19 menurut Sukintaka 1991: 124-125 maksud olahraga beregu atau
bermain beregu ialah pada waktu bermain ada teman dalam satu regu dan ada lawan bermain yang berteman juga. Jumlah anggota regu yang
terbatas hanya ada dua orang saja disebut bermain ganda seperti pada permainan tenis lapangan, tenis meja, dan bulu tangkis. Sedang yang
anggota regunya lebih dari dua orang disebut regu seperti pada permainan sepak takraw, bola basket, bola voli, sepak bola, hoki, bola
keranjang, dan polo air. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa olahraga
beregu adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang saling berhadapan dimana anggotanya lebih dari dua orang dalam satu tim yang
harus mencapai jumlah angka atau nilai yang sudah ditentukan, dan ada pula yang harus mencapai angka atau nilai sebanyak-banyaknya dalam
waktu yang ditentukan.
f. Keterkaitan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Beregu dengan
Kecerdasan Emosional
Kegiatan ektrakurikuler olahraga tidak lepas dari nilai-nilai berorientasi pendidikan dalam kegiatannya juga menekankan pada
pembentukan emosi peserta didik sehingga diharapkan melalui kegiatan ektrakurikuler olahraga ini dapat menekan angka terjadinya kegiatan
negatif yang dilakukan oleh peserta didik. Dalam hal ini pula olahraga merupakan kegiatan yang digemari oleh remaja putra maupun remaja
putri. Dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga banyak sekali hal- hal yang bisa dikembangkan.
20 Kegiatan olahraga memberi motivasi dan memusatkan perhatian
pada sasaran yang jelas dan dapat dikelola. Hurlock 1993: 30 menyebutkan bahwa permainan yang mampu mengembangkan
kecerdasan emosional adalah pola permaian yang bernuansa sosial seperti olahraga beregu karena di dalam olahraga beregu melibatkan
orang lain atau teman secara penuh. Selain itu juga Gunarsa 2004: 20 mengatakan bahwa olahraga seperti bulu tangkis, tenis, tenis meja, voly
dan basket dapat mengembangkan kecerdasan emosi. Sharon dan Kassin dalam Gunarsa, 2004: 22 juga memasukan olahraga sebagai cara
melatih kecakapan emosi, dengan alasan kegiatan olahraga memberi motivasi dan memusatkan perhatian pada sasaran yang jelas dan dapat
dikelola. Penelitian Mahoney 2006 dalam Tarmidi 2012:89 pada remaja
putri berumur 14 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, menunjukkan bahwa:
Kecerdasan emosional remaja tersebut dapat berubah tergantung dari pengalaman yang didapatnya. Kecerdasan emosional yang
rendah atau negatif ditemukan ketika remaja tersebut merasakan stres saat dia harus menguasai teknik olahraga yang sempurna
intrapersonal, saat mengikuti suatu kompetisi situational serta disaat mendengar penilaian yang negatif dari pembimbingnya
significant other. Tetapi kecerdasan emosional remaja tersebut dinilai mengalami peningkatan atau positif saat dia senang karena
berhasil menguasai teknik yang susah intrapersonal, menang dalam sebuah kompetisi situational dan mendapatkan pujian
serta teman-teman baru disaat berkompetisi significant other.
Permainan bernuansa sosial ini tidak dapat dipungkiri lagi memberikan sumbangsih langsung pada pembentukan karakter siswa