Secara umum menurut responden menyatakan pelayanan kredit sendiri diperoleh skor sebesar 69,32 termasuk dalam kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pelayanan kredit sudah baik. Dari adanya prosedur perkreditan, ketepatan pencairan kredit, jangka waktu kredit, angsuran kredit, dan
bunga kredit yang ditetapkan pada KPRI Kopekoma Kota Magelang mampu memberikan pelayanan kredit yang memuaskan kepada anggota, yaitu mengetahui
dan meyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan kredit dan pinjaman tersebut, mengusahakan pemberian pinjaman dalam relatif singkat
sehingga dana yang diperlukan dapat digunakan pada saat yang tepat, serta dapat terhindar dari adanya kredit macet sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber
keuntungan bagi perusahaan koperasi sehingga kemakmuran dan kesejahteraan anggota meningkat. Dalam Rapat Anggota Khusus pada tanggal 14 September
2006 disepakati bahwa kredit macet yang terjadi di KPRI Kopekoma Kota Magelang dihapus secara bertahap dengan menggunakan Cadangan Penghapusan
Piutang ditambah biaya penghapusan sebesar 10 dari Sisa Hasil Usaha SHU Unit Toko dan Unit Simpan Pinjam, dan 50 dari pendapatan Administrasi Unit
Simpan Pinjam. Keandalan, jaminan, dan empati petugas dalam memberikan pelayanan kredit kepada para naggotanya tergolong baik. Hal ini dikarenakan
petugas yang bekerja di KPRI Kopekoma Kota Magelang selalu menjaga hubungan baik dengan anggota dan juga sudah cukup lama bekerja sehingga
berpengalaman dalam melayani anggota.
4.2.3 Keberhasilan Usaha Koperasi Y
Menurut Widiyanti dan Sunindhia 2003:79 koperasi berhasil mencapai kemajuan dengan sekaligus akan memenuhi dua harapan yaitu meningkatkan
kesejahteraan anggota dan memberikan manfaat kepada anggota maupun masyarakat umum, senada dengan pendapat Sitio dan Tamba 2001:19 yang
menyatakan bahwa keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Hal ini berati jika kesejahteraan anggota
meningkat maka terdapat manfaat yang diperoleh anggota dari koperasi. Keberhasilan usaha dilihat dari dari indikator perolehan SHU sebesar
65,46 dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa anggota puas dengan SHU yang mereka dapat. Dari indikator volume usaha dalam kategori baik dengan
presentase 62,63. Hal ini menunjukkan bahwa unit usaha koperasi sudah berjalan dengan baik terutama unit usaha simpan pinjam. Sedangkan dilihat dari
indikator net asset dalam kategori kurang baik dengan presentase 63,23, yang berarti bahwa modal usaha koperasi masih rendah, karena kurangnya kesadaran
anggota untuk membayar simpanan sukarela dan simpanan wajib. Secara umum menurut responden menyatakan keberhasilan usaha KPRI
Kopekoma Kota Magelang diperoleh skor 63,76 termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan usaha di KPRI Kopekoma Kota
Magelang sudah baik. Meningkatnya keberhasilan koperasi merupakan keinginan bagi tiap-tiap koperasi. Karena koperasi yang berhasil dalam usahanya akan bisa
mencapai tujuannya yaitu mensejahterahkan anggota. Sedangkan koperasi yang kurang berkembang tentunya tidak bisa mencapai tujuan bahkan tidak akan
menarik di kalangan para anggota koperasi itu sendiri. Maka dari itu koperasi hendaknya untuk mempertahankan prestasi keberhasilan usaha yang sudah baik
harus terus dipupuk dengan mengajak anggotanya, agar mereka benar-benar
merasakan sebagai pemilik dan pengguna koperasi yang bertanggungjawab untuk mempertahankan dan memajukannya.
Sedangkan hasil penelitian melalui analisis regresi berganda mengenai pengaruh partisipasi anggota dan pelayanan kredit terhadap keberhasilan usaha
koperasi di atas dapat diketahui sebagai berikut: 1. Hasil penelitian melalui regresi berganda memperoleh angka konstanta
sebesar 0,721, yang berarti jika variabel partisipasi anggota dan pelayanan kredit sebesar 0, maka keberhasilan usaha koperasi akan menjadi sebesar
0,721 poin. Jika variabel partisipasi anggota mengalami peningkatan sebesar satu poin sementara pelayanan kredit tetap, maka akan menyebabkan
kenaikan keberhasilan usaha koperasi sebesar 0,155 poin. Begitu pula, jika variabel pelayanan kredit mengalami peningkatan sebesar satu poin,
sementara partisipasi anggota tetap, maka akan keberhasilan usaha koperasi akan mengalami kenaikan sebesar 0,195 poin.
2. Adanya pengaruh positif dan signifikan dari partisipasi anggota dan pelayanan kredit terhadap keberhasilan usaha koperasi yang ditunjukkan dari
harga-harga koefisien regresi maupun koefisien korelasi yang bertanda positif.
3. Koefisien determinasi secara parsial r
2
besarnya pengaruh partisipasi anggota adalah 17,2 dan besarnya pengaruh pelayanan kredit adalah 26,4.
Hal ini berarti bahwa pelayanan kredit memberikan pengaruh lebih besar terhadap keberhasilan usaha koperasi dibandingkan variabel partisipasi
anggota.
4. Harga koefisien determinasi simultan R
2
sebesar 45,8 dan sisanya yaitu 44,2 dipengaruhi faktor lain seperti pelayanan usaha, lingkungan usaha,
pendidikan perkoperasian, kewirausahaan koperasi, motivasi berkoperasi dan budaya organisasi koperasi yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggota dan pelayanan kredit berpengaruh terhadap keberhasilan usaha koperasi baik secara
parsial maupun simultan dibuktikan dari hasil uji t dan uji F yang memperoleh signifikansi di bawah 0,05.
Adanya pengaruh paling besar dari pelayanan kredit terhadap keberhasilan usaha koperasi disebabkan karena pelayanan mempunyai kedudukan yang sangat
menentukan bagi suksesnya koperasi sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota. Kegiatan pelayanan ini tentu sekaligus diharapkan dapat menjadi sumber
keuntungan bagi perusahaan koperasi Sitio dan Tamba, 2001:81. Selanjutnya semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, semakin
besar kemungkinan berkembangnya koperasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara toritis dan empirik partisipasi
anggota dan pelayanan kredit berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada KPRI Kopekoma Kota Magelang. Hasil penelitian ini dijadikan suatu pedoman
bagi KPRI Kopekoma Kota Magelang bahwa untuk meningkatkan keberhasilan usaha koperasi maka harus juga diimbangi dengan realisasi dari adanya partisipasi
anggota dan dengan adanya peningkatan dalam pelayan kredit.
93
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif rata-rata partisipasi anggota dalam kriteria rendah sebesar 55,99, pelayanan kredit dalam kriteria baik sebesar
69,32, dan keberhasilan usaha dalam kriteria baik sebesar 63,33. 2. Partisipasi anggota dan pelayanan kredit berpengaruh secara simultan
terhadap keberhasilan usaha KPRI Kopekoma Kota Magelang sebesar 45,8 dan sisanya yaitu sebesar 44,2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini. 3. Secara parsial partisipasi anggota berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan usaha KPRI Kopekoma dengan kontribusi sebesar 17,2. Pelayanan kredit berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha
KPRI Kopekoma dengan kontribusi sebesar 26,4.
5.2 Saran
Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas dapat memberikan saran kepada pihak yang bersangkutan yaitu:
1. Partisipasi anggota di KPRI Kopekoma Kota Magelang termasuk dalam kriteria rendah. Melihat kondisi tersebut maka koperasi perlu meningkatkan
motivasi anggota agar mau berpartisipasi dalam kegiatan usaha koperasi, misal mengajak anggota turut andil dalam rapat anggota sehingga anggota