Pengukuran Antropometri Status Gizi

Universitas Sumatera Utara Anak Umur 0-60 bulan Indeks Massa Tubuh menurut Umur IMTU Anak umur 5 – 18 tahun Normal gemuk Obesitas Sangat kurus Kurus Normal gemuk Obesitas SD -2 SD sampai dengan 1 SD 1 SD sampai dengan 2 SD 2 SD -3 SD -3 SD sampai dengan -2 SD -2 SD sampai dengan 1 SD 1 SD sampai dengan 2 SD 2 SD Sumber: Depkes 2010

2.2.4. Pengukuran Antropometri

Pengertian istilah Nutritional Anthropometry mula-mula muncul dalam Body Measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe 1966 sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri terdiri dari dua jenis, yaitu penilaian ukuran tubuh, dan menentukan komposisi tubuh. Pengukuran penentuan komposisi tubuh dapat dibagi lagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh bebas lemak Gibson, 2005. Pengukuran dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit skinfold diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan status gizi pada bayi dan anak Narendra, 2006. 1. Berat dan Tinggi Badan terhadap umur : • Pengukuran antropometri sesuai dengan cara-cara yang baku, beberapa kali secara berkala misalnya berat badan anak diukur tanpa baju, mengukur panjang bayi dilakukan oleh 2 orang Universitas Sumatera Utara pemeriksa pada papan pengukur infantometer, tinggi badan anak diatas 2 tahun dengan berdiri diukur dengan stadiometer. • Baku yang dianjurkan adalah buku NCHS secara Internasional untuk anak usia 0-18 tahun yang dibedakan menurut jender laki-laki dan wanita. • Cara canggih yang lebih tepat untuk menetapkan obesitas pada anak dengan kalkulasi skor Z atau standard deviasi dengan mengurangi nilai berat badan yang dibagi dengan standard deviasi populasi referens. Skor Z =atau +2 misalnya 2SD diatas median dipakai sebagai indikator obesitas. 2. Lingkar kepala, lingkar lengan, lingkaran dada diukur dengan pita pengukur yang tidak molor. Baku Nellhaus dipakai dalam menentukan lingkaran kepala dikutip oleh Behrman, 1968. Sedangkan lingkaran lengan menggunakan baku dari Wolanski, 1961 yang berturut-turut diperbaiki pada tahun 1969. 3. Tebal kulit di ukur dengan alat Skinfold caliper pada kulit lengan, subskapula dan daerah pinggul., penting untuk menilai kegemukan. Memerlukan latihan karena sukar melakukannya dan alatnyapun mahal Harpenden Caliper. Penggunaan dan interpretasinya yang terlebih penting. 4. Body Mass Index BMI adalah Quetelet’s index, yang telah dipakai secara luas, yaitu berat badankg dibagi kuadrat tinggi badan m 2 . Tabel 2.2. Kategori IMT berdasarkan WHO 2000 Kategori IMT kgm2 Underweight 18,5 Normal 18,5 – 24,99 Overweight ≥ 25,00 Preobese 25,00 – 29,99 Obesitas tingkat 1 30,00 – 34,99 Obesitas tingkat 2 35,00 – 39,9 Universitas Sumatera Utara Obesitas tingkat 3 ≥ 40,0 Sumber : WHO 2000 dalam Gibson 2005

2.2.5. Penilaian Indeks Massa Tubuh Anak

Dokumen yang terkait

Perbedaan Perubahan Strong Ion Difference Plasma Setelah Pemberian Larutan Ringer Asetat Malat Dibanding Ringer Laktat Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Spinal

3 90 99

Intraosseus Anestesi Sebagai Salah Satu Infiltrasi Anestesi di Kedokteran Gigi

1 21 37

Perbandingan Perubahan Saturasi Oksigen Terhadap Pemberian Bupivacaine Dan Bupivacaine-Fentanyl Pada Anestesi Spinal Pasien Sectio Caesaria.

2 3 11

PERBANDINGAN PERUBAHAN FREKUENSI PERNAPASAN ANTARA PEMBERIAN BUPIVACAINE DAN BUPIVACAINE-FENTANYL SEBAGAI ANESTESI SPINAL PADA PASIEN SECTIO CAESAREA.

0 0 12

PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PEMBERIAN BUPIVACAINE DAN BUPIVACAINE-FENTANYL PADA ANESTESI SPINAL PASIEN SECTIO CAESARIA.

0 0 4

PERBANDINGAN PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN TERHADAP PEMBERIAN BUPIVACAINE DAN BUPIVACAINE-FENTANYL PADA ANESTESI SPINAL PASIEN SECTIO CAESARIA.

0 0 6

Efektifitas Pemberian Ajuvan Midazolam pada Anestesi Spinal dengan Bupivakain terhadap Pencegahan Peningkatan Kadar Gula Darah.

1 6 18

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN ANESTESI SPINAL DENGAN ANESTESI UMUM TERHADAP KADAR GULA DARAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 27

PENGARUH ANESTESI SPINAL PADA SECTIO CAESARIA TERHADAP KADAR GULA DARAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 17

Perbandingan Perubahan Frekuensi Pernapasan antara Pemberian Bupivacaine dan Bupivacaine-fentanyl sebagai Anestesi Spinal pada Pasien Sectio Caesarea - UNS Institutional Repository

0 0 10