15 a
Terkembangnya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah pada tingkah laku khususnya dalam bersosialisasikomunikasi.
b Terpecahkannya masalah individu yang bersangkutan dan
diperolehnya pemecahan masalah tersebut bagi individu-individulain peserta layanan konseling kelompok.
2.2.3. Perlunya Konseling Kelompok
Para siswa SMU sedang pada masa remaja dan salah satu ciri masa remaja ialah komformitas yang tinggi terhadap teman sebaya. Dalam
kelompok teman sebaya, remaja dapat memperbaiki konsep dirinya dan menunjukkan identitas dirinya. Pada proses konseling kelompok, dinamika
kelompok teman sebaya dapat dimanfaatkan dalam rangka membantu dirinya dan teman-temannya untuk mencapai perkembangan. Dalam konseling
kelompok seorang konselor terlibat dalam hubungan dengan sejumlah konseling dalam waktu yag bersamaan. Konseling kelompok biasanya
berkaitan dengan masalah-masalah perkembangan dalam hal-hal yang situasional dari para anggotanya. Fokusnya adalah sikap dan perasaan,
memilih dan nilai-nilai yang terlibat dalam hubungan antar pribadi. Dengan berinteraksi satu sama lain para anggota membentuk hubungan yang bersifat
membantu yang memungkinkan mereka dapat mengembangkan pemahaman, tilikan, dan kesadaran terhadap dirinya. Nursalim, 2007
Natawijaya dalam Nursalim, 2007 menyatakan bahwa konseling kelompok perlu diberikan kepada setiap siswa, meskipun mereka tidak
16 memperlihatkan gejala adanya kesulitan yang gawat. Pemberian konseling
kelompok itu tampak sebagai konseling biasa saja dan tidak hanya terdiri atas individu-individu yang memiliki masalah serius.
2.2.4. Fungsi Konseling Kelompok
Dalam setting sekolah, kegiatan konseling kelompok dapat membantu siswa dalam penyesuaian lingkungan yang baru, sebab pada masa ini
dorongan dari teman sebaya merupakan suatu yang amat penting yang dapat memotivasi mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Selain itu
konseling kelompok dapat digunakan untuk membantu individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dalam tujuh bidang yaitu
psikososial, vokasional, kognitif, fisik, seksual, moral, dan afektif. Gazda, 1984
Di pihak lain, konseling kelompok diadakan untuk mereka yang memerlukan pertolongan. Oleh karena itu masalah pemilihan anggota
kelompok adalah masalah yang perlu mendapat perhatian karena berkaitan erat dengan keberfungsian konseling kelompok. Konseling kelompok tidak
hanya merupakan pertolongan yang kuratif dan preventif, tetapi juga bersifat perseveratif. Konseling kelompok dapat berfungsi preventif bagi individu-
individu yang memiliki tingkah laku yang ditolak atau tidak diterima, yang bisa dibantu tanpa keterlibatan konselor dalam penyembuhan. Disamping itu
konseling kelompok dapat berfungsi kuratif bagi individu-individu yang ingin memperoleh kesadaran diri dalam rangka mengontrol tingkah laku
17 berdasarkan pola berfikirnya sendiri. Selain itu konseling kelompok juga
berfungs perseveratif ketika menolong orang membentuk atau memperbaiki dirinya. Pembahasan dalam kelompok membuat mereka lebih menyadari
masalahnya da memperoleh tilikan tentang jalan keluar yang dapat ditempuh. Nursalim, 2007
2.2.5. Prinsip Konseling Kelompok