ANALISIS PELAYANAN PUBLIK SEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Pada Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD Negeri 2 Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang)

(1)

Labuhan Ratu and SD Negeri 3 Gunung Terang) by

Martina Bulan

The aim of the research to obtain the education sector provision of public services in the of Bandar Lampung city.

The research method used in this paper are normative and empirical approach. The data used is secondary data and primary data. Analysis of data using qualitative analysis.

Result: The application of the principles of transparency, in exercising their public services in education in the of Bandar Lampung city that SDN 2 Labuhan Ratu and SDN 3 Gunung Terang is more transparent in the appropriate policy rules, applicable provisions related to the implementation of education in Bandar Lampung. The commitment to increase the degree of public education which is based on the principle of public participation in exercising their public service education that SDN 2 Labuhan Ratu and SDN 3 Gunung Terang gives and provides opportunities for parents to be able to provide participation in the implementation of teaching and learning in schools relating to the implementation of education. At Bandar Lampung City Department of Education, there are two sources of budget activities, namely Articles Deconsentration from the state budget and budget funds are derived from the budget which is embodied in the form of accountability in Bandar Lampung City Department of Education through the mechanism of administrative, financial and administrative extras.

Recommendation: Policies or Program BOS funds need to be continued in order to succeed equity of education Compulsory Basic Education 9 years in Indonesia with reference to the implementation of the policy program of BOS funds accompanied by effective monitoring and efficient by involving the public through a school committee formation and implementation of the program BOS funds should take into account the equitable funding. The perpetrators of education or the educational institution to be cooperative and open, the principles of transparency and accountability should be used as a benchmark in the management of BOS funds. The stakeholders to continue to assess and evaluate kbijakan issued, including the effectiveness of the management of BOS funds.


(2)

Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang) Oleh

Martina Bulan

Tujuan dari penelitian untuk mendapatkan kondisi pelayanan publik sektor pendidikan di Kota Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini bersifat normatif, dan pendekatan empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Analisis data menggunakan analisis kualitatif.

Hasil penelitian: Penerapan prinsip transparansi, dalam pelakasanaan pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Bandar Lampung bahwa Sekolah SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 3 Gunung Terang sudah lebih transparan dalam menyampaikan kebijakan sesuai aturan-aturan, ketentuan-ketentuan yang berlaku yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan di Kota Bandar Lampung. Adanya komitmen untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat yang di dasarkan pada prinsip partisipasi masyarakat dalam pelakasanaan pelayanan publik bidang pendidikan bahwa SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 3 Gunung Terang memberikan dan membuka kesempatan kepada orang tua murid untuk dapat memberikan partisipasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Pada Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung terdapat dua sumber anggaran kegiatan, yaitu Anggaran Dekonsentrasi dari dana APBN dan Anggaran yang berasal dari APBD yang di wujudkan dalam bentuk akuntabilitas pada Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung melalui mekanisme administratif, keuangan, dan ekstra administratif.

Rekomendasi: Kebijakan atau Program Dana BOS perlu untuk dilanjutkan dalam rangka menyukseskan pemerataan pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun di Indonesia dengan mengacu pada kebijakan pelaksanaan program dana BOS disertai dengan pengawasan yang efektif dan efisien dengan melibatkan partisipasi publik melalui suatu pembentukan komite sekolah dan pelaksanaan program dana BOS harus memperhitungkan dana berkeadilan. Para pelaku pendidikan atau pihak lembaga pendidikan untuk bisa kooperatif dan terbuka, asas tranparansi dan akuntabilitas harus dijadikan patokan dalam pengelolaan dana BOS. Kepada pemangku kebijakan untuk tetap mengkaji dan mengevaluasi kbijakan yang dikeluarkan, termasuk efektifitas pengelolaan dana BOS.


(3)

Oleh

MARTINA BULAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu SWosial dan Ilmu Politik

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2015


(4)

Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang)

(Skripsi)

Oleh

MARTINA BULAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

Gambar 1. Alur Kerangka Pikir... 29 Gambar 2. Struktur Organisasi Sekolah SDN 3 Gunung Terang... 43 Gambar 3. Struktur Organisasi Sekolah SDN 2 Labuhan Ratu... 44


(6)

Tabel 1. Angka Partisipasi Kasar (APK) 2010 -2014 SD di Bandar Lampung... 7

Tabel 2. Angka Putus Sekolah (APS) 2010 -2014 SD di Bandar Lampung... 8

Tabel 3. Informan Penelitian... 34


(7)

(8)

(9)

“Banyak KEGAGALAN dalamhidup ini

dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat merekamenyerah.”

(Thomas Alva Edison)

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama.


(10)

Dengan menyebut nama Allah SWT

Dengan segala kerendahan hati kuucapkan syukur atas karunia Mu

kepadaku

Penulis dedikasihkan karya kecil ini untuk :

Kedua Orang Tua serta Kakak dan Adikku tercinta yang selalu

memberikan yang terbaik untukku, terima kasih atas segala cinta,

pengorbanan, kesabaran, motivasi, keikhlasan dan do a yang tiada

henti dalam menanti keberhasilanku.

Seluruh keluarga besarku, Sahabat, Temen-Temenku, dan adik

tingkat yang selalu mendukungku.


(11)

Penulis bernama lengkap Martina Bulan lahir di Bandar Lampung tanggal 16 Maret 1993. Penulis merupakan anak kedua dari ke tiga bersaudara dari pasangan Bapak Aman Matondang (Alm) dan Ibu Munarsih.

Pendidikan yang telah penulis tempuh adalah Taman Kanak-kanak Dharma Wanita Unilapada tahun 1998-1999, Sekolah Dasar SD Negeri 1 Raja Basa Bandar lampung pada tahun1999-2005, SMP Negeri 8 Bandar lampung pada tahun 2005-2008 dan SMA Gajah Mada Bandar lampung pada tahun 2008-2011. Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Penulis pada tahun 2011tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himagara). Pada tahun 2014 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Periode II di Desa Sumber Agung Kecamatan KemilingKota Bandar Lampung.


(12)

telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Atas segala kehendak dan kuasa Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Analisis Pelayanan Publik Sektor Pendidikan di Kota Bandar Lampung (Studi Kasus Pada SD Negeri 2 Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang)”sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara (SAN) pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain :

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

3. Bapak Simon Sumanjoyo, S.A.N, M.A.P selaku Sekretasis Jurusan Ilmu Administarsi Negara dan dosen pembimbing akademik penulis.


(13)

Terimakasih Bu atas saran, masukan, motivasi dan bimbingannya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Ikram, M.Si selaku dosen pembahas. Terima kasih bapak atas arahan, saran, masukan, waktu, kesabaran yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Ilmu Administarsi Negara, terima kasih atas segala ilmu yang telah penulis peroleh selama proses perkuliahan semoga dapat menjadi bekal yang berharga dalam kehidupan penulis ke depannya. 7. Ibu Nur selaku Staf Administrasi yang banyak membantu

kelancaranadminstrasi skripsi ini.

8. Bapak Tatang Setiadi selaku Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancarai sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. SD Negeri 2 Labuhan Ratu Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancarai. Terimakasih kepada Ibu Herawati, S.Pd, Bapak Ibu Noni Asmantina, Ibi Rosmini, Ibu Linda Asmara dan siswa-siswi serta pihak yang terkaitan kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. SD Negeri 3 Gunung Terang Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan meluangkan waktu kepada penulis untuk diwawancarai.


(14)

terselesaikan.

11. Keluargaku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku. Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah memberikan doa, semangat, motivasi dan kerja kerasnya untuk membiayai anaknya agar menjadi lebih baik. Makasih ibu yang selalu jadi penyemangat dan inspirasi dalam hidup ku dan selalu mengingatkan untuk selalu dekat dengan Allah SWT dengan rajin shalat, mengaji dan berdoa. Doakan selalu anakmu, insya allah saya akan sukses dan dapat dibanggakan. Rani Anggrani dan Antonni Korkis Matondang canda tawa kalian membuatku semakin semangat. Makasih ibu dan bapak sudah menjadi orang tua yang baik dan menyayangiku serta mendoakan ku untuk selalu lebih baik.

12. Terima kasih untuk Papi Yusren atas dukungan, saran, dan semangatnya kepada penulis agar cepat menyelesaikan skripsi.

13. Terimakasih untuk keluarga besarku spesial Abang Wawan Andriano Hasibuan, Della Adriyani dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu-satu.

14. Terima kasih untuk sahabat-sahabat KKN Abang Faisal Suhanda, Aak Muhammad Rafik, Ibu Umi Nur Arifah, Nyonya Jati alias Ayu Septriana yang selalu dengerin curhatan penulis serta memberikan semangat kepada penulis agar cepat menyelesaikan skripsi.


(15)

Ria, Riza Armelia, Lisa Sagita, Sylvia, Okta, Octa , Ahmed, Akbar, Andi, Astri, Kartika, Ratu, Feby, Pebie, Tami, Eky, Nyunyu, Hesty, Seza, Eka, Deo, Ibnu, Kristi, Tiwi, Rendy, Ciko, Rinanda, Iid, Ade,Laras, Cindy, Lili, Leni, Watik, Raras, Farah Anisa, Ririn, Ninda, Wulan, Nisa, Tria, Rio, Iksan, Widi, David, Devin, Menceng, Frendy, Fredy, Kiyo, Leli, Juzna, Ayu, Fatma, Mut, Fitri, Manda, Popo, Rosyid, Wahyu, Sigit, Novi Nurkholis, Esa, Rano, Putridan semuanya tidak bisa disebutkan satu-satumakasihatas motivasi dan dukungannya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin


(16)

(17)

ABASTRAK... i

ABSTRACT... ii

LEMBAR JUDUL... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENGESAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... vi

RIWAYAT HIDUP... vii

MOTO... viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWACANA... x

DAFTAR ISI... xiv

DAFTAR TABEL... xvii

DAFTAR GAMBAR... xviii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 9

1.3. Tujuan Penelitian... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pelayanan Publik... 11

2.1.1. Pengertian Pelayanan Publik... 11

2.1.2. Ruang Lingkup Pelayanan Publik... 13

2.1.3. PrinsipPrinsip Dasar Pelayanan Publik... 15

2.2. KonsepGovernance... 18


(18)

2.4. Kerangka Pemikiran... 27

III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian... 30

3.2. Fokus Penelitian... 31

3.3. Lokasi Penelitian... 32

3.4. Jenis dan Sumber Data... 32

3.4.1. Jenis Data... 32

3.4.2. Sumber Data... 33

3.5. Informan dan Teknik Penarikan Informan... 33

3.6. Teknik Pengumpulan Data... 34

3.6.1. Observasi... 34

3.6.2. Wawancara(Interview)... 35

3.6.3. Dokumentasi... 36

3.7. Teknik Analisa Data... 36

3.8. Keabsahan Data ... 36

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Profil Organisasi... 38

4.2. Gambaran Umum... 41

4.3. Struktur Organisasi... 43

4.4. Program Kerja... 45

4.5. Uraian Tugas... 57

V. PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Pembahasan... 64


(19)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, negara sebagai penjamin kehidupan masyarakat harus mampu menyelenggarakan pendidikan agar taraf hidup masyarakatnya semakin baik. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa setiap warga negara berusia 7 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Sedangkan pasal 34 ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, dalam ayat 3 juga disebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. Untuk mewujudkan amanah Undang-Undang tersebut maka pemerintah wajib menyelenggarakan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar yaitu di SD dan SMP serta satuan pendidikan lain yang sederajat.


(21)

Hak setiap warga negara Indonesia untuk mendapat pelayanan pendidikan dijamin UUD 1945. Sebagai resiprokasi juridis-nya hak ini mewajibkan pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sebagai kumpulan warga negara. Pasal 31 UUD secara eksplisit menyatakan: (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, serta (2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Sampai saat ini pelayanan pendidikan di Indonesia dihadapkan pilihan yang dilematis oleh karena adanya "tarik menarik" kepentingan di satu pihak ialah kepentingan peningkatan kualitas untuk memperkuat daya kompetisi bangsa, di lain pihak kepentingan kuantitas untuk memberikan hak pelayanan pendidikan kepada warga negara.

Guna mengahadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang, aparatur negara sebagai pelayan masyarakat yang memberikan pelayanan sebaik-baiknya menuju good governence. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat yang dilakukan secara transparan dan akuntabilitas. Berangkat dari fakta sementara, saat ini konsep desentralisasi dan otonomi daerah diartikulasikan oleh daerah untuk hanya terfokus pada usaha menata dan mempercepat pembangunan di wilayahnya masing-masing. Penerjemahan seperti ini ternyata belum cukup efisien dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.


(22)

Berdasarkan konteks negara modern, pelayanan publik telah menjadi lembaga dan profesi yang semakin penting. Pelayanan Publik tidak lagi merupakan aktivitas sambilan, tanpa payung hukum, gaji dan jaminan sosial yang memadai, sebagaimana terjadi di banyak negara berkembang pada masa lalu. Sebagai sebuah lembaga, pelayanan publik menjamin keberlangsungan administrasi negara yang melibatkan pengembangan kebijakan pelayanan dan pengelolaan sumber daya yang berasal dari dan untuk kepentingan publik. Sebagai profesi, pelayanan publik berpijak pada prinsip-prinsip profesionalisme dan etika seperti akuntabilitas, efektifitas, efisiensi, integritas, netralitas, dan keadilan bagi semua penerima pelayanan.

Berdasarkan Alinea ke 4 (empat) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen mengamanatkan bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini mencerdaskan kehidupan bangsa harus diartikan secara mendalam dan menyeluruh. Artinya bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya dijadikan sebuah alat untuk menaikkan derajat sosial ekonomi saja, namun harus dapat menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya. Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan tidak optimal maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan. Oleh sebab itu perlu ada perencanaan yang baik dan bahkan perlu diformulasikan standar pelayanan pada masyarakat sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat pada pemerintah daerah.


(23)

Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami secara berbeda tergantung pada konteksnya. Dalam konteks pemberantasan Korupsi Kolusi Nipotisme (KKN),good governancesering diartikan sebagai pemerintahan yang bersih dari praktik KKN. Sebagian kalangan ada yang mengartikan good governancesebagai penerjemahan kongkrit dari demokrasi dengan meniscayakan adanya budaya sipil(civil culture)sebagai penopang kelangsungan (sustainability)

demokrasi itu sendiri. Pada umumnya good governance diartikan sebagai pengelolaan pemerintahan yang baik, Koirudin (2005: 160).

Good governance, sebenarnya sudah lama menjadi mimpi banyak orang Indonesia. Kendati pemahaman mereka mengenai good governance berbeda-beda, namun setidaknya sebagian besar dari mereka membayangkan bahwa dengan

good governance mereka akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Dengan demikian, kualitas pelayanan publik akan menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin rendah dan pemerintah semakin peduli dengan kepentingan warga. Subarsono (2005: 34) mendefenisikan pelayanan publik sebagai serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh birokrasi publik untuk memenuhi kebutuhan warga pengguna.

Berdasarkan hasil penelitian Ulbert Silalahi (Utomo, 2003: 62) atas pelayanan publik sebelum reformasi diperoleh data bahwa tingkat kepuasan layanan aparatur negara yang diberikan kepada masyarakat menunjukkan presentase rata-rata 33.7% yang dikategorikan rendah. Wujud atau bentuk pelayanan publik tersebut yang merupakan sins of service (dosa pelayanan) dari sikap pelayanan aparatur


(24)

negara dapat berbagai bentuk dan wujud antara lain apatis, menolak berurusan, bersikap dingin, memandang rendah, bekerja mekanis, ketat pada prosedur dan sering mempingpong masyarakat.

Secara teoritik, Birokrasi Pemerintahan memiliki tiga fungsi utama, yaitu; fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum (LAN, 2007). a. Fungsi pelayanan, berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan

yangberhubungan langsung dengan masyarakat. Fungsi utamanya, memberikan pelayanan(service)langsung kepada masyarakat.

b. Fungsi pembangunan, berhubungan dengan unit oganisasi pemerintahan yang menjalankan salah satu bidang tugas tertentu disektor pembangunan. Fungsi pokoknya adalah development function (fungsi pembangunan) dan ada

ptivefunction(fungsi adaptasi).

c. Fungsi pemerintahan umum, berhubungan dengan rangkaian kegiatan organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum (regulasi), temasuk di dalamnya menciptakan dan memelihara ketentraman dan ketertiban. Fungsinya lebih dekat pada fungsi pengaturan (regulation function).

Persepsi masyarakat terhadap kualitas pelayanan pemerintah umumnya kinerjanya masih belum seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknya pengaduan atau keluhan dari masyarakat kepada Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) seperti menyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak transparan, kurang


(25)

informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu, dan biaya) serta masih banyak dijumpai praktek pungutan liar serta tindakan-tindakan yang berindikasi penyimpangan dan KKN.

Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum dilaksanakannya transparansi dan akuntabilitas (prinsip good governance) dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan dan akuntabel oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Persoalannya, isu ini tidak mewarnai proses pelaksanaan desentralisasi pendidikan di Tanah Air. Faktanya, pihak-pihak yang terkait dengan dunia pendidikan lebih disibukkan dengan kualifikasi dan sertifikasi guru, komite sekolah yang mandul, dana BOS yang diselewengkan, dan ujian nasional (UN) yang kontroversial. Pada hal, persoalan-persoalan ini sebetulnya menjadi lebih mudah ditangani ketika desentralisasi pendidikan itu mengoptimalkan kerangka kelembagan governance yang memungkinkan warga negara melibatkan diri dan menyuarakan hak-hak asasi untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik (Hadiyanto, 2004: 63).

Mengacu pada fungsi pelayanan, Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai salah satu pemerintah daerah di Indonesia wajib untuk memberikan pelayanan publik yang maksimal kepada masyarakat Bandar Lampung. Pelayanan publik yang


(26)

diberikan Pemerintah Kota Bandar Lampung harus secara menyeluruh pada struktur pemerintahan baik di dinas, badan, maupun kantor.

Seiring dengan muatan kewenangan yang dikandung oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka kebijakan pembangunan Kota Bandar Lampung salah satunya diarahkan pada sektor pendidikan.

Berdasarkan bidang pendidikan, implementasi pelayanan pemerintah Kota Bandar Lampung masih dihadapkan pada situasi problematik yang amat serius. Di satu pihak ada keinginan yang sangat kuat untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia terdidik dan terampil, tetapi di lain pihak daya dukung institusi pendidikan ke arah itu ternyata tidak cukup kuat.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Bandar Lampung, pelaksanaan pendidikan wajib belajar di Bandar Lampung tingkat SD Angka Partisipasi Kasar (APK) SD di Bandar Lampung Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 adalah :

Tabel 1

Angka Partisipasi Kasar (APK) 2010 -2014 SD di Bandar Lampung

Tahun Angka Partisipasi Kasar (APK)

%

2010 12.561 2.51 %

2011 23.279 4,65 %

2012 22.430 4,48 %

2013 25.673 5,13 %

2014 27.246 5,44 %

Jumlah 111.189 22,21 %


(27)

Dengan melihat data tabel 1 di atas maka dapat di uraikan bahwa selalu ada kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) disetiap tahunnya. Kenaikan terbesar pada tahun 2011 dan tahun 2013 yang masing-masing besaran kenaikannya 23.279 (4,65 %) dan 25,673 (5,13 %). Dengan demikian jumlah keseluruhan data selama 5 (lima) tahun dari tahun 20102014 adalah 111.189 (22,21 %)

Tabel 2

Angka Putus Sekolah (APS) 2010 -2014 SD di Bandar Lampung

Tahun Angka Putus Sekolah (APS) %

2010 14.431 2.88 %

2011 10.642 2.12 %

2012 13.123 2.62 %

2013 12.303 2.46 %

2014 13.514 2.70 %

Jumlah 73.903 12.78 %

Sumber : Data Disdik Bandar Lampung, 2014

Dengan melihat data tabel 2 di atas maka dapat di uraikan bahwa selalu ada kenaikan Angka Putus Sekolah (APS) disetiap tahunnya. Kenaikan terbesar pada tahun 2010 besaran kenaikannya 14.431 (2,88 %). Dengan demikian jumlah keseluruhan data Angka Putus Sekolah (APS) selama 5 (lima) tahun dari tahun 20102014 adalah 73.903 (12,78 %). Dari anak usia sekolah di Bandar Lampung 7 hingga 13 tahun yang mencapai 77.585 anak. Sedangkan untuk peringkat pendidikan di Provinsi Lampung sendiri peraih nilai UN tertinggi yakni Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Barat dan Kota Metro (Disdik 2014).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan secara nasional cukup tinggi sedangkan pada tingkat Provinsi Lampung Kota Bandar Lampung tingkat pendidikannya tinggi di banding daerah kabupaten lain di Provinsi


(28)

Lampung. Pelayanan publik haruslah menjadi perhatian pemerintah. Isu tata kelola (governance) dan hak melekat (inherent) dalam konsep desentralisasi pendidikan. Pentingnya isu tata kelola dan hak disebabkan karena desentralisasi pendidikan mensyaratkan partisipasi politik aktif warga negara, didesain melibatkan multipihak, baik secara personal maupun kelembagaan, dan bersentuhan langsung dengan hak dasar manusia untuk memperoleh pendidikan.

Berdasarkan hasil uraian latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Analisis Pelayanan Publik Sektor Pendidikan di Kota Bandar Lampung (Studi Kasus Pada Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD Negeri 2 Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang)”

sebagai karya ilmiah.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagimana pelayanan publik sektor pendidikan di Kota Bandar Lampung ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mendapatkan kondisi pelayanan publik sektor pendidikan di Kota Bandar Lampung.


(29)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1). Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Administrasi Negara pada umumnya, khususnya tentang sektor pelayanan publik.

2). Memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik khususnya pelayanan publik disektor pendidikan.

3). Sebagai tambahan informasi atau referensi bagi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik disektor pendidikan.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pelayanan Publik 2.1.1. Pengertian Pelayanan Publik

Penggunaaan istilah publik, yang berasal dari bahasa Inggris (public), terdapat beberapa pengertian, yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia, yaitu umum, masyarakat dan negara. Sedangkan dalam pengertian negara salah satunya adalah

public authorities (otoritas negara), public building (bangunan negara), public revenue (penerimaan negara) dan public sector (sektor negara). Dalam hal ini, pelayanan publik merujuk pada pengertian masyarakat atau umum (Inu Kencana

Syafi’ie, dkk, 1999: 18).

Menurut Ibrahim Amin (2008: 15) pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan kepada umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan diilingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.


(31)

Menurut Sinambela (2006: 42) pengertian publik yang melekat pada pelayanan publik tidak sepenuhnya sama dengan pengertian masyarakat. Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakan dari pelayanan swasta adalah: a. Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa, dan barang tak nyata.

Contohnya sertifikat, perijinan, peraturan, transportasi, ketertiban, kebersihan, dan lain sebagainya.

b. Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain, dan membentuk sebuah jalinan sistem pelayanan yang berskala nasional. Contohnya dalam hal pelayanan transportasi.

c. Pelanggan internal cukup menonjol, sebagai akibat dari tatanan organisasi pemerintah yang cenderung birokratis. Selanjutnya dalam pelayanan berlaku prinsip utamakan

d. Pelanggan eksternal lebih dari pelanggan internal. Namun kondisi nyata dalam hal hubungan antar lembaga pemerintahan sering memojokkan petugas pelayanan agar mendahulukan pelanggan internal.

e. Efisiensi dan efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu pelayanan. Semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat, maka semakin tinggi pula kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan demikian akan semakin tinggi pula peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayanan.

f. Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tak langsung, yang sangat berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan pelayanan. Desakan untuk memperbaiki pelayanan oleh polisi bukan dilakukan oleh


(32)

hanya pelanggan langsung (mereka yang pernah mengalami gangguan keamanan saja), akan tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat.

g. Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatanan kehidupan masyarakat yang berdaya untuk mengurus persoalannya masing-masing.

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan perundang-undangan yang mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah di tetapkan.

2.1.2. Ruang Lingkup Pelayanan Publik

Secara umum, pelayanan dapat berbentuk barang yang nyata (tangible), barang tidak nyata (intangible), dan juga dapat berupa jasa. Layanan barang tidak nyata dan jasa adalah jenis layanan yang identik. Jenis-jenis pelayanan ini memiliki perbedaan mendasar, misalnya bahwa pelayanan barang sangat mudah diamati dan dinilai kualitasnya, sedangkan pelayanan jasa relatif lebih sulit untuk dinilai. Walaupun demikian dalam prakteknya keduanya sulit untuk dipisahkan. Suatu pelayanan jasa biasanya diikuti dengan pelayanan barang, demikian pula sebaliknya pelayanan barang selalui diikuti dengan pelayanan jasanya.


(33)

Nurcholis (2005:42) membagi fungsi pelayanan publik ke dalam bidang-bidang sebagai berikut:

a. Pendidikan. b. Kesehatan. c. Keagamaan.

d. Lingkungan: tata kota, kebersihan, sampah, penerangan. e. Rekreasi: taman, teater, museum.

f. Sosial. g. Perumahan. h. Pemakaman.

i. Registrasi penduduk: kelahiran, kematian. j. Air minum.

k. Legalitas (hukum), seperti KTP, paspor, sertifikat, dll.

Berdasarkan Keputusan Menpan No: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pengelompokan pelayanan publik secara garis besar adalah :

a. Pelayanan administratif b. Pelayanan barang c. Pelayanan jasa.


(34)

Berdasarkan berbagai jenis pengelolaan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintahtersebut, umumnya akan timbul beberapa persoalan dalam hal penyediaan pelayanan publik. LAN, (2003) mengidentifikasi persoalan-persoalan sebagai berikut:

a.Kelemahan yang berasal dari sulitnya menentukan atau mengukur output maupun kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.

b.Pelayanan yangdiberikan pemerintah memiliki ketidakpastian tinggi dalam hal teknologi produksi sehingga hubungan antara output dan input tidak dapat ditentukan dengan jelas.

c.Pelayanan pemerintah tidak mengenal “bottom line” artinya seburuk apapun kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak mengenal istilah bangkrut.

d.Berbeda dengan mekanisme pasar yang memiliki kelemahan dalam memecahkan masalah eksternalities, organisasi pelayanan pemerintah menghadapi masalah berupa internalities. Artinya, organisasi pemerintah sangat sulit mencegah pengaruh nilai-nilai dan kepentingan para birokrat dari kepentingan umum masyarakat yang seharusnya dilayaninya.

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa ruang lingkup pelayan publik berdasarkan pada Pelayanan administratif berupa surat-surat, Pelayanan barang berupa barang dan Pelayanan jasa berupa tindakan atau kegiatan dalam pelayanan.


(35)

2.1.3. Prinsip – Prinsip Dasar Pelayanan Publik

Di Indonesia, upaya untuk menetapkan standar pelayanan publik dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan. Upaya tersebut antara lain ditunjukan dengan terbitnya berbagai kebijakan, diantaranya adalah UU RI No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Namun sejauh ini standar pelayanan publik sebagaimana yang dimaksud masih lebih banyak berada pada tingkat konsep, sedangkan implementasinya masih jauh dari harapan. Hal ini terbukti dari masih buruknya kualitas pelayanan yang diberikan oleh berbagai instansi pemerintah sebagai penyelenggara layanan publik.

Adapun yang dimaksud dengan standar pelayanan (LAN, 2003) adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia pelayanan kepada pelanggan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan berkualitas adalah pelayanan yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan, serta mengikuti proses dan prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Jadi pelayanan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pihak yang melayani, tetapi juga pihak yang ingin dipuaskan ataupun dipenuhi kebutuhannya.


(36)

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya standar pelayanan (LAN, 2003) antara lain adalah:

a. Memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa mereka mendapat pelayanan dalam kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan, memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan pelanggan masyarakat, menjadi alat komunikasi antara pelanggan dengan penyedia pelayanan dalam upaya meningkatkan pelayanan, menjadi alat untuk mengukur kinerja pelayanan serta menjadi alat monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan.

b. Melakukan perbaikan kinerja pelayanan publik. Perbaikan kinerja pelayanan publik mutlak harus dilakukan, dikarenakan dalam kehidupan bernegara pelayanan publik menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas. Hal ini disebabkan tugas dan fungsi utama pemerintah adalah memberikan dan memfasilitasi berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan ataupun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utlilitas, sosial dan lainnya.

c. Meningkatkan mutu pelayanan. Adanya standar pelayanan dapat membantu unit-unit penyedia jasa pelayanan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat pelanggannya. Dalam standar pelayanan ini dapat terlihat dengan jelas dasar hukum, persyaratan pelayanan, prosedur pelayanan, waktu pelayanan, biaya serta proses pengaduan, sehingga petugas pelayanan memahami apa yang seharusnya mereka lakukan dalam memberikan pelayanan.


(37)

Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan juga dapat mengetahui dengan pasti hak dan kewajiban apa yang harus mereka dapatkan dan lakukan untuk mendapatkan suatu jasa pelayanan. Standar pelayanan juga dapat membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kinerja suatu unit pelayanan. Dengan demikian, masyarakat dapat terbantu dalam membuat suatu pengaduan ataupun tuntutan apabila tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di simpulkan prinsip-prinsip dasar pelayanan publik adalah standar pelayanan menjadi faktor kunci dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. Upaya penyediaan pelayanan yang berkualitas antara lain dapat dilakukan dengan memperhatikan ukuran-ukuran apa saja yang menjadi kriteria kinerja pelayanan.

2.2. Konsep Governance

2.2.1. Pengertian Governance

Menurut Punyarata Bandu (2004) dalam buku Bujang Rahman (2014: 28) Governance merupakan penyelanggaraan sistem organisasi yang lebih mementingkan kebutuhan dan partisipasi masyarakat dalam arti yang sangat luas yang dicirikan oleh adanya interkasi antar sistem yang komplek yang menyangkut fungsi, tradisi, proses, dan struktur sumber daya yang di karakterisasi oleh tiga kata kunci yaitu: akuntabilitas, transparasi dan partisipasi.


(38)

Defenisi lain menyebutkan governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Defenisi ini mengasumsikan banyak aktor yang terlibat dimana tidak ada yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor lain. Pesan pertama dari terminology governance membantah pemahaman formal tentang berkerjanya institusi-institusi negara. Governance mengakui bahwa didalam masyarakat terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang berkerja pada tingkat yang berbeda (Winarno, 2002:122).

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat disimpulkan Governance adalah tindakan, cara, atau sistem sebuah pemerintahan terhadap tata kelola yang merupakan proses pengambilan keputusan dan proses dengan mana keputusan tersebut akan diimplementasikan (atau tidak diimplementasikan).

2.2.2. Pengertian Good Governance

Menurut United Nations Deploment Programe (1997) UNDP, dalam buku Bujang Rahman (2014: 31) Good Governace sebagai interaksi antara negara dengan lingkungan masyarakatnya dengan bercirikan adanya kesadaran masyarakat dalam berkontribusi dalam tata kelola pemerintahan.

Terdapat tiga terminologi yang masih rancu dengan istilah dan konsep good governance, yaitu: good governance (tata pemerintahan yang baik), good


(39)

government (pemerintahan yang baik), dan clean governance (pemerintahan yang bersih). Untuk lebih dipahami makna sebenarnya dan tujuan yang ingin dicapai atas good governance, maka adapun beberapa pengertian dari good governance,

antara lain :

1. Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).

2. Menurut UNDP (United National Development Planning) Good governance

merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting, yaitu:

a. Kesejahteraan rakyat (economic governance).

b. Proses pengambilan keputusan (political governance).

c. Tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009).

3. Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini didapat tolok ukur kinerja suatu pemerintah. Prinsip-prinsip tersebut meliputi (Hardja Soemantri, 2003):

a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui


(40)

lembaga-lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif.

b. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

c. Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.

Selanjutnya dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku kepentingan), mencakup 3 domain good governance, yaitu:

1. Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang kondusif.

2. Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan. 3. Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan

mengajak seluruh anggota masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005).

Makna dari governance dan good governance pada dasarnya tidak diatur dalam sebuah undang-undang (UU).Tetapi dapat dimaknai bahwa governance adalah tata pemerintahan, penyelenggaraan negara, atau management (pengelolaan) yang


(41)

artinya kekuasaan tidak lagi semata-mata dimiliki atau menjadi urusan pemerintah. Governance itu sendiri memiliki unsur kata kerja yaitu governing

yang berarti fungsi pemerintah bersama instansi lain (LSM, swasta dan warga negara) yang dilaksanakan secara seimbang dan partisipatif. Sedangkan good governance adalah tata pemerintahan yang baik atau menjalankan fungsi pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (struktur, fungsi, manusia, aturan, dan lain-lain). Clean government adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Good corporate adalah tata pengelolaan perusahaan yang baik dan bersih. Governance without goverment berarti bahwa pemerintah tidak selalu di warnai dengan lembaga, tapi termasuk dalam makna proses pemerintah (Prasetijo, 2009).

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat di simpulkan Good Governance

adalah suatu proses pengambilan keputusan yang taat dengan aturan-aturan sehingga dalam proses pengambilan keputusan tersebut dapat dihindari adanya usaha untuk tidak melanggar.

2.3. Konsep Kebijakan Pendidikan 2.3.1. Pengertian Kebijakan Pendidikan

Istilah kebijakan dalam dunia pendidikan sering disebut dengan istilah perencanaan pendidikan (educational planning), rencana induk tentang pendidikan (master plan of education), pengaturan pendidikan (educational regulation), dan kebijakan tentang pendidikan (policy of education)namun


(42)

istilah-istilah tersebut itu sebenarnya memiliki perbedaan isi dan cakupan makna dari masing-masing yang ditunjukan oleh istilah tersebut (Arif Rohman, 2009: 107-108).

Kebijakan pendidikan menurut Devine (2007) dalam (Muhammad Munadi dan Banawi 2011: 19) memiliki empat demiensi pokok, yaitu: dimensi normatif, struktural, konsituentif dan teknis. Dimensi Normatif terdiri atas nilai, standard an filsafat. Dimensi ini memaksa masyarakat untuk melakukan peningkatan dan perubahan melalui kebijakan pendidikan yang ada. Dimensi ini berkaitan dengan ukuran pemerintah dan satu strukltur organisasi, motode dan prosedur yang menegaskan dan mendukung kebijakan bidang pendidikan, Dimensi Konsituentif teridiri dari individu, kelompok kepentingtan, dan penerima yang menggunakan kekuatan untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijkan. Demensi teknis memnggabungkan pengembangan praktis, implementasi dan penilaian dari pembuatan kebijakan pendidikan

Pengertian Kebijakan Pendidikan menurut (Riant Nugroho, 2008: 37) sebagai bagian dari kebijakan publik, yaitu kebijakan publik di bidang pendidikan. Dengan demikian, kebijakan pendidikan harus sebangun dengan kebijakan publik dimana konteks kebijakan publik secara umum, yaitu kebijakan pembangunan, maka kebijakan merupakan bagian dari kebijakan publik. Kebijakan pendidikan di pahami sebagai kebijakan di bidang pendidikan, untuk mencapai tujuan pembangunan Negara Bangsa di bidang pendidikan, sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan Negara Bangsa secara keseluruhan.


(43)

Pengertian Kebijakan Pendidikan menurut Arif Rohman (2009: 108) kebijakan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan negara atau kebijakan publik pada umumnya. Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur khusus regulasi berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan perilaku dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan

(educational policy) merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan.

Berdasarkan pada beberapa pandapat mengenai kebijakan pendidikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian kebijakan pendidikanmerupakan suatu sikap dan tindakan yang di ambil seseorang atau dengan kesepakatan kelompok pembuat kebijakan sebagai upaya untuk mengatasi masalah atau suatu persoalan dalam dunia pendidikan.

2.3.2. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.


(44)

Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka diusahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas.

Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya Ujian Nasional (UN) sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.

Adapun tujuan pendidikan nasional didasarkan pada:

a. Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)

1) Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

2) Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

b. Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20Tahun 2003

Penjabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang


(45)

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggungjawab.”

c. Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO

Guna upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni:

(1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat di simpulkan tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.


(46)

2.4. Kerangka Pemikiran

Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka Putus Sekolah(APS) merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Kasar (APK) semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan.Namun demikian meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.

APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. Nilai APK bisa lebih dari 100%, hal ini disebabkan karena populasi murid yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan. Sebagai contoh, banyak anak-anak usia diatas 12 tahun, tetapi


(47)

masih sekolah di tingkat SD atau juga banyak anak-anak yang belum berusia 7 tahun tetapi telah masuk SD.

Prinsip-prinsip tolok ukur kinerja suatu pemerintah tersebut meliputi (Hardjasoemantri, 2003):

a. Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. b. Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas.

c. Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.


(48)

Gambar 1 Alur Kerangka Pikir

Sumber: Olah Data 2015

SDN 2 Labuhan Ratu

SDN 3 Gunung Terang

Governance dalam Pelayanan Publik

Transparasi

Data Disdik Bandar Lampung APK = 111.189

APS =73.903

Pelayanan Publik

Akuntabilitas Partisipasi


(49)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:9), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) dalam buku Moleong (2014:4) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Dalam peneltian menggunakan dasar penelitian study survey dimana objek atau masalah yang di teliti kemudian dianalisis secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan yang terintegritias dengan tujuan akan memperoleh informasi dari sejumlah informan.


(50)

Tipe penelitian yang dipergunakan adalah tipe penelitian deskriptif analisis kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan secara rinci mengenai objek penelitian serta menganalisa fenomena-fenomena pelayanan publik sektor pendidikan yang terjadi di SD Negeri 2 Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang di Kota Bandar Lampung.

3.2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang akan atau sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Adapun fokus dari penelitian ini adalah:

a. Transparasi

Menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

b. Partisipasi

Mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsungmaupun tidaklangsung.

c. Akuntabilitas

Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas.


(51)

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung sebagai pelaksana urusan pemerintahan daerah bidang pendidikan berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Selanjutnya lokasi penelitian lainnya adalah SD Negeri 2 Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang Bandar Lampung. Dipilihnya kedua SD Negeri tersebut dikarenakan memperoleh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat. Hal ini yang di jadikan bahan perbandingan dari kedua SD Negeri tersebut dalam sektor pelayanan publik yang berkaitan dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

3.4. Jenis dan Sumber Data 3.4.1. Jenis Data

Data penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang menunjukkan kualitas atau mutu dari suatu yang ada, berupa keadaan, proses, kejadian/peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan. Sedangkan bentuk operasional data penelitian ini ialah melalui pendekatan kualitatif deskriptif yaitu berupa narasi, cerita, pengaturan informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi, perilaku, gerak tubuh dan banyak hal yang tidak didominasi angka-angka sebagaimana penelitian kuantitatif.


(52)

Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa didapatkan. Sumber Data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data primer.

a. Data Primer

Untuk memperoleh data primer, peneliti wajib mengumpulkannya secara langsung. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan (field research) secara langsung pada objek penelitian yang dilakukan dengan cara pengamatan (observation), Wawancara (Interview).

b. Data Sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada kualitas dan kesesuaian oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakannya.

3.5. Informan dan Teknik Penarikan Informan

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong 2004 : 97). Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan penjelasan yang sudah diterangkan diatas, maka peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dalam menentukan informannya.


(53)

kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian.Informan dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3

Informan Penelitian

No Nama Informan Jabatan

1 Tatang Setiadi Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung 2 Herawati, S.Pd Kepala Sekolah SDN 2 Labuhan Ratu 3 Noni Asmantina Komite Sekolah SDN 2 Labuha Ratu 4 Sri Edi Aspriyono Komite Sekolah SDN 3 Gunung Terang

5 Nuryati AM Bendahara BOS SDN 3 Gunung Terang

6 Drs. Sugiman, M.Pd Lektor Kepala (Pemerhati Pendidikan)

7 Ruslan Orang tua siswa SDN 3 Gunung Terang

8 Endang Orang tua siswa SDN 3 Gunung Terang

9 Ratna Orang tua siswa SDN 2 Labuhan Ratu

10 Alan Orang tua siswa SDN 2 Labuhan Ratu

3.6. Teknik Pengumpulan Data 3.6.1. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra. Tetapi observasi sebenarnya adalah kegiatan mengumpulkan data yang digunakan untuk menghimpun data dalam penelitian


(54)

melalui panca indra atau diartikan sebagai pengamatan dalam pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

Teknik observasi yang akan dilakukan ialah observasi langsung (participant observation). Maksudnya, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena pelayanan publik di SD Negeri 2 Labuhan Ratu dan SD Negeri 3 Gunung Terang Bandar Lampung.

3.6.2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau Interview adalah sebuah percakapan langsung (face to face)

antara peneliti dan informan, dalam proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab. Proses interview (wawancara) dilakukan untuk mendapatkan data dari informan dan key informan.

Berdasarkan hal ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan, terkait dengan penelitian yang dilakukan.Sedangkan informan bertugas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.Meskipun demikian, informan

berhak untuk tidak menjawab pertanyaan yang menurutnya privasi atau rahasia organisasi/instansi.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara yang terstruktur. Maksudnya adalah proses wawancara dilakukan secara terencana. Dalam hal ini, peneliti terlebih dahulu menyiapkan


(55)

interview guide (panduan wawancara) sebagai panduan dalam mewawancarai

informan untuk mendapatkan informasi.

3.6.3. Dokumentasi

Selain wawancara dan observasi, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi atau studi pustaka. Intinya, dokumentasi atau studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data history atau mengkaji literatur-literatur dan laporan-laporan yang berkaitan dengan judul penelitian.

3.7. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara menganalisa/memeriksa data, mengorganisasikan data, memilih dan memilahnya menjadi sesuatu yang dapat diolah, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam penelitian dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data akan melalui beberapa tahap yaitu: pengumpulan data, mengelompokkannya, memilih dan memilah data, lalu kemudian menganalisanya. Analisa data ini berupa narasi dari rangkaian hasil penelitian yang muaranya untuk menjawab rumusan masalah.

3.8. Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif. Karena itu keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting. Melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai.


(56)

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Adapun triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. (Sugiyono 2010: 241)

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007:29). Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.


(57)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Profil Organisasi

1. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

Visi:

Terwujudnya pendidikan berkualitas dan terjangkau dengan dilandasai oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai IPTEK dan daya saing

Misi :

1. Mewujudkan perluasan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan

2. Meningkatkan kualitas SDM yang menguasai IPTEK, unggul dan berstandar nasional/Internasional

3. Menimngkatkan kualitas pendidikan kejuruan yang memiliki keterampilan unggul dan berdayasaing


(58)

2.Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu

No. Induk : 100080

Provinsi : Lampung

No. Statistik : 101126001008 Otonomi Daerah : Bandar Lampung

Kecamatan : Kedaton

Kelurahan : Labuhan ratu

Alamat sekolah : Jln. Beringin No. 59 Kode Pos. 35142

Daerah : Perkotaan

Status : Sekolah Negeri

Tahun Berdiri : 1977

Kegiatan : Belajar mengajar pagi dan siang

Visi : Unggul dalam berprestasi yang berdasarkan iman dan taqwa dan berkarakter

Misi : 1. Menjadi SDM yang beriman yang bertaqwa sesuai dengan Agama yang di anut

2. Menciptakan SDM yang berkualitas dan berkuantitas serta pembelanjaran yang kondusif

3. Menanamkan sikap percaya diri dan disiplin, peduli dan tanggung jawab yang dilandasi iman dan taqwa.


(59)

2. Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang

No. Induk : 100240

No. Statistik : 101126004024

Provisi : Lampung

Otonomi Daerah : Bandar lampung

Kecamatan : Tanjung Karang Barat

Kelurahan : Gunung Terang, Kode Pos. 35155

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Negeri

Tahun Berdiri : 1990

Kegiatan : Belajar mengajar pagi dan siang

Visi : Mewujudkan sekolah yang berkualitas berlandaskan iman dan taqwadan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berbudi pekerti yang luhur

Misi : 1. Melaksanakan pendidikan dan pembelanjaran dengan aktif, kreatif, efektif agar memperoleh hasil yang maksimal

2. Melaksanakan tambahan belajar bagi siswa kelas 6 3. Melaksanakan kegiatan pendidikan Al Quraan, pramuka, olahraga dan seni


(60)

4.2. Gambaran Umum

1.Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu

Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung berdiri pada tahun 1977. Berdasarkan data tahun 2013-2014 Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu memiliki 28 orang guru dan 575 murid yang dibagi ke dalam murid laki-laki 288 serta murid perempuan 287 dengan jumlah lokal 6 lokal. Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung yang beralamat di Jl. Beringin No 59 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang masuk dalam jaringan sekolah dasar yang hadir sebagai upaya untuk memadukan antara nilai imtaq dan iptek, sehingga diharapkan akan melahirkan peserta didik yang memiliki kekuatan iman, ilmu dan amal.

Prestasi Guru dan siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung sejak tahun 2009 sampai tahun 2013 hanya di tingkat kecamatan Labuhan Ratu saja. Selain itu Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung juga dijadikan sekolah inti sebagai sekolah percontohan tingkat Kecamatan Labuhan Ratu yang menggunakan kurikulum 2013.

2. Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang

Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang Kota Bandar Lampung berdiri pada tahun 1990. Berdasarkan data tahun 2013-2014 Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang


(61)

memiliki 26 orang guru dan 558 murid yang dibagi ke dalam murid laki-laki 285 serta murid perempuan 273 dengan jumlah lokal 8 lokal. Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang Kota Bandar Lampungyang beralamat di Jl. S. Hamdani, Palapa 10, Gunung Terang Kota Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang masuk dalam jaringan sekolah dasar yang hadir sebagai upaya untuk memadukan antara nilai imtaq dan iptek, sehingga diharapkan akan melahirkan peserta didik yang memiliki kekuatan iman, ilmu dan amal.


(62)

Gambar 2

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SDN 3 GUNUNG TERANG KECAMATAN TANGKARANG BARAT

KOTA BANDAR LAMPUNG

GURU KELAS VI Amdalina S.Pd Wanisah, AMa KEPALA SEKOLAH

Derna Sariyanti, S.Pd

KOMITE Sri Edi Aspriyono

GURU KELAS I Nuryati Ani

GURU KELAS II Zainawati

GURU KELAS III Ike Melisa, S.Pd

GURU KELAS IV Kholidah Anum, S.Pd

GURU KELAS V Sohala

GURU AGAMA

Drs. H. Ajron Gufur

GURU INGG Afta Nizarti Honor GURU MULOK Heryani Honor GURU PENJAS A. Zainuri Honor SISWA-SISWI DIDIK PENJAGA SEKOLAH WAKIL KEPALA SEKOLAH


(63)

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KECAMATAN LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG

KEPALA SEKOLAH Hj, Suriana, S.Pd

B. STUDY PAI Maimunah Umar

WAKIL KEPSEK Herawati, S.Pd

KOMITE SEKOLAH Noni Asmantina

B. STUDY PAI Uky Murni

B. STUDY B. DAERAH

Rosmini

PETUGAS TU Rendra Leo Agusta, A.Md

PETUGAS TU Seprudi, SE

B. STUDY PENJASKES a. Riasi. A. MA, Pd

B. STUDY B. INGGRIS Erdi Hadiastuti, S.Pd

B. STUDY KESENIAN Susi Kurnia Wati

B. STUDY B. INGGRIS Made Astuti S.Pd

PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Angga Husaini

PRAMUKA

Linda Asmara A.Md

UKS

Anita A.Md

GURU KELAS IA Linda Asmara A.Ma

GURU KELAS IB Anita, A.Ma

GURU KELAS IC Nuranis

GURU KELAS IIA Hj.Yohana wati S.Pd

GURU KELAS IIB Faridawati

GURU KELAS IIC Umi Kalsum

GURU KELAS IIIA Heryanti S.pd

GURU KELAS IIIB Candra Dewi

GURU KELAS IVA Nyamur Situmorang

GURU KELAS IVB Madiana

GURU KELAS IVC Ratna Widyawati

GURU KELAS VA Herawati Spd

GURU KELAS VB Yunizah A.Ma

GURU KELAS VIA Supiati S.Pd

GURU KELAS VIB Rusniani

SISWA SISWI DIDIK

GURU KELAS IIIC Andes Enggar


(64)

4.4. Program Kerja

1. Sekolah Dasar Negeri 2 Labuhan Ratu

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan termasuk peningkatan kualitas pendidikan di SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan anaknya, sekolah ini memerlukan peningkatan dan pengembangan dalam berbagai aspek, misalnya dalam hal kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya, sarana dan prasaran, keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, dalam pendidikan, serta lain-lain. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu kiranya dilakukan upaya penyusunan Rencana Kerja Tahunan Sekolah (RKTS) agar sekolah memiliki rambu-rambu yang bisa dijadikan landasan dalam pengelolaan program, implementasi, memonitoring dan evaluasi yang baik, terstruktur dan terukur. Rencana Kerja Tahunan SD Negeri 2 Labuhan Ratu tahun 2013/2014 ini disusun bardasarkan:

1) hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS) tahun 2009/2010

2) pelaksanaan rencana program dan kegiatan sekolah (RPKS) tahun 2008-2012 3) disesuaikan dengan Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Rencana Kerja


(65)

Anggaran Sekolah (RKAS). Berkaitan dengan uraian di atas, maka RKTS ini memuat pendahuluan, profil, harapan program kerja tahunan sekolah, rencana anggaran sekolah, dan penutup.

Tujuan Penyusunan RKTS

Pada dasarnya tujuan penyusunan RKTS ini adalah :

1) Membantu sekolah dalam membelanjakan anggaran secara bijaksana untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam satu tahun.

2) Membantu sekolah dalam merespon tuntutan partisipasi masyarakat, dan 3) Membantu sekolah dalam meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas.

Manfaat RKTS

Manfaat RKTS ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sebagai acuan bagi sekolah untuk mencapai terget-target peningkatan kualitan pendidikan yang akan dicapai dalam jangka pendek.

2. Dapat digunakan sebagai panduan bagi sekolah dalam memanfaatkan subsidi baik subsidi dari pemerintah maupun dari non pemerintah.

3. Sebagai sumber inspirasi bagi seluruh warga sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran, dan

4. Sebagai tolak ukur bagi keberhasilan implementasi berbagai program peningkatan mutu pendidikan di sekolah.


(66)

Landasan Hukum

1) Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 (pengelolaan dan pendidikan berdasar pada prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan akuntabilitas publik).

2) Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 53 (Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 tahun.

3) Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Stándar Pengelolaan Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah/madrasah membuat (1) Rencana Kerja Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan ingin dicapai dalam kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan dan (2) Rencana Kerja Tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan anggaran sekolah/ Madrasah (RKAS) dilaksanakaan berdasarkan Rencana Kerja jangka menengah.

Program Kerja Tahunan Sekolah (RKTS)

Dalam menyusun program kerja tahunan sekolah ini meliputi dua kegitan, yaitu 1. Merumuskan program sekolah yang dilakukan melalui empat langkah :

a. menetapkan sasaran

b. merumuskan program dan menetapkan penanggung jawab program c. menentukan indikator keberhasilan,


(67)

d. menentukan kegiatan, dan 2. Menyusun jadwal kegiatan.

Berdasakan uraian di atas maka di bawah ini akan diuraikan tentang :

a. Program Kerja Tahunan Sekolah (RKTS) SD Negeri 2 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari sasaran, program, indikator, kegiatan dan penanggung jawab.

b. Jadwal Kegiatan Rencana Kerja Tahunan Sekolah Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tabel 4

PROGRAM/KEGIATAN STRATEGIS

Sasaran Program Indikator Kegiatan Penanggung

Jawab Kesiswaan

1.Bertambahnya siswa yang mendaftar dari tahun ke tahun

Penambahan peserta didik.

Adanya penambahan siswa setiap tahunnya minimal 10 anak.

- Sosialisasi dengan masayarakat tentang perlunya pendidikan bagi anak. Kepala Sekolah 2. Adanya penambahan jumlah siswa penerima bantuan dari 10 orang menjadi 15 0rang. Penambahan jumlah siswa penerima bantuan yang kurang mampu secara ekonomi.

Terbantuanya 15 orang siswa yang kurang mampu secara ekonomi.

1. Membuat usulan kedinas Pendidikan penambahan siswa yang menerima bantuan. 2. Mencari donatur

yang mau membantu siswa yang kurang mampu secara ekonomi. Kepala Sekolah Komite Sekolah 3.Terdatanya Anak Usia Sekolah (AUS) 7-15 thaun yang ada didesa Sanehen

Pendataan anak usia sekolah 7-15 tahun yang terdapat di desa Sanehen.

-Terhindarnya semua Anak Usia Sekolah 7-12 tahun yang tidak bersekolah.

-Pendataan anak usia sekolah dari rumah kerumah.

-Mengambil data dari Kepala Kampung Sanehen tentang jumlah anak usia sekolah yang Belum masuk sekolah. Kepala Sekolah Guru 4. Timbulnya kesamaan antara anak yang kurang Sian dengan anak

Bantuan terhadap siswa yang kurang siap dalam

-Terbantunya anak yang kurang siap dalam pembelajaran.

-Bimbingan secara khusus diberikan oleh guru kelasnya masing-masing.

Kepala Sekolah Guru


(68)

normal lanilla. pembelajaran. II. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran Semua guru waktu

melaksanakan Kegaiatan

pembelajaran punya pedoman.

- Pembuatan Silabus dan Rencana Pembelajaran.

Termilikinya silabus dan Rencana Pembelajaran untuk lima mata pelajaran.

-Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat silabus dan Rencana Pembelajaran.

Kepala Sekolah Guru -Terlaksananya

penilaian sesuai yang diharapkan . Pelatihan guru digugus tentang sistem penilaian kelas. Terlaksananya pelatihan guru ditingkat gugus

- Mengikuti pelatihan

yang ada di gugus. Kepala Sekolah Guru Mampunya guru menyesuaikan isi Silabu dengan Rencana Pembelajaran. Pelatihan guru tentang cara penyesuaian isi silabus dengan Rencana Pembelajaran. Terlatihnya guru

menyesuaikan isi Silabus Dengan Rencana Pembelajaran

Mengirm guru ketempat pelatihan baik ditingkat gugus, kecamatan dan Kabupaten. Kepala Sekolah Guru Meningkatnya kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari Peningkatan Wawasan Kepala Sekolah

Mampunya kepala sekolah mengikuti perkembangan dunia pendidikan. -Banyak membaca -Sering mengikuti seminar,lokakarya dll Kepala sekolah

III. Pendidik dan Tenaga Kependidikan 4 orag guru memiliki

Ijazah S.1.

Peningkatan kualifikasi pendidikan guru

Terlaksanakannya 4 orang guru mengikuti pendidikan stara S.1.

-Mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi..

Guru Semua orang guru

mampu menguasia materi pembelajaran Pelatihan guru untuk menguasai materi pembelajaran.

Terlaksananya pelatihan penguasaan materi pembelajaran.

- Mengikuti pelatiahan guru di tingkat gugus

Kepala Sekolah

IV. Manajemen. Terbukanya segala hal yang menyangkut tentang kegeiatan kependidikan. Sosialisasi tentang pendidikan dengan semua anggota komite

Terlibatnya semua unsur terutama komite sekolah dalam perencanaan,pengelolaan kegiatan pendidikan. -Sosialisasi dengan komite sekolah. -Melibatkan komite dalam kegaiatan sekolah. Kepala Sekolah komite V. Sarana dan Prasarana

Terawatnya 8 ruangan gedung sekolah Pengecatan gedung sekolah Terlaksananya pengecatan sekolah bersama masyarakat Gotong Rayong dengan wali murid

Kepala Sekolah

Komite Sekolah Termilkinya semua

buku pengangan guru untuk seluruh mata pelajaran

Pengadaan buku pegangan buku

Terlaksananya pengadaan buku pegangan guru

Pembelian Buku Pegangan guru dari beberapa penerbit

Kepala Sekolah Memudahkan

pengerjaan

Pengadaan 1 set komputer dan 1

Terbelinya 1 set kumputer dan 1 set printer.

Pembelian 1 set komputer dan 1 set

Kepala Sekolah


(69)

adminitrasi Sekolah set printer printer VI. Keuangan dan Pembiayaan

Bertambahnya anggaran sekolah yang berasal dari masyarakat

Penambahan dana anggaran sekolah.

Adanya tambahan dana untuk anggaran sekolah.

Rapat dengan komite dan seluruh wali murid

Kepala Sekolah

Komite VII. Budaya dan Lungkungan Sekolah

Terjaganya lingkungan sekolah yang bersih. Peningkatan kebersihan lingkungan sekolah. Terpeliharan lingkungan yang bersih, rafi dan nyaman.

Mengadakan kegiatan jumat bersih untuk semua warga sekolah.

Kepala Sekolah

Komite VIII. Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan

Adanya kepedulian masyarakat terhadap sekolah Pelatihan Komite Sekolah tentang manajemen sekolah.

Timbulnya rasa tanggung jawab masyarakat khusus nya komite sekolah terhadap sekolah

Mengadakan kerja

sama yang baik. Kepala Sekolah

Komite

2. Sekolah Dasar Negeri 3 Gunung Terang

Sesuai dengan tujuan penyusunan “Program Kerja Tahunan” yaitu meningkatkan

mutu pendidikan, sehingga terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang memiliki derajat keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang tinggi, serta memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan sebagai bekal hidup bermasyarakat dan bernegara, maka program kerja yang akan dilaksanakan oleh SD Negeri 3Gunung Terang pada tahun 2013/2014 adalah sebagai berikut :

1. Bidang Kurikulum

Meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Meningkatkan pemahaman dan penguasaan guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


(70)

a) Menjabarkan kurikulum kedalam silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran.

b) Penguasaan terhadap semua materi.

c) Penguasaan dan pemahaman terhadap metode pembelajaran dan pengelolaan KBM.

d) Pelaksanaaan evaluasi dan analisis hasil evaluasi.

e) Menyusun dan melaksanakan program pengayaan/remedial. f) Membuat program tindak lanjut.

g) Menentukan Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).

h) Membuat dan menggunakan alat peraga dan media pembelajaran lainnya. i) Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan penyuluhan.

3) Melengkapi buku-buku sumber pelajaran baik untuk pegangan guru maupun untuk pegangan siswa.

4) Meningkatkan kegiatan supervisi kelas baik secara kualitas maupun kuantitas.

2. Bidang Kepegawaian

Meningkatkan profesional, disiplin dan komitmen yang tinggi serta tanggungjawab dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan tugasnya masing-masing. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan :

a. Pembagian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstrakurikuler yang dituangkan dalam SK Kepala Sekolah.

b. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas baik secara terjadwal atau sesuai kebutuhan.


(71)

c. Meningkatkan kegiatan Sistem Pembinaan Profesional di Gugus Sekolah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS).

d. Menciptakan situasi dan suasana kerja yang dilandasi oleh rasa kekeluargaan sehingga tercipta kerjasama yang baik dan situasi yang kondusif dalam pelaksanaan kerja.

e. Memberikan penghargaan terhadap guru yang berprestasi dan melaksanakan tugas dengan baik.

3. Bidang Keuangan

Meningkatkan kelancaran pengelolaan keuangan sehingga pendistribusiannya dapat memperlancar kegiatan pendidikan di SD Negeri 3 Gunung Terang dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pembenahan petugas pengelola keuangan, terdiri dari : 1) Petugas pengelola gaji.

2) Petugas pengelola Bantuan Operasional Sekolah.

3) Penataan ruangan baik di kelas, kantor, UKS, perpustakaan.

4) Pemeliharaan terhadap alat peraga dan media pendidikan yang telah dimiliki.

b. Mengusahakan penambahan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan melalui :


(1)

62

b. Komite Sekolah

1) Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

2) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi dunia usaha/ dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

3) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat.

4) Memberi masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan pendidikan.

c. Guru Wali Kelas

1) Mengelola kelas dengan 13 langkah wali kelas, 2) Mengelola administrasi kelas,

3) Mengelola siswa dalam berbagai kegiatan sekolah,

4) Menghimpun nilai siswa dan mengadakan hasil penilaian, 5) Mengisi dan membagi buku laporan hasil pendidikan,

6) Bekerja sama dengan urusan kurikulum, urusan kesiswaan, guru mata pelajaran dan guru bimbingan.

d. Guru Bidang Studi

1) Merancang atau merencanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku.


(2)

63

2) Merancang atau merencanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan strategi pembelajaran, media pembelajaran dan seluruh aspek yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran di kelas.

3) Menerapkan strategi pembelajaran, media pembelajaran dan seluruh sarana belajar berdasarkan rencana pembelajaran yang telah dibuat.


(3)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian di atas maka dapat di simpulkan:

1. Penerapan prinsip transparansi, dalam pelakasanaan pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Bandar Lampung bahwa sekolah sudah lebih transparan dalam menyampaikan kebijakan sesuai aturan-aturan, ketentuan-ketentuan yang berlaku yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan di Kota Bandar Lampung.

2. Adanya komitmen untuk meningkatkan derajat pendidikan masyarakat yang di dasarkan pada prinsip partisipasi masyarakat dalam pelakasanaan pelayanan publik bidang pendidikan di Kota Bandar Lampung, hal ini terlihat dari pelakasanaan pelayanan publik bidang pendidikan bahwa sekolah memberikan dan membuka kesempatan kepada orang tua murid untuk dapat memberikan partisipasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan di Kota Bandar Lampung.

3. Bentuk akuntabilitas pada Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung melalui mekanisme administratif, keuangan, legal, dan ekstra administratif.


(4)

✂ ✄

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat di sampaikan, yaitu:

1. Kepada pemerintah dan sekolah agar lebih transparansi dalam pelakasanaan pelayanan publik di bidang pendidikan sehingga dalam menyampaikan kebijakan sesuai aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan di Kota Bandar Lampung.

2. Kepada pemerintah agar lebih meningkatkan derajat pendidikan masyarakat yang di dasarkan pada prinsip partisipasi masyarakat dalam pelakasanaan pelayanan publik bidang pendidikan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Rohman. 2009.Politik Ideologi Pendidikan. Mediatama. Yogyakarta,

Efendi. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Balai Buku Indonesia. Jakarta,

Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia.Rineka Cipta. Jakarta,

Hardjasoemantri, 2003.Hukum Tata Lingkungan,Kompas, Jakarta,

Ibrahim Amin. 2008,Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya, Mandar Maju, Bandung.

Inu Kencana Syafi’ie, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik, Rineka Cipta. Jakarta.

Koirudin, 2005.Sketsa Kebijakan Desentralisasi Di Indonesia Format Masa Depan Otonomi Menuju Kemandirian Daerah. Averroes Press, Malang. Mardoto. 2009.Good Governance dan Clean Good Governance. Taruma Negara

University Press. Jakrta

Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung,

_______. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke 3 Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung,

Munadi, dkk. 2011. Kebijakan Publik di Bidang Pendidikan, Ar-Ruzz-Media, Yogyakarta,

Nurcholis, 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo. Jakarta,

Prasetijo. 2009.Prinsip-Prinsip Dasar Good CorporateGovernance.Total Media. Jakarta,

Rahman Bujang, 2014. Good Governance di Sekolah, Graha Ilmu, Yogyakarta, Riant Nugroho. 2008. Kebijakan Pendidikan Yang Unggul, Elex Media


(6)

Setyawan. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Gaya Media. Yogyakarta,

Sinambela. 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori Kebijakan Dan Implementasi.Bumi Aksara. Jakarta,

Subarsono, AG. 2005. Pelayanan Publik Yang Efisien, Responsif, dan Non-Partisan.Gajah Mada University Press, Yogyakarta,

Sugiyono, 2009.Statistik Untuk Penelitian,Alfabet, Bandung,

Usman Husaini dkk, 2011. Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Utomo, Warsito. 2003. Dinamika Administrasi Publik Analisis Empiris Seputar Isu-Isu Kotemporer Dalam Administrasi Publik. Pustaka Pelajar Bekerjasama Dengan Program, Yogyakarta:

Magister Administrasi Publik Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Winarno, 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Media Presindo Yogyakarta, Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amandemen,

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

Keputusan Menteri Penerangan No: 63/KEP/M.PAN/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaran Publik,

Lembaga Administrasi Negara, 2007, Lembaga Administrasi Negara, 2003.