Komunikasi Non Verbal Wadon Timbangan Pada Saat Menawarkan

Ketiga, istilah khusus yang ketiga yaitu “tamu”. “tamu” mereka artikan sebagai pengunjung yang sudah menjadi langganannya. “Tamu” mendapatkan pelayanan khusus dari wadon timbangan, beda dengan pengunjung lainnya. c. Kalimat Pembuka Kalimat pembuka yang digunakan oleh wadon timbangan pada saat menawarkan jasanya kepada pengunjung yaitu Mas, arep mendi? Mas, mau kemana? dan jaluk udude minta rokoknya. “Mas, arep mendi?” ditanyakan kepada pengunjung pada saat pengunjung melewati tempat wadon timbangan menawarkan jasanya, pertanyaan tersebut kadang mereka maksudkan sebagai ajakan agar pengunjung tidak pergi kemana-mana. “Jaluk udude” seperti yang sudah dijelaskan bahwa kalimat pembuka ini memiliki arti khusus yaitu untuk mengetahui tujuan pengunjung. d. Pertanyaan Yang Sering Dilontarkan Kepada Pengunjung Pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan wadon timbangan pada saat menawarkan jasanya kepada pengunjung yaitu: Mas, arep mendi? Mas, mau kemana? Mas, manjing beli? Mas, masuk tidak? dan Mas, rabi beli? Mas, bersetubuh tidak? Semua pertanyaan tersebut wadon timbangan lontarkan kepada pengunjung untuk mengetahui apakah pengunjung tertarik dengan jasanya atau tidak kecuali pertanyaan “Mas, arep mendi?” yang dimaksudkan agar pengunjung tidak pergi ke tempat lain.

2. Komunikasi Non Verbal Wadon Timbangan Pada Saat Menawarkan

Jasanya Kepada Pengunjung a. Ekspresi Wajah Ekspresi wajah wadon timbangan tampak seperti wajah berharap ketika mereka menyapa dan mengajak pengunjung untuk menggunakan jasanya. Ekspresi wajah berharap tersebut sering diselipkan dengan ekspresi senyum untuk menggoda pengunjungnya. Ekspresi senyum yang diselipkan memiliki arti bahwa wadon timbangan menawarkan kesenangan kepada pengunjung. b. Gerakan Mata Gerakan mata wadon timbangan pada saat menawarkan jasanya kepada pengunjung selalu menatap wajah pengunjung yang menjadi lawan bicaranya. Gerakan mata ini dapat dimaknai sebagai upaya wadon timbangan untuk menjaga fokus pembicaraannya dengan pengunjung agar pengunjung tidak mudah lepas darinya. c. Postural Postural wadon timbangan lebih condong pada pengunjung. Hal ini menandakan bahwa mereka senang dengan pengunjung yang menjadi lawan bicaranya. Rasa senang itu didapat ketika mereka mendapatkan pengunjung yang bisa di ajak bicara mengenai penawaran jasanya. Selain rasa senang, hal positif pun mereka dapatkan dari pengunjung yang bersedia mendengarkan tawarannya. d. Jarak posisi Jarak posisi wadon timbangan pada saat menawarkan jasanya kepada pengunjung berjarak personal. Jarak personal menunjukkan perasaan masing-masing pihak yang berkomunikasi dan menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan. e. Penampilan pakaian Penampilan pakaian yang dikenakan wadon timbangan tergolong biasa saja. Pakaian yang mereka kenakan lebih memiliki fungsi untuk menjaga kekurangan tubuhnya. f. Kosmetik Wadon timbangan dalam berkosmetik tidak berlebihan, kosmetik yang mereka kenakan sama seperti wanita dewasa lainnya. g. Pengucapan kata-kata Pengucapan kata-kata yang dilakukan wadon tmbangan lembut. Walaupun disisi lain bahasa yang digunakan mereka kasar namun mereka tetap mengucapkannya dengan lembut. Penggunaan bahasa kasar tidak bernilai buruk, pengunjung hanya memperhatikan pengucapannya. h. Sentuhan Sentuhan yang digunakan wadon timbangan ialah sentuhan lembut. Hal ini bertujuan agar mereka dapat menjalin keakraban dengan pengunjung. i. Wangi-wangian dan alasan menggunakannya Wangi-wangian yang dipakai oleh wadon timbangan sangat bervariasi, dari mulai wangi-wangian yang menyengat sampai yang kadar wanginya sangat sedikit, bahkan ada pula dari mereka yang tidak memakai wangi-wangian. Mereka memiliki alasan dalam memilih wangi-wangian yang mereka pakai, alasan utama mereka adalah untuk menarik lawan jenis dalam hal ini pengunjung yang bertujuan mengguanakan jasanya. j. Ruangan Ruangan yang ada ketika wadon timbangan menawarkan jasanya kepada pengunjung adalah ruangan terbuka. Ruangan terbuka yang mereka gunakan membuat mereka lebih mudah menawarkan jasanya ke setiap laki-laki yang melewati tempat tersebut.

3. Motif Wadon Timbangan Pada Saat Menawarkan Jasanya Kepada

Dokumen yang terkait

Teknologi Komunikasi Dan Perubahan Perilaku (Studi Deskriptif Mengenai Penggunaan Handphone Terhadap Perubahan Perilaku Dikalangan Siswa SMP Swasta Namira Pasar I Tanjung Sari Medan)

4 56 79

Perilaku Komunikasi “Cabe-cabean” dalam Lingkungan Pergaulannya (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi “Cabe-cabean” di Lingkungan Balapan Liar di Kota Bandung)

0 22 113

Perilaku Komunikasi Anggota Clan Bandung All Star Reborn Pada Saat Kopi Darat (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Anggota Clan Bandung All Star Reborn Pada Saat Kopi Darat Di Kota Bandung)

0 2 1

Perilaku Komunikasi Waria Di Yayasan Srikandi Pasundan (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Waria di Yayasan Srikandi Pasundan di Kota Bandung)

3 50 1

Perilaku komunikasi dalang sandiwara : (studi fenomologi mengenai perilaku komunikasi dalang sandiwara di Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu)

0 12 1

Perilaku Komunikasi Komunitas Hansamo Dengan Sesama Anggotanya (Studi Deskriptif Perilaku Komunikasi Komunitas Hansamo Dengan Sesama Anggotanya di Kota Bandung)

0 3 1

Perilaku Komunikasi Seniman Tato (Studi Deskriftif Mengenai Perilaku Komunikasi Dengan Pendekatan Interaksi Simbolik Seniman Tato Di Kota Bandung)

8 44 104

Gaya Komunikasi Orangtua dengan Perilaku Asertif (Studi Deskriptif Kualitatif Gaya Komunikasi Orangtua Dengan Perilaku Asertif Pada Siswa SMPN 2 Medan)

0 0 17

Perilaku Komunikasi orangtua anak kecerdasan

1 4 68

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PERILAKU BERJUDI PADA MAHASISWA

0 0 165