Pembahasan pada Masa Perubahan Ketiga

60 Perubahan UUD 1945 Mengenai Pasal Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU X Tubuh Undang-Undang Dasar. Yang kedua, yang bisa mengusulkan perubahan Dewan Perwakilan Rakyat atau Dewan Perwakilan Daerah. Kemudian yang ketiga, teknik perubahannya itu naskah terpisah, yaitu seperti yang ingin kita tradisikan dengan amendemen satu, dua dan seterusnya. Kemudian Ayat 2, usul perubahan atas ketentuan yang berkenaan bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik dibahas dalam Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat setelah mendapat persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah suara rakyat yang mempunyai hak pilih melalui referendum nasional yang diadakan khusus untuk itu. Ini yang tadi kami kemukakan bahwa untuk dua hal ini, sebelum diadakan perubahan dengan cara biasa, kami mengusulkan agar diajukan dulu pertanyaan setuju atau tidak setujunya itu melalui referendum. Dan referendumnya itu melalui tiga per empat jumlah suara yang mendukung. Ini Ayat 2-nya. Ayat 3, untuk perubahan biasa, pasal-pasal yang tidak berkenaan dengan bentuk negara dan bentuk pemerintah, kami usulkan juga diubah, diperberat. Kalau sebelumnya dua per tiga kali dua per tiga 23 x 23, kami mengusulkan menjadi tiga per empat kali tiga per empat 34 x 34 dengan alasan tiga per empat kali tiga per empat 34 x 34 itu berarti setengah. Kalau dua per tiga kali dua per tiga 23 x 23 itu tidak sampai setengah, jadi kalau hadir hanya 23 + 1, kemudian cukup dua per tiga berarti tidak sampai setengah. Atas pertimbangan itulah, Tim Politik dan Tim Hukum sepakat supaya jangan terlalu mudah juga di masa yang akan datang itu. Tentu Bapak-Bapak, semangat kita itu supaya mekanisme perubahan itu jangan terlalu mudah. Itu dengan asumsi bahwa kita nanti sudah memiliki Undang-Undang Dasar yang utuh. Ada Undang-Undang Dasar yang sudah komprehensif, yang utuh sehingga nanti untuk perubahan selanjutnya tidak lagi terlalu gampang. Sekali lagi, dengan asumsi bahwa kita sudah memiliki satu naskah Undang-Undang Dasar yang utuh itu. Kemudian yang terakhir, putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya tiga per empat jumlah buku 10.indd 60 92410 5:55:48 PM 61 Perubahan UUD 1945 Mengenai Pasal Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU X Anggota yang hadir yaitu tiga per empat kali tiga per empat 34 x 34. 75 Usulan dari Tim Ahli mendapatkan tanggapan dari Lukman Hakim Saifuddin dari F-PPP. Terakhir berkaitan dengan Pasal 37, Perubahan. Di sini ada dua hal pertama berkaitan dengan Ayat 3. Jadi Ayat 3 menyatakan bahwa perubahan Undang-Undang Dasar ditetapkan dalam Sidang Majelis yang dihadiri oleh sekurangkurangnya tiga perempat jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Pengertian sekurang-kurangnya tiga perempat jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah ini seperti apa? Karena jumlah Dewan Perwakilan Rakyat dan jumlah Dewan Perwakilan Daerah ini tidak sama, Dewan Perwakilan Daerah ini sepertiganya dari DPR. Jadi apakah, katakanlah ini saya mencoba berandai- andai kalau Dewan Perwakilan Rakyat itu 50 lalu Dewan Perwakilan Daerah karena ini sepertiganya menjadi 16 kalau hanya dihadiri tiga perempatnya saja sekian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan hanya satu Anggota Dewan Perwakilan Daerah apakah bisa masuk dalam pengertian sekurang-kurangnya tiga perempat jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Dan yang kedua berkaitan dengan Pasal 37 ini di sini ada klausul Ayat 2 yang menyatakan bahwa khusus yang menyangkut bentuk negara dan bentuk pemerintahan republik, itu harus dengan referendum. Tetapi saya melihatnya bahwa Ayat 2 ini artinya ketentuan referendum ini tidak bisa dilaksanakan. Artinya tidak bisa berlaku karena kalau misalkan kita ingin mengubah katakanlah bentuk negara atau bentuk pemerintahan tanpa harus melalui referendum pun juga bisa. Ubah saja Pasal 37-nya. Karena untuk mengubah Pasal 37 itu cukup dengan ketentuan Ayat 1, 3 dan 4 tanpa menggunakan Ayat 2. Jadi artinya Ayat 2 ini tidak punya arti apa-apa. Bagaimana, apa tidak sebaiknya seluruh isi-isi ayat atau Pasal yang ada dalam Undang-Undang Dasar ini kedudukannya sama mereka bisa sejauh mekanisme konstitusionalnya itu 75 Sekretariat Jenderal MPR RI, Risalah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1999 – 2002 Tahun Sidang 2001 Buku Satu, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2009, hlm. 465 – 466. buku 10.indd 61 92410 5:55:48 PM 62 Perubahan UUD 1945 Mengenai Pasal Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU X terpenuhi, kenapa tidak. Jadi jangan kita beranggapan bahwa generasi penerus nanti itu tidak memiliki kearifan dan hal-hal lain yang kemudian kita khawatir lalu kita pagar-pagari sedemikian rupa. 76 Sampai akhir masa sidang PAH I BP MPR, materi perubahan UUD 1945 juga belum dapat disepakati. Demikian pula dalam ST MPR 2001, materi ini tidak menjadi prioritas untuk dibahas dan diupayakan untuk disahkan mengingat masih belum disepakatinya materi tersebut oleh seluruh fraksi MPR. Seiring dengan itu, urutan pasal perubahan UUD memang berada di akhir UUD 1945 sehingga lebih tepat bila dibahas pada akhir masa perubahan UUD 1945. Di samping itu, Pasal 37 dianggap sebagai salah satu pasal pengunci yang materinya disesuaikan dengan pasal-pasal sebelumnya.

C. Pe m b a h a s a n p a d a M a s a Pe r u b a h a n Keempat

Pembahasan tentang Pasal 37 oleh PAH I diletakkan dalam rancangan Perubahan Keempat. Hal ini sesuai dengan urutan pembicaraan dalam rapat-rapat PAH I yang memiliki prioritas pada pasal-pasal tertentu. Tidak berarti Pasal 37 tidak penting, tetapi berdasarkan urutan pasal-pasal dalam UUD, pasal ini memang berada di akhir. Di samping itu, Pasal 37 dianggap sebagai salah satu pasal pengunci yang materinya disesuaikan dengan pasal-pasal sebelumnya. Sebenarnya dalam Perubahan Kedua maupun Perubahan Ketiga, Pasal 37 sudah dibahas, tetapi belum dapat diselesaikan. Bahkan sampai berakhirnya tahap Perubahan Ketiga Tahun 2001, Pasal 37 ini belum mengalami rumusan inal sebagai hasil perubahan. Baru dalam masa Perubahan Keempat ini, Pasal 37 dibahas secara fokus baik materi maupun redaksinya. Pembahasan Pasal 37 secara khusus mulai muncul pada PAH I BP MPR Rapat ke-3 diselenggarakan pada 28 Januari 2002 yang dipimpin Ketua PAH I, Jakob Tobing dengan agenda Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi tentang Pokok-Pokok Materi Rancangan Perubahan UUD 1945. 76 Ibid., hlm. 479 - 480. buku 10.indd 62 92410 5:55:48 PM 63 Perubahan UUD 1945 Mengenai Pasal Perubahan UUD 1945 NASKAH KOMPREHENSIF PERUBAHAN UUD 1945 - BUKU X Seperti halnya pada rapat-rapat pleno di tahun-tahun sebelumnya, pada pemandangan umum, tidak semua fraksi MPR menyampaikan pemandangannya mengenai Pasal 37. Hanya terdapat dua fraksi yang menyampaikan pandangannya, yakni F-TNIPolri dan F-UG . F-TNIPolri melalui I Ketut Astawa menjadi pembicara pertama pada pemandangan umum ini. Secara keseluruhan dia mengapresiasi beberapa hal mengenai Pasal 37 yang telah dirumuskan. Rumusan Pasal 37 Ayat 4 Lampiran Tap IXMPR2001 menyatakan bahwa: ”Putusan untuk mengubah Undang- Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan lebih dari 34 jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat yang hadir, kecuali putusan terhadap perubahan atas Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, bentuk dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus mendapat persetujuan lebih dari 50 rakyat”. Rumusan Pasal 37 Ayat 4 ini tidak ada alternatif. Dengan demikian, kita, Badan Pekerja MPR khususnya PAH I, telah sepakat atas rumusan rancangan perubahan ke-3 tersebut. Dengan demikian, kita telah sepakat bahwa putusan terhadap perubahan atas Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, serta bentuk dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus mendapat persetujuan lebih dari 50 rakyat. Adapun putusan untuk mengubah Undang- Undang Dasar yang menyangkut selain substansi tersebut dilakukan dengan persetujuan 34 jumlah anggota MPR yang hadir, sedangkan MPR yang harus hadir sekurang- kurangnya 23 sebagaimana dirumuskan pada Pasal 37 Ayat 3. Pokok masalah yang timbul perlu diantisipasi adalah kemungkinan adanya penafsiran untuk mengubah Pasal 37 Ayat 4 cukup dengan persyaratan anggota MPR-nya hadir sekurang-kurangnya 23. Dan putusan dapat diambil untuk mengubah Pasal 37 Ayat 4 dengan mendapatkan persetujuan lebih dari 34 jumlah anggota MPR yang hadir, karena itu perlu dibahas secara mendalam untuk mengamankan Pasal 37 Ayat 4 tersebut. 77 Sedangkan, Soedijarto yang mewakili F-UG, mencoba 77 Sekretariat Jenderal MPR RI, Risalah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1999 – 2002 Tahun Sidang 2002 Buku Satu, Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2009, hlm.139 – 140. buku 10.indd 63 92410 5:55:49 PM