PENGEMBANGAN SISTEM PENGGETAR RAK PENGERING

eksperimental dan berhasil menurunkan draft tanah secara signifikan. Mekanisme turunnya draft tanah didasarkan pada passive soil falure theori. Penurunan energi baru tercatat pada kecepatan membajak 0.265 ms.

BAB 3 PENGEMBANGAN SISTEM PENGGETAR RAK PENGERING

Pendahuluan Pada umumnya, getaran akan menghasilkan situasi-situasi yang tidak diinginkan, misalnya: ketidakseimbangan, tegangan dalam yang terjadi lebih besar dari tegangan yang diizinkan dan dapat merusak sistim keseluruhan bahkan kegagalan fatique dapat terjadi bila tegangan telah mencapai batas tertentu. Dalam kasus lain, meskipun kondisi kritis tidak terjadi, getaran dapat menjadi masalah, misalnya karena bunyi bising yang dihasilkannya. Di sisi lain, getaran dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya memberikan getaran pada rak pengering, di mana getarannya diperoleh akibat gerakan rotasi pada mesin-mesin penggerak. Untuk suatu bentuk mesin atau struktur yang bergerak dibutuhkan penyederhanaan karena adanya kompleksitas pemasangan bagian-bagian mesin. Penyederhanaan yang mungkin adalah dengan mengambil elemen-elemen yang penting seperti massa dan pegas serta sangat diperlukan adanya konsep dari masalah pada tingkat analisis getaran dan membutuhkan penyelesaian yang sempurna yaitu amplitudo, kecepatan putar dan sumber-sumber eksitasi harmonik yang merupakan ketidakseimbangan pada mesin-mesin berputar yang diletakkan pada rak kacang mete yang ada dalam ruang pengering. Eksitasi ini tidak diinginkan oleh mesin, karena dapat mengganggu beroperasinya mesin atau dapat merusak bagian-bagian mesin bila terjadi amplitudo getaran yang besar, namun bermanfaat dalam menggerakkan kacang mete yang sedang dikeringkan sehingga proses pengeringan ataupun proses penguapan dapat berlangsung dengan baik dan lebih cepat, serta seluruh bagian biji kacang mete dapat terkena aliran udara panas. Berkenaan dengan adanya manfaat eksitasi tersebut maka perlu dilakukan kajian dan percobaan mengenai sumber eksitasi yang berasal dari masa eksentrik yang diletakkan tepat di bawah rak yang berada dalam ruang pengering. Pengoperasian motor listrik akan menimbulkan gerakan dan getaran pada rak pengeringan dan pada keadaan getaran tertentu kacang mete yang berada di atas rak pengeringan diharapkan bergerak sesuai dengan getaran yang dihasilkan. Selanjutnya semua bagian-bagian kacang mete yang sedang dikeringkan dapat menerima aliran udara panas secara merata dan tidak akan terjadi kehilangan panas melalui pintu ruang pengering walaupun selama proses pengeringan berlangsung pintu ruang pengering tidak dibuka. Jadi percobaan pada bab ini dilakukan sebagai upaya dalam pemilihan parameter daya dan putaran motor listrik serta masa eksentrik terbaik untuk pengeringan dengan rak bergetar yang diteruskan dengan analisis dan simulasi. Selain itu, sebagai upaya dalam menentukan kondisi resonansi, besarnya amplitudo getaran, massa total kacang mete, maupun massa total yang diperoleh pegas tanpa terjadi kerusakan pada komponen peralatan maupun komoditi yang sedang dikeringkan. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada bab ini, adalah : 1. Percobaan getaran dengan menggunakan massa eksentrik dan beban rak yang bervariasi guna memperoleh kondisi resonansi serta percobaan tentang kemampuan komponen peralatan maupun komoditi kacang mete selama memperoleh getaran. 2. Percobaan dan analisis serta simulasi tentang besarnya massa eksentrik, amplitudo getaran serta daya dan putaran motor listrik yang digunakan sehingga nampak bahwa seluruh permukaan komoditi kacang mete yang berada di atas rak memperoleh aliran udara panas selama proses pengeringan berlangsung. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian pada bab ini adalah : Tersedianya data-data yang menyebabkan rak mengalami getaran sehingga kacang mete tidak perlu dikeluarkan dari ruang pengering sehingga tidak terjadi kehilangan panas melalui pembukaan pintu serta tidak membutuhkan waktu dan tenaga tambahan. Pendekatan Teori Sistim Dan Gerakan Getaran Getaran merupakan respon dari sebuah sistim mekanik terhadap gaya yang diberikan. Supaya getaran mekanis terjadi, dibutuhkan minimal dua elemen pengumpul energi. Pertama adalah massa yang menyimpan energi kinetik dan yang ke dua adalah alat elastik seperti pegas yang menyimpan energi potensial. Alat elastik pegas pada bandul berpegas menunjukkan simpangan ayunan yang dapat diatasi dengan memperbesar redaman ayunan pegas. Dengan menganggap tidak ada pergerakan dalam arah horizontal, dan jika massa M di tarik kesuatu posisi tertentu dari arah vertikal dan dari posisi stabilnya, maka suatu gerakan akan terjadi dalam arah vertikal. Gerakan tadi diulangi dalam suatu waktu interval yang sama sehingga gerakan tadi dianggap sebagai gerakan periodik. Bila harga gaya pegas sebanding dengan perpindahannya maka kurva gerakan perpindahan massa M terhadap waktu akan berbentuk sinusiodal. Gerakan ini lebih dikenal sebagai gerakan harmonis. Perpindahan maksimum umumnya disebut amplitudo. Kadang-kadang dalam kondisi tertentu, dihasilkan suatu gerakan periodik yang bersifat tidak harmonis. Satu gerakan penuh dari gerak berulang disebut satu siklus. Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus gerakan disebut perioda. Suatu elemen massa M yang ditopang suatu pegas dengan kekakuan linear sebesar k sebagaimana alat pengering surya GHE tipe kabinet, akan di dapat persamaan 1 sebagaimana berikut Holowenko 1992: . M k n   1 Peningkatan nilai konstanta pegas dapat menyebabkan menurunnya nilai amplitudo resonansi Djatmiko 2010. Getaran Rak Sumber yang umum pada getaran rak diantaranya adalah akibat berotasinya suatu massa eksentrik, Kondisi ini dihasilkan diantaranya dari poros yang berotasi dan hal-hal lain. Ketidakseimbangan rotasi adalah hal yang sering terjadi pada bagian-bagian yang berputar dan gaya sentrifugal yang diakibatkan ketidakseimbangan rotasi mesin adalah me ω 2 dengan cara menghubungkan poros motor listrik dengan massa eksentrik. Getaran dari putaran takseimbang rotating unbalance sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6. Gambar 6 Sistem getaran dengan gerak ke arah vertikal Sistem getaran di atas dimana M adalah massa keseluruh sistem rak termasuk poros, motor listrik, m adalah massa unbalance dan e lengan dari unbalance. Motor listrik berputar dengan kecepatan sudut ω, dan masing-masing parameter didefinisikan sbb. m e M x k4 k4 . n r    2 k F X Y o  3 2  me F o  4 Sedangkan 2 1 1 r Y X k Fo X    5 Getaran terjadi karena adanya eksitasi dimana ketidakseimbangan pada mesin-mesin yang berputar merupakan sumber eksitasi getaran yang biasa dijumpai. Sistim pegas massa pada alat pengering yang dibatasi untuk bergerak dalam arah vertikal dan dirangsang oleh rotor yang berputar yang tidak seimbang sebagaimana persamaan amplitudo, X serta gaya maksimum yang ditransmisi Thomson 1986. 2 2 2   M k me X   6 atau 2 2 2 1 r r M me X   7 Untuk sistim getaran paksa, gaya di topang oleh sistim pegas. Gaya yang ditransmisikan pada kasus massa eksentrik berputar di analisis sebagaimana berikut: r Fo F k M Fo F T T . 1 1 2 2     8 Dari persamaan 1 dan 2 maka diperoleh bahwa: 2 2 2 2   M k k e m F T   9 2 2 2 1 1 r e m    Contoh perhitungan pada Persamaan 1 hingga Persamaan 9 dijelaskan pada Lampiran 7 Percobaan Waktu dan Tempat Percobaan getaran ini dilakukan pada tahun 2009 dan tahun 2011 di Laboratorium FATETA, IPB, Bogor dan di Laboratorium FTI, Universitas Jayabaya. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: 1. Satu buah ruang pengering surya GHE tipe kabinet. 2. Rak komoditi kacang mete yang diletakkan di dalam ruang pengering. 3. Pegas yang merupakan tumpuan dari rak pengering. 4. Komoditi yang merupakan bahan yang akan digetarkan 5. Motor listrik, poros, kopling dan satu buah massa eksentrik yang berotasi serta peralatan lainnya. 6. Alat pengukur percepatan getaran dan alat pengukur putaran motor listrik 7. Mistar 8. Oli pelumas 9. Stop watch Parameter Pengukuran Untuk memperoleh hasil yang diperlukan maka beberapa data yang perlu di catat dalam percobaan getaran ini adalah : 1. Komoditi diharapkan dapat bergerak atau lompat 2. Jumlah pegas yang digunakan untuk menggerakkan kacang mete yang ada pada rak pengeringan 3. Berat beban rak 4. Berat massa eksentrik 5. Daya dan putaran motor listrik yang digunakan 6. Percepatan getaran 7. Perubahan ketinggian posisi pegas Prosedur Percobaan Getaran Rak pengering dengan sistim getaran yang digunakan pada percobaan ini memiliki empat buah pegas sebagai tumpuan dan dilengkapi dengan satu buah massa eksentrik, poros dan kopling serta satu buah motor listrik sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 7. 5 1 3 6 2 8 4 7 9 Keterangan: 1 Rak pengering 4. Pegas rak 7. Tumpuan Alas 2 Motor listrik 5. Ventilasi 8. Tempat komoditi 3 Massa eksentrik 6. Komoditi 9. Kaki alat pengering Gambar 7 Letak komponen penggetar dan komoditi pada rak pengering Percobaan getaran diawali dengan menyiapkan ruang pengering yang dilengkapi dengan motor listrik dan penggetar serta rak pengering tanpa komoditi kacang mete karena percobaan ini hanya memastikan kemampuan motor listrik beroperasi selama satu hari penuh. Selanjutnya pada pagi hari berikutnya rak pengering di isi kacang mete di mana percobaan getaran ini dilakukan guna memastikan getaran pada rak pengering mampu menyebabkan permukaan seluruh kacang mete bisa memperoleh udara panas, baik kacang mete gelondongan maupun kacang mete yang hanya memiliki kulit ari tanpa merusak permukaan kacang mete tersebut. Sebelum dilakukan percobaan maka terlebih dahulu dipersiapkan alat dan bahan percobaan lalu memasang alat-alat ukur maupun kacang mete yang akan digunakan. Alat ukur percepatan getaran diletakkan pada rak pengering, dan beberapa buah massa eksentrik dipersiapkan guna mengganti massa eksentrik yang tidak mampu menghasilkan gerakan biji kacang mete yang diharapkan Biji kacang mete tersebut diletakkan di atas rak pengering lalu motor listrik dioperasikan hingga diperoleh getaran rak pengering yang diharapkan yakni: setiap biji kacang mete yang sedang dikeringkan mampu bergerak sehingga udara panas bisa mengenai semua permukaan komoditi kacang mete yang sedang dikeringkan selama proses pengeringan berlangsung. Kacang mete diletakkan pada rak bagian atas dengan jumlah yang relatif sedikit, lalu kacang mete pada rak bagian atas tersebut selalu di tambah atau dikurangi jumlahnya dan getaran pada rak pengering maupun gerakan kacang mete harus diperhatikan. Selanjutnya rak pengering berikutnya di isi kacang mete sedikit demi sedikit sebagaimana rak pengering paling atas. Getaran rak pengering maupun gerakan kacang mete dapat di atur sesuai dengan yang diharapkan dengan cara menambah atau mengurangi jumlah kacang mete dan mengganti massa eksentrik pada penggerak rotasi. Bila getaran dalam menggerakkan kacang mete yang sedang dikeringkan telah tercapai maka selanjutnya dilakukan pengukuran tentang waktu yang dibutuhkan dalam menggerakkan kacang mete di atas rak pengering, percepatan getaran, massa eksentrik dari penggerak rotasi, serta kecepatan putar motor listrik. Kecepatan minimum untuk resonansi adalah kurang dari kecepatan desain Suwardi 2008. Data pengukuran dari hasil percobaan getaran ini merupakan komponen- komponen yang besarnya akan digunakan pada percobaan-percobaan berikutnya. Hasil dan Pembahasan Massa Eksentrik, Beban Rak dan Resonansi Percobaan yang menggunakan massa eksentrik ini dilakukan sebanyak empat kali, dimana selama percobaan menggunakan beban rak maupun massa eksentrik yang bervariasi. Setelah dilakukan percobaan diperoleh bahwa perbandingan kecepatan sudut putar dengan kecepatan sudut alamiah akan mengalami penurunan bila beban massa eksentrik ditingkatkan, Hal ini disebabkan bahwa massa eksentrik yang besar menyebabkan putaran motor listrik akan berkurang sehingga kecepatan sudut putar menurun, sebagaimana Tabel 1 berikut: Tabel 1 Percobaan getaran dengan hanya menggunakan massa eksentrik Perc. Beban Rak, M kg Jumlah Kacang mate, kg Massa eksentrik, m kg Putaran motor, n rpm Kec. sudut putar, ω rads Kec. sudut alamiah, ωn rads Perb. Kec. Sudut, r - I 15 5 0.2 695 69.5 57.2 1.22 0.25 438 43.8 57.2 0.77 0.3 434 43.4 57.2 0.75 II 20 10 0.2 475 47.5 49.5 0.96 0.25 395 39.5 49.5 0.80 0.3 298 29.8 49.5 0.60 III 30 20 0.2 469 46.9 40.4 1.16 0.25 438 43.8 40.4 1.08 0.3 256 25.6 40.4 0.63 IV 40 30 0.2 476 47.6 40.4 1.36 0.25 438 43.8 40.4 1.25 0.3 413 41.3 40.4 1.12 Selanjutnya diketahui bahwa pada r = 1 akan terjadi resonansi, namun pada percobaan ini diperoleh nilai r hanya mendekati 1 yakni: r = 0.96 sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 1. Kondisi ini mendekati resonansi dan terjadi pada putaran motor listrik, n = 475 rpm, beban rak, M = 20 kg dan massa eksentrik, m = 0.2 kg serta nilai XMme = 5. Kondisi ini dapat menyebabkan gerakan komoditi yang berada di atas rak dapat bergerak secara maksimal atau lompat. Pada percobaan diperlihatkan pula bahwa pada putaran motor 395 rpm diperoleh besarnya MXme = 4. Hasil percobaan ini relatif sama dengan hasil analisis sebagaimana Gambar 8. Hasil percobaan pada r = 1.08 diperoleh nilai XY = 4.6 sedangkan hasil percobaan pada r = 1.16 diperoleh nilai XY = 4.5. Hasil percobaan ini relatif sama dengan hasil analisis sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 9 tentang perbandingan kecepatan sudut putar dengan kecepatan sudut alamiah, r terhadap besarnya perbandingan XY pada beban rak, M = 30 kg. 1 2 3 4 5 6 200 400 600 800 1000 1200 Putaran motor listrik rpm Ni la i X M m e Gambar 8 Perubahan M Xm e terhadap putaran poros motor listrik rpm dengan beban pegas yang konstan sebesar 20 kg 1 2 3 4 5 6 0,5 1 1,5 2 r X Y Gambar 9 Perbandingan kecepatan sudut putar dengan kecepatan sudut alamiah r terhadap besarnya perbandingan XY pada beban rak, M = 30 kg Pemanfaatan Massa Eksentrik Untuk Pengeringan Setelah dilakukan percobaan dan simulasi getaran dengan menggunakan empat buah pegas serta satu buah motor listrik yang dihubungkan langsung dengan massa eksentrik, maka pada percobaan tentang kemampuan motor listrik menunjukkan bahwa komponen-komponen motor listrik tersebut mampu bila dioperasikan selama se-hari. Pada percobaan getaran tentang gerakan kacang mete yang berada diatas rak pengering memperlihatkan bahwa motor listrik yang diletakkan diluar ruang pengering ini memiliki putaran sebesar n = 438 rpm dan massa eksentrik yang diletakkan tepat di bawah rak pengering memiliki massa sebesar m = 0.48 kg.. Hal ini menunjukkan hasil bahwa kacang mete yang berada di atas rak pengering dapat bergerak sesuai dengan yang diharapkan sehingga aliran udara panas yang mengalir kedalam ruang pengering bisa mengenai seluruh permukaan komoditi kacang mete yang berada di atas rak pengering. Percobaan ini menunjukkan pula bahwa pergerakan komoditi kacang mete yang berada di atas rak pengering tidak menimbulkan kerusakan atau cacat pada permukaan komoditi kacang mete tersebut. Demikian pula komponen-komponen peralatan yang digunakan seperti pegas, kopling, poros, massa eksentrik maupun motor listrik tidak mengalami kerusakan selama percobaan berlangsung. Pengoperasin motor listrik dalam membantu menggerakkan komoditi kacang mete yang berada di atas rak pengering perlu diatur selama satu jam beroperasi dan satu jam diistrahatkan lalu satu jam berikutnya dioperasikan lagi, demikian seterusnya. Hal ini dilakukan karena pada percobaan getaran ini terlihat bahwa gerakan kacang mete setiap satu jam diprediksi telah cukup menerima aliran udara panas ke seluruh permukaannya dan demi mengurangi penggunaan energi listrik. Data-data penting yang diperoleh dari hasil percobaan getaran tanpa peredam maupun hasil simulasi sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10. 1 2 3 4 5 6 7 500 1000 1500 2000 2500 Putaran motor listrik rpm Ni la i X M m e Gambar 10 Perubahan M Xm e terhadap putaran poros motor listrik rpm dengan beban pegas yang konstan sebesar 40 kg Gambar 10 memperlihatkan hasil percobaan dan simulasi tentang perubahan putaran poros motor listrik, n rpm terhadap besarnya getaran XMme. Hasilnya diperoleh bahwa besarnya putaran poros motor listrik mempengaruhi besarnya getaran, dan putaran motor listrk yang dapat menghasilkan getaran XMme terbesar terjadi pada putaran motor listrik sebesar n = 334.59 rpm. Hal ini disebabkan bahwa kecepatan sudut putar sebesar ω = 35,02 raddet akan sama besarnya dengan kecepatan sudut alamiah ω n = 35.02 rads apabila putaran motor listrik sebesar n = 334.59 rpm akan diperoleh pada kondisi tersebut. Pada percobaan yang dilakukan tidak bisa diperoleh besarnya putaran motor listrik, n = 334.59 rpm. Namun demikian, percobaan ini diperoleh bahwa putaran motor listrik sebesar, n = 438 rpm yang menghasilkan nilai XMme = 2.4 telah mampu menyebabkan kacang mete yang berada di atas rak pengering bergerak sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya pada percobaan ini diperoleh pula bahwa pada putaran 413 rpm diperoleh XMme = 5.33. Hasil lengkap ditunjukkan pada tabel Lampiran 4. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 Beban Eksentrik, m kg A m p li tu d o , X m m M = 40 kg M = 38 kg M = 36 kg M = 34 kg M = 32 kg M = 30 kg perc. Gambar 11 Perubahan besarnya amplitudo, X mm terhadap perubahan beban yang diterima pegas, M kg serta perubahan beban eksentrik, m kg pada putaran konstan sebesar n = 438 rpm Gambar 11 menjelaskan pula hasil percobaan dan simulasi tentang perubahan besarnya amplitudo, X mm terhadap perubahan beban yang diterima oleh pegas, M kg serta perubahan massa eksentrik, m kg pada putaran motor listrik yang diperoleh dari percobaan sebesar n = 438 rpm. Hasilnya menunjukkan bahwa penempatan massa eksentrik m yang lebih besar pada setiap beban yang diterima pegas, M kg akan dapat menyebabkan peningkatan amplitudo getaran. Oleh sebab itu dengan melakukan perubahan beban yang diterima oleh pegas, M kg serta perubahan massa eksentrik, m kg pada putaran tertentu dari motor listrik yang digunakan maka getaran rak pengering ataupun gerakan yang diharapkan dari suatu komoditi yang berada di atas rak pengering akan dapat tercapai. Percobaan ini dilakukan beberapa kali perubahan atau pergantian beban yang di terima oleh pegas maupun massa eksentrik agar kacang mete yang berada di atas rak pengering dapat bergerak sebagaimana yang diharapkan. Hasilnya menjelaskan bahwa hal ini dapat tercapai apabila besarnya beban yang diterima oleh pegas, M = 40 kg, massa eksentrik sebesar, m = 0.48 kg, percepatan getaran, A = 2.3 mdet 2 dan besarnya amplitudo adalah, X = 2.88 mm. Hasil ini berbeda dengan besarnya amplitudo optimum yang telah dilakukan oleh Das at al. 2009 pada pengeringan padi yang juga menggunakan getaran, yakni diperoleh amplitudo optimum sebesar, X = 8 mm hingga 9 mm. Hal ini diprediksi disebabkan oleh dimensi biji padi yang relatif lebih kecil dibanding dengan dimensi biji kacang mete sehingga amplitudo optimum yang dibutuhkan pada pengeringan padi relatif lebih besar dibanding amplitudo optimum untuk pengeringan kacang mete. Jadi dari beberapa hasil analisis, simulasi dan percobaan tersebut diperlihatkan bahwa perubahan amplitudo, X mm hingga kondisi resonansi dapat diperoleh dengan cara mengatur besarnya beban yang diterima oleh pegas, M kg, kecepatan sudut putar, ω raddet, beban massa eksentrik, m kg maupun besarnya kecepatan sudut alamiah, ω n raddet yang terjadi pada rak pengering. Pada percobaan yang telah dilakukan agak sulit mendapatkan kondisi resonansi sebagaimana hasil yang telah diperolah pada analisis yakni perbandingan kecepatan sudut sebesar, r = 1. Namun demikian pada percobaan ini tetap diusahakan agar gerakan kacang mete yang berada di atas rak pengering sebagaimana yang diharapkan yakni seluruh permukaan kacang mete memperoleh aliran udara panas dan tidak menimbulkan kerusakan atau cacat pada kacang mete tersebut. Untuk mencapai hal ini maka pada percobaan tersebut diperoleh bahwa putaran motor listrik yang terjadi guna memperoleh gerakan kacang mete yang diharapkan adalah sebesar, n = 438 rpm dengan amplitudo getaran sebesar 0.00288 m. Jumlah komoditi kacang mete yang sedang dikeringkan sebanyak 30 kg atau 26.3 kg berada di atas rak pengering sehingga dapat memperoleh getaran dan sisanya sebesar 3.7 kg berada pada tempat yang digantung sehingga tidak memperoleh getaran. Gerakan rotasi memiliki massa eksentrik sebesar, m = 0.48 kg. Pemanfaatan gerakan rotasi dari massa eksentrik ini menghasilkan gerakan ayunan tanpa benturan pada rak pengering yang ditumpu 4 buah pegas. Besar ataupun kecilnya gerakan ini dapat di atur dengan cara mengganti massa eksentrik sesuai dengan besarnya gerakan kacang mete yang berada diatas rak pengering sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya nampak bahwa gaya pengganggu, Fo akibat adanya massa eksentrik sebesar 101 63 N sebagaimana yang ditunjukkan pada Lampiran 12, lebih besar dibanding berat kacang mete dan juga kecepatan motor listrik yang relatif besar dibanding gerakan kacang mete. Jadi dengan memanfaatkan gerakan rotasi yang bersumber dari putaran motor listrik, maka pada percobaan ini terlihat adanya gerakan ayunan pada rak pengering sehingga komoditi kacang mete yang sedang dikeringkan turut bergeser atau bergerak di atas rak pengering tersebut. Simpulan Hasil penelitian pada bab ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Percobaan dengan beban rak M = 20 kg diperoleh bahwa kondisi komoditi yang berada di atas rak sudah dapat lompat pada saat getaran mendekati resonansi yakni terjadi pada putaran, n = 475 rpm dan massa eksentrik sebesar, m = 0.2 kg serta nilai MXme = 0.96. 2. Percobaan dengan beban rak, M = 40 kg diperoleh bahwa besarnya getaran yang diprediksi telah mampu menyebabkan aliran udara panas mengenai seluruh permukaan kacang mete terjadi pada putaran, n = 438 rpm dan massa eksentrik sebesar, m = 0.48 kg. Sedangkan percepatan getaran diperoleh sebesar, A = 2.3 mdet 2 dan amplitudo getaran sebesar, X = 2.88 mm. 3. Percobaan getaran ini tidak mengakibatkan kerusakan ataupun cacat pada komponen peralatan maupun komoditi kacang mete yang berada di atas rak pengering. Panjang lengan massa eksentrik yang digunakan setiap percobaan adalah, e = 0.1 m sedangkan daya motor listrik sebesar 0.5 hp.

BAB 4 ANALISIS KESEIMBANGAN ENERGI