7
individu tersebut akan mendapatkan pemahaman khususnya berkaitan dengan kesadaran.
2.3 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sistem manajemen K3 memiliki beberapa dimensi pengertian. Pertama, keselamatan dan kesehatan kerja K3 mengacu pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang, kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi Mathis Jackson, 2002. Kedua, sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja merupakan suatu upaya yang terencana untuk mencegah terjadinya musibah kecelakaan atau penyakit akibat kerja Siswowardojo,
2003. Disamping dimensi dari sistem manajemen K3, K3 itu sendiri memiliki beberapa pemahaman. Pertama, K3 adalah suatu program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan
preventive
terhadap kecelakaan dan penyakit di tempat kerja, dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit
dalam bekerja Argama, 2006. Kedua,
World Health Organization
WHO menyatakan K3 sebagai akses yang memberikan layanan kesehatan terhadap
pekerja yang ada di tempat kerjaperusahaan Underhill Quinlan, 2011. Ketiga, K3 menjadi salah satu aspek perlindungan terhadap tenaga kerja dan
8
menjadi aset bagi perusahaan dan diatur dalam undang-undang Epstein, 2012.
Berbicara mengenai K3 sebagai suatu sistem, maka terdapat tiga
alasan mengapa K3 harus dilaksanakan. Pertama, moral artinya pihak
pengusaha berupaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit ditempat kerja didasarkan alasan kemanusiaan. Tujuannya untuk
mengurangi penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kedua, hukum artinya dengan adanya
aturan perundang-undangan mengenai K3 serta hukuman terhadap pihak- pihak yang melanggar, maka setiap perusahaan yang melanggar ketentuan
K3 akan dikenakan denda dan supervisor dapat dipenjara atas kecelakaan
dan penyakit yang terjadi di perusahaan. Ketiga, ekonomi artinya kerugian
yang ditanggung perusahaan dapat jadi cukup tinggi walaupun kecelakaan dan penyakit yang terjadi hanya kecil, kerugian tersebut meliputi biaya
asuransi sebagai kompensasi karyawan yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat bekerja Dessler, 2011. Beberapa aspek penting tentang K3
di perusahaan: 1 Pelatihan keselamatan kerja, bertujuan untuk melatih karyawan khususnya karyawan baru yang belum mengetahui K3 yang ada
didalam perusahaan dan pelatihannya dilaksanakan dengan berbagai cara
9
diantaranya ceramah, peragaan, serta simulasi kecelakaan. 2 Kontes dan publisitas keselamatan, artinya pihak perusahaan melakukan publikasi
tentang keselamatan dalam bekerja dengan cara membuat poster, nota khusus, dan artikel terbitan perusahaan. 3 Pengontrolan lingkungan kerja,
dimana menentukan tempat kerja dan peralatan kerja merupakan pendekatan utama dalam mengantisipasi resiko kecelakaan kerja. 4 Periksaan dan
disiplin, artinya pemeriksaan dilakukan oleh pengawas, anggota komite keselamatan, serta perwakilan dari pihak asuransi yang bertugas menangani
kompensasi karyawan Dewi, 2006. Setiap perusahaan yang menjalankan K3 dengan baik, maka perusahaan tersebut akan memperoleh manfaat
diantaranya: produktivitas yang meningkat karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang, menurunnya biaya asuransi dan biaya kesehatan, serta
meningkatkan keuntungan perusahaan.
2.4 Sistem K3, Kesadaran, dan Perilaku Individu