2.1.8 Tinjauan Tentang Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Dalam menggalakkan kesadaran berkoperasi para pegawai negeri serta menggiatkan Koperasi Pegawai Negeri KPN, maka Keputusan Presiden
Keppres no.33 tahun 1983 mewajibkan para pegawai negeri untuk menjadi anggota pada koperasi yang ada pada pada instansi, kantor, atau jawatannya.
Menurut Sagimun 1985:92 sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, maka setiap pegawai negeri dinyatakan sebagai anggota Koperasi Pegawai Negeri
KPN. Koperasi Pegawai Negeri KPN dan induknya yakni Induk Koperasi Pegawai Negeri atau disingkat IKPN mempunyai kedudukan yang strategis di
dalam Pembangunan Nasional Indonesia. Dengan berkoperasi pegawai negeri tidak hanya sebagai abdi negara, akan tetapi mereka juga menjadi pejuang
pembangunan nasional di bidang ekonomi untuk mempercepat tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila Undang-
Undang Dasar 1945. Para pegawai negeri pada umumnya menjadi teladan, bahkan sering menjadi panutan masyarakat. Tentunya kehidupan Koperasi Pegawai
Negeri menjadi pula contoh dan teladan bagi semangat dan kehidupan berkoperasi masyarakat lingkungannya.
Hendrojogi 2000:75 mengemukakan bahwa Koperasi Pegawai Negeri pada umumnya berpusat di Ibukota atau Kabupaten. Dilihat pada jajaran Koperasi
Pegawai Negeri pada tingkat propinsi, induk Koperasi Pegawai Negeri Indonesia IKPN-RI berkedudukan di Ibukota Negara. Anggota-anggotanya adalah
Gabungan Koperasi Pegawai Negeri yang berkedudukan di Ibukota Propinsi. Anggota-anggota dari GKPN ini adalah Pusat Koperasi Pegawai Negeriyang
berada di Ibukota Kabupaten-kabupateen. Koperasi Pegawai Negeri KPN yang anggotanya adalah orang-orang dan mempunyai wilayah kerja Kecamatan atau
berada dalam lembaga Pemerintah atau di sekolah-sekolah atau di kecamatan- kecamatan yang slanjutnya disebut sebagai KPN Primer.
2.2 Keberhasilan Usaha Koperasi
2.2.1 Pengertian Keberhasilan Usaha Koperasi
Menurut Thoby 1992:89 pertumbuhan keberhasilan usaha dilihat sebagai usaha peningkatan dalam kuantitas asset usaha, jasa, pendapatan, SHU, simpan
pimjam, kekayaan, dan modal sendiri. Sedangkan menurut Sitio dan Tamba 2001:137 keberhasilan koperasi secara umum merupakan variabel kinerja
koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan growth koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan jumlah koperasi per propinsi,
jumlah koperasi per jeniskelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan nonaktif, kenaggotaan, volume usaha, permodalan, aset, dan sisa hasil usaha.
Untuk koperasi di Indonesia, lapangan usaha koperasi telah ditetapkan pada UU No.25 tahun 1992, pasal 43 yaitu:
1. Usaha koperasi adalah usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan bisnis dan kesejahteraan anggota. Pengelolaan
usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien. 2. Kelebihan kemampuan pelayanan koperasi dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatyang bukan anggota koperasi.