PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN HIBURAN TELEVISI DALAM MEMBENTUK JATI DIRI ISLAMI (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan Opinion Leader Organisasi Muhammadiyah Kabupaten Malang)

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN

HIBURAN TELEVISI DALAM MEMBENTUK JATI DIRI

ISLAMI

(Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan

Opinion Leader Organisasi Muhammadiyah Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Disusun oleh :

Ditya Nurrahman 07220039

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ditya Nurrahman

NIM : 07220039

Fakultas / Jurusan : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik / Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : Persepsi Masyarakat tentang Kekuatan Tayangan Hiburan Televisi Sebagai Pembentukan Jati Diri Islami (Study Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan Opinion Leader Organisasi Muhammadiyah Kabupaten Malang)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si Widiya Yutanti,MA Mengetahui,

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan IlmuKomunikasi


(3)

ABSTRAKSI

Persepsi Masyarakat Tentang Tayangan Hiburan Televisi Dalam Membentuk Jati Diri Islami (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan Opinion Leader Organisasi Muhammadiyah Kabupaten Malang)

Dalam kotak televisi terdapat banyak macam tayangan hiburan yang di suguhkan bagi penontonnya. Jam tayang yang hampir 24 jam menjadikan perlombaan sendiri bagi stasiun televisi untuk menayangkan acara-acara terbaik di setiap jamnya. Mulai dari acara musik, sinetron, pemutaran film, talk show dan lain sebagaianya. Beragamnya tayangan hiburan televisi dan jumlah konsumsi masayarakat terhadap televisi juga akan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat, terutama dalam pembentukan jati diri Islami penonton. Dalam penelitian kali ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang persepsi masyarakat tentang kekuatan tayangan hiburan di televisi, dalam pembentukan jati diri Islami pada mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 serta opinion leader pada organisasi Muhammadiyah Kabupaten Malang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori efek kultivasi dan teori persepsi yang dimana sebelum di tanyakan tentang persepsi dari subjek penelitian, di tanyakan terlebih dahulu tentang pengetahuan subjek terhadap objek yang diteliti. Setelah mendapatkan jawaban tentang pengetahuan, maka peniliti meneruskan kepada sikap dan kesan penonton pada saat ataupun setelah menonton tayangan hiburan televisi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan sumber data dengan cara purposive sampling, dimana menentukan sumber data karena subjek penelitian tersebut di anggap layak untuk di teliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan Focus Group Discussion.

Hasil yang di dapatkan peneliti dari penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhamadiyah dapat di katakan melek media karena selalu memfilter pesan yang telah tersampaikan dari televisi. Dengan adanya penyaringan pesan, maka mahasiswa ataupun opinion leader tidak menerima pesan dari televisi secara mentah. Peneliti juga dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan subjek penelitian tentang pengetahuan tayangan hiburan televisi, jati diri Islami, sikap dan kesan subjek penelitian pada saat menonton tayangan hiburan televisi.

Setelah penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwasannya persepsi subjek penelitian beranggapan tayangan hiburan televisi memeliki kekuatan yang kecil dalam pembentukan jati diri Islami. Subjek penelitian beranggapan bahwasannya Televisi hanyalah media informasi, sehingga dalam pembentukan jati diri Islam sendiri juga tergantung bagaimana penonton menerima pesan yang tersampaikan dari televisi. Semakin tinggi tingkat


(4)

pendidikan, akan semakin mempersempit konsumsi tayangan hiburan televisi, dan latar belakang audience juga berpengaruh terhadap pembentukan persepsi audience.

Kata Kunci : Tayangan hiburan televisi, Jati Diri Islami, dan Persepsi Peneliti,

Ditya Nurrahman

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ditya Nurrahman Nim : 07220039

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS pada:

Hari : Selasa

Tanggal : 12 Februari 2013 Jam : 10.00 WIB

Tempat : Ruang Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Dewan penguji

1. Sugeng Winarno, M.A :

2. Isnani Dzuhrina, M.Adv :

3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si :

4. Widiya Yutanti, M.A :

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahim

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, penguasa manusia Yang maha pengasih lagi maha pemberi petunjuk, dan hanya karena ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Masyarakat tentang Tayangan Hiburan Televisi Dalam Membentuk Jati Diri Islami (Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang 2007 dan opinion leaderOrganisai Muhammadiyah Kabupaten Malang)”.

Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materiil, yang kesemuannya itu dapat menunjang terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila dalam kesempatan ini penulis ingin sekali mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala yang penulis dapatkan selama ini, semoga Allah SWT membalas amal baiknya. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku pembimbing I 4. Ibu Widiya, M.A selaku pembimbing II

5. Teman-teman Ilmu Komunikasi yang telah berpartisipasi 6. Kedua orang tua yang tidak pernah berhenti menyemangati

7. Partner Bisnis dari dW Coffee Shop dan BAEGOPA food yang selalu mendukung

8. Saudari Windy Varistin yang selalu mendukung pengerjaan skripsi ini agar segera terselesaikan

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak keterbatasan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Malang, 6 Februari 2013 Penulis,


(7)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Massa ... 10

2.2 Media Sebagai Pencipta Realitas ... 12

2.3 Teori Persepsi ... 12

2.4 Teori Efek Kultivasi ... 15

2.5 Tayangan Hiburan Televisi ... 19

2.6 Fungsi Media Televisi ... 24

2.7 Isi Dalam Televisi yang Berpotensi Sebagai Konstruksi Budaya ... 25

2.8 Agama Islam dan Persepsi Masyarakat Tentang Islam ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Fokus Penelitian ... 34

3.3 Sumber dan Jenis Data ... 34

3.4 Subjek Penelitian ... 35

3.5 Unit Analisis Data ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.7 Teknik Pemilihan Subjek Penelitian ... 38

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 39

3.9 Teknik Keabsahan Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 43

4.1.1 Profil Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang ... 43

4.1.2 Profil Subjek Penelitian ... 44

4.1.3 Jenis dan Nama Tayangan Hiburan yang Dikonsumsi oleh Subjek Penelitian ... 51

4.2 Penyajian Data ... 55


(8)

ix

4.2.2.1 Pengetahuan Subjek Penelitian akan Tayangan

Hiburan Televisi ... 60

4.2.2.2 Pengetahuan Subjek Penelitian akan Jati Diri Islami ... 60

4.2.3 Sikap Subjek Penelitian akan Tayangan Hiburan Televisi ... 62

4.2.4 Kesan Subjek Penelitian akan Tayangan Hiburan Televisi ... 65

4.2.5 Analisis Data ... 68

4.2.5.1 Persepsi dari kalangan Mahasiswa ... 68

4.2.5.2 Persepsi dari Opinion Leader Islam ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Kritik dan Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Malaky, Ekky. 2004. Remaja Doyan Nonton. Bandung: DAR! Mizan.

Bharata, Bonaventura Satya. (2002) : Komunikasi Iklan Media TV Swasta di Indonesia. Dalam Jurnal ISIP Vol. 3/No.4/Desember 2001-Februari 2002. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, 5th ed, Diterjemahkan oleh Ir, Agus Maulana. Jakarta: Proffesional Books.

Ibrahim, Idi Subandy. 2007. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

Little John, Stephen W., dan Foss Karen A. 2009. Teori Komunikasi, 9th ed, Diterjemahkan oleh Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta: Salemba Humanika.

McQuail, Denis. (1996), Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Diterjemahkan oleh Agus Dharma dan Aminudin Ram. Jakarta: Erlangga. Miles, Matthew b. dan A. Michael Huberman.1992. Analisis Data Kualitatif,

Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penulisan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Piliang, Yasraf Amir. 2004. Dunia Yang Dilipat. Bandung: Matahari.

Qur’an Surat Al-Ghosiyah: 21-22. Qur’an Surat Al-A’la: 9.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penulisan Public Relations dan Komunikasi Ed. 1 Cet. 4. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(10)

Samovar, Larry A., Porter, Richard E., dan McDaniel, Edwin R. 2010.

Komunikasi Lintas Budaya, 7th ed, Diterjemahkan oleh Indri Margaretha Sidabalok. Jakarta: Salemba Humanika.

Schmoll,G.A. 1977. Tourism Promotion, London: Tourism International Press. Silalahi, Uber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Sugiyono. 2007. Pedoman Penulisan Bahasa Lisan. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

William, Rivers L. 2008. Media Massa dan Masyarakat Modern, 2nd ed. Jakarta: Kencana.

Website

http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/, diakses tanggal 01-08-2012, 14.01 WIB.

http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-persepsi.html/, di akses tanggal 01-08-2012, 14.06 WIB.

http://fisip.umm.ac.id/home.php?lang=id&c=02020302, di akses tanggal 16-11-2012, 15.05 WIB.

http://www.operavanjava.org/p/about.html, di akses tanggal 16-11-2012, 19.07 WIB


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Media massa sudah menjadi kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pada umumnya, sehingga dapat di katakan sangat sulit bagi masyarakat membayangkan hidup tanpa media massa. Hal ini di karenakan sudah begitu banyak masyarakat yang telah terbiasa dengan adanya komunikasi massa. Pada dasarnya Komunikasi massa tidak dapat jauh dari media massa, karena setiap komunikasi membutuhkan medium atatu saran pengirim pesan seperti kolom di koran atau gelombang siaran. Namun komunikasi massa merujuk ke seluruhan institusinya yang nyaris serentak (William, 2008:18).

Komunikasi massa dapat di artikan dalam dua cara. Yang pertama adalah komunikasi untuk massa, dan yang ke dua adalah komunikasi oleh media. Namun bukan berarti komunikasi massa berarti komunikasi untuk setiap orang. Media massa tetap cenderung memilih khalayak, dan demikian pula sebaliknya, khalayak juga memilih media massa.

Media massa mempunyai klasifikasi tersendiri dalam perkembangannya. Dapat saja di sebutkan satu persatu mulai dari media cetak seperti Koran, majalah, tabloid, buku-buku dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat pula media elektronik seperti radio, televisi film, dan internet.

Televisi adalah media yang paling popular dan tersebar. Bahkan juga dapat di katakan, masyarakat yang tidak menikmati televisi akan semakin berkurang dan mungkin akan segera hilang. Menurut survey, pesawat telvisi rata-rata hidup


(12)

2

selama tujuh jam dalam sehari. Hal ini dapat di artikan lebih dari 49 jam per minggu, 1470 jam per bulan, dan seterusnya (DeVito, 1997:507).

Pendapat DeVito dalam buku William juga mendapat kesamaan pendapat dengan William yang menyatakan dengan sangat halus, “Secara umum, media televisi tetap memposisikan diri sebagai penghibur, dan memang untuk hiburan itulah jumlah televisi di Amerika lebih banyak dari bak mandi” (William, 2008:281).

Sesuai dengan fungsi media massa, menurut Jay Black dan Fedderick C Whitney (1998) di antaranya adalah: (1) to inform (menginformasikan), (2) to entertaint (member hiburan), (3) to persuade (untuk membujuk), (4) transmission of the culture (transmisi budaya). Dari ke empat fungsi komunikasi massa yang telah di sebutkan Jay Black dan Fedderick C Whitney di atas, sebenarnya juga merupakan baik-buruknya dampak dari komunikasi massa itu sendiri. Hal ini di karenakan fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi di bandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya (Nurudin, 2007 :69).

Dalam sebuah keluarga, televisi dapat di jadikan sebagai perekat keintiman keluarga, karena masing-masing anggota memiliki kesibukan yang berbeda-beda, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada di rumah, kemungkinan besar mereka akan menjadikan televisi sebagai media hiburan atau sarana berkumpul dengan keluarga. Oleh karenanya pada jadwal prime time (pukul 19.00-pukul 21.00) akan di sajikan berbagai macam acara hiburan seperti sinetron, kuis, ataupun acara jenaka lainnya.


(13)

3

Sangat wajar dan logis apabila Charles R Wright mengungkapkan bahwa televisi adalah alat yang sangat ampuh untuk mempertontonkan acara hiburan sekaligus juga dapat di pakai sebagai pengalih perhatian publik dari aktifitas sosial, meningkatkan kepastian pola pikir, memperendah cita rasa, memperlemah estetika budaya, memperluas kekauasaan dan mengendalikan se bidang kehidupan (Nurudin, 2007:71).

Penyampaian pesan yang disampaikan kepada penerima pesan (penonton) dengan cara yang lebih menarik yaitu dengan adanya tampilan audio visual sehingga terasa lebih hidup dan dapat menjangkau ruang lingkup yang sangat luas, sehingga hal ini merupakan salah satu nilai plus yang dimiliki media masa televisi. Akan tetapi, hal tersebut tidak hannya memberikan dampak yang positif terhadap penonton. Jika pesan-pesan yang disampaikan oleh media masa televisi tidak sesuai dengan aturan-atuaran penyiaran yang telah di tetapkan dan di kemas dengan baik, maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif terhadap kehidupan masyarakat. Salah satu bukti yang tampak adalah peningkatan berbagai tindak negatif yang terjadi di masyarakat.

Hal ini di dukung pula oleh lahirnya kebebasan komunikasi massa dalam bentuk media massa cetak dan elektronik melalui Undang-Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002. Sehingga, tidak heran kalau dewasa ini, media massa cetak maupun elektronik berlomba untuk menayangkan variatif program untuk mendongkrak posisi rating mereka serta mendapatkan keuntungan sebesar - besarnya.


(14)

4

Dengan bertambah banyaknya stasiun televisi, pihak-pihak pengusaha televisi menganggap tentunya hal ini akan memunculkan persaingan dan situasi yang kompetitif antar media elektronik untuk dapat merebut perhatian pemirsa dengan cara menyuguhkan acara-acara yang diperhitungkan akan disenangi oleh pemirsa. Untuk dapat menarik perhatian khalayak, paket acara yang ditawarkan dikemas semenarik mungkin. Berbagai paket acara yang disajikan diproduksi dengan memperhatikan unsur informasi, pendidikan serta hiburan. Namun, ketatnya persaingan justru menggeser paradigma pihak pengelola stasiun untuk menyajikan program acara yang hannya mementingkan ratting.

Program acara-acara yang sering muncul di layar kaca justru kurang memperhatikan unsur informasi, pendidikan, sosial budaya bahkan etika dan norma masyarakat. Salah satunya unsur kekerasan menjadi menu utama di berbagai jenis tayangan yang dikemas dalam film, sinetron, dan berita. Salah satu bentuk pemberitaannya adalah pemberitaan kasus kriminalitas seperti Patroli, Buser, Sergap, dan sejenisnnya. Penayangan adegan kekerasan semacam ini disinyalir termasuk kekerasan media (media violence).

Perkembangan masyarakat di Indonesia akhir-akhir ini, khususnya di perkotaan, ditandai oleh semakin meningkatnya gaya kehidupan bermasyarakat. Peningkatan ini di buktikan oleh penggunaan secara luas teknologi komunikasi seperti televisi. Pergantian gaya hidup bermasyarakat yang berlangsung sangat cepat, tentunya juga sesuai dengan keberadaan televisi menayangkan acara-acara nya. Penyajian acara yang menarik sudah tentunya menjadi nilai lebih di mata penonton. Hal tersebut dapat di jadikan salah satu senjata oleh berbagai individu


(15)

5

atau kelompok untuk kepentingannya guna menggiring masyarakat mengikuti pola pikir, ideologi, gaya hidup, bahkan terlebih agama mereka.

"Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki." (QS: 62:11)

Firman Allah yang sudah dapat di pastikan kebenarannya dalam satu ayat dari Qur’an Surat Al-jumu’ah di atas, menggambarkan bahwasannya adanya hiburan akan sangat mempengaruhi kualitas Islam dan Iman seseorang. Televisi juga termasuk salah satu dari dunia hiburan tersebut.

Terlebih dalam era globalisasi seperti saat ini, televisi dapat di anggap sebagai “anak ajaib” industrialisasi yang di kandung oleh ”ibu” modernitas. Televisi memang tidak mempunyai jenis kelamin, namun ia dapat memainkan permasalahan gender secara amat halus dan tidak jarang pula ia mempertontonkannya secara begitu telanjang.

Adanya peran serta televisi dalam kehidupan, tentunya akan semakin menambah pemikiran-pemikiran baru dari manusia dalam segala bidang. Termasuk dalam hal agama. Keberadaan televisi dapat dijadikan sebagai sarana pencitraan suatu agama. Baik itu pencitraan yang berbudi luhur ataupun pencitraan yang buruk.


(16)

6

Dalam kondisi demikian, fungsi adat, tabu, ideologi, bahkan agama sebagai perekat sosial tampak mulai digeser oleh fungsi-fungsi simbol status, dan pencitraan yang dibuat oleh televisi, video, atau film. Hal tersebut dapat di buktikan dengan kecenderungan televisi merayakan kekerasan, seksualitas, dan mistik. Sudah dapat di pastikan bahwa hal ini sangat berperan besar dalam pembentukan pola pikir persepsi dan tindakan masayarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan ke agamaan. Termasuk juga akan berpengaruh terhadap seorang Muslim ataupun Muslimah dalam pembentukan jati diri nya.

Televisi khususnya, memperlihatkan kekuasaanya yang semakin besar dalam mengendalikan persepsi, pikiran, kesadaran dan tindakan masyarakat. Dan bahkan Neil Postman dalam bukunya yang berjudul Public Discourse in The Age of Show Business menyatakan bahwa, “Politik, agama, berita, atletik, pendidikan dan perdagangan kita telah di ubah menjadi pelengkap bisnis pertunjukan yang menghibur, yang nyaris tanpa protes”.

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu


(17)

7

menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS: 57:20)

Pemaparan satu ayat Allah dalam Surat Al-Hadid ayat 20 ini selain menjelaskan adanya paham kapitalisme yang ada di dunia ini juga menegaskan lagi bahwasanya dunia hiburan yang ada, khususnya dalam televisi akan dapat melalaikan keimanan seseorang Muslim atau Muslimah bila mengambil pada satu kalimat petama dan terakhir dalam ayat tersebut.

Charlene Brown dari Universitas Stanford berkata, “Hiburan memang di perlukan setiap orang agar dapat rileks dan tahan menghadapi tekanan kehidupan modern. Namun banyak orang dalam berusaha santai acap kali tidak sadar bahwa dalam acara hiburan-hiburan bisa terkandung pesan atau pelajaran yang membahayakan. Misalnya saja, adegan-adegan konyol yang memperlihatkan kemalangan seseorang malah di suguhkan sebagai bahan tertawaan” (William 2008:282).

Keadaan yang ingin di tegaskan disini adalah bagaimana produk teknologi berupa televisi itu telah, menjelma menjadi “agen” atau produsen kebudayaan. Dari pemaparan fenomena di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Persepsi Masayarakat Tentang Tayangan Hiburan Televisi dalam Pembentukan Jati Diri Islami (Study Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan Opinion Leader


(18)

8

Fenomena di atas menurut penulis juga sangat penting untuk di teliti, karena dengan kekuatan tayangan hiburan yang ada pada televisi akan sangat berpengaruh pada jati diri Islami masyarakat Islam yang khususnya berada di Indonesia. Sudah dapat terlihat pada fenomena-fenomena yang ada bahwa masjid-masjid yang ada di berbagai tempat penuh hanya pada hari Jum’at siang (waktu sholat jum’at), itupun juga pastinya masih terdapat banyak orang Islam yang belum mengindahkan seruan Allah. Terlebih dalam lima waktu sholat (Subuh, Dzuhur, AShar, Maghrib, Isya’) yang ada pada agama Islam, masjid-masjid atau mushola tidaklah begitu ramai. Dan yang paling parah adalah pada waktu subuh. Masih banyak orang tidur ataupun bahkan juga masih menonton televisi yang ada di ruangannya. Salah satu faktor yang membuat fenomena tersebut menurut penulis adalah adanya berbagai program televisi yang menayangkan acara hiburan pada jam-jam sholat wajib dalam Islam, sehingga menjadikan para masyarakat Islam yang khususnya di Indonesia lalai akan kewajibannya sebagai makhluk ber-Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belalakang diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Persepsi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah angkatan 2007 dan opinion leader Islam tentang tayangan hiburan di televisi dalam membentuk jati diri Islami?


(19)

9

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang persepsi masyarakat tentang tayangan hiburan di televisi, dalam pembentukan jati diri Islami pada mahasiswa program studi ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah angkatan 2007 serta opinion leader Islam.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat kepada mahasiswa dan para pembaca secara luas. Adapun manfaat penilitian ini sebagai berikut:

1. Secara Akademis, penelitian ini di harapkan mampu memberikan wacana keilmuan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya pada konsentrasi audio visual. Termasuk juga berpartisipasi terhadap visi dari Fakultas ILmu Sosial dan Politik yang khususnya pada prodi Ilmu Komunikasi yakni, adanya pengembangan keilmuan dan ketrampilan di bidang komiunikasi berdasarkan nilai-nilai Islam.

2. Secara Praktis, penelitian in di harapakan dapat menjadi bahan masukan bagi para Audiens televisi yang khususnya bagi para Muslim dan Muslimah untuk dapat selektif lagi dalam memilih program-program tayangan di televisi agar tidak sampai terpengaruh oleh berbagai program televisi bagi jati diri Islami mereka sendiri. Telah di jelaskan dalam Hadist Muslim, “Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu ubahlah dengan lisannya; jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya. Dan (yang terakhir) ini adalah selemah-lemahnya iman” (HR Muslim).


(1)

Dengan bertambah banyaknya stasiun televisi, pihak-pihak pengusaha televisi menganggap tentunya hal ini akan memunculkan persaingan dan situasi yang kompetitif antar media elektronik untuk dapat merebut perhatian pemirsa dengan cara menyuguhkan acara-acara yang diperhitungkan akan disenangi oleh pemirsa. Untuk dapat menarik perhatian khalayak, paket acara yang ditawarkan dikemas semenarik mungkin. Berbagai paket acara yang disajikan diproduksi dengan memperhatikan unsur informasi, pendidikan serta hiburan. Namun, ketatnya persaingan justru menggeser paradigma pihak pengelola stasiun untuk menyajikan program acara yang hannya mementingkan ratting.

Program acara-acara yang sering muncul di layar kaca justru kurang memperhatikan unsur informasi, pendidikan, sosial budaya bahkan etika dan norma masyarakat. Salah satunya unsur kekerasan menjadi menu utama di berbagai jenis tayangan yang dikemas dalam film, sinetron, dan berita. Salah satu bentuk pemberitaannya adalah pemberitaan kasus kriminalitas seperti Patroli, Buser, Sergap, dan sejenisnnya. Penayangan adegan kekerasan semacam ini disinyalir termasuk kekerasan media (media violence).

Perkembangan masyarakat di Indonesia akhir-akhir ini, khususnya di perkotaan, ditandai oleh semakin meningkatnya gaya kehidupan bermasyarakat. Peningkatan ini di buktikan oleh penggunaan secara luas teknologi komunikasi seperti televisi. Pergantian gaya hidup bermasyarakat yang berlangsung sangat cepat, tentunya juga sesuai dengan keberadaan televisi menayangkan acara-acara nya. Penyajian acara yang menarik sudah tentunya menjadi nilai lebih di mata penonton. Hal tersebut dapat di jadikan salah satu senjata oleh berbagai individu


(2)

atau kelompok untuk kepentingannya guna menggiring masyarakat mengikuti pola pikir, ideologi, gaya hidup, bahkan terlebih agama mereka.

"Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki." (QS: 62:11)

Firman Allah yang sudah dapat di pastikan kebenarannya dalam satu ayat dari Qur’an Surat Al-jumu’ah di atas, menggambarkan bahwasannya adanya hiburan akan sangat mempengaruhi kualitas Islam dan Iman seseorang. Televisi juga termasuk salah satu dari dunia hiburan tersebut.

Terlebih dalam era globalisasi seperti saat ini, televisi dapat di anggap sebagai “anak ajaib” industrialisasi yang di kandung oleh ”ibu” modernitas. Televisi memang tidak mempunyai jenis kelamin, namun ia dapat memainkan permasalahan gender secara amat halus dan tidak jarang pula ia mempertontonkannya secara begitu telanjang.

Adanya peran serta televisi dalam kehidupan, tentunya akan semakin menambah pemikiran-pemikiran baru dari manusia dalam segala bidang. Termasuk dalam hal agama. Keberadaan televisi dapat dijadikan sebagai sarana pencitraan suatu agama. Baik itu pencitraan yang berbudi luhur ataupun pencitraan yang buruk.


(3)

Dalam kondisi demikian, fungsi adat, tabu, ideologi, bahkan agama sebagai perekat sosial tampak mulai digeser oleh fungsi-fungsi simbol status, dan pencitraan yang dibuat oleh televisi, video, atau film. Hal tersebut dapat di buktikan dengan kecenderungan televisi merayakan kekerasan, seksualitas, dan mistik. Sudah dapat di pastikan bahwa hal ini sangat berperan besar dalam pembentukan pola pikir persepsi dan tindakan masayarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan ke agamaan. Termasuk juga akan berpengaruh terhadap seorang Muslim ataupun Muslimah dalam pembentukan jati diri nya.

Televisi khususnya, memperlihatkan kekuasaanya yang semakin besar dalam mengendalikan persepsi, pikiran, kesadaran dan tindakan masyarakat. Dan bahkan Neil Postman dalam bukunya yang berjudul Public Discourse in The Age of Show Business menyatakan bahwa, “Politik, agama, berita, atletik, pendidikan dan perdagangan kita telah di ubah menjadi pelengkap bisnis pertunjukan yang menghibur, yang nyaris tanpa protes”.

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu


(4)

menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS: 57:20)

Pemaparan satu ayat Allah dalam Surat Al-Hadid ayat 20 ini selain menjelaskan adanya paham kapitalisme yang ada di dunia ini juga menegaskan lagi bahwasanya dunia hiburan yang ada, khususnya dalam televisi akan dapat melalaikan keimanan seseorang Muslim atau Muslimah bila mengambil pada satu kalimat petama dan terakhir dalam ayat tersebut.

Charlene Brown dari Universitas Stanford berkata, “Hiburan memang di perlukan setiap orang agar dapat rileks dan tahan menghadapi tekanan kehidupan modern. Namun banyak orang dalam berusaha santai acap kali tidak sadar bahwa dalam acara hiburan-hiburan bisa terkandung pesan atau pelajaran yang membahayakan. Misalnya saja, adegan-adegan konyol yang memperlihatkan kemalangan seseorang malah di suguhkan sebagai bahan tertawaan” (William 2008:282).

Keadaan yang ingin di tegaskan disini adalah bagaimana produk teknologi berupa televisi itu telah, menjelma menjadi “agen” atau produsen kebudayaan. Dari pemaparan fenomena di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Persepsi Masayarakat Tentang Tayangan Hiburan Televisi dalam Pembentukan Jati Diri Islami (Study Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah 2007 dan Opinion Leader Islam di Kota Malang)”.


(5)

Fenomena di atas menurut penulis juga sangat penting untuk di teliti, karena dengan kekuatan tayangan hiburan yang ada pada televisi akan sangat berpengaruh pada jati diri Islami masyarakat Islam yang khususnya berada di Indonesia. Sudah dapat terlihat pada fenomena-fenomena yang ada bahwa masjid-masjid yang ada di berbagai tempat penuh hanya pada hari Jum’at siang (waktu sholat jum’at), itupun juga pastinya masih terdapat banyak orang Islam yang belum mengindahkan seruan Allah. Terlebih dalam lima waktu sholat (Subuh, Dzuhur, AShar, Maghrib, Isya’) yang ada pada agama Islam, masjid-masjid atau mushola tidaklah begitu ramai. Dan yang paling parah adalah pada waktu subuh. Masih banyak orang tidur ataupun bahkan juga masih menonton televisi yang ada di ruangannya. Salah satu faktor yang membuat fenomena tersebut menurut penulis adalah adanya berbagai program televisi yang menayangkan acara hiburan pada jam-jam sholat wajib dalam Islam, sehingga menjadikan para masyarakat Islam yang khususnya di Indonesia lalai akan kewajibannya sebagai makhluk ber-Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belalakang diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Persepsi Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah angkatan 2007 dan opinion leader Islam tentang tayangan hiburan di televisi dalam membentuk jati diri Islami?


(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang persepsi masyarakat tentang tayangan hiburan di televisi, dalam pembentukan jati diri Islami pada mahasiswa program studi ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah angkatan 2007 serta opinion leader Islam.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat kepada mahasiswa dan para pembaca secara luas. Adapun manfaat penilitian ini sebagai berikut:

1. Secara Akademis, penelitian ini di harapkan mampu memberikan wacana keilmuan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya pada konsentrasi audio visual. Termasuk juga berpartisipasi terhadap visi dari Fakultas ILmu Sosial dan Politik yang khususnya pada prodi Ilmu Komunikasi yakni, adanya pengembangan keilmuan dan ketrampilan di bidang komiunikasi berdasarkan nilai-nilai Islam.

2. Secara Praktis, penelitian in di harapakan dapat menjadi bahan masukan bagi para Audiens televisi yang khususnya bagi para Muslim dan Muslimah untuk dapat selektif lagi dalam memilih program-program tayangan di televisi agar tidak sampai terpengaruh oleh berbagai program televisi bagi jati diri Islami mereka sendiri. Telah di jelaskan dalam Hadist Muslim, “Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu ubahlah dengan lisannya; jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya. Dan (yang terakhir) ini adalah selemah-lemahnya iman” (HR Muslim).


Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Pengaruh Pendidikan Seks Islami Terhadap Perubahan Persepsi Remaja tentang Perilaku Seksual (Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011 )

0 4 30

MOTIF MAHASISWA MENONTON PROGRAM RADIOROADSHOW LIVE IN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI TvOne (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2009)

1 7 45

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEREMPUAN PEROKOK DALAM FILM BUTTERFLY (Studi pada mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malangsemester V angkatan tahun 2007)

0 8 2

PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG ACARA KUIS TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 tentang Kuis Kebangsaan)

0 4 30

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG TAYANGAN "INDONESIA MENCARI BAKAT" DI TRANS TV (Studi pada Mahasiswa Komunikasi Audio Visual Kelas E Angkatan 2007 Universitas Muhammadiyah Malang)

0 4 61

PENERIMAAN AUDIENS TENTANG PROGRAM TAYANGAN RISING STAR INDONESIA DI RCTI (Studi Resepsi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang 2012)

1 13 37

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG SITUS YOUTUBE SEBAGAI MEDIA POPULARITAS SESEORANG (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang)

13 54 15

CITRA DAN EKSPEKTASI TERHADAP JURUSAN ILMU KOMUNIKASI Studi pada Mahasiswa Baru Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007 Universitas Muhammadiyah Malang

0 5 3

PEMAKNAAN AUDIENS PADA ETIKA KOMUNIKASI DALAM TAYANGAN ACARA PESBUKERS (Studi Resepsi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan Tahun 2011)

9 46 24