digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Harun Ibn Musa 2 Hijriyah, Misalnya menyebutkan bahwa kata jihad ini memiliki tiga kemungkinan makna. Di antaranya :
1. Bermakna al Jihad bi aL Qaul, seperti dalam Q.S. Al Furqan Ayat 52 :
37
Artinya : “
Maka janganlah engkau taati keinginan orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap mereka dengannya Al Quran dengan
semangat perjuangan yang besar
”
dan Q.S. At Taubah Ayat 73 :
38
Artinya : ―Wahai Nabi berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka.
Tempat mereka adalah neraka jahannam dan itulah seburuk- buruk tempat kembali.
‖ 2.
Bermakna al Qital bi al Silah Perang, seperti dalam Q. S. An Nisa‘ Ayat 95 :
39
37
Al Qur‘an, 25: 52
38
Al Qur‘an, 9:73
39
Ibid., 4:95
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
Artinya : “Tidalah sama antara orang beriman yang duduk yang tidak
turut berperang dan tidak mempunyai udzur halangan dengan orang yang berjihad dijalan Allah dengan harta dan
jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk tidak
ikut berperang tanpa halangan. Kepada masing-masing, Allah menjanjikan pahala yang baik surga dan Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan
pahala yang besar.” 3.
Bermakna al „Amal Kerja keras, seperti dalam Q.S. Al Ankabut Ayat 6:
40
Artinya : “Dan barang siapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu
untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari seluruh alam. ”
dan Q.S. Al Hajj Ayat 78 :
41
Artinya : “Dan berjihadlah kamu dijalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu, dan dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. Ikutilah
agama nenek moyangmu Ibrahim. Dia Allah telah menamakan kamu orang-orang muslim sejak dahulu, dan
40
Al Qur‘an, 29:6
41
Ibid,. 22:78
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
Begitu pula dalam Al Qur‟an, agar Rosul Muhammad itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi
atas segenap manusia. Maka laksanakanlah sholat dan tunaikanlah Zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah.
Dialah pelindungmu, Dia sebaik-baik pelindung dan sebagik-
baik penolong.” Dari beberapa ayat diatas dapat diketahui bahwa Jihad merupakan perintah
Allah untuk orang-orang muslim dalam memerangi kaum mmunafik dan kafir. Di dalamnya terdapat Janji Allah akan pahala surga bagi orang-orang muslim yang
berjuang dengan tulus atas nama Allah. Mengenai cara berjihad, beberapa Ulama mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Ada yang memaknainya sebagai jihad
dengan menggunakan diri dalam mengendalikan hawa nafsu, Namun ada yang berjihad dengan cukup menggunakan harta, tapi lebih dari itu, ada yang beranggapan
bahwa jihad yang sesungguhnya adalah dengan menggunakan nyawa Perang. Berdasarkan keterangan sebelumnya, di
mana ayat Al Qur‘an yang dijadikan Ulama sebagai dasar adanya Jihad Qital adalah Surah Al Hajj ayat 39-40,
42
maka tindakan perang yang seperti inilah yang selama ini telah dimaksudkan oleh Allah,
akan sebuah kondisi di mana saat itu umat muslim telah terpojokkan pada satu posisi yang benar-benar darurat, seperti pengusiran tempat tinggal tanpa alasan tertentu
penjajahan. Hal ini sudah merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk ikut serta dalam pengangkatan senjata dan turun kedalam medan perang. Jika tidak demikian
maka dikhawatirkan generasi umat Islam akan hilang sehingga tidak ada lagi nama Allah di muka bumi ini. Sebab itulah yang dinamakan Jihad fi Sabilillah yakni jihad
42
Salahuddin Wahid, Diskursus Pesantren…….
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
yang tujuannya hanya atas nama Allah. Seperti yang pernah dilakukan Nabi Muhammad pada masa periode dakwah di Makkah dan Madinah serta beberapa
tokoh-tokoh Islam lainnya.
C. Historisitas Jihad
1. Jihad pada Periode Makkah
Pada usia empat puluh tahun lebih enam bulan dua belas hari, dengan wahyu pertamanya, Muhammad telah diangkat menjadi Nabi, namun saat itu
ia belum mendapatkan perintah untuk menyerukan apa yang diwahyukan Allah kepadanya.
43
Setelah turun wahyu kedua yaitu surat Al Muddassir ayat 1-7, Nabi Muhammad diangkat menjadi Rosul sehingga mendapat amanah
untuk menyampaikan apa yang diwahyukan Allah kepadanya. Dengan turunnya ayat tersebut Nabi Muhammad selalu bangkit untuk berdakwah
kepada Allah, tidak mengeluh dalam menyampaikan amanat besar ini, meskipun dalam proses ini ia harus bertaruh nyawa dalam berbagai medan
perang melawan kam kafir Quraish. Sejarahwan membagi jihad pada masa Nabi Muhammad menjadi dua
bagian. Pertama periode Makkah, yang dilakukan kurang lebih selama tiga belas tahun. Kedua, periode Madinah yang berjalan selama sepuluh tahun
43
Ali Mufrodi, ―Islam di Kawasan Kebudayaan Arab‖. Edisi Revisi Surabaya: Anika Bahagia, 2010, 16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
penuh.
44
Awalnya Nabi Muhammad menyampaikan risalah tersebut secara Mutawwatir Sembunyi-sembunyi. Dan lebih memprioritaskan dakwahnya
untuk seluruh keluarga, kerabat serta para sahabat-sahabatnya dan berhasil mengislamkan mereka. Di antaranya Khadijah Istri Nabi, Zaid bin Haritsah
Sepupu Nabi, Ali Bin Abi Thalib Pemuda yang menjadi menantu Nabi setelah menikah dengan Fatimah Az Zahra, Putri Nabi, dan Abu Bakar As-
Shidiq Sahabat dekatnya. Mereka merupakan golongan orang-orang yang mempercayai kenabian Muhammad serta orang-orang yang pertama kali
masuk Islam. Dalam dakwahnya yang sembunyi-sembunyi ini, Abu Bakar juga
berhasil mengislamkan beberapa teman dekatnya, seperti Ustman Bin Affan, Zubair Bin Awwam, Abdurrahman Bin Auf, Sa‘ad Bin Abi Waqqash, dan
Thalhah Bin Zubair.
45
Dan masih banyak lagi sahabat yang masuk Islam. Setelah tiga tahun berdakwah secara Mutawwatir, turunlah perintah
agar Muhammad berdakwah secara terang-terangan. Baik dari golongan bangsawan, maupun hamba sahaya. Dengan dilakukannya dakwah secara
terang-terangan ini jumlah pengikut Muhammad semakin meningkat, terutama dari kaum wanita, budak pekerja, dan orang-orang yang tidak punya. Namun
jauh dari harapan yang ada justru para penentang Muhammad terletak pada
44
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Ar —Rahiqul Makhtum, Bahtsun fi al
Sirah al Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wassalam. ter. Kathur Suhardi kedalam bahasa Indonesia menjadi Sirah Nabawiyah Jakarta: Pustaka al-Kautsar,2010, Hal 69
45
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006, 19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
sekelompok golongan aristokrat, seperti keluarga Umayyah bahkan paman Muhammad Abu Lahab yang berasal dari Bani Hasyim sekalipun.
Tekanan dan ancaman yang didapat Muhammad dari kaum kafir Quraish tidak ada henti-hentinya, baik dari penyiksaan, hinaan, cemohan,
pemboikotan, hingga upaya untuk membunuh-Nya juga dilakukan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad saat itu. Dari kondisi yang kurang
nyaman seperti inilah yang kemudian mendorong Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah Yastrib.
Jadi, jihad yang dilakukan Nabi pada periode Makkah merupakan perintah untuk menegakkan kebajikan serta menjauhi keburukan. Menurut
Rohimin, keadaan umat Islam di Makkah dalam Al Qur‘an dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Bersikap apa adanya sebagai penerima amanat yang harus
disampaikan. b.
Memberi maaf dan bersikap tidak peduli. c.
Melakukan pembantahan setelah dilakukan cara hikmah dan mau‟izhah.
d. Mengucapkan kata-kata yang baik.
e. Menolak dengan cara yang sopan.
f. Menghindar dengan cara yang baik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
g. Tidak bersikap sebagai penguasa.
46
Uraian di atas, menunjukkan bahwa ayat-ayat jihad yang diturunkan pada periode Makkah tidak menggambarkan kontak fisik dengan musuh. Hal
ini dibuktikan dengan ayat-ayat Makkiyah, seperti Surat An Nahl ayat 82, An Nur ayat 54, Yasin ayat 17, Al Maidah ayat 13, dan lain-lain.
Pelaksanaan jihad pada periode ini Makkah ini lebih ditekankan pada pengendalian diri agar tidak mudah terpancing oleh tindakan-tindakan yang
mengusik emosi dan harus bersikap sabar dalam menghadapi semua cobaan. Jihad dalam mendakwahkan Islam di Makkah saat itu belum dilakukan
dengan fisik melalui perang, hal ini mungkin dikarenakan minimnya jumlah umat muslim sehingga belum sanggup untuk menghadapi ancaman orang-
orang kafir secara terang-terangan.
2. Jihad pada Periode Madinah
Berbeda dengan kondisi saat di Makkah, Nabi Muhammad mendapatkan banyak dukungan di Madinah bahkan tidak sedikit penduduk
yang tidak sabar dalam menunggu kedatangannya. Sebelum sampai di Madinah, Nabi Muhammad singgah di Quba‘ selama tiga hari dan mendirikan
masjid yang pertama kali dibangun dalam Islam, yang kemudian di dikenal dengan nama masjid Quba‘.
46
Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah …, 35