bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Berbeda dengan hukum, pengaturan melalui ekonomi di atas terbatas pada usaha-usaha manusia untuk mencapai
kemakmuran dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia secara lebih efisien dan produktif. Jadi, belum berorientasi pada pencapaian keadilan dan
kepastian hukum dalam penggunaan sumber daya ekonomi tersebut yang dapat dilakukan melalui hukum diunduh pada hari kamis tanggal 27 januari 2011 pukul
12.07 WIB,
http:Histiryofindonesia.blogspot.com201003pengertian- ekonomi.html
Dalam penelitian ini ekonomi yang dimaksud adalah usaha untuk mencapai kemakmuran dimana manusia dapat memenuhi kebutuhanya baik
barang-barang maupun jasa.
2.3.3 Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan proses mental. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia. Menurut asal katanya, Psikologi berasal dari kata yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti
ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Maka Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang jiwamental. Psikologi tidak mempelajari jiwamental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada
manifestasi dan ekspresi dari jiwamental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. diunduh pada hari kamis tanggal 17 februari 2011 pukul 21.10 WIB, http:pengertian-ilmu-
psikologi.html
Tingkah laku manusia berpengaruh terhadap lingkungan atau sebaliknya lingkungan berpengaruh terhadap individu sesuai dengan perkembangan baik
yang fisik maupun yang berhubungan dengan identitas seksual dan identitas gender Yusuf dalam Kustina 2004: 10. Dalam penelitian ini psikologi yang
dimaksud adalah perubahan tingkah laku penari yang menyebabkan penari laki- laki memiliki tingkat feminin yang sangat tinggi . Adapun faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut antara lain: 2.3.3.1 Faktor heriditer atau keturunan berubah ketidakseimbangan hormon-
hormon seksual, dimana hormon-hormon kewanitaan lebih banyak dari pada hormon laki-laki.
2.3.3.2 pengaruh lingkungan yang tidak baik atau tidak menguntungkan bagi perkembangan kematangan seksual yang normal, seperti perilaku orang tua yang
menginginkan anak wanita kemudian selalu mendandani anak prianya dengan dandanan wanita, atau pergaulan yang salah anak laki-laki selalu bergaul dengan
anak-anak perempuan. 2.3.3.3 Seseorang yang selalu mencari kepuasan, karena pernah menghayati
pengalaman seksual yang mengarahkan pada masa remaja, dimana seharusnya kegiatan seksual tersebut tidak dilakukan.
2.3.3.4 Seseorang anak laki-laki yang pernah mengalami trauma dengan ibunya, sehingga timbul kebencian atau antipasti terhadap ibunya dan semua wanita,
muncul dorongan seksual yang menetap. Sebagai contoh seorang laki-laki selalu dimarahi ibunya pada masa kecil. Sehingga membenci ibunya dan saat dewasa
hanya tertarik sesama pria Kartono 1989: 248.
Perkembangan ini bukan suatu proses yang sederhana tetapi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang akan mengakibatkan gangguan identitas dari individu.
Disamping gejala-gejala mental emosional seperti depresi, kecemasan, gangguan dalam citra diri. Menurut pengalaman, penanggulangan menuju arah feminine jauh
lebih mudah dan lebih banyak keberhasilan dibandingkan penanggulangan kearah maskulin. Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah pengalaman seseorang yang
diperoleh dari pengaruh lingkugan, faktor heriditer, sikap orang tua, cara pembinaan dari orang lain Kartono: 1989: 248.
2.4 Bentuk Pertunjukan