan Bahari 895 272 26 1.293
4. Belawan II 213 1.385 26 1.588
5. Bagan Deli 1.528 369 47 1.567
6. Belawan I 1.414 932 26 1.638
Total Medan Belawan 5.066 3.848 204 8.693
Sumber : BPS Kota Medan 2013
Dari daftar kelurahan yang ditetapkan BPS, maka kelurahan Bagan Deli adalah
kelurahan di kecamatan Medan Belawan yang memiliki masyarakat yang paling
banyak bekerja sebagi nelayan yaitu sebanyak 1.528 orang. Oleh karena itu
peneliti tertarik melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan dan persepsi nelayan terhadap program peningkatan
pendapatan nelayan oleh pemerintah di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan
(19)
1.2 IdentifikasiMasalah
Berdasarkanpadauraianlatarbelakangdiatas, makamasalah dalam penelitan ini
adalah:
1. Bagaimana pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, teknologi, dan
harga jual terhadap pendapatan nelayan di kelurahan Bagan Deli
kecamatan Medan Belawan?
2. Bagaimana persepsi nelayan terhadap program peningkatan pendapatan
yang dilaksanakan pemerintah?
1.3 TujuanPenelitian
Adapuntujuanpenelitianiniadalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, teknologi,
dan harga jual terhadap pendapatan nelayan di kelurahan Bagan Deli
kecamatan Medan Belawan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana persepsi nelayan terhadap program
(20)
1.4 KegunaanPenelitian
Adapunkegunaanpenelitianiniadalah :
1. Sebagaisumberinformasibaginelayan.
2.
Sebagaibahanataumasukanbagipemerintahdanlembaga-lembagaterkaitdalampengadaankebijakan.
3. Sebagaibahanreferensibagipenelitiselanjutnya yang
berhubungandenganpenelitianini.
4. Bagipenulisuntukmenambahwawasanterutama yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhipendapatannelayan di kelurahan Bagan
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Berbagai ukuran geostatik memang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan
Negara kepulauan terbesar di dunia. Luas wilayah lautnya mencapai 5,8km2, sedangkan panjang garis pantainya 95.181 km, merupakan kedua terpanjang di
dunia setelah Kanada. Jumlah pulau, baik besar dan kecil sebanyak 17.508 buah.
Secara geografi letak kepulauan Indonesia sangat strategis yang diapit oleh dua
samudra besar (Samudera Hindia dan Samudera Pasifik) berada di daerah
khatulistiwa telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat kaya sumber
daya alam dengan keanekaragaman hayati yang luarbiasa sehingga dimasukkan
kedalam kelompok negara mega-biodiversity ( Basri, 2007).
Dilihat dari potensi lestari total ikan laut, ada 7,5% ( 6,4 juta ton/tahun ) dari
potensi dunia berada di perairan laut Indonesia di satu sisi, sedangkan disisi lain
berkisar 24 juta hektar laut dangkal Indonesia cocok untuk budidaya laut (
mariculture) ikankerapu, kakap, beronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut, dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi 47
juta ton/tahun. Lahan pesisir( coastal land ) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang , bandeng, kerapu, kakap, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota
lainnya diperkirakan 1,2 juta hektar dengan produksi sebesar 5 juta ton/tahun.
Lebih dari itu, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati laut pada tingkat
(22)
Nelayan adalah seseorang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di
Indonesia para nelayan biasanya bermukim didaerah pinggir pantai atau pesisir
laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil
laut dan tinggal dikelurahan-kelurahan pantai atau pesisir (Sastrawidjaya, 2002).
Ciri-ciri komunitas nelayan dapat dilihat dari berbagai segi, sebagai berikut:
a) Dari segi mata pencaharian, nelayan adalah mereka yang segala
aktifitasnya berkaitan dengan lingkungan laut dan pesisir, atau mereka
yang menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian mereka.
b) Dari segi cara hidup, komunitas nelayan adalah komunitas gotong-royong.
Kebutuhan gotong-royong dan tolong-menolong terasa sangat penting
pada saat untuk mengatasi keadaan yang menuntut pengeluaran biaya
besar dan pengerahan tenaga yang banyak, seperti saat berlayar,
membangun rumah atau tanggul penahan gelombang disekitar kelurahan.
c) Dari segi keterampilan, meskipun pekerjaan nelayan adalah pekerjaan
berat namun pada umumnya mereka hanya memiliki keterampilan
sederhana. Kebanyakan mereka bekerja sebagai nelayan adalah profesi
yang diturunkan oleh orang tua, bukan yang dipelajari secara profesional.
d) Dari bangunan struktur sosial, komunitas nelayan terdiri atas yang
heterogen dan yang homogen. Masyarakat yang heterogen dan dan
homogen. Masyarakat yang heterogen adalah mereka yang bermukim
dikelurahan-kelurahan yang mudah dijangkau melalui transportasi darat,
sedangkan komunitas yang homogen terdapat dikelurahan-kelurahan
nelayan terpencil biasanya menggunakan alat tangkap ikan yang
(23)
angkutan hasil kepasar juga akan menyebabkan rendahnya harga hasil laut
di daerah mereka. (Sastrawidjaya, 2002)
Luas Wilayah perairan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar hingga
berjuraan ton ikan per tahun (belum termasuk ikan hias) sehingga dapat dikatakan
potensi eksplorasi sangat besar. Potensi yang ada tersebut diperkuat oleh
pernyataan Kadin Indonesia dalam Roadmap Industri Nasional periode 2009-2014
yang menyebutkan bahwa Industri Kemaritiman dan Pengolahan hasil laut
merupakan salah satu klaster insdustri unggulan penerimaan devisa. Dengan
melihat potensi yang begitu besar tersebut, maka diperlukan pula upaya untuk
mengeksplorasi dan mengolah sumber daya laut Indonesia yang ada secara tepat
dan bijaksana memanfaatkan sumber daya manusia dan teknologi saat ini.
Sumberdaya kelautan menyediakan lahan kesempatan kerja bagi banyak
penduduk,terutama dinegara-negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan
yang luas. Sifat laut yang mempuunyai akses terbuka membuat sistem pengolaha
lebih rumit dan sering kali timbul konflik antara pengguna. Terkadang batas
wilayah perairan tidak tampak, sehingga dimasuki ole penduduk negara lain,baik
secara sengaja maupun tidak sengaja.
Potensi perikanan telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan
manusia, baik langsung dikonsumsi sebagai sumber nutrisi, sebagai bahan baku
industri, untuk memenuhi tingkat kepuasan manusia sebagai tempat rekreasi,
maupun memberikan manfaat sosial dalam penyediaan kesempatan kerja dibagian
(24)
bermukim disekitar wilayah pesisir, jadi tidak heran penduduk Indonesia
berkecimpung sebagai nelayan, petani tambak, atau terlibat dalam wisata bahari.
Terlalu rendahya kualitas sumber daya manusia masyarakat nelayan yang
terefleksi dalam bentuk kemiskinan sangat erat kaitannya dengan faktor internal
dan eksternal masyarakat itu sendiri. Faktor internal misalnya pertumbuhan
penduduk yang cepat, kurang berani mengambil resiko, cepat puas dan kebiasaan
lainnya tidak mengandung modernisasi. Selain itu kelemahan modal usaha dari
nelayan sangat dipengaruhi oleh pola pikir nelayan itu sendiri. Faktor eksternal
yang mengakibatkan kemiskinan rumah tangga nelayan lapisan bawah antara lain
proses produksi didominasi oleh toke pemilik perahu atau modal dan sifat
pemasaran produksi hanya dikuasai kelompok tertentu dalam bentuk pasar
monopsoni (Kusnadi, 2003).
Ada beberapa karakteristik sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat
pendapatan nelayan dan diuraikan sebagai berikut:
a) Umur
Umur mempengaruhi pendapatan walaupun pengaruhnya tidak terlalu
besar. Umur seseorang menentukan prestasi kerja orang tersebut, semakin
berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin
turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua
umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karna justru smakin
(25)
b) Pengalaman
Pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima
inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai pengalaman yang sudah cukup
lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada pemula
(Soekartawati, 1999).
c) Pendidikan
Pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreatifitas manusia
dalam berfikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan
kurangnya pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia
(Kartasapoetra, 1994).
d) Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan merupakan beban yang harus dipikul atau ditanggung
oleh nelayan dalam keluarga. Menurut Hasyim (2006), jumlah tanggungan
keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan pendapatan demi memenuhi kebutuhannya. Banyak jumlah
tanggungan keluarga akan mendorong neleyan untuk melakukan banyak
aktifitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.
e) Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan
(produksi) adalah alat penerangan (lampu) dalam jarigan. Peralatan atau
modal usaha nelayan adalah nilai dari peralatan yang digunakan seperti:
(1) harga perahu dan mesin mesin yang digunakan besar atau kecil yang
dimiliki nelayan, (2) harga dari alat penangkapan ikan, misalnya
(26)
f) Biaya Produksi Nelayan
Biaya produksi nelayan adalah biaya yang dikorbankan oleh nelayan untuk
melaut demi mendapatkan hasil usaha tangkapan ikan. Adapun biaya
produksi nelayan yang dikeluarkan antara lain : biaya bahan bakar kapal,
biaya peralatan, biaya perbekalan selama melaut, biaya perawatan kapal,
biaya umpan dan biaya upah tenaga kerja. Pendapatan dari hasil tangkap
tersebut akan dikurangi oleh biaya-biaya produksi yang telah dikeluarkan
untuk mendapatkan pendapatan bersih.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan
jalan mengombinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi : laut (sumber daya
alam), tenaga kerja (sumber daya manusia), modaldan
manajemen(Kadariah,1994).
Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Kegiatan
tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian
(27)
2.2.2 Teori Biaya (Ongkos) Produksi
Prinsip biaya yang paling pokok adalah biaya total usahatani (total costs), yang merupakan nilai uang dari keseluruhan faktor produksi yang dipergunakan dalam
produksi usahatani. Biaya total terbagi dalam dua komponen biaya yaitu : biaya
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah semua biaya yang secara nyata
dikeluarkan oleh petani (out of pocket expenditure) dalam penyelenggaraan usahatani. Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan
(imputed) saja sebagai biaya, tidak benar-benar merupakan pengeluaran yang
dibayarkan secara nyata oleh petani (Kasim, 2000).
Biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap (fixed cost)dan biaya variable (variable cost). Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, Biaya tetap didefenisikan sebagaibiaya yang relatif tetap jumlahnya
yang terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit, contohnya
penyusutan peralatan dan pajak. Biaya variable yaitu biaya yang besarnya
dipengaruhi oleh besarnya produksi (Suratiyah, 2009).
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh. Kalau menginginkan produksi yang tinggi, maka sarana
produksi perlu ditambah ataupun dikurangi, biaya ini sifatnya berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan produksi (Soekartawi, 1996).
2.2.3 Teori Keuntungan
Menurut Kasim (2004)untuk menghitung keuntungan digunakan rumus :
Dimana:
π = Keuntungan atau laba
(28)
TR = Penerimaan total TC = Biaya total
2.2.4 Teori Pendapatan
Menurut ahli ekonomi klasik, pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor–
faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar kemampuan
faktor–faktor produksi menghasilkan barang dan jasa , semakin besar pula
pendapatan yang diciptakan.
Pendapatan usaha nelayan adalah selisih antara peneriamaan (TR) dan semua
biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha nelayan (TR) adalah perkalian
antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py). Biaya usaha nelayan
biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cos). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau
sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh, contoh biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah
jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC
(soekartawi, 2002).
Mayers dalam terjemahan sitohang (1996), memandang pendapatan dari sisi
efektifitas penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan adalah “Pendapatan adalah
nilai barang atau jasa tertentu pada akhir jangka tertentu yang mempunyai indikasi
bahwa makna pendapatan bisa saja bergeser seiring dengan tingkat pengeluaran
(29)
Menurut Sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima
oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,
mingguan, bulanan atau tahunan. Dan ada beberapa klasifikasi pendapatan yaitu:
a) Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperoleh
tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatu
negara.
b) Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak
yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan
yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.
c) Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.
Menurut Sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilan yang
diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan. Besarnya
pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak
langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.
Menurut teori Milton Friedman bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Pendapatan
permanen dapat diartikan yaitu:
a) Pertama, pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan
dapat diperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan, upah,
dan gaji.
b) Kedua, pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang
(30)
Pendapatan menekan pada perwujudan balas jasa dari partisipasi seseorang dalam
satu kegiatan produksi dimana tergambar pada sumbangan faktor-faktor produksi
atas nilai tambah (value added) pada tingkat out put tertentu. Nilai tambah inilah
yang merupakan pokok utama dari balas jasa yang selanjutnya disebut
pendapatan. Pendapatan tersebut dipilih menurut jangka waktu tertentu sehingga
arti praktisnya nampak, misalnya satu bulan, dan lain sebagainya.
Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatan yang
dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikut serta kan modal atau keterampilan
mempunyai produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu
memberikan pendapatan yang lebih besar, (winardi, 1988).
Ada tiga faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha nelayan dan
diuraikan sebagai berikut:
1. Teknologi
Peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam penangkapan ikan
(produksi) adalah alat penerangan (lampu) dan jaring.
Peralatan atau modal usaha nelayan adalah nilai dari pada peralatan yang
digunakan seperti:
a) Harga perahu, apakah mempergunakan mesin besar atau kecil
yang dimiliki nelayan.
b) Harga dari peralatan penangkapan ikan, misalnya jaring dan
lain-lain.
Tenaga kerja, banyak atau sedikit tenaga kerja yang digunakan dalam
(31)
2. Sosial Ekonomi
Umur. Seseorang yang telah berumur 15 tahun ke atas baru disebut sebagai nelayan, dibawah umur tersebut walaupun ia melaut tidak
disebut sebagai nelayan. Umur juga mempunyai pengaruh terhadap
pendapatan walaupun pengaruhnya tdk terlalu besar.
Pengalaman. Apabila seseorang dianggap nelayan yang telah berumur
15-30 tahun, diatas 30 tahun dianggap sebagai nelayan yang
berpengalaman. Hal ini merupakan kategori atau klasifikasi untuk
menentukan banyak jumlah tangkapan ikan dilaut.
Musim. Musim sangat berpengaruh kepada keadaan kehidupan nelayan
yaitu musim barat dan musim timur. Dalam satu tahun ada dua musim
yaitu musim timur dari bulan Maret sampai Agustus, umumnya
gelombang besar, pasang tinggi,arus deras, curah hujan selalu terjadi,
keadaan demikian ini pada umumnya nelayan sangat jarang ke laut
karena takut bahaya, jadi produksi sedikit dan harga ikan akan tinggi.
Pada musim barat biasanya dari September sampai Februari keadaan
pasang tidak terlalu tinggi, arus tidak terlampau deras, gelombang tidak
terlampau besar. Pada musim inilah nelayan banyak mendapat ikan.
Disamping kedua musim tersebut dalam setahun, ada lagi pengaruh
musim bulanan yaitu pada bulan purnama. Pada bulan purnama atau
terang arus akan deras dan pasang akan tinggi. Sebaliknya pada bulan
gelap, gelombang akan kecil, arus tidak bergerak yang disebut dengan
istilah pasang mati. Pada kedua keadaan ini nelayan akan kurang
(32)
keadaan ini umumnya nelayan tidak akan turun melaut, kalaupun turun
melaut hanya dipinggir saja.
Kegiatan spekulatif dalam penangkapan ikan semakin meningkat ketika
kondisi tangkap melanda. Dalam keadaan yang demikian, sulit
membedakan antara masa musim ikan dan masa paceklik, (kusnadi,
2003).
3. Tata Niaga
Ikan adalah komoditi yang mudah rusak dan busuk, jadi
penyampaiannya dari produsen (nelayan) kepada konsumen harus cepat
agar kualitas atau kondisinya tidak rusak atau busuk kalau ikan itu
diolah. Kondisi atau keadaan ikan ini sangat berpengaruh kepada harga
ikan, demikian juga nilai gizinya. Jadi dalam hal ini dilihat nilai efisiensi
dari penggunaan tata niaga perikanan tersebut, dari produsen ke
konsumen berarti semakin baik dan semakin efisien tata niaganya dan
kriterianya adalah sebagai berikut :
Panjang atau pendeknya saluran distribusi yang dilalui oleh hasil
produksi dalam hal ini ikan dari nelayan sampai kepada konsumen.
Banyak atau sedikitnya dari jumlah pos-pos yang terdapat pada saluran
distribusi tersebut. Apabila banyak mengakibatkan panjang (jauhnya)
jarak antara produsen dan konsumen akhir yang artinya makin tidak
efisien.
Menambah keuntungan atau tidak yaitu setiap pos saluran distribusi
tersebut apakah menambah keuntungan atau tidak bagi nelayan. Dalam
(33)
meneliti apakah ada korelasi antara hal-hal diatas tadi akan menambah
atau memperbesar pendapatan nelayan. Meningkatnya tangkapan
nelayan berarti meningkatkan kesejahtraan nelayan tersebut. Demikian
juga hal tersebut menunjang program pemerintah yaitu pengentasan
kemiskinan.
Saluran distribusi
Hasil tangkapan (produksi) nelayan itu selanjutnya kita lihat cara
pemasarannya, khususnya saluran distribusi dari produsen (nelayan)
kepada pemakai akhir atau konsumen. Saluran distribusi dari hasil laut
ini dapat dibagi sebagai berikut :
a) Saluran distribusi untuk konsumen akhir
b) Saluran distribusi untuk rumah tangga
c) Saluran distribusi untuk pengawetan
d) Saluran distribusi untuk coldstorage (eksportir)
2.3 Penelitian Sebelumnya
Sujarno (2008), dalam penelitiannya mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat diketahui bahwa Biaya
kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh secara bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat. Biaya
kerja merupakan faktor yang memberikan pengaruh yang besar dibandingkan 3
faktor lain. Biaya kerja mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan, ceteris
paribus. Dengan kata lain, apabila biaya kerja naik akan meningkatkan
pendapatan nelayan. Begitu juga halnya dengan tenaga kerja, pengalaman, dan
(34)
Serta, nilai elastisitas dari variabel Biaya kerja, tenaga kerja pengalaman, dan
jarak tempuh melaut mempunyai nilai elastisitas kurang dari 1 (inelastis) terhadap
pendapatan nelayan di Kabupaten Langkat, sehingga respon pendapatan nelayan
terhadap Biaya kerja, tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh melaut sangat
kecil.
Sasmita (2006), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi usaha nelayan di Kabupaten Asahan, menyatakan bahwa variabel
independent modal, jumlah tenaga kerja, jumlah perahu, dan waktu melaut yang
dapat menerangkan variansi variabel dependent (pendapatan usaha nelayan).
Zulfikar (2002), hasil penelitian tentang analisis bagi hasil terhadap pendapatan
buruh nelayan di Kabupaten Deli Serdang, bahwa hasil analisis dapat diketahui
ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan melaut marawai dan pancing.
Untuk uji beda rata-rata melaut pancing dan melaut jaring tabel maka Ho terdapat
perbedaan yang signifikan antara melaut pancing dan jaring.
Salim (1999), dalam penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pendapatan nelayan di Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh, menyatakan
bahwa variabel independent jarak tempuh melaut, modal, pengalaman kerja,
jumlah perahu dan tenaga kerja dapat menerangkan variansi variabel dependent
(pendapatan nelayan) dan variabel independent yang bisa diperhitungkan atau
berpengaruh terhadap variabel dependent adalah pengalaman kerja dan jumlah
(35)
2.4 KerangkaPemikiran
Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variable bebas
dan variable terikat. Berdasar pada uraian sebelumnya maka kerangka pemikiran
peneliti dalam penelitian ini adalah pendapatan nelayan( sebagai variable terikat )
yang dipengaruhi oleh modal, tenaga kerja, jarak tempuh, serta pengalaman (
sebagai variable bebas ).
Faktor modal masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal
mempengaruhi pendapatan usaha. Peningkatan dalam modal akan mempengaruhi
peningkatan jumlah tangkapanikan/produksi sehingga akan meningkatkan
pendapatan. Modal adalah modal yang digunakan nelayan untuk melaut,
misalnya: bahan bakar minyak, makanan, rokok, upah tenaga kerja, peralatan
menangkap ikan(umpan).
Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenga kerja
akan mempengaruhi pendapatan usaha. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah
banyaknya orang yang pergi melautdalam 1 perahu atau kapal.
Pada umumnya penangkapan ikan lepas pantai yang dilakukan dalam jarak yang
lebih jauh dari daerah sasaran tangkapan ikan mempunyai lebih banyak
kemungkinan memperoleh hasil tangkapan (produksi) yang lebih banyak dan
tentu memberikan pendapatan lebih besar dibandingkan dengan penangkapan ikan
dekat pantai.
Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidakada yang
(36)
Namun, dalam prakteknya, nelayan yang semakin berpengalaman dalam melaut
bisa meningkatkan pendapatannya.
Faktor teknologi merupakan peralatan yang digunakan oleh nelayan dalam
penangkapan ikan (produksi) adalah alat penerangan (lampu) dan jaring.Peralatan
atau modal usaha nelayan adalah nilai dari pada peralatan yang digunakan seperti:
a) Harga perahu, apakah mempergunakan mesin besar atau kecil yang
dimiliki nelayan.
b) Harga dari peralatan penangkapan ikan, misalnya jaring dan lain-lain.
Pada umumnya harga jual mempengaruhi pendapatan pihak penjual. Jika harga
jual naik maka pendapatan semakin besar. Demikian juga dengan nelayan jika
harga ikan naik maka pendapatan nelayan akan meningkat dan begitu juga
sebaliknya jika harga jual ikan turun maka pendapatan nelayan akan berkurang.
Program pemerintah, secara mutlak pemerintah harus mensjahterakan kehidupan
rakyatnya tanpa terkecuali. Pemerintah sejauh ini membantu kehidupan nelayan
demi meningkatkan pendapatan melalui program-program tertentu. Maka
daripada itu perlu dilakukan penelitian apakah sejauh ini program pemerintah
(37)
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Skema Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan.
Keterangan :
: Menyatakan hubungan
: Menyatakan pengaruh Faktor-faktor yang
mempengaruhi : 1. Modal 2. Tenagakerja 3. Pengalaman 4. Harga jual
Nelayan
Persepsi Nelayan terhadap Program peningkatan pendapatan
nelayan oleh Pemerintah
Positif Negatif
(38)
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat
dibuat hipotesis sebagai berikut :
1. Modal, tenaga kerja, pengalaman, teknologi, dan harga jualberpengaruh
positif terhadap pendapatan nelayan di kelurahan Bagan Deli kecamatan
Medan Belawan.
2. Persepsi nelayan terhadap program peningkatan pendapatan oleh
pemerintah di kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan Belawan adalah
(39)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, yaitu secarasengaja di kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Madya Medan, Provinsi Sumatera
Utara karena di daerah ini penduduknya sebagian besar bermata pencaharian
sebagai nelayan.
3.2 Metode Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah seluruh nelayan di kelurahan Bagan Deli
kecamatan Medan Belawan kota madya Medan. Penarikan sampel dilakukan
dengan cara simple random sampling, artinya keseluruhan populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Ukuran besar sampel ditentukan secara purposive atau ditentukan secara sengaja yaitu sebesar 50 sampel. Roescoe dalam buku Research methods for business
memberikan saran tentang penelitian salah satunya adalah ukuran sampel yang
layak dalam penelitian antara 30 sampai dengan 500 ( Sugiyono, 2010 ).
Pengambilan sampel terhadap nelayan dilakukan bertujuan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh modal, tenaga kerja, pengalaman, teknologi serta harga
terhadap tingkat pendapatan petani di kelurahan Bagan Deli kecamatan Medan
(40)
3.3 MetodePengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdir iatas data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi (pengamatan) dan wawancara langsung dengan nelayan sampel di daerah penelitian melalui alat
bantu berupa daftar pertanyaan ( kuesioner ). Sedangkan data sekunder merupakan
data yang diperoleh dari lembaga/instansi terkait seperti BPS SUMUT, Dinas
Perikanan dan Kelautan Kota Madya Medan, dan Kantor Kecamatan Medan
Belawan.
3.4 Metode Analisis Data
Hipotesis 1 dianalisis dengan Regresi Linier Berganda, dengan tujuan untuk
menjelaskan pengaruh antara modal, tenaga kerja, pengalaman kerja, teknologi,
dan harga jual terhadap pendapatan usaha nelayan di Kelurahan Bagan Deli
Kecamatan Medan Belawan Kota Madya Medan yang dirumuskan dalam fungsi :
Y = F (X1, X2, X3, X4)
Dimana:
Y = pendapatan usaha nelayan
X1 = modal
X2= tenaga kerja
X3= pengalaman kerja
X4 = harga jual
(41)
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi pengujian serempak (uji-f),
pengujian individu (uji-t), dan pengujian ketetapan perkiraan (R2), uji asumsi
klasik yang meliputi multikolinearitas, heteroskedasitas, autokorelasi dan
normalitas.
Uji Statistik
1. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merujuk kepada kemampuan dari variabel independen (X)
dalam menerangkan variabel dependen (Y). Koefisien determinasi digunakan
untuk menghitung seberapa besar varian dan variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variasi variabel-variabel independen. Nilai R2 paling besar 1 dan paling kecil
0 (0 <R2< 1). Bila R2sama dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan
untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel yang
dimasukkan ke dalam persamaan regresi tidak mempunyai pengaruh varian
variabel dependen adalah 0.
Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R2 untuk mengatakan bahwa suatu
pilihan variabel sudah tepat. Jika R2 semakin besar atau mendekati 1, maka model
makin tepat data. Untuk data servei yang berarti bersifat cross section, data yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang sama, maka nilai R2 = 0,3
sudah cukup baik.
2. Pengujian Signifikan Simultan (Uji f-test statistik)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika fhitung< ftabel, maka H0 diterima
(42)
variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada
variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen,
dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%. Analisis koefisien
determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel
independen (modal, tenaga kerja, pengalaman kerja,teknologi) terhadap variabel
dependen (pendapatan nelayan).
3. Pengujian Signifansi Parameter Individual (Uji t-test statistik)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen
secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen
secara nyata.
Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu
dapat dilihat hipotesis berikut: H1 : β1 = 0 → tidak berpengaruh, H1 : β1 > 0 → berpengaruh positif, H1 : β1 < 0 → berpengaruh negative. Dimana β 1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai β dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y. bila thitung< ttabel maka H0 diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat
keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang
digunakan yaitu 5%.
(43)
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat diantara
variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam pembentukan model
regresi linear (Gujarati, 1991). Untuk mendeteksi multikolinearitas dengan menggunakan Eviews-7.0 dapat dilakukan dengan melihat korelasi antar variabel
bebas (Correlation Matrix).
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu
berkorelasi dengan variabel yang pada periode lain, dengan kata lain variabel
gangguan tidak random. Akibat dari adanya autokorelasi adalah parameter yang
diestimasi menjadi bias dan variannya minimum, sehingga tidak efisien,
(Gujarati, 2003). Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi salah satunya dilihat dalam pengujian terhadap nilai Durbin Watson (Uji DW) yang dibandingkan dengan nilai dtabel.
3. Uji Heteroskedasitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Keteroskedasitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varian
yang sama untuk semua observasi. Akibat adanya heteroskedasitas, penaksir
OLS tidak bias tetapi tidak efisien (Gujarati dan Porter, 2003). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan
(44)
4. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang
terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing
variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu
bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel.
Untuk mengalisis Identifikasi Masalah 2 digunakan metode Analisis Skala
Likert.Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap
atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena
sosial, berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan
tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu
dari pilihan yang tersedia. Untuk jawaban pertanyaan disediakan lima pilihan
skala dengan format seperti:
A. Pertanyaan Positif (+)
Skor 1 = Sangat tidak setuju
Skor 2 = Tidaksetuju
Skor 3 = Netral / Cukup Skor 4 = Setuju
Skor 5. Sangatsetuju
B. Pertanyaan Negatif (-)
(45)
Skor 2 = Setuju
Skor 3 = Netral / Cukup Skor 4 = Tidaksetuju
Skor 5 = Sangattidak setuju
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi
a. Pendapatan usaha nelayan adalah pendapatan bersih usaha nelayan yang
diperoleh dari hasil penjualan tangkapan/produksi ikan setelah dikurangi
modal selama sebulan (Rp).
b. Modal adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam
memperoleh hasilnya. Biaya-biaya itu terdiri dari : bahan bakar (solar),
bahan pengawet ikan (es balok), dll selama sebulan (Rp).
c. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya orang yang ikut melaut dalam satu
usaha nelayan selama sebulan.(jiwa/orang).
d. Pengalaman adalah rata-rata pemilik yang sudah menjalani profesi
hidupnya sebagai usaha nelayan dalam jangka waktu tertentu (tahun).
e. Teknologi adalah standart peralatan yang digunakan oleh nelayan untuk
produksi ataupun penangkapan ikan seperti pencahayaan buatan (lampu).
f. Harga jual adalah suatu harga hasil tangkapan (ikan) yang akan di jual.
g. Program pemerintah adalah suatu program yang dilakukan pemerintah
(46)
h. Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Lokasi penelitian dilakukan di kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2014.
3. Nelayan sampel adalah nelayan yang bertempat tinggal di kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
(47)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1 Luas dan Letak Geografis Kelurahan Bagan Deli
Kelurahan Bagan Deli adalah salah satu kelurahan di kecamatan Belawan,
Kotamadya Medan. Kelurahan Bagn Deli terletak pada daerah pantai dengan
ketinggian 2-4 meter di atas permukaan laut. Kelurahan Bagan Deli memiliki luas
230 Ha dan topografi dataran rendah.
Jumlah penduduk di Kelurahan Bagan Deli sebanyak 17.054 jiwa yang berjumlah
3.735 KK. Kelurahan Bagan Deli berjarak 3 Km dari kantor kecamatan, 28,5 Km
dari kantor walikota.
Batas-batas wilayah kelurahan Bagan Deli sebagai daerah penelitian adalah
sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Belawan I
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka
Sebelah Selatan berbatasan dengan muara sungai Deli
Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Belawan II (Bahari)
(48)
Penduduk kelurahan Bagan Deli berjumlah 17.054 jiwa dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 3.735 kepala keluarga. Berdasarkan jenis kelamin pria/wanita
penduduk kelurahan Bagan Deli terdiri dari 8.820 jiwa laki-laki dan 8234 jiwa
perempuan. Dengan distribusi penduduk menurut kelompok umur di kelurahan
Bagan Deli tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Bagan Deli Tahun 2013
No. Kelompok Umur( tahun) Jumlah(orang) Persentase(%)
1 0 - 9 3792 22,24
2 10 – 19 3910 22,93
3 20 – 29 3300 19,34
4 30 – 39 2278 13,37
5 40 – 49 1468 8,60
6 50 – 59 1473 8,63
7 60 834 4,89
Total 17054 100
Sumber: Kantor Kelurahan Bagan Deli,2013
Dari Tabel 4.1 dilihat bahwa penduduk Kelurahan Bagan Deli yang paling banyak
adalah kelompok umur 10-19 tahun yaitu 3910 orang (22,93%) dan penduduk
paling sedikit jumlahnya adalah kelompok umur > 60 tahun yaitu 834 orang
(4,89%).
Sebagai daerah pesisir, penduduk kelurahan Bagan Deli pada umumya memiliki
sumber mata pencaharian dari sub sektor perikanan yaitu sebagai nelayan. Selain
itu, sebagian penduduk memiliki mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil,
pedagang keliling, peternak, montir dan lain-lain. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat
distribusi penduduk kelurahan Bagan Deli berdasarkan mata pencaharian.
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Kelurahan Bagan Deli Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Tahun 2013
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Pegawai Negeri Sipil 59 0,34
(49)
3 Peternak 157 0,92
4 Nelayan 1528 8,95
5 Belum bekerja 3990 23,39
6 Ibu RT 3622 21,23
7 Pelajar 3892 22,82
8 Pensiunan 47 0,27
9 Sopir 50 0,29
10 Karyawan Swasta 258 1,51
11 Karyawan honor 101 0,59
12 Industri 57 0,33
13 Buruh 1886 11,05
14 Pembantu RT 33 0,19
15 Tukang 163 0,95
16 Perkebunan 91 0,53
17 Wiraswasta 359 2,10
18 POLRI/TNI 70 0,41
19 Lain-lain 322 1,88
Total 17054 100
Sumber:Kantor Kelurahan Bagan Deli,2013
Komposisi penduduk berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut penduduk
kelurahan Bagan Deli dapat dilhat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama yang Dianut
No. Agama Jumlah(orang) Persentase
1 Islam 13584 79,65
2 Kristen protestan 3331 19,53
3 Kristen khatolik 117 0,68
4 Hindu 2 0,01
5 Budha 14 0,08
6 Penganut aliran kepercayaan 6 0,03
Total 17054 100
Sumber : Kantor kelurahan Bagan Deli 2013
Dari Tabel 4.3 dapat dilihah bahwa penduduk kelurahan Bagan Deli lebih
banyak menganut agama Islam yaitu 13584 jiwa (79,65%),sisanya kristen
Protestan 3331 jiwa (19,53%), Kristen khatolik 117 jiwa (0,68%), Hindu 2 jiwa
(0,01%), Budha 14 jiwa (0,08%), serta penganut aliran kepercayaan 6 jiwa
(0,03%).
(50)
Luas kelurahan Bagan Deli 325 ha, yang terbagi fungsinya menjadi areal
pemukiman, kolam/perikanan, perkantoran/sarana sosial dan lain-lain
Tabel 4.4 Luas dan Jenis Penggunaan Lahan Kelurahan Bagan Deli No. Peruntukan Lahan Luas (Ha) Persentase
1 Bangunan & Pekarangan 146,53 63,70
2 Tambak 1,84 0,8
3 Rawa-rawa / Pasang surut 48,06 20,89
4 Hutan belukar 12,86 5,59
5 Hutan rawa 20,71 9,00
Total 230 100
Sumber: Kantor Kelurahan Bagan Deli 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa penggunaan lahan untuk bangunan
dan pekarangan sebanyak 146,53 ha (63,70%), tambak 1,84 ha (0,08%),
rawa-rawa/pasang surut sebanyak 48,06 ha (20,89%), hutan belukar sebanyak 12,86 ha
(5,59%), hutan rawa sebanyak 20,71 ha (9,00%).
4.4 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di kelurahan Bagan Deli akan mempengaruhi perkembangan
dan kemajuan pembangunan di kelurahan tersebut. Semakin baik sarana dan
prasarana yang ada maka dapat mempercepat laju perkembangan kelurahan
tersebut.
Tabel 4.5 Sarana dan Prasarana Kelurahan Bagan Deli tahun 2013
No. Uraian Jumlah
1 Kantor Lurah 1
2 Kantor Polres Pelabuhan 1
3 Kantor Syahbandar Pelabuhan 1
4 Kantor Pengacara 1
5 Lembaga Badan Hukum 1
6 Sekolah Dasar(SD) 4
7 Sekolah Menengah Pertama(SMP) -
8 Sekolah Menengah Atas(SMA) 1
9 Mesjid 4
10 Gereja 2
(51)
12 Pustu (Puskesmas Pembantu) 1
13 Mushola 12
14 Kelenteng 1
15 Tempat Pendaratan Ikan(TPI) 1
16 Klinik 8
17 Balai Pengobatan 1
18 PT.Pelabuhan 1 1
19 PT.PELABUHAN INDONESIA 2
Sumber:Kantor Kelurahan Bagan Deli 2013
Berdasarkan tabel ketersediaan sarana dan prasarana di kelurahan Bagan Deli
maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat belum dapat terpenuhi
dibidang pendidikan khususnya SMP. Sedangkan untuk kebutuhan keagamaan,
kesehatan, transportasi, perekonomian dan sosial budaya sudah dapat terpenuhi.
4.5 Karakteristik Nelayan Sampel
Karakteristik sampel yang dimaksud adalah karakteristik nelayan yang
dijadikan sebagai responden pada penelitian ini. Karakteristik tersebut meliputi
pendapatan, pengalaman melaut, tingkat pendidikan, modal melaut, jumlah tenaga
kerja dalam perahu/kapal, hasil tangkapan, pendidikan, dan umur nelayan. Secara
lebih jelas, karakteristik nelayan sampel dapat dlihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Karakteristik Nelayan yang Tidak Mendapat Program BLM PUMP
No. Karakteristik Sampel Satuan Rentang Rataan
1 Modal Rp 1248888,89-2352727,27 1711379,51
2 Tenaga Kerja Orang 2-4 2,775
3 Umur (tahun) 28-47 37,375
4 Pendidikan (tahun) 6-12 8,1
5 Pengalaman melaut Tahun 13-32 22,375
6 Hasil Tangkapan Kg 100-304 171,9
7 Harga Jual Rp 21.250-45.000 33.590,71
8 Jumlah Pendapatan Rp 1.248.889-2.352.727 1.711.380
Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Dari tabel 4.6 dlihat bahwa nelayan yang tidak mendapatkan program
(52)
Rp.1.248.888,89-2.352.727,27 dengan rataan 1.711.379,51. Tenaga kerja memiliki rentang 2-4
orang dengan rataan 2,775. Pendidikan memiliki rentang 6-12 tahun dengan
rataan 8,1 tahun. Umur memiliki rentang antara 28-47 tahun dengan rataan 37,375
tahun. Pengalaman melaut memiliki rentang 13-32 tahun dengan rataan 22,375
tahun. Jumlah tangkapan memiliki rentang 100-304 kg dengan rataan 171,9 kg.
Harga jual memiliki rentang Rp.21.250-45.000 dengan rataan Rp.33.590,71.
Jumlah pendapatan melaut memiliki rentang Rp.1.248.889-2.352.727dengan
rataan Rp.1.711.380.
Karakteristik nelayan yang dapat program PUMP dapat dilihat pada Tabel
4.7
Tabel 4.7 Karakteristik Nelayan yang Mendapat Program BLM PUMP
Sumber : Data diolah lampiran 2
Dari tabel 4.7 dapat dlihat bahwa nelayan yang dapat program PUMP yang
menjadi sampel memiliki rentang modal Rp.5.035.000-5.900.000 dengan rataan
Rp.5.429.250. Tenaga kerja memiliki rentang 5-6 orang dengan rataan 5,5. Umur
memiliki rentang 31-44 tahun dengan rataan 38,5 tahun. Pendidikan memiliki
rentang 6-12 tahun dengan rataan 10,8 tahun. Pengalaman melaut memiliki
rentang 16-29 tahun dengan rataan 23,5 tahun. Hasil tangkapan memiliki rentang
290-435 kg dengan rataan 361,5 kg. Harga jual memiliki rentang
Rp.28.793,1-No. Karakteristik Sampel Satuan Rentang Rataan
1 Modal Rp 5.035.000-5.900.000 5.429.250
2 Tenaga Kerja Orang 5-6 5,5
3 Umur Tahun 31-44 38,5
4 Pendidikan Tahun 6-12 10,8
5 Pengalaman melaut Tahun 16-29 23,5
6 Hasil tangkapan Kg 290-435 361,5
7 Harga Jual Rp 28.793,1-40.546,1 34.116,66
(53)
40.546,1 dengan rataan Rp.34.116,66. Jumlah pendapatan sekali melaut memiliki
rentang Rp.2.038.461,5-2.836.536,5 dengan rataan Rp.2.406.737,2.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Variabel
Deskripsi variabel dari hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Sumber : Lampiran 1 dan 2 diolah
Tabel 5.1, memperlihatkan bahwa rentang pendapatan adalah
1.248.889-2.836.539 rupiah/bulandengan rata-rata 2.042.714 rupiah/bulan. Modal memiliki
rentang 1.200.000-5.900.000 rupiah/trip dengan rataan 3.500.000 rupiah/trip.
Pengalaman memiliki rentang 13-32 tahun dengan rataan 22,5 tahun. Teknologi
memiliki rentang 0-4 GT dengan rataan 2 GT. Harga jual memiliki rentang
23.333-61.667 rupiah/kilogram dengan rataan 38.009,82 rupiah/kilogram. Jumlah
tenaga kerja memiliki rentang 2-6 orang dengan rataan 4 orang.
Variabel Satuan Rentang Rataan
Pendapatan Rupiah/bulan 1.248.889-2.836.539 2.042.714 Modal Kerja Rupiah/bulan 1.200.000-5.900.000 3.500.000
Pengalaman Tahun 13-32 22,5
Harga Jual Rp/kg 21.250-45.000 33.125
(54)
5.2. Hasil Analisis Pengaruh Variabel Modal Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, Pengalaman, dan Harga Jual terhadap Pendapatan Nelayan
Hasil analisis variabel modal kerja (X1), jumlah tenaga kerja (X2), pengalaman kerja (X3), dan harga jual (X4) terhadap pendapatan nelayan dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.2 Tabel Hasil Analisis Pengaruh Variabel Modal Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, Pengalaman, dan Harga Jual terhadap Pendapatan Nelayan
Variabel Penelitian
Koefisen Regresi t-hitung Sig
Constanta 629896,676 3,392 0,001
Modal kerja (X1) - 0,093 - 2,717 0,009
Jumlah tenaga kerja (X2)
360048,344 7,902 0,000
Pengalaman (X3) 4388,586 0,648 0,520
Harga jual (X4) 7,098 1,334 0,189
F-hitung 58,236 Sig. F-hitung 0,000
R 0,915 Standar Eror 1,72919E5
R-Square 0,838 N 50
Adjusted R-Squared 0,824
Dari Tabel 5.2 dapat dibuat persamaan sebagai berikut:
(55)
Dimana :
Y = Pendapatan nelayan (Rupiah/Trip)
��= Modal kerja (Rupiah/Trip)
�� = Jumlah tenaga kerja (Orang)
��= Pengalaman (Tahun)
�� = Harga jual (Rupiah/Kg)
5.2.1. Uji Asumsi Klasik 5.2.1.1. Uji Normalitas
Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan
One Sample Kolmogorov-Smirnov (OSKS) diperoleh signifikansi sebesar
0.768≥ (0,05) (lampiran ). Hal ini menjelaskan tidak ada perbedaan antara distribusi residual dengan distribusi normal, data residual model berdistribusi
normal.
5.2.1.2. Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dgunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang
kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam
pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami
multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan Variance Inflation Factor (VIF)
untuk masing-masing Variabel Independen dan nilai tolerancenya. Jika suatu
Variabel Independen mempunyai nilai VIF > 10 berarti telah terjadi
(56)
terjadi multikolinieritas.Hasil perhitungan SPSS 16 diperoleh hasil VIF dan
tolerance pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan VIF dan Tolerance
Dari Tabel 5.3 nilai VIF untuk variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman,
harga jual, masing-di bawah 10 dan tolerance untuk masing-masing variabel
adalah lebih besar dari 0,10. Hal ini mengidentifikasi tidak terjadinya
multikolinearitas karena nilai VIF semua variabel berada di bawah 10 dan nilai
Tolerance di atas 0,10
5.2.1.3. Uji Heterokedasitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Modal_kerja .186 5.365
Tenaga_kerja .159 6.284
Pengalaman_melaut .574 1.743
Harga_jual .888 1.126
(57)
Hasil uji herokedasitas dengan menggunakan program SPSS versi 16 dapat dilihat
pada scatterplot berikut ini.
Scatterplot diatas tidak menunjukkan pola sistematis. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastis.
5.2.2. Uji Hipotesis
5.2.2.1. Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil regresi pengaruh variabel modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman
kerja, teknologi, harga jual terhadap pendapatan diperoleh nilai R2 sebesar
0,838(Tabel 5.2). Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 83,8 persen dari variasi
variabel pendapatan dapat dijelaskan secara serempak oleh variabel modal kerja
(X1), jumlah tenaga kerja (X2), pengalaman kerja (X3), harga jual (X4). Sedangkan
sisanya yaitu sebesar 16,2persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
(58)
Hasil regresi pengaruh variabel modal kerja (X1), jumlah tenaga kerja (X2),
pengalaman kerja (X3), harga jual (X4) terhadap pendapatan secara simultan
diperoleh tingkat signifikansi F adalah sebesar 0,000 (≤0,05) (Tabel 5.2). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel bebas modal
kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman kerja, dan harga jual secara serempak
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat pendapatan nelayan.
5.2.2.3. Pengujian Signifikansi Parsial (Uji-t)
Hasil uji regresi pengaruh variabel modal kerja, jumlah tenaga kerja, pengalaman
kerja, dan harga jual terhadap pendapatan secara parsial (Tabel 5.2), diperoleh
sebagai berikut:
5.2.2.3.1. Pengaruh Modal Kerja terhadap Pendapatan
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi t modal kerja ((X1) adalah 0,009
(<0,05), hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi modal
berpengaruhsignifikan terhadap pendapatan nelayan artinya modal secara parsial
berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan. Koefisien Regresi X1=
-0,093artinya jika modal naik 1000 Rupiah maka pendapatan akan turun 93
Rupiah.
5.2.2.3.2.Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja terhadap Pendapatan
Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi t jumlah tenaga kerja (X2) adalah 0,000
hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak H1 diterima. Jadi jumlah tenaga kerja
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan. Koefisien regresi X2=
360048,344 artinya jika jumlah tenaga kerja bertambah 1 orang maka pendapatan
(59)
5.2.2.3.3. Pengaruh Pengalaman terhadap Pendapatan
Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi t pengalaman kerja (X3) adalah 0,520
hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima H1 ditolak. Jadi pengalaman tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan. Koefisien regresi X3 4388,586
artinya jika pengalaman bertambah 1 tahun maka pendapatan akan naik
Rp.4.388,586. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan
variabel pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di
Kabubaten Langkat (Sujarno, 2008).
5.2.2.3.4. Pengaruh Harga Jual terhadap Pendapatan
Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi t harga jual (X4) adalah 0,189 hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima H1 ditolak. Jadi harga jual tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan. Koefisien regresi X4= 7,098 artinya jika harga
jual naik 1000 rupiah maka pendapatan akan berkurang 7098 rupiah.
5.3. Program Pemerintah yang Ada di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan Kotamadya Medan
Dari informasi dan hasil wawancara dengan nelayan di Kelurahan Bagan Deli,
program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan nelayan yang ada di
Kelurahan Bagan deli adalah Bantuan Langsung Masyarakat Program
Pengembangan Usaha Mina Pekelurahanan Perikanan Tangkap (BLM PUMP) Perikanan Tangkap merupakan bagian dari pelaksanaan PNPM Mandiri yang betujuan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja
di perkelurahanan (Perpres 15/2010: Klaster II). Melalui kegiatan PUMP
(60)
berkembangnya kewirausahaan nelayan, dan menjadikan KUB sebagai lembaga
ekonomi di pekelurahanan.
Program PUMP ini pun sudah mulai berjalan pada tahun 2011, karena
maanfaat Program PUMP ini sangat membantu sekali bagi para nelayan yang
berada di daerah pesisir maka sampai tahun 2014 PUMP masih di pertahankan
sampai dengan sekarang. Sejak tahun 2011 telah disalurkan bantuan modal
sebesar Rp.780,6 Miliar kepada nelayan skala kecil yang tergabung dalam 7.806
Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota yang
memiliki potensi perikanan tangkap.
Di Kelurahan Bagan Deliada 1 kelompok yang berjumlah 10 orang yang mendapat program PUMP pada tahun 2013. Jumlah kelompok nelayan yang mendapat program PUMP di Kelurahan Bagan deli adalah 1 kelompok yang berjumlah 10 orang. Jumlah dana yang diperoleh 100 juta per kelompok.
5.4. Persepsi Nelayan terhadap Program Pengembangan Usaha Mina Pekelurahanan Perikanan Tangkap (PUMP)
Persepsi nelayan terhadap Program Pengembangan Mina Pekelurahanan
Perikanan Tangkap diperlihatkan oleh jawaban nelayan terhadap
pernyataan-pernyataan yang diberikan, baik berupa pernyataan-pernyataan positif maupun negatif.
Interpretasi terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah
skor tersebut ke dalam skor standar deviasi dengan menggunakan model Skala Likert (skor T). Nila S ( Standar deviasi ) berbeda untuk masing-masing kelompok sampel yang diteliti. Perhitungan dilakukan dengan rumus :
T= 50 + [ X−Xrataan
(61)
Jika diperoleh nilai skor standar (T) ≥50, maka sikap dinyatakan positif. Sementara jika nilai skor standar (T) < 50, maka sikap dinyatakan negatif.
5.4.1. Persepsi Nelayan yang Tidak Mendapat Bantuan Program BLM PUMP
Untuk mengetahui persepsi nelayan yang tidak dapat program diambil 10 sampel.
Nilai standar deviasi yang diperoleh untuk nelayan yang tidak mendapatkan
program BLM PUMP adalah sebesar 1,264911. Persepsi nelayan yang tidak
mendapatkan program BLM PUMP dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.3 Persepsi Nelayan yang Tidak Mendapat Program BLM PUMP Terhadap Program PUMP
No Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Positif 1 10
2 Negatif 9 90
Jumlah 10 100
Sumber : Lampiran (diolah), 2014
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 10 sampel yang diambil,1 sampel (10%)
memiliki persepsi positif terhadap program BLM PUMP, dan 9 sampel (90%)
memiliki persepsi negatif terhadap program BLM PUMP. Mayoritas dari sampel
memiliki persepsi yang negatif, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel nelayan
yang tidak mendapat rogram memiliki persepsi negatif terhadap program BLM
PUMP.
(62)
Persepsi nelayan yang mendapat program BLM PUMP dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.4 Persepsi Nelayan yang Mendapat Program BLM PUMP terhadap Program PUMP
No Kategori Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Positif 7 70
2 Negatif 3 30
Jumlah 10 100
Sumber : Lampiran (diolah), 2014
Tabel 5.4, memperlihatkan bahwa dari 10 nelayan yang mendapat program
PUMP, 7 nelayan (70%) memiliki persepsi positif terhadap program PUMP, dan
3 sampel (30%) memiliki persepsi negatif terhadap program BLM PUMP.
Mayoritas dari nelayan memliki persepsi yang positif, sehingga dapat dikatakan
bahwa nelayan yang pernah mendapat program PUMP memiliki persepsi positif
terhadap program PUMP.
Ada beberapa alasan mengapa persepsi nelayan negatif terhadap Program BLM
PUMP yaitu sebagai berikut:
1. Penyaluran dana BLM PUMP dinilai nelayan belum tepat sasaran.
2. Nelayan telah berpandangan pesimis terhadap program-program
pemerintah, karena telah berulang kali mengirim proposal kepada Dinas
Perikanan dan Kelautan tetapi sekalipun tidak ada direspon.
3. Kurangnya sosialisasi dalam kegiatan pendampingan pada kelompok
nelayan dari Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap para nelayan.
4. Sulitnya nelayan menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah dan Dinas
(63)
5. Kurangnya interaksi yang baik antara nelayan dengan Dinas Perikanan dan
Kelautan serta pemerintah karena nelayan tidak mengetahui bagaimana
caranya untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dan Dinas
Perikanan dan Kelautan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Modal kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan
pendapatan nelayan, tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan pendapatan nelayan, sedangkan pengalaman dan harga jual
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan di Kelurahan Bagan Deli,
Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan.
2. Program pemerintah yang ada di Kelurahan Bagan Deli untuk meningkatkan
pendapatan nelayan adalah Program Pengembangan Usaha Mina
Pekelurahanan Perikanan Tangkap (PUMP).
3. Dari 10 sampel nelayan yang tidak mendapatkan program PUMP, 9 nelayan
atau 90% memliki persepsi negatif terhadap program PUMP. Sedangkan 10
nelayan yang mendapat program PUMP, 7 nelayan (70%) memiliki persepsi
(64)
negatif terhadap program PUMP. Secara keseluruhan, nelayan di Kelurahan
Bagan Deli kecamatan Medan Belawan, memiliki persepsi negatif terhadap
Program PUMP.
6.2. Saran Kepada Nelayan
Nelayan sebaiknya membentuk kelompok nelayan ataupun koperasi yang dapat
membantu dalam memperoleh pinjaman modal, membantu pemasaran ikan hasil
tangkapan, pengolahan hasil tangkapan dan tukar ilmu serta informasi antar
nelayan dan dinas perikanan dan kelautan .
Kepada Pemerintah dan Dinas Perikanan dan Kelautan
1. Pemerintah membuat aturan untuk daerah tangkapan ikan untuk nelayan
kapal kecil dan nelayan kapal besar, agar tidak terjadi pertikaian sesama
nelayan.
2. Dinas perikanan dan kelautan melakukan musyawarah secara rutin dengan
kelompok nelayan.
3. Pemerintah dalam membuat program memperhatikan kondisisi yang sesuai
(65)
Daftar Pustaka
Basri, Yuswar Zainul. 2007. Bunga Rampai Pengembangan Ekonomi Pesisir. Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta.
BPS, 2011. Kota Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Indonesia. Medan.
BPS, 2013. Kota Medan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Indonesia. Medan.
Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karateristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan ( Studi Kasus : Kelurahan Dolok Saribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara ). Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Joesran, Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat, Jakarta.
Kartasapoetra, 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: BumiAksara.
Kusnadi, 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Lkis. Yogyakarta.
Miller, R. L., R. E. Meiners, 1999. Teori Ekonomi Mikro Intermediate. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
(1)
Sumber : Data Primer, 2014
Lampiran 2. Karakteristik Nelayan yang Mendapat Program PUMP
NO. PENDAPATAN MODAL TENAGA PENGALAMAN HARGA JUAL UMUR PENDIDIKA
26 1760000 3872000 3 27 32592,6 42 6
27 1373333,3 4408000 3 19 29655,2 34 6
28 1475555,6 4464000 3 22 37083,3 37 6
29 1791111,1 3896000 3 20 34230,8 35 6
30 1457777,8 4376000 3 28 36458,3 43 9
31 2076363,6 4592000 4 22 40892,9 37 6
32 2014545,5 4368000 4 21 28947,4 36 6
33 2160000 4208000 4 23 37333,3 38 6
34 2229090,9 4096000 4 13 38793,1 28 6
35 2298181,8 3904000 4 18 35000 33 6
36 2207272,7 4144000 4 32 40178,6 47 12
37 2352727,3 3624000 4 27 30000 42 9
38 2170909,1 4064000 4 14 38103,4 29 9
39 2218181,8 4240000 4 30 35625 45 9
(2)
(RP) (RP) KERJA (TAHUN) (RUPIAH) (TAHUN) (TAHUN)
1 2219230,8 5680000 5 26 29359 41 12
2 2323076,9 5335000 5 28 34469,7 43
3 2038461,5 5900000 5 26 38620,7 41
4 2256730,8 5357500 5 23 33507,5 38 12
5 2836538,5 5375000 5 29 36956,5 44 12
6 2613333,3 5135000 6 16 40546,9 31
7 2496666,7 5035000 6 17 28793,1 32 12
8 2443333,3 5395000 6 28 29252,9 43 12
9 2340000 5705000 6 17 34863 32 12
10 2500000 5375000 6 25 34797,3 40
Sumber : Data Primer, 2014
Lampiran 3. Total Nilai Jawaban Nelayan Sampel Yang Tidak Mendapatkan Program PUMP
(3)
Sumber : Data Primer 2014
Lampiran 4. Skor Persepsi Nelayan yang Tidak Mendapat Program PUMP
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
1 5 2 2 2 4 2 2 4 2 2
2 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2
3 4 2 2 2 4 2 2 4 2 1
4 4 2 2 2 3 2 2 4 2 2
5 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2
6 5 3 3 2 4 2 2 4 2 2
7 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2
8 4 2 2 2 4 2 3 4 2 2
9 5 2 2 2 4 2 2 4 2 1
10 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2
No Total Xi2 S T INTERPRETASI
1 34 1156 1,449138 49,93099 Negatif
2 34 1156 1,449138 49,93099 Negatif
3 33 1089 1,449138 49,24093 Negatif
4 33 1089 1,449138 49,24093 Negatif
5 33 1089 1,449138 49,24093 Negatif
6 38 1444 1,449138 52,69126 Positif
7 34 1156 1,449138 49,93099 Negatif
8 34 1156 1,449138 49,93099 Negatif
9 34 1156 1,449138 49,93099 Negatif
10 34 1156 1,449138 49,93099 Negatif
Total 341 11647 14,449138 500
(4)
Sumber : Data Primer 2014 T= 50 + ( �−�� ) S=�� ∑ ���−(∑ ��)�
�(�−�)
Lampiran 5. Total Nilai Jawaban Nelayan Sampel Yang Mendapatkan Program PUMP
Sumber : Data Primer 2014 No
Pernyataan Positif Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
1 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
2 5 3 3 4 5 5 4 4 4 4
3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4
5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 5
6 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4
7 4 3 2 4 4 4 5 4 5 4
8 5 4 5 4 5 2 4 4 4 4
9 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4
(5)
Lampiran 6. Skor Sikap Nelayan yang Mendapat Program PUMP
Sumber : Data Primer 2014
T= 50 + ( �−�
� ) S=�
� ∑ ���−(∑ ��)� �(�−�)
Lampiran 7. Hasil Analisis Pengaruh Modal, Jumlah Tenaga Kerja, Pengalaman, dan Harga Jual
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statis
R Square Change F Change df1
1 .915a .838 .824 1.72919E5 .838 58.236
a. Predictors: (Constant), Harga_jual, Tenaga_kerja, Pengalaman_melaut, Modal_kerja b. Dependent Variable: Pendapatan_nelayan
No Total Xi2 S T INTERPRETAS
1 58 3364 9,225568 50,65037 Positif
2 58 3364 9,225568 50,65037 Positif
3 52 2704 9,225568 50 Positif
4 50 2500 9,225568 49,78321 Negatif
5 56 3136 9,225568 50,43358 Positif
6 56 3136 9,225568 50,43358 Positif
7 56 3136 9,225568 50,43358 Positif
8 56 3136 9,225568 50,43358 Positif
9 51 2601 9,225568 49,89161 Negatif
10 51 2601 9,225568 49,89161 Negatif
Total 520 27806 851,1111 500
(6)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Col
B Std. Error Beta Toler
1 (Constant) 629896.676 185691.472 3.392 .001
Modal_kerja -.093 .034 -.377 -2.717 .009
Tenaga_kerja 360048.344 45565.443 1.188 7.902 .000
Pengalaman_melaut 4388.586 6769.486 .051 .648 .520
Harga_jual 7.098 5.321 .085 1.334 .189
a. Dependent Variable: Pendapatan_nelayan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residu N
Normal Parametersa Mean .
Std. Deviation 1.709
Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)