Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah

digunakan oleh Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib yang datang ke Mekkah untuk masuk Islam Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang datang ke Mekkah menyatakan masuk Islam. Bahkan, pada tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang berjumlah 12 orang di bukit aqabah dan melakukan perjanjian. Perjanjian ini disebut “ Perjanjian Aqabah I” yang isinya: 1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi 2. Rela berkorban harta dan jiwa 3. Tidak akan menyekutukan Allah 4. Tidak membunuh dan berdusta 5. bersedia membantu menyebarkan Islam Pada tahun 622 M, sebanyak 73 orang Yatsrib pergi Haji ke Mekkah dan memohon agar Nabi bersedia memberi nasehat-nasehat agama untuk orang-orang di Yatsrib. Dari sini maka lahirlah “perjanjian aqabah II” untuk menjamin keselamatan dan kelanjutan dakwah Nabi. Akhirnya, masih pada tahun 622 M, Nabi dan para sahabatnya yang berasal dari Mekkah berhijrah pindah ke Yatsrib dan mengganti kota Yatsrib menjadi kota Madinah atau madinatul Munawaroh kota yang bercahaya atau juga madinatun nabi kota Nabi. Alasan Nabi Dan Para Sahabatnya Hijrah Ke Yatsrib Atau Madinah  Penduduk Kafir Quraisy kota Mekkah yang ditempati Nabi makin gencar melakukan ancaman dan siksaan  Penduduk Madinah memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik  Madinah merupakan daerah terdekat dari Mekkah dan ayah Nabi dimakamkan di sana. Proses penyambutan Nabi di Madinah :  Sesampainya di Madinah, Nabi dan para sahabatnya disambut dengan gembira dan suka cita oleh penduduk Madinah, khususnya oleh suku Aus dan Khazraj dengan mengucapkan sholawat di sepanjang jalan yang dilalui Nabi dan para sahabat.  Akhirnya Nabi memberi gelar kepada penduduk Madinah dengan sebutan kaum “Anshor” penolong. Sedangkan penduduk Mekkah yang datang ke Madinah diberi gelar kaum “Muhajirin” pendatang.

B. Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah

1.Mendirikan Masjid  Masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi di Madinah adalah Masjid Nabawi.  Masjid ini dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang miskin bernama Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.  Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah dan dakwah Islam, namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah kaum Muslimin, tempat untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai pusat pemerintahan.  Di salah satu penjuru masjid disediakan tempat tinggal untuk orang- orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-Suffah.  Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar masjid, sehingga lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat kota dan pemukiman serta perniagaan.  Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan banyak pendatang dari luar Madinah. 2.Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor  Cara ini dilakukan Nabi untuk mengokohkan persatuan Umat Islam di Madinah.  Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan.  Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik Al-Khazraji.  Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Di antaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani. 3.Membuat perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi Perjanjian damai ini dilakukan untuk menciptakan rasa damai dan tenteram bagi masyarakat Madinah, baik yang Muslim atau yang bukan Muslim. Dari sini maka Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan “Piagam Madinah” yang isinya antara lain: 1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan agamanya masing-masing. 2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu. 3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku pemimpin tertinggi di Madinah. 4. Dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: asas kebebasan beragama, asas persamaan, asas keadilan, asas perdamaian dan asas musyawarah. 4.Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan  Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip musyawarah demokrasi, yaitu dalam memutuskan masalah harus bermusyawarah terlebih dahulu.  Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu tiap-tiap Muslim harus saling membantu.  Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan, harus saling tolong menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim, tidak ada perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni janda- janda. Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota terbesar di Jazirah Arab dengan kemegahan yang ditampilkannya. Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.

C. Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah