Peningkatan Kapasitas Sel

7. Peningkatan Kapasitas Sel

1. Fixed Channel Allocation (FCA) 3)

Strategi ini adalah dengan membagi seluruh kanal yang disediakan (M) menjadi N set kanal dimana N adalah jumlah sel per cluster . Hal ini dilakukan untuk wilayah pelayanan dengan jumlah sel per cluster , ini dilakukan untuk wilayah pelayanan dengan jumlah sel yang relatif banyak. Pada strategi ini, sejumlah kanal disediakan permanen pada setiap sel.

Jumlah kanal tersebut harus cukup memadai, terutama pada saat permintaan maksimum pada saat jam sibuk. Dua parameter yang penting dalam melihat karakteristik trafik dalam rate (rata-rata) datangnya panggilan sebesar n dan waktu pembicaraan rata-rata sehingga trafik setiap pelanggan dapat dihitung dari [2]:

n .T

A  (Erlang / pelanggan) ..…………………….(4.11)

Nilai lalu lintas dari sekelompok kanal menyatakan lamanya waktu pendudukan yang diolah oleh sekelompok kanal tersebut dalam interval waktu jam sibuk.

Apabila MS ( Mobile Station ) mendapatkan suatu kanal untuk pembicaraan, maka MS akan memakai kanal tersebut sampai pembicaraan berakhir di dalam sel atau MS bergerak keluar dari sel. Dalam perhitungan,

Sistem FCA yang biasa digunakan adalah dengan sistem rugi. Artinya, pada saat seluruh kanal yang ditetapkan pada BS ( Base Station ) sedang digunakan maka panggilan baru langsung ditolak. Probabilitas panggilan tersebut ditolak bergantung pada jumlah saluran yang disediakan dan lalu lintas yang ditawarkan. Hubungan ketiga besaran ini dinyatakan dengan [2] :

B  N i ............................................................ (4.12)

Dimana : B = Probabilitas seluruh saluran sibuk

A = Nilai lalu lintas yang ditawarkan N = Jumlah sel yang disediakan

1). FCA menggunakan antena omnidireksional

Jumlah pelanggan (M) dapat dihitung dengan cara [3] :

M  ..................................................... (4.13)

Ax 60 menit / hr

dimana A(N,B) merupakan trafik yang disediakan (berdasarkan tabel Erlang B).

2). FCA menggunakan antena sektorisasi

Jumlah N per sektor = Jumlah sel yang disediakan .................. (4.14) Jumlah sektor

Jumlah pelanggan (M) per sektor dapat dihitung seperti persamaan:

Ax 60 menit / hr

dimana A(Npersektor,B) merupakan trafik yang disediakan (berdasarkan tabel Erlang B). Sehingga jumlah pelanggan (M) per sel :

Ax 60 menit / hr M  x Jumlah sektor ( users/cel ) ………….... (4.15)

2. Channel Sharring

Channel sharring bergantung pada kondisi trafik setempat, pengelompokan kanal frekuensi dapat dibagi diantara dua cell sites jika

menggunakan antena omnidireksional atau dibagi diantara dua permukaan pada cell sites jika menggunakan antena direksional (berarah). Oleh karena itu dalam penempatan frekuensi salah satunya harus mempertimbangkan offered

load capacity atau beban trafik yang ditawarkan dimana penambahan kapasitas dapat menggunakan skema channel sharring.

a. Channel Sharring pada Sel menggunakan Antena Omni

Diasumsikan terdapat 45 kanal yang ditetapkan pada masing-masing cell sites . Jika diantara 45 kanal pada setiap site , 15 kanal ditetapkan untuk dipinjamkan dengan sel lain, dimana jumlah terbesar kanal yang tersedia adalah 60 dan terendah adalah 30, dapat dilihat pada gambar 4.1. Kepadatan trafik pada skema channel sharing dapat dibandingkan dengan skema non-channel sharring. Model Erlang B dapat digunakan, model Erlang B didasari pada sistem palayanan tanpa antrian, dimana semua antrian akan ditolak. Penolakan ini disebut dengan loss system karena pada saat terdapat pelanggan mengadakan panggilan baru akan di block pada saat semua kanal dalam keadaan sibuk.

Skema no channel sharing Skema channel sharing

Gambar 4.1 Ilustrasi perbedaan dua skema pada sistem antena

omnidireksional

(a) Skema Channel Sharring pada sistem antena direksional (b) Skema Channel Borrowing pada sistem antena omni

Dengan asumsi yang digunakan : N merupakan jumlah kanal per sel, T adalah rata-rata waktu bicara, B merupakan probabilitas blocking yang digunakan, dimana A(N,B) merupakan trafik yang disediakan (berdasarkan tabel Erlang B).

Sehingga jumlah pelanggan (M) yang tersedia dalam sel ( user/cell ) pada :

1. Kasus no channel sharring dapat dihitung : M adalah jumlah jumlah users atau unit mobil yang dapat dilayani dengan persamaan dibawah ini :

Ax 60 menit / hr

2. Kasus channel sharring dapat dihitung dengan cara :

A adalah besar trafik yang dihasilkan [3] :

A   A  N 1 , B   A N 2 , B   A  N , B 

(Erlang) ............. (4.16)

Dimana : N 1 = jumlah kanal/sel N 2 = jumlah kanal yang dapat digunakan bersama dengan sel lain

∆N = N 2 –N 1

Perbandingan persamaan dengan persamaan, dapat terlihat bahwa skema channel-sharing selalu melayani lebih banyak users dibandingkan dengan no-channel sharing skema. Bagaimanapun terdapat kekurangan pada skema channel-sharing dimana dari segi hardware untuk penambahan 15 kanal disediakan untuk setiap cell site, sehingga mengakibatkan sistem kontrol yang lebik kompleks dengan menggunakan skema channel sharring .

b. Channel Sharing pada Sel menggunakan Antenna Direksional

Diasumsikan terdapat tiga buah antena direksional yang digunakan pada tiga sektor pada setiap cell sites. Dimana total kanal yang ditetapkan sebanyak 45 kanal pada masing-masing site sehingga terdapat 15 kanal pada setiap sektor. Strategi channel sharing sektor direkomendasikan untuk setiap sel. Meskipun, sistem ini mungkin tidak terlalu banyak memberikan kebebasan dalam channel sharring. Kanal-kanal dipinjamkan dengan cara berlawanan arah jarum jam agar menghindari interferensi sel yang bersebelahan ( adjacent-channels interference). Diasumsikan juga jumlah users yang dapat dilayani terindikasi pada dua kasus, yaitu kasus no-channel sharing dan kasus channel sharing . Kondisi tersebut memberikan persamaan :

1). Kasus no-channel sharring :

Jumlah N per sektor = Total Jumlah kanal yang disediakan

Jumlah pelanggan (M) per sektor dapat dihitung berdasarkan persamaan:

Ax 60 menit / hr

dimana A(Npersektor,B) merupakan trafik yang disediakan (berdasarkan tabel Erlang B).

2). Kasus Channel Sharring

Dengan mensubtitusi N 1 = 15, N 2 = 30 dan ∆N = 15 mengacu pada

persamaan (2.20). Sehingga jumlah pelanggan berdasarkan persamaan (2.17).