BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Metode Profile Matching digunakan untuk menghitung selisih yang dimiliki oleh kriteria masing – masing calon dengan kriteria profil jabatan dari instansi. Dimana pada profil
jabatan dari instansi tersebut nilainya diambil dari kriteria maksimum semua calon. Setelah itu metode AHP digunakan untuk menentukan nilai consistensi rasio terhadap 3 tiga calon.
Di dalam metodologi penelitian ini metode AHP digunakan untuk hasil terakhir dari sistem pendukung keputusan ini.
3.1 Rancangan Pemodelan
Pemodelan Merupakan suatu proses membentuk sebuah model dalam bahasa formal tertentu, dari suatu sistem nyata berdasarkan sudut pandang tertentu. Pemodelan dilakukan menurut
beberapa tahapan seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.1 tahapan ini menjadi arah bagi pemodel untuk membuat model yang memiliki karakter dengan tingkat generalisasi tinggi,
mekanisme transparan, berpotensi untuk dikembangkan peneliti lain, dan peka terhadap perubahan asumsi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Struktur Pemodelan Gambar 3.1 Mengilustrasikan pemodelan untuk memasukkan komponen pada suatu
sistem nyata yang benar – benar menentukan perilaku sistem untuk suatu persoalan yang sedang diamati dan mengisyaratkan bahwa pengguna model harus tetap mempertahankan
validitasnya dan asumsinya.
3.2 Rancangan Penelitian
Dalam pembuatan sistem pendukung keputusan dengan kombinasi metode AHP dan Profile Matching di dalam memilih kepala sekolah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Langkah – Langkah Penelitian Langkah – Langkah yang akan dilakukan dalam penelitian:
1. Mendefenisikan masalah yaitu menentukan posisi jabatan sebagai kepala sekolah di
SMA Methodist – 1. Dengan adanya soal yang berkaitan di dalam mendukung sistem pendukung keputusan pemilihan kepala sekolah.
2. Menentukan kriteria nilai
3. Melakukan pehitungan GAP
4. Melakukan pengelompokkan bobot nilai
5. Menyusun matriks perbandingan berpasangan yang diambil dari data responden.
6. Menghitung vector prioritas
7. Menghitung nilai eigen maksimun λmaks.
8. Melakukan uji konsistensi matriks perbandingan berpasangan
a. Menghitung CI =
b. Menghitung CR =
Jika consisten ratio CR tidak konsistenyaitu nilainya ≥ 10, maka matriks tersebut tidak konsisten dan harus dilakukan perhitungan ulang.
Universitas Sumatera Utara
9. Pengambilan keputusan yaitu hasil dari perhitungan pembulatan rata – rata dibuat
perbandingan berpasangan lagi 10. Mendapatkan nilai maksimum dan minimum.
3.2.1 Pengajuan Posisi Jabatan Kepala Sekolah Pada bagian ini, pegawai yang dicalonkan untuk menjadi kepala sekolah harus memenuhi
beberapa penilaian kriteria yang sudah ditetapkan di dalam instansi, yaitu sebagai berikut 1. Kepemimpinan
2. Tanggung Jawab 3. Intelektual
4. Disiplin 3.2.2 Struktur Hirarki
Langkah penyederhaan masalah ke dalam bagian yang menjadi tujuan pokoknya, kemudian dibagi kembali ke dalam sebuah kriteria – kriteria yang ingin dicapai, dan terdapat alternatif –
alternatif tujuannya yang dibuat secara hirarki agar lebih jelas. Sehingga dapat mempermudah di dalam mengambil suatu keputusan untuk di analisis dan menarik suatu
kesimpulan. Seperti
pada gambar
3.3
Gambar 3.3 Hirarki Kelayakan Kepala Sekolah
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: KN
: Kepemimpinan TJ
: Tanggung Jawab TI
: Intelektual DI
: Disiplin Di dalam struktur hirarki pada gambar 3.3 Hirarki kelayakan kepala sekolah, dimana
terdapat 4 empat kriteria penilaian untuk menjadi kepala sekolah , dan ada 3 orang calon yang akan dipilih menjadi kepala sekolah. Untuk tabel responden ada 4 empat penilaian
yang diberikan di dalam angket yaitu 1.
SS = Sangat Setuju 2.
S = Setuju 3.
N = Netral 4.
KS = Kurang Setuju Untuk masing – masing calon dinilai oleh 9 Sembilan responden, adapun 9 Sembilan
responden tersebut Responden 1: Roserta Sitanggang
Responden 2: T.Nainggolan Responden 3: Christina Sinurat
Responden 4: Maju Silalahi Responden 5: Togi Pasaribu
Responden 6: Pdt.Loide Hutagalung,S.Th Responden 7: Demin
Responden 8: Binsar Sitorus Responden 9: Alka Sihotang
Hasil dari responden dari Alternatif A seperti tabel 3.1 sampai tabel 3.9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Responden 1
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.2 Responden 2
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.3 Responden 3
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4 Responden 4
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.5 Responden 5
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.6 Responden 6
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.7 Responden 7
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.8 Responden 8 Soal
Kepemimpinan Tanggung Jawab
Intelektual Disiplin
SS S
N KS
SS S
N KS
SS S
N KS
SS S
N KS
3 2
1 3
2 1
3 2
1 3
2 1
1 √
√ √
√ 2
√ √
√ √
3 √
√ √
√ 4
√ √
√ √
5 √
√ √
√
Tabel 3.9 Responden 9
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan dari hasil 9 orang responden seperti pada tabel 3.10 Tabel 3.10 Tabel Responden Alternatif A
Responden Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin 1
9 8
9 6
2 9
9 8
7 3
9 9
7 6
4 9
9 8
7 5
8 9
8 7
6 9
9 8
6 7
9 9
7 7
8 9
9 8
7 9
9 9
7 7
Total 80
80 70
60
Dari tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan bernilai 80, Tanggung Jawab benilai 80, intelektual bernilai 60, dan Disiplin bernilai 60
Hasil dari responden dari Alternatif B seperti tabel 3.11 sampai tabel 3.19 Tabel 3.11 Responden 1
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.12 Responden 2
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3,13 Responden 3
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.14 Responden 4
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.15 Responden 5
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.16 Responden 6
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.17 Responden 7
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.18 Responden 8
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.19 Responden 9
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan dari hasil 9 orang responden seperti pada tabel 3.20 Tabel 3.20 Tabel Responden Alternatif B
Responden Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin 1
8 9
7 7
2 8
9 8
7 3
8 9
8 6
4 8
9 8
6 5
7 9
7 7
6 8
9 8
6 7
7 8
7 6
8 8
9 8
9 9
8 9
9 6
Total 70
80 70
60 Dari tabel 3.20 dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan bernilai 70, Tanggung Jawab
benilai 80, intelektual bernilai 70, dan Disiplin bernilai 60 Hasil dari responden dari Alternatif C seperti tabel 3.21
Tabel 3.21 Responden 1
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.22 Responden 2
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.23 Responden 3
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.24 Responden 4
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.25 Responden 5
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.26 Responden 6
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.27 Responden7
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.28 Responden 8
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Tabel 3.29 Responden 9
Soal Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS SS
S N
KS 3
2 1
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
√ √
√ √
2 √
√ √
√ 3
√ √
√ √
4 √
√ √
√ 5
√ √
√ √
Kesimpulan dari hasil 9 orang responden seperti pada tabel 3.30 Tabel 3.30 Tabel Responden Alternatif C
Responden Kepemimpinan
Tanggung Jawab Intelektual
Disiplin 1
8 7
7 6
2 7
7 8
7 3
9 8
8 6
4 8
7 8
6 5
7 8
7 7
6 8
8 8
6 7
7 8
8 7
8 9
8 8
8 9
7 9
8 7
Total 70
70 70
60 Dari tabel 3.30 dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan bernilai 70, Tanggung Jawab
benilai 70, intelektual bernilai 70, dan Disiplin bernilai 60
Universitas Sumatera Utara
3.2.3 Menentukan Kriteria Nilai Ada 3 kriteria yaitu kriteria kepemimpinan, kriteria ujian tertulis, kriteria disiplin, dan kriteria
kepemimpinan. Untuk mendapatkan nilai profile dari jabatan dicari dari nilai tertinggi seluruh kriteria masing – masing calon. Profil jabatan dari instansi telah ditetapkan nilai
diambil dari nilai maksimu dari kriteria semua calon. 3.2.4 Perhitungan Gap
Untuk sistem pendukung keputusan ini terlebih dahulu menggunakan metode profile matching untuk pengambilan nilai sehinga mendapatkan nilai bobot nilai gap kriteria yang
akan digunakan pada matriks berpasangan AHP.untuk mendapatkan Perhitungan gap ini adalah perbedaan dari nilai yang dimiliki oleh oleh calon kepala sekolah dikurangi terhadap
nilai dari profil. Seperti pada tabel 3.31 terdapat 3 tiga orang calon dimana pada calon A memiliki nilai kepemimpinan 80 , disiplin 60, nilai intelektual 80, nilai tanggung jawab
adalah 70 .calon B memiliki nilai kepemimpinan 70, disiplin 60, nilai tanggung jawab 80, dan nilai intelektual 70. calon C memiliki disiplin 60, nilai kepemimpinan, nilai ujian tertulis,
dan kepemimpinan adalah 70. Semua nilai dari masing – masing kriteria dibagi 10 agar dapat digunakan di dalam penggunaan profile matching. Profil kriteria jabatan yang ditetapkan oleh
instansi adalah kepemimpinan, ujian tertulis, dan kepemimpinan adalah nilai 9. Tabel 3.31 Gap Kriteria Jabatan
No Nama Calon
KN TJ
TI DI
1 A
8 8
7 6
2 B
7 8
7 6
3 C
7 7
7 6
Profil Jabatan 9
9 9
9
1 A
-1 -1
-2 -3
2 B
-2 -1
-2 -3
3 C
-2 -2
-2 -3
Sehingga pada tabel 3.31 dilakukan pengurangan antara nilai yang didapat oleh calon dikurangi dengan profil kriteria oleh instansi.sehingga dapat selisih dari masing – masing
kriteria. Dimana pada calon A memiliki selisih kepemimpinan -1, intelektual-1, disiplin -3
Universitas Sumatera Utara
dan kepemimpinan -2. Calon B memiliki selisih kepemimpinan -2, intelektual-1, disiplin -3 dan kepemimpinan -2. Calon C memiliki selisih kepemimpinan -2, intelektual-2, disiplin -3
dan kepemimpinan -2 3.2.5 Pengelompokkan Bobot Nilai Kriteria
Setelah diperoleh gap pada masing - masing calon kepala sekolah dari kriteria , dibuat
pengelompokkan bobot nilai terhadap kriteria yang ada seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 3.32 Tabel Gap No
Selisih Bobot Nilai
Keterangan 1
4 Tidak ada selisih kompetensi
sesuai dengan yang dibutuhkan 2
1 3,5
Kompetensi individu kelebihan 1 tingkatlevel
3 -1
3 Kompetensi individu kekurangan
1 tingkatlevel 4
2 2,5
Kompetensi individu kelebihan 2 tingkatlevel
5 -2
2 Kompetensi individu kekurangan
2 tingkatlevel 6
3 1,5
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkatlevel
7 -3
1 Kompetensi individu kekurangan
3 tingkatlevel 8
4 0,5
Kompetensi individu kelebihan 4 tingkatlevel
9 -4
Kompetensi individu kekurangan 4 tingkatlevel
Universitas Sumatera Utara
Setelah itu dilihat tabel 3,32 untuk membuat pengelompokkan terhadap kriteria yang akan diisi pada tabel 3.33
Tabel 3.33 Pengelompokkan Bobot Nilai Gap Kriteria
No Nama Calon
KN TJ
TI DI
1 A
3 3
2 1
2 B
2 3
2 1
3 C
2 2
2 1
3.2.6 Menghitung Bobot Kriteria Langkah 1. Menyusun matriks perbandingan berpasangan
Matriks perbandingan berpasangan ini diambil dari data kepemimpinan, pengetahuan umum, dan kepemimpinan dari bobot nilai krieria profile matching. Dimana pada tabel 3.34
merupakan matriks perbandingan berpasangan. Tabel 3.34 Matriks perbandingan berpasangan Calon A
DI KN
TJ TI
DI 1
3 3
2 KN
0,33 1
3 3
TJ 0,33
0,33 1
3 TI
0,5 0,33
0,33 1
Matriks perbandingan berpasangan ini diambil dari data kepemimpinan, pengetahuan umum, dan kepemimpinan dari bobot nilai krieria profile matching. dimana pada tabel 3.35
merupakan matriks perbandingan berpasangan. Tabel 3.35 Matriks perbandingan berpasangan Calon B
DI KN
TJ TI
DI 1
2 3
2 KN
0,5 1
2 3
TJ 0,33
0,5 1
2 TI
0,5 0,33
0,5 1
Universitas Sumatera Utara
Matriks perbandingan berpasangan ini diambil dari data kepemimpinan, pengetahuan umum, dan kepemimpinan dari bobot nilai kriteria profile matching. dimana pada tabel 3.36
merupakan matriks perbandingan berpasangan.
Tabel 3.36 Matriks perbandingan berpasangan Calon C DI
KN TJ
TI DI
1 2
2 2
KN 0,5
1 2
2 TJ
0,5 0,5
1 2
TI 0,5
0,5 0,5
1
Langkah 2. Menghitung nilai eigen maksimum a. Mencari nilai ∑
kolom
Dari matriks berpasangan kita akan mencari nilai ∑
kolom
dengan menambahkan kolom masing – masing kolom dari kriteria dan digunakan untk mendapatkan nilai TPV dari masing
– masing calon A Tabel 3.37 Perhitungan jumlah kolom pada matriks perbandingan kriteria calon A
DI KN
TJ TI
DI 1
3 3
2 KN
0,33 1
3 3
TJ 0,33
0,33 1
3 TI
0,5 0,33
0,33 1
∑
kolom
2,16 4,66
7,33 9
Dari matriks berpasangan kita akan mencari nilai ∑
kolom
dengan menambahkan kolom masing – masing kolom dari kriteria dan digunakan untk mendapatkan nilai TPV dari masing
– masing calon B
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.38 Perhitungan jumlah kolom pada matriks perbandingan kriteria calon B DI
KN TJ
TI DI
1 2
3 2
KN 0,5
1 2
3 TJ
0,33 0,5
1 2
TI 0,5
0,33 0,5
1 ∑
kolom
2,33 3,83
6,5 8
Dari matriks berpasangan kita akan mencari nilai ∑
kolom
dengan menambahkan kolom masing – masing kolom dari kriteria dan digunakan untk mendapatkan nilai TPV dari masing
– masing calon C Tabel 3.39 Perhitungan jumlah kolom pada matriks perbandingan kriteria calon C
DI KN
TJ TI
DI 1
2 2
2 KN
0,5 1
2 2
TJ 0,5
0,5 1
2 TI
0,5 0,5
0,5 1
∑
kolom
2,5 4
5,5 7
Setelah dilakukan perhitungan ∑
kolom
, nilai dari matriks perbandingan dibagi dengan nilai ∑
kolom
dari masing – masing kriteria dari calon A,B, dan C seperti pada tabel 3.40, sehingga akan muncul hasil perhitungan ∑
kolom
dari seperti pada tabel 3.41.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.40 Perhitungan ∑
kolom
dibagi kriteria hasil calon A DI
KN TJ
TI DI
12,16 34,66
37,33 29
KN 0,332,16
14,66 37,33
39 TJ
0,332,16 0,334,66
17,33 39
TI 0,52,16
0,334,66 0,337,33
19
Tabel 3.41 Hasil Perhitungan calon A DI
KN TJ
TI DI
0,46 0,64
0,41 0,2
KN 0,15
0,21 0,41
0,3 TJ
0,15 0,07
0,14 0,3
TI 0,23
0,07 0,05
0,1
Setelah dilakukan perhitungan ∑
kolom
, nilai dari matriks perbandingan dibagi dengan nilai ∑
kolom
dari masing – masing kriteria dari calon B seperti pada tabel 3.42. Sehingga akan muncul hasil perhitungan ∑
kolom
dari seperti pada tabel 3.43 Tabel 3.42 Perhitungan ∑
kolom
dibagi hasil calon B DI
KN TJ
TI DI
12,33 23,83
36,5 28
KN 0,52,33
13,83 26,5
38 TJ
0,332,33 0,53,83
16,5 28
TI 0,52,33
0,333,83 0,56,5
18
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.43 Hasil Perhitungan calon B DI
KN TJ
TI DI
0,42 0,52
0,46 0,25
KN 0,22
0,36 0,31
0,38 TJ
0,14 0,13
0,15 0,25
TI 0,22
0,08 0,08
0,13
Setelah dilakukan perhitungan ∑
kolom
, nilai dari matriks perbandingan dibagi dengan nilai ∑
kolom
dari masing – masing kriteria dari calon C seperti pada tabel 3.44. Sehingga akan muncul hasil perhitungan ∑
kolom
dari seperti pada tabel 3.45 Tabel 3.44 Perhitungan ∑
kolom
dibagi kriteria hasil calon C DI
KN TJ
TI DI
0,4 0,5
0,36 0,3
KN 0,2
0,25 0,36
0,3 TJ
0,2 0,13
0,18 0,3
TI 0,2
0,13 0,09
0,14
Tabel 3.45 Hasil Perhitungan calon C DI
KN TJ
TI DI
0,4 0,5
0,36 0,3
KN 0,2
0,25 0,36
0,3 TJ
0,2 0,13
0,18 0,3
TI 0,2
0,13 0,09
0,14
Untuk mendapatkan nilai eigen maka dilakukan terlebih dulu perhitungan TPV dengan cara menjumlahkan baris dari masing – masing calon seperti pada tabel 3.46, 3.50, dan 3.54.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.46 Tabel TPV calon A DI
KN TJ
TI ∑
baris
DI 0,46
0,64 0,41
0,22 1,73
KN 0,15
0,21 0,41
0,33 1,1
TJ 0,15
0,07 0,14
0,33 0,69
TI 0,23
0,07 0,05
0,11 0,46
∑
kolom
1 1
1 1
3,98
Nilai eigen adalah nilai untuk melihat apakah matriks tersebut konsisten atau tidak. Mencari nilai eigen, dengan membagi nilai ∑ baris dengan total ∑ baris. Cara perhitungan
Seperti pada tabel 3.47 Tabel 3.47 Mencari Nilai Eigen calon A
1,733,98 0,43
1,13,98 0,27
0,693.98 0,17
0,463,98 0,12
Setelah dilakukan sebuah perhitungan,maka didapat hasil nilai eigen dari masing – masing calon seperti pada tabel 3.48,3.52, dan 3.56
Tabel 3.48 Nilai Eigen calon A Nilai Eigen
DI 0,43
KN 0,27
TJ 0,17
TI 0,12
Universitas Sumatera Utara
Setelah itu kita melakukan perkalian matriks perbandingan berpasangan dengan nilai eigen seperti matriks dibawah sehingga mendapatkan suatu nilai yang digunakan untuk
menghasilkan bobot prioritas. 1,00
3,00 3,00
2,00 0,33
1,00 3,00
3,00 0,33
0,33 1,00
3,00 0,5
0,33 0,33
1,00 x
0,43 0,27
0,17 0,12
= 1,99
1,28 0,76
0,48
Setelah itu untuk mendapatkan bobot prioritas maka dilakukan pembagian antara hasil dari perkalian matriks terhadap eigen tadi terhadap eigen, maka akan kita dapatkan bobot
prioritas. 1,99
1,28 0,76
0,48 :
0,43 0,27
0,17 0,12
= 4,63
4,74 4,47
4 Setelah itu kita dapat mengetahui bobot prioritas dari calon A seperti pada tabel 3.49
Tabel 3.49 Bobot Prioritas calon A Bobot Prioritas
DI 4,63
KN 4,74
TJ 4,47
TI 4
λ
maks
digunakan untuk mencari rata – rata dari kriteria. Setelah itu melakukan perhitungan untuk menghasilkan λ
maks
yaitu dengan cara menambahkat bobot prioritas dan dibagi dengan banyak kriteria.
Universitas Sumatera Utara
Calon A
λ
maks =
, ,
,
=
,
= 4,46
CI adalah consistency index , ini digunakan untuk mencari nilai konsistensi dari index. Cara melakukan perhitungannya adalah dengan λ
maks
dikurang total kriteria dibagi dengan banyak kriteria dikurang satu.
CI
= ,
= ,
=0,15
CR adalah consistency rasio,CR adalah nilai terakhir yang digunakan untuk sistem pendukung keputusan ini. Dan ini mengacu terhadap index random IR. Cara perhitungan CI
dibagi terhadap IR yang sesuai, sehingga hasil terakhirnya Nilai Rasio Konsistensi ≤ 0.1 CR
= ,
, =0,094
Tabel 3.50 Tabel TPV calon B DI
KN TJ
TI ∑
baris
DI 0,42
0,52 0,46
0,25 1,65
KN 0,22
0,36 0,31
0,38 1,27
TJ 0,14
0,13 0,15
0,25 0,67
TI 0,22
0,08 0,08
0,13 0,51
∑
kolom
1 1
1 1
4,1
Universitas Sumatera Utara
Nilai eigen adalah nilai untuk melihat apakah matriks tersebut konsisten atau tidak. Mencari nilai eigen, dengan membagi nilai ∑ baris dengan total ∑ baris. Cara perhitungan
Seperti pada tabel 3.51. Tabel 3.51 Mencari Nilai Eigen calon B
1,654,1 0,40
1,274,1 0,31
0,674,1 0,16
0,514,1 0,12
Setelah dilakukan sebuah perhitungan,maka didapat hasil nilai eigen dari masing – masing calon seperti pada tabel 3.52
Tabel 3.52 Nilai Eigen calon B Nilai Eigen
DI 0,40
KN 0,31
TJ 0,16
TI 0,12
Setelah itu melakukan perkalian matriks perbandingan berpasangan dengan nilai eigen seperti matriks dibawah sehingga mendapatkan suatu nilai yang digunakan untuk
menghasilkan bobot prioritas. 1,00
2,00 3,00
2,00 0,50
1,00 2,00
3,00 0,33
0,50 1,00
2,00 0,50
0,33 0,50
1,00 x
0,40 0,31
0,16 0,12
= 1,74
1,19 0,69
0,50
Setelah itu untuk mendapatkan bobot prioritas maka dilakukan pembagian antara hasil dari perkalian matriks terhadap eigen tadi terhadap eigen, maka akan kita dapatkan bobot
prioritas.
Universitas Sumatera Utara
1,74 1,19
0,69 0,50
: 0,40
0,31 0,16
0,12 =
4,35 3,84
4,31 4,17
Setelah itu dapat mengetahui bobot prioritas dari calon B seperti pada tabel 3.53
Tabel 3.53 Bobot Prioritas calon B Bobot Prioritas
DI 4,35
KN 4,84
TJ 4,31
TI 4,17
λ
maks
digunakan untuk mencari rata – rata dari kriteria. Setelah itu melakukan perhitungan untuk menghasilkan λ
maks
yaitu dengan cara menambahkan bobot prioritas dan dibagi dengan banyak kriteria.
Calon B
λ
maks =
, ,
, ,
=
,
=4,16
CI adalah consistency index , ini digunakan unutk mencari nilai konsistensi dari index. Cara melakukan perhitungannya adalah dengan λ
maks
dikurang total kriteria dibagi dengan banyak kriteria dikurang satu.
CI
= ,
= ,
= 0,05
Universitas Sumatera Utara
CR adalah consistency rasio,CR adalah nilai terakhir yang digunakan untuk sistem pendukung keputusan ini. Dan ini mengacu terhadap index random IR. Cara perhitungan CI
dibagi terhadap IR yang sesuai, sehingga hasil terakhirnya Nilai Rasio Konsistensi ≤ 0.1 CR
= ,
, =0,034
Tabel 3.54 Tabel TPV calon C DI
KN TJ
TI ∑
baris
DI 0,4
0,5 0,36
0,3 1,56
KN 0,2
0,25 0,36
0,3 1,11
TJ 0,2
0,13 0,18
0,3 0,81
TI 0,2
0,13 0,09
0,14 0,56
∑
kolom
1 1
1 1
4,04
Nilai eigen adalah nilai untuk melihat apakah matriks tersebut konsisten atau tidak. Mencari nilai eigen, dengan membagi nilai ∑ baris dengan total ∑ baris. Cara perhitungan
Seperti pada tabel 3.55. Tabel 3.55 Mencari Nilai Eigen calon C
1,564,04 0,39
1,114,04 0,27
0,814,04 0,20
0,564,04 0,14
Setelah dilakukan sebuah perhitungan,maka didapat nilai eigin seperti pada tabel 3.56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.56 Nilai Eigen calon C Nilai Eigen
DI 0,39
KN 0,27
TJ 0,20
TI 0,14
Setelah itu melakukan perkalian matriks perbandingan berpasangan dengan nilai eigen seperti matriks dibawah sehingga mendapatkan suatu nilai yang digunakan untuk
menghasilkan bobot prioritas. 1,00
2,00 2,00
2,00 0,50
1,00 2,00
2,00 0,50
0,50 1,00
2,00 0,50
0,50 0,50
1,00 x
0,39 0,27
0,20 0,14
= 1,61
1,15 0,81
0,57
Setelah itu untuk mendapatkan bobot prioritas maka dilakukan pembagian antara hasil dari perkalian matriks terhadap eigen tadi terhadap eigen, maka akan kita dapatkan bobot
prioritas. 1,61
1,15 0,81
0,57 :
0,39 0,27
0,20 0,14
= 4,12
4,26 4,05
4,07
Setelah itu dapat mengetahui bobot prioritas dari calon C seperti pada tabel 3.57
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.57 Bobot Prioritas calon C Bobot Prioritas
DI 4,12
KN 4,26
TJ 4,05
TI 4,07
λ
maks
digunakan untuk mencari rata – rata dari kriteria. Setelah itu melakukan perhitungan untuk menghasilkan λ
maks
yaitu dengan cara menambahkan bobot prioritas dan dibagi dengan banyak kriteria.
Calon C
λ
maks =
, .
, ,
=
,
= 4,12
CI adalah consistency index , ini digunakan unutk mencari nilai konsistensi dari index. Cara melakukan perhitungannya adalah dengan λ
maks
dikurang total kriteria dibagi dengan banyak kriteria dikurang satu.
CI
= ,
= ,
= 0,04
CR adalah consistency rasio,CR adalah nilai terakhir yang digunakan untuk sistem pendukung keputusan ini. Dan ini mengacu terhadap index random IR. Cara perhitungan CI
dibagi terhadap IR yang sesuai, sehingga hasil terakhirnya Nilai Rasio Konsistensi ≤ 0.1 CR
= ,
,
Universitas Sumatera Utara
= 0,026
Consistensi ratio matriks kriteria calon A bernilai 0.094, calon B bernilai 0,034 dan calon C bernilai 0,026 menunjukkan konsistensi baik atau diterima, karena nilai 0.094, 0,034,
0,026 ini lebih kecil dari 0,1 10. Dari consistensi ratio yang didapat maka dapat ditentukan perbandingan antara calon A,
B, dan C menggunakan AHP seperti pada tabel 3.58. Tabel 3.58 AHP dalam menentukan alternatif kriteria calon
Nama Calon Kriteria
Bobot Prioritas CR
A DI
4,63 0.094
KN 4,74
TJ 4,47
TI 4
B DI
4,35 0,034
KN 4,84
TJ 4,31
TI 4,17
C DI
4,12 0,026
KN 4,26
TJ 4,05
TI 4,07
Hasil yang didapat pada tabel 3.58 diatas menunjukkan nilai CR consisten ratio calon A mempunyai nilai yang paling tinggi dengan nilai 0,094. calon B mempunyai nilai
tertinggi kedua yaitu 0,034 dan C mempunyai nilai terendah yaitu 0,026. Pada tabel 3.29 pada bobot prioritas adalah untuk mengetahui bobot kriteria dari masing – masing calon.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan