Induksi Embriogenesis Tidak Langsung

micropropagation medium was solid medium using cotyledonary node explants, produced 2.5 shoots, 4.4 leaves and 3.8 cm shoot height. Treatment of medium compositions did not affected the shoot growth. Treatment with liquid medium did not increase shoot multiplication rate using different explants. Medium ½ MS was the best for rooting, resulted in 75 plants survived for 4 weeks during acclimatization processes. Pummelo shoot tip was successfully micrografted with JC rootstock. Transversal dissection of stem on union area showed that pummelo ‘Nambangan’ was compatible with JC rootstock. Keywords: acclimatization, root induction, pummelo, shoot multiplication, micrografting Pendahuluan Kultivar pamelo yang telah dikenal masyarakat berjumlah sekitar 24 jenis, namun hanya beberapa yang sudah diproduksi secara komersial. Produksi pamelo masih rendah dibandingkan dengan total produksi jeruk di Indonesia karena daerah pengembangannya juga terbatas Susanto et al. 2013. Untuk meningkatkan produksi pamelo, maka ketersediaan bibit unggul, seragam dan tersedia dalam waktu singkat menjadi kebutuhan mutlak. Secara konvensional pamelo diperbanyak dengan cangkok, stek atau penyambungan dengn batang bawah. Salah satu teknik alternatif yang dapat diterapkan untuk memenuhi kebutuhan bibit pamelo untuk budidaya adalah teknik perbanyakan in vitro. Perbanyakan in vitro pada tanaman berkayu tahunan masih mengalami beberapa kendala yaitu memiliki pertumbuhan lambat, daya multiplikasi tunas rendah dan induksi perakaran masih sulit dan keberhasilan dalam aklimatisasi juga masih rendah. Kendala tersebut disebabkan oleh adanya siklus musiman dan siklus hidup yang komplek yang umum dimiliki tanaman tahunan berkayu McCown 2000. Pertumbuhan lambat dan daya multiplikasi tunas rendah dapat diatasi dengan penambahan zat pengatur tumbuh seperti sitokinin Tavano et al. 2009; Tallon et al. 2012; Tallon et al. 2013. Sitokinin memiliki fungsi utama untuk menginduksi pembentukan tunas dan proliferasi tunas aksilar. Termasuk jenis sitokinin diantaranya BAP 6-benzylaminopurine dan Kinetin N 6 -furfuryladenine. Perbanyakan pamelo secara organogenesis langsung telah dilakukan oleh Goh et al. 1995, Paudyal dan Haq 2000, Begum et al. 2004, Ibrahim 2012, Tyas 2012 dan Iswari et al. 2013. Peningkatan pertumbuhan dan tingkat multiplikasi tunas dapat dilakukan juga dengan menggunakan media cair sebagai media tumbuhnya. Media cair mampu diserap dengan lebih baik oleh eksplan meskipun beberapa kelemahan penggunaan media cair juga telah diketahui Cabbason et al. 1997. Induksi perakaran yang sulit dapat diatasi dengan penambahan auksin pada media pertunbuhan. Auksin yang biasa digunakan adalah IBA Indole Butyric Acid dan NAA Naftalen Acetic Acid. Setelah akar terbentuk, planlet siap untuk diaklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses adaptasi tanaman dari kondisi in vitro ke kondisi ex vitro. Proses ini merupakan proses yang sangat penting karena menentukan jumlah bibit yang siap ditanam di lapang. Tunas hasil manipulasi secara in vitro biasa diperbanyak melalui multiplikasi tunas. Pembentukan planlet dapat dilakukan melalui pengakaran atau