2.1.5 Penyebab Diabetes Melitus
1. Faktor genetik atau keturunan DM cenderung diturunkan, bukan ditularkan.
Anggota keluarga DM atau diabetisi memiliki kemungkinan lebih besar mendapatkan penyakit ini
dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. DM merupakan penyakit yang terpaut
kromosom seks atau jenis kelamin. Biasanya pria menjadi penderita, sedangkan wanita sebagai pihak
yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak- anaknya
2. Virus dan bakteri Virus penyebab DM adalah rubela, mumps,
dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta pankreas, virus ini
mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas
yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Namun demikian, DM akibat bakteri masih
belum bisa dideteksi. 3. Bahan toksik atau beracun
Bahan beracun yang mampu merusak sel beta pankreas secara langsung adalah alloxan,
pyrinuron rodentisida, dan streptozotocin produk dari sejenis jamur. Bahan lain adalah sianida yang
berasal dari singkong. 4. Nutrisi
Nutrisi yang berlebihan overnutrition juga merupakan faktor resiko pertama yang diketahui
menyebabkan DM. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin
besar kemungkinan seseorang terjangkit DM.
2.1.6 Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi DM dapat muncul secara akut dan secara kronik yaitu timbul beberapa bulan atau
beberapa tahun sesudah mengidap DM. Komplikasi akut DM:
a. Reaksi Hipoglikemia Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul
akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing dan
sebagainya. Dalam keadaan hipoglikemia, bila penderita masih
sadar, harus segera diberi air mengandung glukosa. Jika keadaan ini tidak segera diobati,
penderita akan tidak sadarkan diri. Karena ini disebabkan oleh kekurangan glukosa di dalam
darah, koma ini disebut koma hipoglikemia. Penderita koma hipoglikemia harus segera dibawa
ke rumah sakit dan perlu mendapat suntikan glukosa 40 dan infuse glukosa. Diabetisi yang
mengalami reaksi
hipoglikemia, biasanya
disebabkan oleh obat anti diabetes yang diminum dengan dosis terlalu tinggi atau terlambat makan
atau juga karena latihan fisik yang berlebihan. b. Koma Diabetik
Berlawanan dengan koma hipoglikemia, koma diabetik ini timbul karena kadar glukosa dalam
darah terlalu tinggi, biasanya 600mgdL, yang ditandai dengan :
a. Nafsu makan menurun, biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang besar.
b. Penurunan kesadaran, kencing banyak. c. Rasa mual, muntah, pernafasan cepat dan
dalam, serta berbau aseton, dan d. Sering disertai panas karena ada infeksi.
Tjokroprawiro, 2006.
c. Komplikasi kronik diabetes mellitus, sering disebut Angiopati Diabetik
a. Mikroangiopati diabetik, yaitu angiopati yang
terjadi pada kapiler dan arteriol. Proses adhesi dan agregasi trombosit yang kemudian terbentuk
mikrotrombus merupakan
basis biokimiawi
utama. Yang termasuk dalam komplikasi ini adalah retinopati diabetik mengenai organ
mata dan nefropati diabetik mengenai organ ginjal
b. Makroangiopati diabetik, yaitu penebalan dan
hilangnya elastisitas dinding arteri.
Yang termasuk dalam komplikasi ini adalah penyakit
jantung koroner, gangguan pembuluh darah kaki, dan gangguan pembuluh darah otak
Waspadji, 2006.
2.1.7 Penatalaksanaan Diabetes Melitus