EFEKTIVITAS PENDEKATAN ILMIAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

(1)

ii ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENDEKATAN ILMIAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI LARUTAN

PENYANGGA

Oleh IIN FADILAH

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendekatan ilmiah dalam mening-katkan kemampuan berpikir lancar siswa yang merupakan salah satu indikator keterampilan berpikir kreatif pada materi larutan penyangga. Pendekatan ilmiah terdiri dari 5 langkah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA1- XI MIA7SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 260 siswa dan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA1sebagai kelas

kontrol, dan XI MIA2 sebagai kelas eksperimen semester genap Tahun Pelajaran 2014-2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikpurposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen denganNon Equivalent Control Group Design. Efektivitas pendekatan ilmiah diukur berdasarkan perbedaann-Gainyang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-ratan-Gainkemampuan berpikir lancar pada kelas kontrol sebesar 0,299 dan pada kelas eksperimen sebesar 0,611.


(2)

iii

signifikan, disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi larutan penyangga.

Kata kunci: keterampilan berpikir lancar, larutan penyangga, pendekatan ilmiah Iin Fadilah


(3)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN ILMIAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA

MATERI LARUTAN PENYANGGA

Oleh IIN FADILAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

EFEKTIVITAS PENDEKATAN ILMIAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA

MATERI LARUTAN PENYANGGA

(Skripsi)

Oleh IIN FADILAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif

melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi .. 15

2. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 31

3. Hasil uji normalitas dengan Q-Q plot kelas kontrol ... 37

4. Hasil uji normalitas dengan Q-Q plot kelas eksperimen... 37


(6)

xvi DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Efektivitas Pembelajaran... 8

B. Pendekatan Ilmiah ... 9

C. Keterampilan Berfikir Kreatif ... 17

D. Analisis Konsep Larutan Penyangga ... 23

E. Kerangka Pemikiran ... 23

F. Anggapan Dasar ... 25

G. Hipotesis Penelitian ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 26


(7)

xvii

B. Jenis dan Sumber Data ... 27

C. Metode dan Desain Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 29

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 42

C. Kendala Selama Penelitian... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

LAMPIRAN ... 54

1. Analisis Konsep Materi Larutan Penyangga ... 55

2. Analisis SKL-KI-KD-Indikator ... 57

3. Silabus ... 62

4. RPP Eksperimen ... 67

5. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Soal Postest... 87

6. Soal Pretes dan Postes ... 88

7. Rubrik Penilaian Soal Pretes dan Soal Postest ... 90

8. LKS 1... 101


(8)

xviii

10. Rubrik Penilaian LKS ... 114

11. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ... 116

12. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol ... 120

13. Rubrik Penilaian Afektif ... 124

14. Lembar Penilaian Psikomotor ... 126

15. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 127

16. Skor Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen... 131

17. Skor Penilaian Psikomotor Kelas Kontrol ... 133

18. Data Pemeriksaan Jawaban Pretes dan Postes ... 135

19. Data Nilai Pretes, Nilai Postes Keterampilan Berpikir Lancar ... 143

20. Uji Normalitas Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 145

21 Uji Normalitas Nilai Postes Kelas Kontrol ... 148

22. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 151

23. Uji T-Tes Kemampuan Berpikir Lancar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 152

24. Kisi-Kisi Angket Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran Materi Larutan Penyangga... 153

25. Analisis Angket Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran Larutan Penyangga Kelas Eksperimen ... 155

26. Analisis Angket Pendapat Siswa terhadap Pembelajaran Larutan Penyangga Kelas Kontrol... 158


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Langkah Pembelajaran... 16

2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif ... 17

3. Indikator kemampuan berpikir kreatif ... 21

4. Desain penelitian... 28

5. Perolehan rata-rata nilai pretes dan nilai postes kemampuan berpikir lancar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. ... 34

6. Hasil uji normalitas kemampuan berpikir lancar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 36

7. Hasil uji T-tes kemampuan berpikir lancar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 39

8. Nilai Rata-ratan-GainKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 40

11. Nilai afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen pertemuan kedua... 41


(10)

(11)

(12)

(13)

MOTO

Ibnu Umar ra: Sabda Rasul: Siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang

muslim, Alloh akan melapangkan satu kesusahannya pada Hari Kiamat nanti .

(HR Bukhori dan Muslim)

“Sahabat paling baik dari kebenaran adalah waktu, yang paling besar adalah prasangka, dan pengiringnya yang paling setia adalah kerendahan hati.” (Caleb Charles Colton)

“Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, karna keajaiban dari Alloh itu ada, keyakinan hati, akal yang bersih, do’a khusyuk, dan tindakan yang pasti.”


(14)

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama ALLAH yang selalu memberikan yang terbaik

dalam setiap hidup hambaNya, kupersembahkan sebuah karya sederhana,

untuk

Bapak dan Mama yang dimuliakan Allah SWT

Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat nanti, serta dijauhkan dari siksa api neraka, aamiin.

Adik-adik tercinta (Ila Nur Fauzah, Ibnu

Aji Ma’arif

, dan Ilyas Nuril

Ma’arif

)

Selalu memberikan semangat dan motivasi dengan senyuman dan kegembiraannya yang riang.

Sahabat - Sahabat

, k

eluarga besar, Teman-teman, dan Almamater

tercinta


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung, pada tanggal 30 September 1993, anak pertama dari empat bersaudara, buah hati Bapak Arifin dan Ibu Manisah.

Pendidikan formal diawali pada tahun 1999 di SD Negeri 1 Sridadi diselesaikan pada tahun 2005, kemudian melanjutkan pendidikan di MTs. B.U Sridadi diselesaikan pada tahun 2008, dan SMA Negeri 1 Kalirejo yang diselesaikan tahun 2011. Pada tahun yang sama, diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama menjadi mahasiswa pernah menjadi Asisten Praktikum Kimia Lingkung-an, tutor BBQ dan tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM-F) FPPI, Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) Birohmah, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila, serta Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPM-U) KBM Unila. Pada tahun 2014, mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Dan pada tahun yang sama, telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di desa Kejadian Kecamatan Belalau Kabupaten

Lampung Barat yang terintegrasi dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Belalau.


(16)

i

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hinggaskripsi yang berjudul “Efektivitas Pendekatan Ilmiah Dalam Meningkat-kan Kemampuan Berpikir Lancar Pada Materi Larutan Penyangga”dapat

diselesaikan dengan baik.

Mengingat kemampuan dan pengetahuan yang terbatas, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila; 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia; 4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I, terima kasih atas kesediaannya memberi bimbingan, motivasi dan saran dalam proses penyusunan skripsi, meminjami segala fasilitas serta sudi menjadi tempat berbagi;

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S. Pembimbing II, atas kesediaannya memberi

bimbingan, motivasi dan saran dalam proses penyusunan skripsi serta sudi menjadi tempat berbagi;


(17)

✁ii

6. Bapak Dr. Sunyono., M.Si. selaku Pembahas, atas kesediaannya memberi bimbing-an, motivasi, kritik dan saran untuk perbaikan skripsi;

7. Dosen-dosen di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya di Program Studi Pendidikan Kimia Unila, atas ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan;

8. Bapak Drs. Hi. Berchah Pitoewas, M. H., selaku kepala sekolah atas izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian; Ibu Dian Eka Puspitasari. S.Pd. sebagai guru mitra, atas kesediaannya memberi bimbingan dan motivasi, meminjami segala fasilitas; dan seluruh dewan guru, staf TU serta siswa-siswi SMA YP Unila;

7. Sahabat-sahabatku (, ana, erma, anisa, mba fida, mba fadilla, dan mas Herli), Keluarga besar DPM-U KBM Unila (kak rohman, virgi, ari, isnaini, oka, ule, kak ridwan, tiyas, agung, tendy, mba bayu, mba eva, uli, mba berta, ani, uci, nurul, muji, resti, dan dian), terima kasih atas doa, dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

8. Tim terbaikku, Dwi Citra Pertiwi dan mba Titi Nurbaiti, kalian adalah teman terbaik yang selalu memotivasi dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman-teman Pendidikan Kimia 2011 terima kasih atas motivasi, saran, senyum

dan ceria kalian sebagai pelipur lara;

10. Keluarga Asrama Edelwis 1 (kiki, mba esi, mba dini, mba dwi, mba eta, uta, winny, ovi, mba kristi, mba irma, riris, tazkiya, mona, eka); serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(18)

✂iii

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan berupa rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak

kekeliruan, sumbangsih dan masukan pembaca menjadi permintaan untuk karya selanjutnya.

Bandar Lampung, 3 Agustus 2015 Penulis,


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk ber-sikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Oleh karena itu, tugas utama seorang guru adalah mempersiapkan generasi muda yang memiliki karakter dan kepribadian yang kreatif, yang dapat mengembangkan potensi dirinya.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman lang-sung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar mampu memahami alam sekitar secara ilmiah (Sudibyo, 2006).

Pembelajaran IPA sebagaimana termaktub dalam taksonomi Bloom bahwa pem-belajaran IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan, yang merupakan tujuan utama pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Penge-tahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami


(20)

2

dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan dan keteraturannya (Trianto, 2011).

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori, kimia sebagai proses atau kerja ilmiah, dan kimia sebagai sikap. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap. Kimia sebagai proses meliputi mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menerapkan konsep, merencanakan pe-nelitian, mengkomunikasikan penelitian dan mengajukan pertanyaan. Ketika mengamati, siswa dituntut melatih keterampilan berpikir kreatifnya yaitu

mengumpulkan data tentang fenomena yang diamati langsung menggunakan in-deranya, menafsirkan hasil pengamatan, mengkomunikasikan gagasan dan pen-dapatnya kepada orang lain serta mengajukan pertanyaan.

Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip ilmu kimia (BSNP, 2006). Berkaitan dengan hakikat ilmu kimia sebagai proses dan produk, maka dalam pembelajaran kimia tidak hanya dapat dilakukan dengan pemberian fakta dan konsep, serta harus memperhatikan bagaimana siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan dan sikap ilmiah.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran kimia di SMA YP Unila diperoleh informasi bahwa pembelajaran kimia di SMA YP Unila masih sering menerapkan paradigmateacher centered learning


(21)

3

(pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru), aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang di-anggap penting, menyebabkan siswa menjadi kurang aktif karena pembelajaran di dominasi dengan ceramah oleh guru dan latihan soal, dan praktikum hanya pada materi tertentu saja, seperti asam basa.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu pendekatan dalam proses pem-belajaran yang dapat memunculkan keterampilan berpikir kreatif siswa sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat meningkatkan keterampilan berikir kreatif adalah pendekatan ilmiah.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan pembelajaran kurikulum sebelumnya. Pada setiap langkah inti proses pembelajaran, guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam Kurikulum 2013 menurut Faiq (2013) pada hakikatnya merupakan titian emas perkembangan dan pengem-bangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) siswa.

Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari) se-makin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik yang merupakan ciri khas dari Kurikulum 2013 dan menjadi kekuatan tersendiri bagi eksistensi Kuri-kulum 2013 terbukti dari Permendikbud No. 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Ikaningrum dan Gultom (2013) yang menunjukkan


(22)

4

bahwa pendekatan ilmiah inkuiri efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dan sikap ilmiah siswa kelas X SMA Negeri 4 Magelang. Selain itu hasil penelitian Saputra (2014) yang menunjukkan bahwa pendekatan ilmiah efektif dalam me-ningkatkan keterampilan siswa dalam mengevaluasi pada materi kesetimbangan kimia. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan il-miah lebih efektif jika dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembel-ajaran konvensional.

Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan memberikan macam-macam kemungkinan jawaban, ide-ide yang baru, berdasarkan informasi yang di-berikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Munandar (2008) menjelaskan bahwa salah satu indikator keterampilan berpikir kreatif yaitu keterampilan berpikir lancar.

Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir lancar berperilaku sering mengaju-kan banyak pertanyaan atau menjawab suatu pertanyaan dengan sejumlah jawab-an. Siswa ini lebih banyak menyelesaikan pekerjaan jika dibandingkan dengan siswa lain, misalnya melakukan praktikum, kemudian jika terjadi suatu kesalahan dan kekurangan pada suatu objek atau situasi siswa ini cepat mengetahuinya.

Berdasarkan kurikulum 2013, larutan penyangga merupakan salah satu materi dalam pembelajaran kimia di kelas XI IPA semester genap. Pada pembelajaran materi larutan penyangga, siswa dilatihkan untuk merancang, melakukan, dan me-nyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga. Pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat memahami materi larutan penyangga berdasarkan percobaan, kemudian merancang, dan melakukan


(23)

5

percobaan dengan konsep yang telah dimiliki, sehingga siswa akan terpacu untuk berpikir kreatif khususnya berpikir lancar dan mendapat pengalaman langsung da-lam mempelajari materi ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul: “Efektivitas Pendekatan Ilmiah Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Lancar Pada Materi Larutan Penyangga”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:“bagaimana efektivitas pembelajaran dengan

pendekatan ilmiah dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada Materi Larutan penyangga”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas pendekatan ilmiah dalam mening-katkan kemampuan berpikir lancar siswa pada Materi Larutan Penyangga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Siswa


(24)

6

Diterapkannya pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah maka akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa dalam mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. 2. Guru

Pendekatan ilmiah sebagai salah satu alternatif guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, khususnya ilmu kimia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dikatakan efektif dalam me-ningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa apabila secara statistik

menunjukkan perbedaann-Gainyang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen (Nuraeni dkk, 2010).

2. .Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah yang digunakan, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menalar/mengasosiasi, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan analisis. (Permendikbud, 2014).

3. Berpikir lancar siswa merupakan salah satu indikator keterampilan berpikir kreatif. Berpikir lancar siswa yang akan diteliti, meliputi kemampuan


(25)

7

mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban (Munandar 2009).

4. Materi larutan penyangga yang dibahas dalam penelitian ini adalah (a)

komposisi larutan penyangga; (b) nilai pH larutan penyangga; (c) prinsip kerja larutan penyangga; dan (d) larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari.


(26)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut kamus bahasa Indonesia (1997), kata efektif mempunyai arti mempunyai efek, pengaruh atau akibat. Maka efektivitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan yang dapat diraih (dicapai) dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Pringgodigjo (1973) adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu efektif apabila itu mencapai tujuannya. Secara ideal taraf efektivitas dapat di-nyatakan dengan ukuran-ukuran yang pasti. Lebih ditegaskan oleh Madyo, dkk (1985) bahwa efektivitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang dapat dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut.

Kriteria keefektivan menurut Nurgana (1985) mengacu pada:

1. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai= 65 dalam pe-ningkatan prestasi belajar.

2. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (Gainyang signifikan).

3. Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang menyenangkan.


(27)

9

Adapun efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1997 ), efektivitas adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efek-tivitas apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. Kriteria utama suatu proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil adalah dengan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan ter-capainya tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan me-ngelola suatu situasi dalam pembelajaran (Degeng, 1989). Proses untuk mencapai tujuan tersebut harus memperhatikan beberapa faktor, salah satunya adalah efek-tivitas dalam pembelajaran. Efekefek-tivitas adalah ketepatgunaan, hasil guna, menun-jang tujuan (Achmad, 2004). Menurut Arikunto (2004) Efektivitas adalah taraf tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan.

B. Pendekatan Ilmiah

UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruk-si pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.


(28)

10

Menurut Permendikbud (2014), kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyem-purnaan pola pikir seperti penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik). Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa untuk memudahkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana yang dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasi, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan analisis untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran kimia (Permen-dikbud, 2014).

Langkah-langkah pembelajaran mengunakan pendekatan ilmiah(scientific approach)disajikan berikut ini:

1. Mengamati

Mengamati adalah kegiatan melakukan pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya. Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kon-sep pembelajaran bermakna dapat dirancang sebelumnya oleh guru, hal ini Kon-seperti yang dijelaskan oleh Mulyasa (2013) bahwa dalam pembelajaran bermakna siswa perlu dilibatkan secara aktif, karena mereka adalah pusat dari kegiatan


(29)

pembel-11

ajaran serta pembentukan kompetensi dan karakter. Kegiatan ini sangat baik untuk memenuhi rasa ingin tahu dari siswa walaupun tak dapat disangsikan me-merlukan tenaga dan persiapan yang matang.

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran ini, dilakukan cara: a) Menentukan objek yang akan diobservasi;

b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi;

c) Menentukan data-data yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder; d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi;

e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar;

f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera,tape recorder, video perekam dan alat-alat tulis lainnya (Mulyasa, 2013)

Selama proses pembelajaran, siswa dapat melakukan observasi dengan dua cara pelibatan diri. Kedua cara pelibatan diri yang dimaksud, yaitu observasi ber-struktur dan observasi tidak berber-struktur. Pada observasi berber-struktur dalam rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek atau situasi apa yang ingin diobser-vasi oleh siswa telah direncanakan secara sistematis di bawah bimbingan guru, sedangkan pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka proses pembel-ajaran, subjek, objek atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh siswa ditentukan secara baku atau rijid oleh guru.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa selama observasi pembelajaran, yaitu:

a) Cermat, objektif dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran;

b) Banyak atau sedikit serta homogenitas atau heterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan heterogen subjek, objek atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan observasi itu dilakukan.


(30)

12

Sebelum obsevasi dilaksanakan, guru dan siswa sebaiknya menentukan dan menyepakati prosedur pengamatan;

c) Guru dan siswa perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi (Tim Penyusun, 2013).

2. Menanya

Fungsi dari menanya seperti yang terdapat dalam Kemdikbud (2013) salah satu-nya adalah membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, ajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan meng-gunakan bahasa yang baik dan benar. Hal tersebut memperlihatkan bahwa dengan pendekatan ilmiah dapat mengasah kemampuan siswa tidak hanya dalam berpikir tetapi juga menuangkan pemikirannya dalam kata-kata dengan bahasa yang baik dan benar.

Menanya memiliki banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran. Fungsi bertanya adalah sebagai berikut:

a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat dan perhatian siswa tentang suatu tema atau topik pembelajaran;

b) Mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri;

c) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya;

d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan sikap, keterampilan dan pemahamannya atas substansi pembel-ajaran yang diberikan;

e) Membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban secara logis, sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar;

f) Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, berargumen, me-ngembangkan kemampuan berpikir dan menarik simpulan;

g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok;

h) Membiasakan siswa berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul; dan


(31)

13

i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemam-puan berempati satu sama lain (Tim Penyusun, 2013).

3. Mencoba/Mengeksplorasi

Tindak lanjut dari menanya adalah mencoba. Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, siswa harus mengumpulkan informasi dari berbagai sum-ber melalui sum-berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Aktiv-itas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (a) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (b) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (c) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (d) melakukan dan mengamati percobaan; (e) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis dan menyajikan data; (f) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (g) membuat laporan dan mengomunikasikan hasil percobaan (Tim Penyusun, 2013).

4. Menalar/Mengasosiasi

Istilah “menalar” digunakan untuk menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sis-tematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh


(32)

14

simpulan berupa pengetahuan. Penalaran yang dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

Istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada kurikulum 2013

dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi. Istilah aso-siasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.

Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan ber-interaksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar (Tim Penyusun, 2013). Kegiatan ini menghasilkan kesimpulan yang diperoleh melalui kajian terhadap fakta yang didukung oleh konsep-konsep para ahli yang relevan.

5. Mengomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan ini merupakan sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar /sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasi-kaan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karya.


(33)

15

Menurut Permendikbud No. 59 tahun 2014, proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah dan mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, ranah sikap bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan bertujuan agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan bertujun agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah penguasaan kompetensi sikap, keteram-pilan, dan pengetahuan yang seimbang sehingga menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills).

Menurut permendikbud (2014), pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.

Gambar 1. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi (Permendikbud, 2014)


(34)

16

Tabel 1. Deskripsi Langkah Pembelajaran*)

Langkah Pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Bentuk hasil belajar Mengamati

(observing)

mengamati dengan indra (membaca, mendengar,

menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat

perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati,

kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati

Menanya (questioning)

Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi

tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan informasi (experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasi-kan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan

jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan

instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Menalar/Mengasosi asi(associating)

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,

mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi Mengumpulkan informasi (experimenting) Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasi-kan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/

menambahi/mengembangkan

jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

*) Dapat disesuaikan dengan kekhasan masing-masing mata pelajaran.

Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan dengan langkah-langkah metode ilmiah, yaitu: melakukan pengamatan, menentukan hipotesis,


(35)

17

merancang eksperimen untuk menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis dan merevisi hipotesis atau membuat kesimpulan. Implementasi pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013 tercermin pada kegiatan pembelajaran dalam silabus, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan

mengomunikasikan.

C. Keterampilan Berpikir Kreatif

Keterampilan adalah kecakapan untuk melaksanakan tugas, dimana keterampilan tidak hanya meliputi gerakan motorik, tetapi juga melibatkan fungsi mental yang bersifat kognitif, yaitu suatu tindakan mental dalam usaha memperoleh penge-tahuan.

Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keterampilan kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2.Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif

PERILAKU ARTI

1) Berpikir Lancar (fluency)

a. Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan;

b. Arus pemikiran lancar. 2) Berpikir Luwes

(fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam; b. Mampu mengubah cara atau pendekatan; c. Arah pemikiran yang berbeda.

3) Berpikir Orisinil (originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim,yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4) Berpikir Terperinci (elaborasi)

a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan;

b. Memperinci detail-detail;Memperluas suatu gagasan.


(36)

18

Menurut Costa dalam Liliasari (2007) membagi keterampilan berpikir menjadi dua, yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks atau tingkat tinggi. Berpikir kompleks atau tingkat tinggi dapat dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, pembuatan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.

Munandar (2009) menyatakan bahwa kreativitas berhubungan dengan faktor-faktor kognitif dan afektif. Faktor-faktor-faktor tersebut diperlihatkan dalam ciri-ciri aptitudedannon aptitudedari kreativitas. Adapun ciri-ciriaptitudeyang berhu-bungan dengan kognitif meliputi:

1. Keterampilan berpikir lancar

Kelancaran dalam berpikir yang dimaksud adalah kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan banyak hal dan selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Penekanannya disini adalah dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan gaga-san atau ide tentang obyek tertentu dalam jumlah yang banyak. Kemampuan ber-pikir lancar berati kemampuan untuk memunculkan ide-ide secara cepat dan ditekankan pada kuantitas dengan kata lain kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, jawaban dan pertanyaan, bukan berati segi kualitas di abaikan.

Menurut Amin (1987) kemampuan berpikir lancar merupakan kemampuan me-ngemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah. Sementara itu Munandar (1985) mendefinisikankemampuan berpikir lancar sebagai berikut : a) Mencetuskan banyak jawaban, gagasan, penyelesaian masalah dan pertanyaan. b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.


(37)

19

Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir lancar berperilaku sering mengaju-kan banyak pertanyaan atau menjawab suatu pertanyaan dengan sejumlah jawab-an. Siswa ini lebih banyak menyelesaikan pekerjaan jika dibandingkan dengan siswa lain, misalnya melakukan praktikum, kemudian jika terjadi suatu kesalahan dan kekurangan pada suatu objek atau situasi siswa ini cepat mengetahuinya.

2. Keterampilan berpikir luwes (fleksibel)

Fleksibel yang dimaksud adalah kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Mereka yang memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi mampu mengalihkan arah berpikir untuk memecahkan suatu masalah, se-hingga penekanan fleksibilitasnya pada segi keragaman gagasan, kaya akan alter-natif dan bukan kekakuan dalam berpikir yang cenderung otoriter.

Kemampuan berpikir luwes adalah kemampuan untuk memberikan sejumlah jawaban yang bervariasi atas suatu pertanyaan dan dapat melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang Munandar (1985). Lebih lanjut lagi Munandar men-defenisikan kemampuan berpikir luwes sebagai berikut :

a) Menghasilkan gagasan, jawaban dan pertanyaan yang bervariasi. b) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. c) Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

Supriadi (1996) menjelaskan bahwa untuk tujuan riset mengenai berpikir kreatif, kreativitas (sebagai produk berpikir kreatif) sering dianggap terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan (fleksibilitas). Kefasihan ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Keluwesan mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.


(38)

20

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir luwes dapat memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar atau masalah. Menerapkan suatu konsep atau azas dengan cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikan suatu masalah.

3. Keterampilan berpikir Orisinil

Kemampuan berpikir orisinal adalah kemampuan memberikan respon-respon yang unik atau luar biasa (Amin, 1985). Lebih lanjut Munandar (1985) mem-berikan beberapa defenisi untuk kemampuan berpikir orisinal sebagai berikut: a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

b) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim pada bagian-bagian atau unsur-unsur.

Munandar mengatakan bahwa berpikir orisinal berkaitan dengan hasil belajar. Pengertian berpikir orisinal ini lebih menfokuskan pada proses individu untuk memunculkan ide baru yang merupakan gabungan ide-ide sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran.

Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir orisinil memiliki perilaku diantara-nya memikirkan masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru. Siswa juga lebih mengembangkan kemampuan berpikir orisinilnya kedalam kehidupan sehari-hari dan memikirkan kemungkinan penggunaannya.

4. Keterampilan merinci (mengelaborasi)

Kemampuan berpikir memperinci adalah kemampuan untuk membumbui atau menghiasi cerita, sehingga nampak lebih kaya (Munandar, 1999). Lebih lanjut lagi Munandar memberikan beberapa defenisi tentang berpikir memperinci yaitu:


(39)

21

a) Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan.

b) Memperinci detail-detail atau memperinci suatu objek atau gagasan sehingga menjadi menarik.

Sedangkan menurut Guilford (Herdian, 2010) menyebutkan bahwa terdapat lima indikator-indikator berpikir kreatif, yaitu:

a) Kepekaan (problem sensitivity), adalah kemampuan mendeteksi, me-ngenali dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi atau masalah. b) Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak

ga-gasan.

c) Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan ber-macam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

d) Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang.

e) Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang di dalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar model, dan kata-kata.

Munandar (2008) memberikan uraian tentang ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif sebagai dasar untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Indikator kemampuan berpikir kreatif

PENGERTIAN PERILAKU

Berpikir Lancar (Fluency)

1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian

masalah atau jawaban.

2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

a. Mengajukan banyak pertanyaan. b. Menjawab dengan sejumlah jawaban

jika ada.

c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain.

f. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi.


(40)

22

Tabel 3.Lanjutan….

PENGERTIAN PERILAKU

Berpikir Luwes (Flexibility) 1) Menghasilkan gagasan,

jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.

2) Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.

3) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda.

4) Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.

a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah.

b. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda. c. Jika diberikan suatu masalah biasanya

memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikannya.

Berpikir Orisinil (Originality) 1) Mampu melahirkan ungkapan

yang baru dan unik.

2) Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri.

3) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

a. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain. b. Mempertanyakan cara-cara yang lama

dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

c. Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.

Berpikir Elaboratif (Elaboration) 1) Mampu memperkaya dan

me-ngembangkan suatu gagasan atau produk.

2) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek,

gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan lang-kah-langkah yang terperinci.

b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

c. Menambah garis-garis, warna-warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambaranya sen-diri atau gambar orang lain.

Berpikir Evaluatif (Evaluation) 1) Menentukan kebenaran suatu

pertanyaan atau kebenaran suatu penyelesaian masalah. 2) Mampu mengambil keputusan

terhadap situasi terbuka. 3) Tidak hanya mencetuskan

gagasan tetapi juga melaksanakannya.

a. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri.

b. Mencetuskan pandangan sendiri mengenai suatu hal.

c. Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

d. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.


(41)

23

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur keterampilan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir lancar.

D. Analisis Konsep Materi Larutan Penyangga

Menurut Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011), konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Herron et al. (Fadiawati, 2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Lebih lanjut lagi, Herron et al. (Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikem-bangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.

Materi pada penelitian ini yaitu larutan penyangga. Analisis konsep materi larutan penyangga terlampir pada lampiran 1. Analisis konsep ini dibuat melalui tujuh langkah seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

E. Kerangka Pemikiran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Perencanaan yang matang sebelum

melakukan kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.


(42)

24

Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah merupakan pembelajaran yang dapat mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, me-nanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan analisis. untuk semua mata pelajaran. Penelitian ini akan meneliti bagaimana perbedaan penguasaan konsep larutan penyangga antara siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan pen-dekatan ilmiah dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikatnya yaitu keterampilan siswa dalam berpikir lancar pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MIA SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2014-2015.

Semua data diambil dari dua kelas yang berbeda. Sebelum diterapkan perlakuan kedua kelompok sampel diberikan pretes. Kemudian pada kelas eksperimen di-terapkan perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes. Tujuan pemberian pretes adalah untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran yang akan diberikan atau untuk melihat ke-mampuan awal siswa terhadap materi pembelajaran.


(43)

25

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dengan langkah diatas, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa ter-utama pada indikator keterampilan berpikir lancar pada materi larutan penyangga.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa-siswi kelas XI MIA semester genap SMA YP Unila tahun pelajaran 2014/2015 yang menjadi sampel penelitian mempunyai kemampuan awal yang sama.

2. Perbedaann-Gainketerampilan siswa dalam berpikir lancar semata-mata terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses belajar.

3. Faktor-faktor lain di luar perlakuan yang mempengaruhi peningkatan kete-rampilan siswa dalam berpikir lancar pada kedua kelas diabaikan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada Materi Larutan penyangga”.


(44)

26

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mem-punyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 260 siswa dan tersebar dalam tujuh kelas yaitu kelas XI MIA1, XI MIA2,XI MIA3,XI MIA4,XI MIA5,XI MIA6,dan XI MIA7 yang

masing-masing terdiri atas 36 siswa, 37 siswa, 38 siswa, 37 siswa, 36 siswa, 38 siswa, dan 38 siswa. Siswa tersebut merupakan satu kesatuan populasi, karena adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut:

1. Pembagian siswa pada tiap kelas dilakukan secara heterogen, sehingga pro-porsi jumlah siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, sedang maupun kurang dalam tiap kelasnya sama antara satu kelas dengan kelas yang lainnya.

2. Pelaksanaan pengajarannya, siswa-siswa tersebut diajar dengan kurikulum yang sama, yaitu kurikulum 2013 dan jumlah jam belajar yang sama (empat jam pelajaran dalam setiap minggu).


(45)

27

Oleh karena peneliti ingin mendapatkan kelas dengan tingkat kemampuan kognitif yang sama atau tidak jauh berbeda, peneliti memilih teknikpurposive sampling dalam pengambilan sampel. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sam-pel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Syaodih, 2009). Pada awal pelaksanaan penelitian, peneliti meminta bantuan pi-hak sekolah, yaitu guru bidang studi kimia yang memahami karakteristik siswa di sekolah tersebut untuk menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian dan peneliti mendapatkan kelas XI MIA1sebagai kelas kontrol dan XI MIA2

sebagai kelas eksperimen.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekun-der. Data primer berupa skor tes keterampilan berpikir lancar sebelum penerapan pembelajaran(pretes), skor tes keterampilan berpikir lancar setelah penerapan pembelajaran(postes), skor psikomotor dan data hasil observasi kinerja guru. Data sekunder berupa kritik siswa terhadap pembelajaran materi larutan penyangga. Data penelitian ini bersumber dari seluruh siswa kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas kontrol.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desainNon Equivalence Control Group Design(Creswell, 1997). Pada desain penelitian ini


(46)

28

melihat perbedaan pretes maupun postes dikelas eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian dari dua kelas yang dipilih kemudian diobservasi.

Tabel 4. Desain penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas kontrol O1 - O2

Keterangan:

O1: Kelas eksperimen dan kontrol diberi pretes

X : Pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan ilmiah

- : Pembelajaran kimia dengan menggunakan pembelajaran konvensional O2: Kelas eksperimen dan kontrol diberi postes

Sebelum diterapkan perlakuan kedua kelompok sampel diberikan pretes (O1).

Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan perlakuan pembelajaran mengguna-kan pendekatan ilmiah (X) dan pada kelas kontrol diterapmengguna-kan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes (O2) .

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan, yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan siswa dalam berpikir lancar pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI MIA SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2014-2015.


(47)

29

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi mempermudah pelaksanaan sesuatu

Sugiyono (2009). Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu:

1. Analisis Konsep. 2. Analisis KI-KD. 3. Silabus.

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia yang menggunakan pendekatan ilmiah pada materi larutan penyangga sejumlah 2 LKS, yaitu LKS 1 mengenai larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa, dan LKS 2 mengenai penentuan

pH larutan penyangga.

6. Tes tertulis yang digunakan yaitu soal pretes dan soal postes. Soal pretes dan postes pada penelitian ini adalah materi larutan penyangga yang terdiri dari 6 butir soal uraian.

7. Lembar penilaian afektif. 8. Lembar penilaian psikomotor.

9. Lembar observasi kinerja guru terhadap pembelajaran materi larutan penyangga.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Prapenelitian


(48)

30

Adapun prosedur prapenelitian yaitu:

a) Meminta izin kepada Kepala SMA YP Unila untuk melaksanakan penelitian. b) Mengadakan observasi ke sekolah tempat penelitian untuk mendapatkan

in-formasi tentang data siswa, karakteristik siswa, jadwal dan sarana-prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pelaksa-naan penelitian.

c) Menentukan populasi dan sampel penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a) Tahap Pembuatan Instrumen Pembelajaran

Membuat Analisis Konsep, Analisis KI-KD, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretes dan soal postes, Lembar penilaian afektif, Lembar penilaian psikomotor, dan Lembar observasi kinerja guru.

b) Tahap validasi Instrumen c) Tahap Penelitian

adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi larutan penyangga sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan di masing-masing kelas,

pembelajaran pendekatan ilmiah diterapkan di kelas eksperimen serta pem-belajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol.


(49)

31

3) Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4) Analisis data 5) Pembahasan 6) Simpulan

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 2. Prosedur pelaksanaan penelitian penelitian Pembahasan

Simpulan Analisis data

Menentukan Populasi dan Sampel

Validasi Instrumen

Pembuatan instrumen pembelajaran Observasi ke Sekolah

Izin ke Kepala SMA YP Unila

Pelaksanaan Penelitian Prapenelitian

Pembelajaran kelas

eksperimen dan kelas kontrol Postes Pretes


(50)

32

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hi-potesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan programMicrosoft ExceldanSPSS versi 16.0 for windows.Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Menghitung skor jawaban pretes dan postes berdasarkan kunci jawaban dan pedoman penskoran.

2. Mengubah skor menjadi nilai

3. Memasukkan data berupa nilai pretes dan postes kedalam programSPSS versi 16.0untuk mengetahui hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov Test.

4. Memasukkan data berupa nilai pretes dan postes kedalam programSPSS versi 16.0untuk mengetahui hasil uji homogenitas menggunakan statistik ujiLevene. 5. Memasukkan data berupa nilai pretes dan postes kedalam programSPSS versi

16.0untuk mengetahui hasil uji hipotesis denganT-Testmenggunakan uji-t dua sampel bebas.

6. Perhitungann-Gaindilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir lancar siswa.

100 x maksimal

skor

benar yang jawaban skor

Siswa


(51)

33

Untuk mengetahui efektivitas pendekatan ilmiah dalam meningkatkan kemam-puan berpikir lancar siswa, maka dilakukan analisis nilain-Gainternormalisasi. Perhitungan ini bertujuan untuk menentukan peningkatan kemampuan berpikir lancar siswa berdasarkan hasil pretes dan postes pada masing-masing kelas sampel. Menurut Hake (2002), rumusn-Gainyang digunakan adalah sebagai berikut:

g>

Penentuan kriteria nilain-Gainyang dikemukakan oleh Hake (1999), yaitu : n-Gain> 0,7 (n-Gaintinggi)

0,3≤n-Gain≤ 0,7 (n-Gainsedang) n-Gain< 0,3 (n-Gainrendah)


(52)

59

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan dalam pene-litian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran menggunakan pendekat-an ilmiah efektif dalam meningkatkpendekat-an kemampupendekat-an berpikir lpendekat-ancar siswa pada materi larutan penyangga. Hal ini ditunjukkan dengan rata-ratan-Gain keteram-pilan berpikir lancar siswa pada kelas dengan pembelajaran menggunakan pen-dekatan ilmiah berbeda secara signifikan (uji-t) dari kelas yang diterapkan pem-belajaran konvensional di SMA YP Unila. Nilai rata-rata n-Gainsiswa pada kelas dengan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah lebih tinggi daripada nilai rata-ratan-Gainsiswa kelas dengan pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian agar menggunakan model pembelajaran, misalnyadiscovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.dalam proses pembelajaran. 2. Pendekatan ilmiah dapat dipakai sebagai alternatif pendekatan pembelajaran

bagi guru dalam membelajarkan materi larutan penyangga dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(53)

51

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. 1987. Mengajar IPA dengan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arends, R. I. 2008.Learning to Teach.Edisi VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek.

Bandung: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Creswell, J. W. 1997. Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.

Degeng, I. Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengetahuan Taksonomi Variabel. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. (Disertasi). Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Faiq, M. (2013).Karakterisik Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Kurikulum 2013. [online]. Tersedia:

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/k arakteristik-pendekatan-ilmiah-scientific-dalam-kurikulum-2013.html

Gabel, D.L. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Mcmillan Publishing Company.

Hake, R. R. 1999. Analyzing Change / Gain Scores. [online]. Tersedia :

http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=area-d&&P=R6855

Diakses pukul 04.05 pm tanggal 23 Februari 2012Heuvelen, V. and Zou. X.L. 2001.Multiple Representations of Work-energy Processes.American Journal of Physics.


(54)

52

______________. 2002.Relationship of individual Student Normalized Learning Gains in Mathematics with Gender, High School, Physics, and Pre Test Scores in Mathematics and Spatial Visualization. [Online]. Tersedia: http:/www.physics.indiana.edu/hake>, [5 Januari 2011]

Herdian. 2010. Berfikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika. Diakses pada tanggal 12Desember2013dari

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa

Ikaningrum, M. N. N. dan Togu G. 2013. Efektivitas Pendekatan Scientific Inquiry terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas X. Jurnal Pend. Kimia-S1.

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Liliasari dan Redhana, I. W. Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA. Jurnal Forum Kependidikan Volume 27 Nomor 2 Maret 2008. Diakses tanggal 2 Juni 2013 dari

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27207103114_0215-9392.pdf

Madyo, Eko Susilo dan Kasihadi. 1985. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang: Effhar Offset.

Maulana, Achmad dkk. 2004. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Yogyakarta: Absolut.

Mulyasa, Enco. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munandar. 1985. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

________. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuraeni, N. dkk. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. Bandung: UPI-Bandung.


(55)

53

Nurgana. 1985. Efektivitas Pembelajaran. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung . Diakses. 5 Februari 2010. Dari

http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/18/efektifitas-pembelajaran/.

Permendikbud. 2014. Kerangka dasar dan struktur kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Nomor 59 Tahun 2014). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pringgodigjo. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Saputra, Heru Agung. 2014. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Ilmiah

dalam Meningkatkan Keterampilan Mengevaluasi pada Materi Kesetimbangan Kimia. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.

Sudibyo, Bambang. 2006. Sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supriadi. 1996. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: CV Alfabeta.

Sutiarso, Sugeng. 2011. Statistika Pendidikan dan Pengolahannya dengan SPSS. Bandar Lampung: AURA.

Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

____________ 2013. Diklat Guru. Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Analisis Materi Ajar. Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Kemdikbud.

Trianto. 2011.Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implemen-tasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

G. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hi-potesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan programMicrosoft ExceldanSPSS versi 16.0 for windows.Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Menghitung skor jawaban pretes dan postes berdasarkan kunci jawaban dan pedoman penskoran.

2. Mengubah skor menjadi nilai

3. Memasukkan data berupa nilai pretes dan postes kedalam programSPSS versi 16.0untuk mengetahui hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov Test.

4. Memasukkan data berupa nilai pretes dan postes kedalam programSPSS versi 16.0untuk mengetahui hasil uji homogenitas menggunakan statistik ujiLevene. 5. Memasukkan data berupa nilai pretes dan postes kedalam programSPSS versi

16.0untuk mengetahui hasil uji hipotesis denganT-Testmenggunakan uji-t dua sampel bebas.

6. Perhitungann-Gaindilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir lancar siswa.

100 x maksimal

skor

benar yang jawaban skor

Siswa Nilai


(2)

Perhitungan ini bertujuan untuk menentukan peningkatan kemampuan berpikir lancar siswa berdasarkan hasil pretes dan postes pada masing-masing kelas sampel. Menurut Hake (2002), rumusn-Gainyang digunakan adalah sebagai berikut:

g>

Penentuan kriteria nilain-Gainyang dikemukakan oleh Hake (1999), yaitu : n-Gain> 0,7 (n-Gaintinggi)

0,3≤n-Gain≤ 0,7 (n-Gainsedang) n-Gain< 0,3 (n-Gainrendah)


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan dalam pene-litian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran menggunakan pendekat-an ilmiah efektif dalam meningkatkpendekat-an kemampupendekat-an berpikir lpendekat-ancar siswa pada materi larutan penyangga. Hal ini ditunjukkan dengan rata-ratan-Gain keteram-pilan berpikir lancar siswa pada kelas dengan pembelajaran menggunakan pen-dekatan ilmiah berbeda secara signifikan (uji-t) dari kelas yang diterapkan pem-belajaran konvensional di SMA YP Unila. Nilai rata-rata n-Gainsiswa pada kelas dengan pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah lebih tinggi daripada nilai rata-ratan-Gainsiswa kelas dengan pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian agar menggunakan model pembelajaran, misalnyadiscovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.dalam proses pembelajaran. 2. Pendekatan ilmiah dapat dipakai sebagai alternatif pendekatan pembelajaran

bagi guru dalam membelajarkan materi larutan penyangga dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. 1987. Mengajar IPA dengan Metode Discovery dan Inquiry. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Arends, R. I. 2008.Learning to Teach.Edisi VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek.

Bandung: Rineka Cipta.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Creswell, J. W. 1997. Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. London: Sage Publications.

Degeng, I. Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengetahuan Taksonomi Variabel. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. (Disertasi). Bandung: Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Faiq, M. (2013).Karakterisik Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Kurikulum 2013. [online]. Tersedia:

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/k arakteristik-pendekatan-ilmiah-scientific-dalam-kurikulum-2013.html

Gabel, D.L. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Mcmillan Publishing Company.

Hake, R. R. 1999. Analyzing Change / Gain Scores. [online]. Tersedia : http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=area-d&&P=R6855 Diakses pukul 04.05 pm tanggal 23 Februari 2012Heuvelen, V. and Zou. X.L. 2001.Multiple Representations of Work-energy Processes.American Journal of Physics.


(5)

______________. 2002.Relationship of individual Student Normalized Learning Gains in Mathematics with Gender, High School, Physics, and Pre Test Scores in Mathematics and Spatial Visualization. [Online]. Tersedia: http:/www.physics.indiana.edu/hake>, [5 Januari 2011]

Herdian. 2010. Berfikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran Matematika. Diakses pada tanggal 12Desember2013dari

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa

Ikaningrum, M. N. N. dan Togu G. 2013. Efektivitas Pendekatan Scientific Inquiry terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas X. Jurnal Pend. Kimia-S1.

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Liliasari dan Redhana, I. W. Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA. Jurnal Forum Kependidikan Volume 27 Nomor 2 Maret 2008. Diakses tanggal 2 Juni 2013 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27207103114_0215-9392.pdf Madyo, Eko Susilo dan Kasihadi. 1985. Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang:

Effhar Offset.

Maulana, Achmad dkk. 2004. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Yogyakarta: Absolut.

Mulyasa, Enco. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munandar. 1985. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

________. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

________. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuraeni, N. dkk. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. Bandung: UPI-Bandung.


(6)

Menengah Atas/Madrasah Aliyah Nomor 59 Tahun 2014). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pringgodigjo. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Saputra, Heru Agung. 2014. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Ilmiah

dalam Meningkatkan Keterampilan Mengevaluasi pada Materi Kesetimbangan Kimia. Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.

Sudibyo, Bambang. 2006. Sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. ________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supriadi. 1996. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung: CV Alfabeta.

Sutiarso, Sugeng. 2011. Statistika Pendidikan dan Pengolahannya dengan SPSS. Bandar Lampung: AURA.

Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

____________ 2013. Diklat Guru. Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Analisis Materi Ajar. Konsep Pendekatan Scientific. Jakarta: Kemdikbud.

Trianto. 2011.Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implemen-tasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.