30
D. Metode Analisis Data
Metode Matching atau Pembanding
Metode matching yaitu memperbandingkan antara kualitas dan karakteristik lahan sebagai parameter yang diukur di lapangan atau
dari data yang tersedia dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau persyaratan tumbuh
tanaman atau komoditas lainnya yang di evaluasi. Matching dilakukan setelah dilakukan overlay tumpang susun.
Metode tumpang susun merupakan sistem penanganan data dalam evaluasi lahan dengan cara manual, yaitu dengan tumpang susun
dengan menggabungkan beberapa peta yang memuat informasi yang diisyaratkan atau dengan mencocokkan kriteria atau persyaratan yang
dikehendaki dalam karakteristik lahannya. Langkah awal kerangka kerja dalam evaluasi ini adalah dengan
pemetaan satuan lahan. Peta satuan lahan diperoleh dengan cara mengoverlaykan peta kemiringan lereng, peta geologi, dan peta
penggunaan lahan peta jenis tanah. Setelah proses overlay selesai, kemudian dilakukan langkah matching.
Metode matching ini pada umumnya dilakukan melalui teknik analisis tabulasi. Karakteristik lahan yang didapat dari lapangan di
inventarisasi dalam bentuk tabel. Tabel karakteristik lahan ini kemudian diperbandingkan dengan tabel kriteria kelas kesesuaian
lahan yang telah ada. Dengan memperbandingkan antara karakteristik
31
lahan dan karakteristik kelas kesesuaian lahan, maka diperoleh tentang potensi suatu satuan lahan tertentu pada kelas kesesuaian lahan
tertentu. Setelah dilakukan mathcing pada setiap satuan lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman maka pada setiap satuan lahan dapat
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesesuaian lahannya. Penilaian kesesuaian lahan tersebut dibedakan menurut tingkatannya yaitu :
1 Ordo
Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai S, dan yang tergolong tidak sesuai N.
2 Kelas
Pada tingkat kelas, lahan yang tergolong sesuai S dibedakan antara lahan yang sangat sesuai S1, cukup sesuai S2, dan sesuai
marginal S3. 3
Sub kelas Sub kelas yaitu kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi
sub kelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan yang merupakan faktor pembatas terberat. Dimana kemungkinan kelas
kesesuaian lahan yang dihasilkan ini bisa diperbaiki dan ditingkatkan kelasnya sesuai dengan input atau masukan yang
diperlukan.
32
Diagram Alir Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Penetapan Titik Sampel
Produktivitas lahan untuk tanaman kopi
Kelas kesesuaian lahan tanaman kopi
Matching
Peta arahan pengembangan tanaman kopi di Kecamatan Bulu
Peta Kemiringan Lereng
Sk l 1 25 000 Peta Penggunaan
Lahan Sk l 1 25 000
Peta Jenis Tanah
Sk l 1 25 000 Overlay
Pemrosesan data, analisa data, klasifikasi data
Kerja Lapangan Peta Tentatif Satuan Lahan
Peta Geologi Sk l 1 25 000
Data Primer Fisik Lahan -
Tekstur tanah -
Struktur tanah -
Drainase -
Keasaman tanah -
Kedalaman efektif tanah
- Kemiringan lereng
- Ketinggian tempat
Data Sekunder -
Temperatur -
Curah hujan Data Primer Produktivitas
- Produksi
- Luas Lahan
- Periode Petik
Peta Satuan Lahan k l
Uji Medan
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian