BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode Profile Matching Modeling adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat variable predicator yang ideal yang harus dimiliki ,
bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. dalam proses Metode Profile Matching Modelling secara garis besar merupakan proses membandingkan antara nilai data
actual dari suatu profile yang akan dinilai dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya disebut juga gap . Metode AHP merupakan salah
satu metode pengambilan keputusan dimana faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi, dan rasa dicoba untuk dioptimasikan dalam suatu proses yang
sistematis. Metode AHP ini mulai dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika University Of Pittsburgh di Amerika Serikat, pada awal tahun 1970 – an.
Thomas L. Saaty 1980. Pengelolah SDM Sumber Daya Manusia dari suatu instansi sangat mempengaruhi
banyak aspek penentu keberhasilan di dalam sebuah sekolah. Terdapat beberapa kendala di dalam pengelolah SDM, salah satunya apabila sebuah instansi tersebut memiliki jumlah
pegawai tetap yang banyak. Di dalam setiap sekolah pasti memiliki periode masa kepemimpinannnya 3 tiga tahun dan apabila masa periodenya habis maka akan berubah
yang menduduki tempat kedudukannya dari sebelumnya. Di dalam tiap – tiap Personal Human Department HRD belum tentu saling mengenal dekat dengan tiap – tiap pegawai
tetap yang ada, hal ini akan menjadi kendala yang cukup signifikan dalam rangka menyusun suatu jenjang karir dari tiap pegawai dan kaderisasi pergantian jabatan dan pegawai yang
bersangkutan. Untuk mengatasi sebuah kelemahan tersebut telah banyak peneliti – peneliti tentang
sistem pendukung keputusan. AHP ini memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak, kompleksitas ini disebabkan oleh banyak hal
diantaranya struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambilan keputusan serta ketidakpastian tersedia data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama
Universitas Sumatera Utara
sekali. Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak dapat dicatat secara numerik
kuantitatif, namun secara kualitatif, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Namun, tidak menutup kemungkinan, bahwa model-model lainnya ikut dipertimbangkan
pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendeketan AHP, khususnya dalam memahami para keputusan individual pada saat proses penerapan pendekatan ini.
Pengambilan keputusan AHP dengan banyak kriteria bersifat subjektif. Selain itu para pengambil keputusan lebih yakin menentukan pilihannya terhadap tingkat kepentingan antar
kriteria dengan memakai penilaian dalam interval dibandingkan penilaian dengan angka eksak.
Metode profile matching atau pencocokan profil adalah metode yang sering sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan mengasumsikan
bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati
Kusrini, 2007. Menurut Rachma 2003:101,Profile Matching merupakan suatu proses dalam
manajemen SDM dimana terlebih dahulu ditentukan kompetensi kemampuan yang diperlukan oleh suatu jabatan. Kompetensikemampuan tersebut haruslah dapat dipenuhi oleh
pemegang jabatan. Untuk memudahkan pelaksanaan kaderisasi dan jenjang karir dari tiap pegawai maka
dibuat sebuah sistem yang bertujuan memudahkan proses, penyusunan, dan pengenalan target dalam hal ini pegawai dalam memudahkan penyusunan jenjang karir dan kaderisasi dari
sekolah tersebut. Dalam hal ini sistem pendukung keputusan ini akan dijalankan di SMA
Methodist – 1. Oleh karena itu judul penelitian tesis yang diusulkan adalah “MODEL PEMILIHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN PROFILE
MATCHING” .
1.2 Perumusan Masalah