21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk dan Strategi Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan
Karakter Bangsa ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
bentuk penelitian deskripsi-analisis. Adapun strategi penelitian yang digunakan penulis adalah strategi interpretasi data yang sudah diperoleh. Dari semua data
yang berhasil di himpun, penulis kemudian mengidentifikasi, membandingkan sumber, menafsirkan dan menganalisis agar didapatkan hasil deskripsi-analisis
yang valid dan relevan dengan obyek penelitian, yakni pemikiran Ki Hadjar Dewantara untuk pendidikan karakter bangsa yang penting untuk direvitalisasi.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis atau metode sejarah, yaitu suatu proses pengkajian, penjelasan dan
penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau Syamsudin, 2007: 14. Untuk mencapai hasil penulisan sejarah yang
demikian, diperlukan suatu penelitian yang tidak saja berangkat dari pertanyaan-pertanyaan pokok tentang “apa, siapa, di mana, dan kapan”, tetapi
juga berdasar pada pertanyaan “bagaimana”, “mengapa serta apa jadinya”. Jawaban terhadap pertanyaan “bagaimana”, merupakan rekonstruksi yang
menjadikan semua unsur itu terkait dalam suatu deskripsi. Jawaban terhadap
22 pertanyaan “mengapa dan apa jadinya” akan menerangkan hubungan
kausalitas Taufik Abdullah, Abdurrachman Surjomihardjo, 1985: xiv. Terdapat empat tahapan penelitian yang dilakukan penulis dalam metode
penelitian sejarah yaitu:
1. Heuristik Heuristik berasal dari bahasa Yunani “heuriskein” yang berarti
mencari atau menemukan jejak-jejak sejarah. Penulis mencari, menemukan dan menyelidiki data-data yang relevan dengan obyek penelitian. Dalam tahap ini
penulis melakukan proses pengumpulan data, baik primer maupun sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah metode kepustakaan yakni
dengan studi pustaka. Sumber primer dalam penelitian ini diperoleh dari Museum
Dewantara Kirti Griya Yogyakarta yang menyimpan karya-karya Ki Hadjar Dewantara baik sebagai pendiri Perguruan Taman Siswa maupun selama
kiprahnya didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Koleksi museum itu berupa buku-buku, karya tulis dan majalah-majalah. Sedangkan sumber berupa
foto, arsip dan dokumen oleh bantuan Badan Arsip Nasional telah disajikan dalam bentuk microfilm. Sumber primer yang berhasil didapat contohnya ialah
buku “Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian I tentang Pendidikan” yang diterbitkan oleh Majelis Luhur Perguruan Taman Siswa MLPTS. Buku ini
berisi kumpulan tulisan Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan. Data sekunder yang diperoleh yakni berupa buku karangan dari
tokoh-tokoh yang secara langsung maupun tidak langsung mengetahui sosok
23 dan kiprah Ki Hadjar Dewantara. Dalam hal ini penulis banyak membaca
tulisan dari orang-orang yang memiliki pandangan dan pengalaman langsung di bidang pendidikan, yang terkait dengan Ki Hadjar Dewantara, yakni tokoh
pendidikan, pamong dan murid Taman Siswa. Sebagai contoh, penulis telah membaca tulisan-tulisan dari Ki Suratman, Darsiti Soeratman, Sarmidi
Mangunsarkoro, dan lain-lain. Dari sumber-sumber tersebut diatas baik primer maupun sekunder,
penulis selanjutnya melakukan identifikasi sumber, sehingga data yang di ambil adalah data-data yang memang memiliki relevansi dengan obyek
penelitian. 2.
Kritik Kritik merupakan proses melakukan pengujian terhadap kredibilitas
dan otentisitas sumber. Penulis menilai dan menyeleksi data-data yang sudah didapat untuk menemukan keaslian dan kevaliditasnya serta relevansinya
dengan obyek penelitian. Hasil kritik-kritik sumber ialah fakta yang merupakan unsur-unsur bagi penyusunan cerita sejarah. Kritik sumber dibagi menjadi dua
cara yaitu: a.
Kritik Intern Kritik intern dilakukan penulis untuk mengetahui kredibilitas atau
kebenaran isi sumber tersebut dengan meneliti isinya, apakah isi pernyataan, fakta-fakta dan ceritanya dapat dipercaya. Untuk itu, perlu
diidentifikasi penulisnya, latar belakanganya, jauh dekatnya dengan peristiwa dalam waktu, dan sebagainya.
24 b.
Kritik Ekstern Kritik Ekstern yang dilakukan yakni penulis menilai hal-hal yang dari
luar isi buku seperti penerbit, bahan yang dipakai, jenis tulisan, gaya bahasa, dan sebagainya.
3. Interpretasi
Pada tahap ini fakta-fakta ditafsirkan dan dianalisis serta dihubungkan dalam rangkaian kronologis, sehingga dalam penulisan historiografi akan
didapatkan alur yang sistematis. 4.
Historiografi Pada tahapan ini fakta-fakta yang terkumpul kemudian disintesiskan dan
dituangkan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah tata bahasa agar komunikatif dan mudah dipahami
pembaca. Hasilnya ialah tulisan sejarah yang berbentuk deskripsi-analisis.
C. Jenis Penelitian