3. Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan melarang berbuat kejahatan dan kerusakan.
4. Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan.
6. IbrahHikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik selalu benar, amanah
dapat dipercaya, Tabligh berani menyampaikan dan fatonah cerdas.
Tidak pernah menyerah dalam berdakwah, walaupun banyak ancaman
yang dihadapi
Berani berkorban harta benda dan nyawa.
Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat atau cara yang baik dan bertahap. Tahap pertama dengan sembunyi-sembunyi guna
menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan terbuka.
7. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di Mekkah
Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang telah dilakukan Nabi
dengan sifat-sifatnya.
Dalam melakukan segala sesuatu harus mempunyai perencanaan yang matang, sungguh-sungguh, tidak gampang menyerah dan selalu
berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
Berani berkorban dan bertanggungjawab.
Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan makin menguat
Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
Menyandarkan keberhasilan kepada Alloh swt.
PELAJARAN 3 SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH
Standar Kompetensi :
3. Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah
Kompetensi Dasar :
3.1. Mendeskripsikan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
3.2. Mengambil hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan di kaitkan
dengan perkembangan kondisi sekarang 3.3. Meneladani semangat perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
Indikator :
3.1.1. Menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian masyarakat Madinah
3.1.2. Mengidentifikasi cara dakwah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian masyarakat Madinah
3.1.3. Mengidentifikasi keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian masyarakat Madinah
3.2.1. Menjelaskan hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat Madinah
3.2.2. Menjelaskan keterkaitan misi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah dengan perkembangan dakwah sekarang
3.3.1. Menjelaskan semangat perjuangan Nabi di Madinah 3.3.2. Menjelaskan semangat perjuangan para Sahabat di Madinah
3.3.3. Menunjukkan semangat perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
A. Madinah Sebelum Kedatangan Islam
Sebelum Islam datang, kota Madinah bernama kota Yatsrib. Penduduknya terdiri dari dua golongan besar yang sering bertikai dan
berperang, yaitu: 1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari :
a.Bani Qainuqa b.Bani Quraizah
c.Bani Nazir
2. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Kota Yatsrib termasuk daerah subur dan pusat pertanian serta
merupakan jalur perdagangan ramai yang menghubungkan antara Yaman di selatan dan Syiria di Utara.
Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah
Ketika Nabi masih berada di Mekkah, banyak dari penduduk Yatsrib sering melaksanakan Ibadah Haji ke kota Mekkah. Kesempatan ini
digunakan oleh Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib yang datang ke Mekkah untuk masuk Islam
Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang datang ke Mekkah menyatakan masuk Islam. Bahkan, pada tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji
dari Yatsrib yang berjumlah 12 orang di bukit aqabah dan melakukan perjanjian. Perjanjian ini disebut “
Perjanjian Aqabah I” yang isinya: 1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi
2. Rela berkorban harta dan jiwa 3. Tidak akan menyekutukan Allah
4. Tidak membunuh dan berdusta 5. bersedia membantu menyebarkan Islam
Pada tahun 622 M, sebanyak 73 orang Yatsrib pergi Haji ke Mekkah dan memohon agar Nabi bersedia memberi nasehat-nasehat agama untuk
orang-orang di Yatsrib. Dari sini maka lahirlah “perjanjian aqabah II” untuk menjamin keselamatan dan kelanjutan dakwah Nabi.
Akhirnya, masih pada tahun 622 M, Nabi dan para sahabatnya yang berasal dari Mekkah berhijrah pindah ke Yatsrib dan mengganti kota
Yatsrib menjadi kota Madinah atau madinatul Munawaroh kota yang
bercahaya atau juga madinatun nabi kota Nabi.
Alasan Nabi Dan Para Sahabatnya Hijrah Ke Yatsrib Atau Madinah
Penduduk Kafir Quraisy kota Mekkah yang ditempati Nabi makin gencar melakukan ancaman dan siksaan
Penduduk Madinah memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik
Madinah merupakan daerah terdekat dari Mekkah dan ayah Nabi
dimakamkan di sana.
Proses penyambutan Nabi di Madinah :
Sesampainya di Madinah, Nabi dan para sahabatnya disambut dengan gembira dan suka cita oleh penduduk Madinah, khususnya oleh suku
Aus dan Khazraj dengan mengucapkan sholawat di sepanjang jalan yang dilalui Nabi dan para sahabat.
Akhirnya Nabi memberi gelar kepada penduduk Madinah dengan
sebutan kaum “Anshor” penolong. Sedangkan penduduk Mekkah yang datang ke Madinah diberi gelar kaum “Muhajirin” pendatang.
B. Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah
1.Mendirikan Masjid
Masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi di Madinah adalah Masjid Nabawi.
Masjid ini dibangun di atas tanah yang dibeli Nabi dari dua orang
miskin bernama Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.
Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah dan dakwah Islam, namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah
kaum Muslimin, tempat untuk mempersatukan kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
Di salah satu penjuru masjid disediakan tempat tinggal untuk orang-
orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-Suffah.
Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar masjid,
sehingga lama-kelamaan tempat itu menjadi pusat kota dan pemukiman serta perniagaan.
Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan
banyak pendatang dari luar Madinah.
2.Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor
Cara ini dilakukan Nabi untuk mengokohkan persatuan Umat Islam di
Madinah.
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan.
Sebagai contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul
Muthalib dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab bersaudara dengan
Itban bin Malik Al-Khazraji.
Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan
petani. Di antaranya Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
3.Membuat perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi
Perjanjian damai ini dilakukan untuk menciptakan rasa damai dan tenteram bagi masyarakat Madinah, baik yang Muslim atau yang bukan
Muslim. Dari sini maka Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan “Piagam Madinah” yang isinya antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas
menjalankan agamanya masing-masing. 2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib
membantu. 3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian
diserahkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam Madinah tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: asas kebebasan beragama, asas persamaan, asas keadilan, asas
perdamaian dan asas musyawarah.
4.Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip musyawarah
demokrasi, yaitu dalam memutuskan masalah harus bermusyawarah terlebih dahulu.
Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu tiap-tiap
Muslim harus saling membantu.
Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan, harus saling tolong menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban
sesama Muslim, tidak ada perbedaan pangkat, harta dan keturunan, harus mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni janda-
janda.
Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota terbesar di Jazirah Arab dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk kegiatan perekonomian,
perdagangan dan pertanian.
C. Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah
Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para
sahabatnya berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku Aus dan Khazraj,
menerima dakwah Nabi tersebut.
Akan tetapi, dalam perjalanan dakwahnya, Nabi menemui rintangan, khususnya dari orang-orang Yahudi yang tidak senang dengan
keberhasilannya.
Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak senang adalah
Abdullah bin Ubay. Ia selalu melaporkan kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum
kafir Quraisy di Mekkah, sehingga pada masa-masa kemudian terjadilah banyak peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah :
1. Perang Badar
Perang ini terjadi di dekat sumber mata air milik seorang bernama
Badar pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang yang
dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan pihak kafir Quraisy berjumlah 1000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan korban tewas
sebanyak 14 orang Muslim dan 70 orang kafir termasuk Abu Jahal.
2. Perang Uhud
Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H bertepatan
bulan Januari 625 M di sebuah perbukitan bernama Uhud.
Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah 1000 orang, tetapi 300 orang membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay.
Sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang yang dipimpin Abu Sufyan dan istrinya Hindun.
Perang ini pada awalnya hampir dimenangkan oleh umat Islam,
tetapi karena pasukan Islam meninggalkan posisi perang untuk mengambil harta rampasan perang ghanimah, akhirnya pasukan
Islam mengalami kekalahan.
Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib paman Nabi terbunuh dan isi
tubuhnya dikoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari pihak umat Islam adalah 70 orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23
orang.
3. Perang Khandaq
Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada bulan Syawal 5 H atau
Maret 627 M. Perang Khandaq ini disebut juga perang Ahzab.
Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000 orang yang dipimpin Abu Sufyan, sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah
3000 orang pimpinan Nabi dan Ali bin Abi Tholib.
Atas usul dari Salman Al-Farisi orang Persia, pasukan Islam
membuat parit mengelilingi perbatasan kota Madinah. Akibat adanya parit ini, pasukan kafir Quraisy mengalami kekalahan.
Selain tiga perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara umat Islam dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar 2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan berhasil dengan baik Dalam
Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang