Ciri khas pola menu Indonesia ialah Empat Sehat Lima Sempurna yaitu menu lengkap terdiri dari nasi atau makanan pokok, lauk, sayur, buah dan agar menjadi
sempurna ditambahkan dengan susu Santoso, 2004.
2.2.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pola Makan
Dalam hal pola makan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1.
Pengetahuan Gizi Ibu Bila pengetahuan tentang bahan makanan yang bergizi masih kurang maka
pemberian makanan untuk keluarga biasa dipilih bahan-bahan yang hanya dapat mengenyangkan perut saja tanpa memikirkan apakah makanan itu bergizi atau
tidak tercukupi Sapoetra,1997. Menurut Suhardjo 1989, bila ibu rumah tangga memiliki pengetahuan gizi yang
baik ia akan mampu untuk memilih makanan-makanan yang bergizi untuk dikomsumsi.
2. Pendidikan Ibu
Peranan ibu sangat penting dalam penyediaan makanan bagi anak balitanya, pengetahuan yang diperoleh baik formal maupun non formal sangat menentukan
untuk ditetapkan dalam hal pemilihan dan penentuan jenis makanan yang dikomsumsi oleh balita dan anggota keluarga lainnya.
Pendidikan gizi ibu bertujuan untuk meningkatkan penggunaan sumber daya makanan yang tersedia. Dari hal tersebut dapat diasumsikan bahwa tingkat
kecukupan dan zat gizi pada balita relatif tinggi bila pendidikan ibu tinggi Depkes RI,2010
Universitas Sumatera Utara
3. Pendapatan Keluarga
Pendapatan merupakan salah satu faktor yang menetukan kualitas dan kuantitas makanan. Tetapi perlu disadari bahwa pendapatan tidak selalu membawa
perbaikan susunan makanan. Tingkat pendapatan juga ikut menentukan jenis pangan yang akan dibeli dengan tambahan uang tersebut. Orang miskin
membelanjakan sebagian besar pendapatan tambahan tersebut untuk makanan, sedangkan orang kaya jauh lebih rendah. Semakin tinggi pendapatan semakin
besar pula persentase dari pendapatan tersebut dipergunakan untuk membeli buah, sayur, dan berbagai jenis bahan pangan lain Berg,A Sajogyo,1986.
2.2.3. Porsi Makanan
Menurut Amalia yang dikutip oleh Komsatiningrum 2009, porsi makanan bagi orang dewasa dan balita sangatlah jauh berbeda, porsi makan anak balita lebih
sedikit karena kebutuhan jumlah gizi esensial jumlahnya lebih sedikit yang harus dipenuhi. Selain itu karakteristik pertumbuhan dan aktivitasnya juga berbeda. Porsi
makan bagi anak balita harus mempunyai kandungan air dan serat sesuai dengan daya toleransi, tekstur makanan agak lunak agar mudah dicerna dan memberikan rasa
kenyang. Makan selingan perlu diberikan kepada balita terutama jika porsi makan
utama yang dikomsumsi belum mencukupi. Pemberian makanan selingan tidak boleh berlebihan karena akan mengakibatkan berkurangnya nafsu makan akibat terlalu
kenyang makan makanan selingan. Pemilihan makanan selingan disesuaikan dengan fungsinya yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Mencukupi asupan nutrisi yang mungkin kurang pada saat pemberian makan
pagi, siang dan sore. 2.
Memperkenalkan aneka ragam jenis makanan yang terdapat dalam makanan selingan.
3. Mengatasi masalah anak sulit makan nasi.
4. Untuk mencukupi kebutuhan kalori terutama pada anak yang banyak
melakukan aktivitas.
2.2.4. Bahan Makanan