HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga buah variabel yang masing-masing adalah Environmental performance , economic performance, dan CSR disclosure. Data Environmental performance didapat dari website Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang berupa data keikutsertaan perusahaan dalam program PROPER tahun 2006-2010. Data economic performance berupa data saham serta data deviden masing-masing perusahaan sample dari tahun 2006- 2009. Sedangkan data CSR disclosure didapat dari laporan tahunan perusahaan manufaktur, pertambangan umum, dan migas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2009. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan kategori perusahaan manufaktur, pertambangan umum, dan migas yang secara terus menerus terdaftar di BEI tahun 2006-2009. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik pusposive sampling yaitu perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang mengikuti program PROPER pada tahun 2006-2010 dan telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) pada tahun 2006-2009. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 18 perusahaan dengan periode pengamatan selama 4 tahun berturut-turut. Nama perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran 1 (Data Sampel Nama Perusahan).

Statistik deskriptif pada penelitian ini menghasilkan data gambaran variabel- variabel yang terdiri dari nilai mean, min, max, dan standar deviasi.

Tabel 2. Statistik Deskriptif

Variabel

Mean Min Max Std.Deviasi CSR Disclosure

0,3171 0,13 0,47

0,8652

Environmental performance 3,35

1 5 0.609

Size 5,7155 0,01 20,18

4.16763 Sensitivitas Industri

0,89

0 1 0.316 Komposisi Dewan

0,4092 0,20 0,75

0.12389

Economic Performance 0,2347 -2,92 9,41

1.77560 Growth Opportunities

1. Statistik Deskriptif Environmental Performance

Environmental performance menggunakan data PROPER yang telah dicocokkan dengan data perusahaan manufaktur, pertambangan umum dan migas yang terdaftar di BEI. Dari pencocokan tersebut diperoleh 18 perusahaan dari tahun 2006-2009 yang dapat digunakan sebagai sampel. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Environmental performance mempunyai nilai rata-rata sebesar 3,35, sehingga 27 data yang nilainya diatas mean, sehingga dapat diartikan bahwa perusahaan sampel banyak yang mendapat peringkat lingkungan tinggi atau mempunyai kinerja lingkungan yang tinggi.

CSR disclosure menggunakan pengungkapan lingkungan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur, pertambangan umum dan migas yang telah dipilih sesuai dengan metode purposive sampling. CSR disclosure diukur menggunakan checklist berdasarkan item disclosure yang telah disampaikan dalam laporan tahunan. Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa terdapat data yang nilainya diatas nilai mean sebesar 0,3171, hal ini menunjukkan bahwa terdapat 41 data perusahaan yang mendapat peringkat rendah atau kinerja lingkungan yang rendah dari perusahaan sampel yang menyampaikan CSR disclosure dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan sampel tersebut masih kurang peduli terhadap CSR disclosure. CSR disclosure perusahaan yang dijadikan sampel rata-ratanya adalah 0.2791. Hal ini menunjukkan bahwa CSR disclosure perusahaan yang paling lengkap dilaporkan oleh PT Holcim Indonesia yaitu sebesar 4.7, atau 37 item pengungkapan. Indeks CSR disclosure paling tidak lengkap dilaporkan oleh PT Lippo Cikarang yaitu sebesar 0.13 atau 10 butir pengungkapan. Dengan demikian indeks pengungkapan sukarela sampel berada di kisaran

0.13 sampai dengan 0.47.

3. Statistik Deskriptif Economic performance

Dari table 2 dapat dilihat indeks economic performance perusahaan yang dijadikan sampel rata-ratanya adalah 0,2347. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja finansial perusahaan yang paling tinggi adalah dilakukan oleh PT Dari table 2 dapat dilihat indeks economic performance perusahaan yang dijadikan sampel rata-ratanya adalah 0,2347. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja finansial perusahaan yang paling tinggi adalah dilakukan oleh PT

C. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini terdapat dua model persamaan regresi yaitu:

a a a a a a + + + + = + BC Size EvP CSRI EvP

b b b b b + + + = + Lv GO EcP EvP

Keterangan: EcP

= Economic performance (kinerja ekonomi yang dicapai) EvP

= Environmental performance (kinerja lingkungan yang dicapai perusahaan).

CSRI = CSR disclosure (pengungkapan CSR oleh perusahaan dalam laporan tahunan)

GO = Growth opportunities (peluang untuk tumbuh dimasa depan). SIZE

= Ukuran perusahaan

LV

= Tingkat leverage perusahaan

IS = Industry Sensitivity (sensitivitas perusahaan terhadap

lingkungan) BC = Board Composition (komposisi dewan komisaris)

a b 0 0 = intercept (parameter) a b 0 0 = intercept (parameter)

1. Uji Normalitas

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas data adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati- hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewnes dari data sample. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov- Smirnov (K-S). Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan membuat hipotesis:

H 0 : Data residual berdistribusi secara normal. H a : Data residual tidak berdistribusi secara normal.

Kolmogorov-Smirnov (K-S) yang terlihat dalam tabel 5 dibawah ini:

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk residual persamaan model 1 adalah

0,509 dan signifikan pada 0,958 > 0.05 hal ini berarti H 0 diterima yang berarti data terdistribusi secara normal. Besarnya nilai K-S untuk residual persamaan model 2 adalah 1,318 dan signifikan pada 0,062 > 0,05, hal ini

berarti H 0 diterima yang berarti data terdistribusi secara normal. Dengan demikian data memenuhi asumsi normalitas .

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

.155 -.060 -.134

.509 1.318 .958

.062

Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative

Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Unstandardiz ed Residual

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Multikolinieritas terindikasi apabila terdapat hubungan linier di antara variabel independen yang digunakan dalam model. Metode untuk menguji adanya multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF variabel independen dibawah nilai 10 dan tolerance value diatas 0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi sehingga model tersebut reliable sebagai dasar analisis. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas

Model

Variabel Tolerance

VIF

Kesimpulan Regresi Model 1

EvP Size SI KD

Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas

Regresi Model 2

EvP GO Laverage

Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas Tidak terjadi multikolinieritas

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika

terjadi heteroskedastisitas dalam model analisis. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil uji Heteroskedastisitas

Coefficients a

.038 -.157 -1.239 .220

(Constant) EvP GO Laverage

Model 1

B Std. Error

a. Dependent Variable: ABSRES_2

Coefficients a

.008 -.074 -.612 .543

-.001

.001 -.156 -1.243 .218

(Constant) EvP Size SI

KD

Model 1

B Std. Error

Dependent Variable: ABSRES_1 a.

Autokorelasi bertitik tolak dari gangguan-gangguan yang terjadi pada hubungan antara variabel yang diteliti. Pada dasarnya autokorelasi yang terjadi tidak dapat diukur, tetapi bersifat mengambang, dan jumlahnya banyak karena gangguan yang terjadi pada suatu periode, mungkin akan mempengaruhi besarnya gangguan pada periode sebelumnya. Adapun cara untuk mendekati atau mengetahui ada tidaknya autokorelasi antara lain dengan uji Durbin-Watson (uji DW). Formula hipotesis Ho

: tidak ada autokorelasi positif Ho* : tidak ada autokorelasi negatif Dengan kriteria pengujian seperti gambar 2 sebagai berikut:

Menolak H 0

(Bukti Autokorelasi

Positif)

Menolak H 0 * (Bukti Autokorelasi Negatif) Daerah

ragu-ragu

Daerah ragu-ragu

Menerima H 0 atau H 0 * atau kedua-

duanya

0 dl

du

4-du

4-dl 2 4

Adapun hasil Uji Autokorelasi dipaparkan pada tabel 8 sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi

Model

DW

d L d U 4-d U 4-d L Keterangan Regresi Model 1 Regresi Model 2

Bebas Autokorelasi Autokorelasi (+)

D. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Pertama

Environmental Performance 2.249 0.028* Size

Sensitivitas industri

Komposisi dewan

R Square

Adj R Square

*Secara statistik signifikan pada tingkat 0.05 Dependent Variabel : CSR disclosure: CSR *Secara statistik signifikan pada tingkat 0.05 Dependent Variabel : CSR disclosure: CSR

Nilai R

digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R

mengandung kelemahan mendasar di mana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan

adjusted R

berkisar antar nol dan satu. Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R 2 adalah sebesar 0,245. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel environmental performance dapat menjelaskan variabel CSR disclosure sebesar 24,5%, sedangkan sisanya 75,5% dijelaskan oleh faktor-faktor di luar variabel tersebut.

b. Uji Regresi Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan = 5% variabel independen secara statistis mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Hasil pengujian nilai F hitung sebesar 6,751 dengan nilai signifikansi environmental performance terhadap CSR disclosure sebesar Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan = 5% variabel independen secara statistis mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Hasil pengujian nilai F hitung sebesar 6,751 dengan nilai signifikansi environmental performance terhadap CSR disclosure sebesar

c. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh (p- value ) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau dengan

= 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap variabel dependennya. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial environmental performance berpengaruh terhadap CSR disclosure , hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,028 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan enviromental performance memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR disclosure diterima.

Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis Kedua

Environmental performance 0.090 0.929 Growth Opportunities

R Square

0.039

Adj R Square

*Secara statistik signifikan pada tingkat 0.05 Dependent Variabel : Economic performance: EcP

a. Uji koefisien determinasi (R

Nilai R

digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R

mengandung kelemahan mendasar di mana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan

adjusted R

berkisar antar nol dan satu. Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R 2 adalah sebesar - 0.004. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel Environmental performance tidak dapat menjelaskan variabel Economic performance .

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan = 5% variabel independen secara statistis mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Hasil pengujian nilai F hitung sebesar 0,913 dengan nilai signifikansi Environmental performance terhadap Economic performance sebesar 0,440 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Environmental performance mempunyai tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Economic performance .

c. Uji Regresi Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh (p- value ) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau dengan

= 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap variabel dependennya. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial Environmental performance tidak berpengaruh terhadap = 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap variabel dependennya. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengujian secara parsial Environmental performance tidak berpengaruh terhadap

E. Pembahasan

1. Enviromental performance memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR disclosure

Pernyataan hipotesis pertama bahwa Environmental performancee berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure diterima. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,028 < 0,05. Hal ini dikarenakan terdapat asumsi bahwa apabila kinerja lingkungan yang baik telah dicapai, maka perusahaan tidak mengungkapkan CSR, karena biaya yang tinggi telah dikeluarkan untuk mencapai kinerja lingkungan yang baik.

Economic performance.

Pernyataan hipotesis pertama bahwa Environmental perfomance berpengaruh signifikan terhadap economic performance tidak terbukti. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,929 > 0,05. Hal ini terjadi karena pasar di Indonesia lebih fokus atau tertarik untuk melihat kinerja finansial perusahaan berdasarkan profitabilitas dibandingkan dengan kinerja lingkungan yang telah dicapai perusahaan