Pengaruh Pendidikan Seks Islami Terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual (Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011 )

(1)

1

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Menurut The Health Resources and Services Administration Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun. Di masa ini remaja akan mengalami perubahan dan perkembangan dalam segala aspek, salah satunya adalah perkembangan pada aspek seksual yang lebih matang (Wanyonyi, 2014). Kematangan seksual pada remaja menyebabkan munculnya minat seksual dan keingintahuan remaja tentang seksual, sehingga perlunya bimbingan dan pengarahan kepada remaja melalui pendidikan seks yang dapat di berikan oleh orangtua, guru, atau pendidik pada umumnya (Marmi, 2013). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan sebuah program yang dapat memfasilitasi remaja untuk mendapatkan informasi tentang pendidikan seks yang dapat mereka jadikan rujukan dan sebagai langkah antisipasi terhadap terjadinya perilaku seks bebas (Ollubenga-Bello, Adebimpe & Abodunrin, 2009).

Program yang diperlukan oleh remaja adalah berupa pendidikan seks yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi yang benar. Pendidikan yang diberikan juga harus memenuhi standar dan harus di awasi oleh pihak yang bertanggungjawab atas hal tersebut, terutama pemerintah dan institusi pendidikan. Pemerintah dan semua pihak, terutama institusi dan orang tua harus memberikan usaha dan kekuatan yang penuh untuk bisa menjadikan pendidikan seks berdampak secara keseluruhan bagi remaja. Masa remaja adalah masa dimana terjadi perubahan aspek kognitif, hormonal, emosi serta perubahan fisik yang membuat mereka sangat


(2)

membutuhkan sebuah wadah untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut (Suleiman & Brindis, 2014).

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mencantumkan tentang kesehatan reproduksi pada bagian keenam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pasal-pasal yang ada dalam peraturan pemerintah tersebut membahas tentang pemenuhan hak untuk mendapatkan informasi tentang seks untuk semua orang, termasuk remaja (Adolescent Reproductive Health in Indonesia Toolkit, 2014). Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, upaya memperkenalkan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi untuk remaja, terutama disekolah terus diupayakan. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana terus mencari cara agar pendidikan seks bisa menjangkau remaja dan mahasiswa, serta kaum pelajar pada umumnya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan meluncurkan sebuah program pada tahun 2010 dengan nama Genre, program ini dikembangkan sebagai bentuk mempersiapkan dan merencanakan keluarga yang sehat bagi perkembangan remaja. Program ini dilakukan dengan menggandeng siswa berprestasi menjadi bagian tim champion. Tugas mereka adalah menampung keluh kesah remaja terkait persoalan yang berhubungan dengan seksualitas dan permasalahan lain pada umumnya. Cara ini dilakukan karena ada kecenderungan remaja lebih senang berbicara dengan teman sebaya. Pendekatan BKR, yaitu pendekatan kepada keluarga yang mempunyai remaja, hal ini dimaksudkan agar orang tua mempunyai pengatahuan dan ilmu tentang masalah-masalah remaja yang dihadapi. Diharapkan keluraga dapat berkomunikasi untuk mengatasi masalah remaja, sehingga dibentuk Bina Keluarga Remaja (BKR) (Harian Jakarta, edisi 15 Oktober 2012).

Program-program tersebut dibuat oleh pemerintah dengan maksud mengurangi dan mengantisipasi permasalah remaja saat ini yang cenderung


(3)

berdampak negatif seperti free seks, HIV/AIDS dan Napza. Cara mengukur keberhasilan dari program Genre adalah dengan seberapa banyak jumlah PIK yang dilaksanakan di sekolah umum dan agama, LSM, dan organisasi kepemudaan di seluruh Indonesia. Keberhasilan dari Program Genre tidak bisa dilihat seberapa banyak jumlah remaja yang memahami program Genre dan dapat mengantisipasi tiga triad (seksualitas, HIV, AIDS dan Napza). Ada kemungkinan program ini tidak dapat mencakup daerah-daerah yang jauh dari pusat kota, serta mungkin ada kelemahan dari sistem pengawasan yang dilakukan. Salah satu kekurangan dari program ini adalah pemerintah tidak mengukur apakah program ini berhasil atau tidak untuk mencegah dan mengantisipasi perilaku menyimpang remaja karena hanya melihat keberhasilan dari seberapa banyak program ini dilaksanakan diseluruh Indonesia (Harian Jakarta, edisi 15 Oktober 2012).

Permasalahan yang hingga kini dialami adalah pendidikan seks di sekolah terus mengalami kegegalan dan hambatan. Persepsi dari semua pihak, baik remaja, orang tua dan pengajar terhadap pendidikan seks yang masih tabu membuat pelaksanaan pembelajaran terkadang sulit untuk diterapkan (Jimmy, Abeshi & Kalu, 2014). Pendidikan seks dicurigai sebagai kegiatan kontraproduktif dan mengarah pada pornografi. Pada umumnya bentuk pendidikan yang diberikan hanya berupa promosi kesehatan dengan jumlah peserta yang begitu banyak, serta pemberian informasi yang begitu singkat sehingga kegiatan tersebut tidak efektif bagi remaja (Harian Kompas, 22 Maret, 2013). Pemanfaatan media yang tidak optimal dalam proses pembelajaran juga menjadi salah satu permasalahan, sehingga cenderung terkesan kadaluwarsa dengan perkembangan zaman dan teknologi yang begitu cepat saat ini (Madani, 2014) Faktor yang juga menyebabkan kegagalan pendidikan seks di Indonesia adalah disebabkan pendidikan seks yang menganut sistem pendidikan seks sekuler


(4)

yang melepaskan diri dari ikatan karakter, rasa malu, dan kesucian pikiran. Di negara barat, metode pendidikan seks ini juga tidak memberikan dampak yang baik, terbukti dengan tingginya angka seks pranikah dan tingginya angka penyakit menular seksual (Madani, 2014). Kegagalan pendidikan seks yang telah diberikan adalah dikarenakan pendidikan yang diberikan hanya berfokus pada aspek rasional dan mengesampingkan aspek lain, seperti aspek emosi dan motivasi diri (Suleiman & Brindis, 2014).

Pemisahan pendidikan seks dengan nilai-nilai keyakinan akan membawa dampak yang buruk, karena religiusitas merupakan keyakinan atau iman yang dimiliki oleh seseorang yang di dalamnya terdapat aturan dan kewajiban yang harus di penuhi dan berfungsi untuk mengikat sesorang dalam hubungannya dengan sesama dan Tuhan. Terdapat hubungan antara religiusitas dengan sikap atau perilaku seksual remaja. Remaja yang kurang religius merasa bahwa hubungan seks adalah bagian yang wajar dalam suatu hubungan pranikah dan bisa dilakukan asalkan mereka saling mencintai, dan remaja yang lebih religius merasa bahwa seks pranikah tidak dapat di terima (El-Hakim, 2014).

Posisi strategis pendidikan agama yang di harapkan dapat membentuk karakter remaja belum sepenuhnya terealisasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain; pertama, dalam realitas di lapangan, materi Pendidikan Agama Islam belum banyak menyentuh problem aktual yang dihadapi anak, dan metode penyampaian kadang tidak sesuai dengan perkembangan bio-psikologis anak. Materi ajar PAI cenderung normatif, belum kontekstual (Turhan, 2007). Kedua, pembelajaran Pendidikan Agama Islam masih menggunakan metode yang kurang variatif dan cenderung tradisional. Pembelajaran PAI belum memanfaatkan beberapa penemuan baru di bidang pembelajaran (Nursisto, 2008).


(5)

Ketiga, kegiatan pendidikan agama hanya cenderung pada materi ajar ranah kognitif, dan tidak sampai pada penghayatan dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari (Muchlas, 2006).

Pendidikan seks Islami adalah satu paket dengan pendidikan nilai yang lain, yang membedakannya dengan pendekatan pendidikan seks sekuler. Pemisahan pendidikan dari pesan-pesan nilai Islam akan mengakibatkan hilangnya sasaran yang ingin di capai dalam pembinaan moral. Inilah penyebab kegagalan pendidikan seks sekuler selama ini. Pendidikan seks hanya berupa menyampaikan pengetahuan

seputar seksual manusia (Sa‟bah, 1988 dalam Madani, 2014). Tujuan pendidikan seks Islami adalah untuk memberikan pengetahuan yang benar kepada anak yang menyiapkan mereka untuk beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap seksual di masa depan kehidupannya; dan pemberian pengetahuan ini menyebabkan anak memperoleh kecenderungan logis yang benar terhadap masalah-masalah seksual dan reproduksi (Madani, 2014).

Pendidikan seks Islami dapat memberikan pembelajaran mengenai seks itu sendiri yang di imbangi dengan nilai-nilai dan aturan agama, karena nilai-nilai agama akan membentuk seperangkat moral dan keyakinan tertentu pada diri seseorang. Melalui agama seseorang belajar mengenai perilaku bermoral yang menuntun mereka menjadi anggota masyarakat yang baik (Azinar, 2013). Metode pendidikan ini akan menjadi salah satu jawaban bagi pemerintah yang hingga kini mencari sebuah bentuk pendidikan seks yang mampu diterima oleh semua lapisan masyarakat, terutama pihak sekolah yaitu dengan poin lebih yang dimilikinya, yaitu dengan memasukan nilai-nilai agama didalamnya sebagai unsur utama (Madani, 2014).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui wawancara kepada 10 orang mahasiswa S1 Keperawatan Uviversitas Muhammadiyah di dapatkan data


(6)

bahwa 60% responden menilai bahwa berciuman, berpegangan tangan, dan berpelukan adalah hal yang biasa di zaman sekarang, 30% responden mengatakan bahwa memang aktivitas yang mengarah pada aktivitas seksual tidak di benarkan, namun karena ada kesempatan dan kemauan mereka melakukannya, dan 10% responden mengatakan bahwa pacaran dalam bentuk apapun tidak dapat di benarkan. 90% responden mengatakan tidak membenarkan adanya hubungan seksual sebelum menikah, dan 10% responden mengatakan hubungan seks pranikah sah-sah saja dilakukan jika memang atas keinginan pasangan tersebut dan mereka siap menerima resikonya. 100% responden pernah mendapatkan pendidikan seks di jenjang sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan pada saat perkuliahan blok reproduksi. Hanya 20% orang responden yang pernah mempelajari pendidikan seks bersama dengan hukum-hukum syar‟i dalam agama Islam melalui media online dan buku.

Perkuliahan blok reproduksi yang bermuatan 4 sks, terdapat beberapa materi yang membahas tentang masalah seks. Menurut kepala Prodi S1 Keperawatan UMM dalam pelaksanaan proses pembelajaran blok tersebut tidak pernah diberikan materi yang berkaitan langsung dengan hukum Islam, terlebih tentang bahaya seks bebas dilihat dari sisi agama, yang di bahas hanya tentang sistem reproduksi secara ilmiah dan sedikit bahasan tentang thaharoh atau bersuci, inilah salah satu kelemahan dari proses pembelajaran yang telah diberikan, yang akan terus dibenahi kedepannya. Pada dasarnya pendidikan Islami telah diberikan kepada Mahasiswa PSIK UMM angkatan 2011 melalui P2KK, AIK II, AIK III dan AIK IV, namun tidak ada pendidikan khusus yang diberikan yang membahas tentang pendidikan seks Islami.

Berdasarkan uraian-uraian di atas pendidikan seks Islami adalah solusi bagi masyarakat, terutama bagi umat Muslim, karena pendidikan seksual dalam Islam


(7)

mengatur kecenderungan seksual, serta akan mampu menjaga manusia dengan kemurnian agama (Eniola, 2013). Pendidikan seks Islami juga membimbing individu muslim menuju langkah-langkah pencegahan dan penyembuhan yang dapat memastikan kesucian diri manusia. Langkah-langkah tersebut dilakukan sejak usia dini, pada saat anak mulai memikirkan masalah seksual hingga akhir hayatnya. Islam juga mengatur kecenderungan-kecenderungan jiwa dalam fase-fase pertumbuhan emosional, sosial, bahasa, moral, dan gerak. Islam juga mengambil langkah-langkah yang detail untuk memastikan kecenderungan seksual individu. Pendidikan seksual melindungi satu aspek dari kepribadian manusia dan memelihara keseimbangan diri bagi individu dalam menghadapi berbagai fenomena seksual, dan dalam skala luas ikut berperan dalam membentuk generasi-generasi umat ini yang dekat dengan Allah „ Azza wa Jalla (Hawari, 2013).

Diharapkan dengan adanya pendidikan seks Islami dengan metode yang kreatif dan sesuai dengan perkembangan bio-psikologis para remaja dapat meletakkan nilai-nilai agama untuk mengendalikan pikiran atau persepsi, pemahaman, dan sikap serta perilaku seks pada diri mereka (Madani, 2014). Memberikan pendidikan seks pada remaja akan meningkatkan pengetahuan mereka, sehingga berdampak pada persepsi dan perilaku mereka tentang seks dan juga akan menentukan bagaimana cara mereka mengambil keputusan, serta dengan memberikan pengetahuan dengan sumber yang benar maka mereka akan termotivasi untuk menerapkan pengetahuan tersebut dalam proses kehidupan (Madeni, Horiuchi & Lida, 2011). Berdasarkan hal tersebut, pendidikan seks Islami yang akan diberikan kelak dapat membentuk suatu generasi yang memiliki kepribadian yang utuh, akhlak yang baik, serta terlepas dari penyakit jiwa dan kerusakan sosial (Ulwan, 2012).


(8)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah “Adakah pengaruh pendidikan seks Islami terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan seks Islami terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan persepsi remaja sebelum di berikan pendidikan seks Islami 2. Mendeskripsikan pesepsi remaja setelah di berikan pendidikan seks Islami 3. Menganalisis pengaruh pendidikan seks Islami terhadap perubahan persepsi

remaja tentang perilaku seksual

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap khasanah keilmuan tentang pendidikan seks Islami.


(9)

1.4.2 Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh pendidikan seks Islami terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual, serta sebagai bahan masukan bagi penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang tentang pendidikan seks Islami.

b. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan suatu referensi dan penambahan wawasan serta di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi untuk dapat memberikan pendidikan seks Islami kepada para remaja.

c. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan pertimbangan di masyarakat khususnya orang tua dan para guru atau pendidik secara umum untuk dapat memberikan pendidikan seks Islami kepada para remaja.

d. Bagi responden

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan suatu referensi dan penambahan wawasan serta dapat di terapkan dikehidupan sehari-hari.


(10)

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengaruh pendidikan seks Islami terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Namun demikian, beberapa penelitian yang hampir serupa pernah dilakukan, seperti berikut ini :

1. Islamic Sex Education (ISE) Conceptual Model of Cognitive Theories–The

Findings, dalam penelitian yang di lakukan oleh Noor et al (2014) di Malaysia, peneliti memaparkan satu model konsep Pendidikan Seks Islam (ISE) berdasarkan model; yang dinamakan Al-Adab. Model ini dapat menyampaikan materi tentang pendidikan seks yang benar kepada orangtua, terutamanya umat Muslim. Saat akhir penelitian dua penilaian telah di berikan yaitu penilaian pembelajaran dan penilaian respon untuk menilai keefektifan dari model ini dengan 41 responden, yaitu para orangtua. Penelitian ini menggunakan ujian pra dan pos, penilaian pembelajaran yang merangkumi 15 soal yang sama mengenai ISE telah diberi sebelum dan sesudah responden mengikuti pelatihan. Dari analisa data, di dapatkan hasil jawaban yang benar dari penilaian pembelajaran telah meningkat setelah responden meenggunakan model ini; dan secara keseluruhan mereka berpendapat bahwa model pembelajaran ini meningkatkan pengetahuan mereka.

Perbedaan antara penelitian Noor et al (2014) yang di lakukan di Malaysia dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, responden, tempat, dan waktu penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Islamic Sex Education (ISE) Conceptual Model dan pengetahuan sebagai variabel dependen. Design penelitian yang di gunakan adalah menggunakan design eskperimental dengan sistem evaluasi pembelajaran dan reaksi, serta menggunakan penilaian pra dan


(11)

pos. Responden dalam penelitian ini adalah para orang tua, tempat dan waktu penelitian ini adalah di Malaysia pada tahun 2013.

2. Pendidikan seks anak dalam keluarga menurut Abdullah Nashih Ulwan, penelitian yang di lakukan oleh Supriantna (2010) ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pendidikan seks anak dalam keluarga menurut pemikiran Abdullah Nashih Ulwan. Data di peroleh dari penelitiaan kepustakaan (Book Survei). Metode yang di gunakan penulis adalah metode Book Survei atau literatur pustaka dengan berpedoman dari karya Abdullah Nashuh Ulwan yang berjudul Pendidikan Anak dalam Islam (Tarbiyatul Aulad fil Islam) sebagai referensi primer dan buku-buku lain yang mendukung sebagai referensi sekunder. Perbedaan antara penelitian Supriantna (2010) yang dilakukan di Jakarta dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian, serta metode penelitian yang di gunakan.

3. Gambaran Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa Pelaku Seks Pranikah di Universitas X Semarang. Penelitian ini di lakukan oleh Pawestri et al di kota Semarang dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah pada mahasiswa pelaku seks pranikah. Subyek penelitian adalah mahasiswa pelaku seks pranikah atau mahasiswa yang telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, yang sedang menempuh pendidikan di Universitas. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, metode penenelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Kesimpulan dari hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah bahwa pelaku seks pranikah menganggap bahwa perilaku seks pranikah sudah merupakan tren dikalangan remaja dimana situasi tempat tinggal baik rumah dan tempat kost yang memberikan kebebasan didukung oleh pergaulan teman yang berkontribusi sangat besar dalam perilaku seks pranikah.


(12)

Perbedaan antara penelitian Pawestri et al (2012) yang di lakukan di Semarang dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, responden, tempat, dan waktu penelitian.

4. Pendidikan seks dalam keluarga bagi anak usia remaja studi kasus keluarga dari tingkat pendidikan atas, menengah dan bawah, Di Kelurahan Manggala Makassar. Penelitian yang di lakukan oleh Alwahdania (2013) ini bertujuan untuk mengetahui dan membedakan cara pengajaran atau arahan orang tua yang berbeda pendidikan, mengenai seks itu sendiri bagaimana menurut masing masing orang tua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif purposive sampling yaitu memilih informan yang berdasarkan dari tingkat pendidikan orang tua. Hasil penelitian ini yaitu bahwa tidak semua orang tua mengetahui tentang pengertian seks itu sebenarnya, karena pengertian seks yang mereka tahu hanyalah hal-hal yang tidak baik. Di jelaskan bahwa dari hasil penelitian ini bahwa pendidikan orangtua tampak tidak berpengaruh terhadap pendidian seks yang mereka berikan kepada anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kebiasaan, terutama hal itu di turunkan dari pola asuh orangtua mereka terdahulu (turunan).

Perbedaan antara penelitian Alwahdania (2013) yang di lakukan di Makassar dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, responden, tempat, dan waktu penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan tingkat dan pendidikan pendidikan sebagai variabel dependen. Design penelitian yang di gunakan adalah metode kualitatif purposive sampling, responden dalam penelitian ini adalah orang tua dengan jenjang pendidikan yang berbeda. Penelitian ini di lakukan pada 17 September sampai tanggal 17 Oktober 2012. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, kota Makassar.


(13)

1.6 Batasan Istilah

1. Responden dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 18-21 tahun, karena umur tersebut merupakan resiko tertinggi terjadinya perilaku seksual menyimpang (B2P3KS, 2005 dalam Azinar, 2013).

2. Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat, memandang, mengartikan atau menilai sesuatu (Sobur, 2009).


(14)

i

SEKSUAL (STUDI PADA MAHASISWA PSIK UMM

ANGKATAN 2011)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH:

RESTU ANDRININGTYAS

NIM. 201110420311026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015


(15)

(16)

(17)

iv Nama : Restu Andriningtyas

NIM : 201110420311026

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Seks Islami Terhadap Perubahan Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual (Studi Pada Mahasiswa PSIK UMM Angkatan 2011)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 13 Januari 2015 Yang Membuat Pernyataan,

Restu Andriningtyas NIM 201110420311026


(18)

v

“Wahai orang

-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu.

Sesungguhnya Allah beserta orang-

orang yang sabar”

(QS Al Baqarah ayat 153)

Dan....

“Di Antara Kekuatan Adalah Engkau Tidak Menunda Pekerjaan Hingga Hari Esok”

(Umar bin Al-Khattab)


(19)

vi

Alhamdulillah wasyukurillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu

Ucapan terimakasih kepada orangtuaku tercinta, Bpk.Sukamto dan Ibu Ratnawati (Almh), serta Ibu Siti Fahriah, yang telah menjadi guru kehidupan bagi anak-anakmu. Yang selama ini telah memberikan kasih sayang, cinta, serta dukungan moril dan materil tanpa mengenal kata lelah serta pamrih....

Kepada kakakku tercinta, Agus Yuanita yang telah memberikan dukungan moril dan materil, penyemangat dikala lelah, penggembira dikala sedih, penunjuk jalan ketika salah arah, yang selalu mengajarkan diri untuk tidak pernah menyesal serta mengajarkan sebuah arti ketulusan. Terimakasih sudah mengajarkan untuk selalu mendengarkan kata hati dikala bimbang...

Terimakasih untuk Ibu Halena, sosok yang mampu memberikan ketenangan serta kasih sayang. Terimakasih kepada abang-abangku tersayang, Indra Prabowo, Ari Wibowo, Ahmad Widodo. P, dan yang saya hormati abang Jimmy Agung Wijaya, tak lupa kepada malaikat kecil keluarga Ika Damai Yuniar, Sakura Zalfa Azizah, Assyifa Azizah, Faqih Darussalam, Nuri Sahin Wibowo, dan Nazril Ilham yang telah menghadirkan senyuman hangat penuh cinta dalam keluarga...

Terimakasih kepada Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep, yang telah membimbing dengan penuh kesabaran serta menjadi guru kehidupan yang luar biasa. Kepada Ibu Ledy Martha Aridiana, S.Kep, Ns, M.Kes yang juga membimbing dengan sabar sehingga tugas akhir ini dapat selesai tepat waktu, terimakasih atas semua pembelajaran yang diberikan selama ini. Terimakasih pula saya ucapkan kepada seluruh dosen di PSIK UMM yang telah memberikan ilmu yang begitu bermanfaat serta didikan yang menjadikan diri ini lebih baik. Semua akan menjadi bekal kehidupan di masa depan....

Terimakasih kepada Bpk. Teguh Zudhan Fathoni dan Mbak Miranda, yang telah memberikan dukungan serta waktu untuk membimbing selama ini. Terimakasih untuk sahabat tercinta, Ana Tsurraya U., Widyastuti R.U., Laras F.W., Witriani, teman-teman kelompok 2 dan Keluarga PSIK A 2011, serta untuk semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu...

Jazakumullah Khairan Katsir, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan.... Aamiin...


(20)

vii

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan

Seks Islami Terhadap Perubahan Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ledy Martha Aridiana, S.Kep, Ns, M.Kes sebagai dosen pembimbing II, yang dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini.

4. Aulia Dwi Zhukmana.,S.Kep, Ns sebagai Wali Dosen PSIK kelas A angkatan 2011, yang memberikan dukungan untuk mengerjakan skripsi ini.


(21)

viii

7. Teman-teman PSIK 2011 A dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.

Malang, Januari 2015


(22)

ix

tentang Perilaku Seksual (Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011 )

Restu Andriningtyas1, Nurul Aini2, Ledy Martha Aridiana3

Pendahuluan : Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa dimana terjadi eksplorasi psikologis dan pengembangan diri, termasuk perkembangan seksual. Informasi dan pendidikan tentang permasalahan seksual sangat dibutuhkan pada masa ini, yaitu melalui pendidikan seks yang sesuai dengan perkembangan psikologis serta berdasarkan nilai keyakinan untuk mencegah terjadinya persepsi dan perilaku negatif tentang seksual di kalangan remaja. Pendidikan seks Islami adalah pendidikan seks berdasarkan nilai-nilai agama dan keyakinan yang diberikan dengan cara memberikan kesadaran, peringatan dan aturan serta berdasarkan fase perkembangan psikologis seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan seks Islami terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual.

Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah pra experimental dengan pendekatan One-Group Pretest-Posttest without Control Group. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non probability sampling dengan pendekatan simple random sampling. Total responden adalah 67 orang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12-18 Desember 2014 di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Hasil : Hasil penelitian didapatkan dengan menggunakan uji statistik paired t-test

diperoleh nilai Sig (0.00) < α (0,05). Hal ini berarti ada pengaruh pendidikan seks

Islami terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual.

Diskusi : Berdasarkan hasil penelitian, persepsi responden sebelum diberikan pendidikan seks Islami yaitu dalam kategori baik. Setelah diberikan pendidikan seks Islami, persepi responden tentang perilaku seksual dalam kategori sangat baik.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks Islami berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan persepsi remaja tentang perilaku seksual di Progrma Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Kata Kunci : Pendidikan seks Islami, persepsi tentang perilaku seksual, remaja. 1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(23)

x

The Effect of Islamic Sex Education to Change Perceptions About Teen Sexual Behavior (Studies in Student Nursing Science, University of

Muhammadiyah Malang Academy Year 2011)

Restu Andriningtyas1, Nurul Aini2, Ledy Martha Aridiana3

Introduction : Adolescence is a period of maturation of human reproductive organs and the transition from childhood to adulthood where there is a psychological exploration and self-development, including sexual development. Information and education about sexual issues is needed at this time, namely through sex education in accordance with the psychological development as well as by the value of the conviction to prevent negative perceptions and behaviors about sex among teenagers. Islamic sex education is sex education based on religious values and beliefs in a way to bring awareness, warning and rules as well as based on a person's psychological development phase. This study aims to investigate the influence of Islamic sex education to change perceptions about adolescent sexual behavior

Methods : The research design used in this study is pre-experimental approach to one-group pretest-posttest without control group design. The sampling technique used was non-probability sampling with simple random sampling approach. Total respondents were 67 people. This study was conducted on 12 to 18 December 2014 Nursing Science, University of Muhammadiyah Malang.

Results : Research results obtained by using statistical test paired t-test values obtained Sig (0.00) <α (0.05). This means that there is the influence of Islamic sex education to change the perception of adolescents about sexual behavior.

Discussion : Based on the research results, the perception of the respondents before being given Islamic sex education that is in good categories. After given Islamic sex education, perception of respondents about sexual behavior in the excellent category. The results showed that the Islamic sex education significantly influence changes in adolescent perceptions about sexual behavior in Nursing Science, University of Muhammadiyah Malang.

Keywords : Islamic sex education, perception of sexual behavior, adolescent.

1. The Student Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer in Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

3. Lecturer in Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang


(24)

xi

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar pengesahan ... iii

Lembar Keaslian Tulisan ... iv

Motto ... v

Lembar Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Diagram... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Umum... 8

1.3.2 Tujuan Khusus... 8

1.4 Manfaat Penelitian... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ... 9

1.5 Keaslian Penelitian ... 10

1.6 Batasan Istilah ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 14

2.1 Konsep Pendidikan Seks... 14

2.1.1 Pengertian Pendidikan Seks ... 14

2.1.2 Tujuan Pendidikan Seks ... 14

2.2 Konsep Pendidikan Seks Islami... 15

2.2.1 Pengertian Pendidikan Seks Islami ... 15

2.2.2 Tujuan Pendidikan Seks Islami ... 16

2.2.3 Fase-fase Pendidikan Seks Islami ... 17

2.2.4 Metode Pendidikan Seks Islami ... 17

2.2.5 Konsep Materi Pendidikan Seks Islami ... 19

2.3 Konsep Persepsi ... 48

2.3.1 Pengertian Persepsi ... 48

2.3.2 Sifat-sifat Umum Persepsi ... 49


(25)

xii

2.3.7 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Remaja Tentang

Perilaku Seksual ... 53

2.4 Konsep Remaja ... 55

2.4.1 Pengertian Remaja ... 55

2.4.2 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja ... 56

2.4.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja ... 57

2.4.4 Perkembangan Seksual Remaja ... 60

2.4.5 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Seksual Remaja ... 61

2.4.6 Tugas Perkembangan Seksualitas Remaja ... 62

2.4.7 Fase Perkembangan Perilalu Seksual Remaja ... 63

2.4.8 Perilaku Seksual Remaja ... 64

2.4.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja ... 65

2.5 Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual ... 67

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 70

3.1 Kerangka Konsep ... 70

3.2 Hipotesis Penelitian ... 71

BAB IV METODE PENELITIAN ... 72

4.1 Definisi Penelitian ... 72

4.2 Kerangka Penelitian ... 73

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 74

4.3.1 Populasi Penelitian ... 74

4.3.2 Sampel Penelitian ... 74

4.3.3 Teknik Sampling ... 75

4.4 Variabel Penelitian ... 75

4.4.1 Variabel Independent ... 75

4.4.2 Variabel Dependent ... 76

4.5 Definisi Operasional ... 77

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 78

4.7 Instrumen Penelitian... 78

4.8 Uji Validitas ... 79

4.9 Uji Reliabilitas ... 81

4.10 Prosedur Pengumpulan Data ... 82

4.11 Analisis Data ... 85

4.11.1 Analisis Univariat ... 85


(26)

xiii

4.12.2 Tanpa Nama atau Anonimity ... 88

4.12.3 Kerahasiaan atau Confidentality ... 88

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 89

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 89

5.2 Data Umum ... 89

5.2.1 Karakteristik Responden ... 89

5.3 Data Khusus ... 91

5.3.1 Persepsi Remaja Sebelum diberikan Pendidikan Seks Islam ... 91

5.3.2 Persepsi Remaja Setelah diberikan Pendidikan Seks Islami ... 92

5.4 Analisis Data ... 94

5.4.1 Uji Normalitas ... 94

5.4.2 Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual ... 94

BAB VI PEMBAHASAN ... 96

6.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 96

6.2 Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual Sebelum Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 103

6.3 Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual Setelah Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 106

6.4 Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual ... 109

6.5 Keterbatasan Penelitian ... 115

6.6 Implikasi Keperawatan ... 115

BAB VII PENUTUP ... 117

7.1 Kesimpulan ... 117

7.2 Saran ... 117

7.2.1 Bagi Institusi... 117

7.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ... 118

7.2.3 Bagi Masyarakat/ Orang Tua ... 118

7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 118

Daftar Pustaka ... 119


(27)

xiv

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 77 Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual . 79 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 89 Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas ... 94 Tabel 5.3 Pengujian Pengaruh Pendidikan Seks Islami Terhadap


(28)

xv

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 70 Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian ... 72 Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 73


(29)

xvi

Diagram 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 90 Diagram 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pelaku Perilaku Seksual Negatif ... 90 Diagram 5.3 Persepsi Remaja Sebelum Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 91 Diagram 5.4 Distribusi Persepsi Remaja Berdasarkan Aspek-aspek Perilaku

Seksual Saat Pre Test ... 92 Diagram 5.5 Persepsi Remaja Setelah Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 92 Diagram 5.6 Distribusi Persepsi Remaja Berdasarkan Aspek-aspek Perilaku


(30)

xvii

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 124

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 125

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden... 126

Lampiran 4 Lembar Kuesioner ... 127

Lampiran 5 Lembar Kunci Jawaban Kuesioner ... 129

Lampiran 6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 130

Lampiran 7 Lembar Evaluasi Pembelajaran... 134

Lampiran 8 Materi Pembelajaran ... 135

Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Data ... 146

Lampiran 10 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 148

Lampiran 11 Lembar Dokumentasi ... 151


(1)

2.3.4 Proses Perubahan Persepsi ... 50

2.3.5 Persepsi dalam Pandangan Al-Quran ... 52

2.3.6 Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual ... 52

2.3.7 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual ... 53

2.4 Konsep Remaja ... 55

2.4.1 Pengertian Remaja ... 55

2.4.2 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja ... 56

2.4.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Remaja ... 57

2.4.4 Perkembangan Seksual Remaja ... 60

2.4.5 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Seksual Remaja ... 61

2.4.6 Tugas Perkembangan Seksualitas Remaja ... 62

2.4.7 Fase Perkembangan Perilalu Seksual Remaja ... 63

2.4.8 Perilaku Seksual Remaja ... 64

2.4.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja ... 65

2.5 Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual ... 67

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 70

3.1 Kerangka Konsep ... 70

3.2 Hipotesis Penelitian ... 71

BAB IV METODE PENELITIAN ... 72

4.1 Definisi Penelitian ... 72

4.2 Kerangka Penelitian ... 73

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 74

4.3.1 Populasi Penelitian ... 74

4.3.2 Sampel Penelitian ... 74

4.3.3 Teknik Sampling ... 75

4.4 Variabel Penelitian ... 75

4.4.1 Variabel Independent ... 75

4.4.2 Variabel Dependent ... 76

4.5 Definisi Operasional ... 77

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 78

4.7 Instrumen Penelitian... 78

4.8 Uji Validitas ... 79

4.9 Uji Reliabilitas ... 81


(2)

xiii

4.11.3 Analisis Bivariat ... 86

4.12 Etika Penelitian ... 87

4.12.1 Lembar Persetujuan atau Informed Consent ... 87

4.12.2 Tanpa Nama atau Anonimity ... 88

4.12.3 Kerahasiaan atau Confidentality ... 88

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 89

5.1 Gambaran Umum Penelitian ... 89

5.2 Data Umum ... 89

5.2.1 Karakteristik Responden ... 89

5.3 Data Khusus ... 91

5.3.1 Persepsi Remaja Sebelum diberikan Pendidikan Seks Islam ... 91

5.3.2 Persepsi Remaja Setelah diberikan Pendidikan Seks Islami ... 92

5.4 Analisis Data ... 94

5.4.1 Uji Normalitas ... 94

5.4.2 Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual ... 94

BAB VI PEMBAHASAN ... 96

6.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 96

6.2 Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual Sebelum Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 103

6.3 Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual Setelah Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 106

6.4 Pengaruh Pendidikan Seks Islami terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual ... 109

6.5 Keterbatasan Penelitian ... 115

6.6 Implikasi Keperawatan ... 115

BAB VII PENUTUP ... 117

7.1 Kesimpulan ... 117

7.2 Saran ... 117

7.2.1 Bagi Institusi... 117

7.2.2 Bagi Profesi Keperawatan ... 118

7.2.3 Bagi Masyarakat/ Orang Tua ... 118

7.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 118

Daftar Pustaka ... 119


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 77 Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual . 79 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 89 Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas ... 94 Tabel 5.3 Pengujian Pengaruh Pendidikan Seks Islami Terhadap


(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 70 Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian ... 72 Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 73


(5)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 90 Diagram 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pelaku Perilaku Seksual Negatif ... 90 Diagram 5.3 Persepsi Remaja Sebelum Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 91 Diagram 5.4 Distribusi Persepsi Remaja Berdasarkan Aspek-aspek Perilaku

Seksual Saat Pre Test ... 92 Diagram 5.5 Persepsi Remaja Setelah Diberikan Pendidikan Seks Islami ... 92 Diagram 5.6 Distribusi Persepsi Remaja Berdasarkan Aspek-aspek Perilaku


(6)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian ... 124

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 125

Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden... 126

Lampiran 4 Lembar Kuesioner ... 127

Lampiran 5 Lembar Kunci Jawaban Kuesioner ... 129

Lampiran 6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 130

Lampiran 7 Lembar Evaluasi Pembelajaran... 134

Lampiran 8 Materi Pembelajaran ... 135

Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Data ... 146

Lampiran 10 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 148

Lampiran 11 Lembar Dokumentasi ... 151


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Persepsi Tentang Seks Dan Perilaku Seksual Remaja Di SMA Negeri 3 Medan

2 56 8

HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KUALITAS TIDUR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

35 166 23

MOTIF MAHASISWA MENONTON PROGRAM RADIOROADSHOW LIVE IN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI TvOne (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009)

1 7 45

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN APLIKASI PATH DAN FACEBOOK DENGAN PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 Universitas Muhammadiyah Malang)

1 9 28

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN HIBURAN TELEVISI DALAM MEMBENTUK JATI DIRI ISLAMI (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan Opinion Leader Organisasi Muhammadiyah Kabupaten Malang)

0 4 19

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG SEKS VIRTUAL DI INTERNET Studi Persepsi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan Tahun 2008 Universitas Muhammadiyah Malang Tentang Room 18+ di Situs Camfrog

0 9 64

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

4 47 165

Hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang seksualitas terhadap perilaku seksual pada remaja di SMK Negeri 11 Semarang - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Motivasi Remaja Putri SMA dalam Melakukan Hubungan Seksual Pranikah - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2