Karakteristik Siswa Kelas Awal

13 perasaan secara tertulis. Kegiatan berbicara diarahkan pada kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, pesan dan perasaan secara lisan dengan menggunakan bahasa Jawa. Program pengajaran bahasa Jawa lingkup mata pelajaran bahasa Jawa meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan memahami mengapresiasi sastra dan kemampuan menggunakan bahasa Jawa.

B. Karakteristik Siswa Kelas Awal

Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2002: 89, masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai “masa sekolah”, oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal. Tetapi bisa juga dikatakan bahwa masa-masa usia sekolah adalah masa matang untuk belajar maupun masa matang untuk sekolah. Disebut masa matang untuk belajar, karena anak sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi, perkembangan aktivitas bermain yang hanya bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan akivitasnya itu sendiri. Disebut masa matang untuk bersekolah, karena anak sudah menginginkan kecakapan- kecakapan baru, yang dapat diberikan oleh sekolah. Sebagai hasil pemberian bantuan yang diberikan keluarga, dan taman kanak- kanaknya, pada masa ini anak telah mengalami perkembangan-perkembangan yang membantu anak untuk dapat menerima bahan yang diajarkan oleh gurunya. Dalam masa usia sekolah ini, anak sudah siap menjelajahi lingkungannya. Ia tidak 14 puas lagi sebagai penonton saja, ia ingin mengetahui lingkungannya, tata kerjanya, bagaimana perasaan-perasaan, dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 90, sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar. Kesukaran penentuan ketepatan umur anak matang untuk masuk sekolah dasar disebabkan kematangan itu tidak ditentukan oleh umur semata-mata, namun pada umur antara 6 atau 7 tahun biasanya anak memang telah matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini menurut Suryobroto Syaiful Bahri Djamarah, 2002 : 90 dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu: 1 Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6 atau 7 sampai umur 9 atau 10 tahun dan 2 Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai kira-kira umur 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget dalam Yatim 2012: 124 anak usia 7 – 11 tahun tergolong pada tingkat perkembangan operasional konkrit. Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak, kecakapan kognitif anak adalah kombinasivitas atau klasifikasi, reversibilitas, asosiativitas, identitas, dan seriasi. 15 Masa Kelas-Kelas Awal Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah seperti yang disebutkan di bawah ini: 1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. 2. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional. 3. Ada kecenderungan memuji sendiri. 4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain. 5. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. 6. Pada masa ini terutama pada umur 6 – 8 anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. Berdasarkan karakteristik siswa kelas awal yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa keberadaan media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting. Media pembelajaran dapat membantu proses berpikir siswa sehingga akan lebih mudah untuk mengolah dan menyimpan informasi yang didapatkan oleh siswa. Media pembelajaran komik diharapkan akan dapat membantu proses berpikir siswa dalam mempelajari materi menulis karangan deskripsi serta membuat pembelajaran bahasa Jawa menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. 16

C. Media Pembelajaran