Keterlibatan Peserta Didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
20 Kegiatan olahraga memberi motivasi dan memusatkan perhatian
pada sasaran yang jelas dan dapat dikelola. Hurlock 1993: 30 menyebutkan bahwa permainan yang mampu mengembangkan
kecerdasan emosional adalah pola permaian yang bernuansa sosial seperti olahraga beregu karena di dalam olahraga beregu melibatkan
orang lain atau teman secara penuh. Selain itu juga Gunarsa 2004: 20 mengatakan bahwa olahraga seperti bulu tangkis, tenis, tenis meja, voly
dan basket dapat mengembangkan kecerdasan emosi. Sharon dan Kassin dalam Gunarsa, 2004: 22 juga memasukan olahraga sebagai cara
melatih kecakapan emosi, dengan alasan kegiatan olahraga memberi motivasi dan memusatkan perhatian pada sasaran yang jelas dan dapat
dikelola. Penelitian Mahoney 2006 dalam Tarmidi 2012:89 pada remaja
putri berumur 14 tahun yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga, menunjukkan bahwa:
Kecerdasan emosional remaja tersebut dapat berubah tergantung dari pengalaman yang didapatnya. Kecerdasan emosional yang
rendah atau negatif ditemukan ketika remaja tersebut merasakan stres saat dia harus menguasai teknik olahraga yang sempurna
intrapersonal, saat mengikuti suatu kompetisi situational serta disaat mendengar penilaian yang negatif dari pembimbingnya
significant other. Tetapi kecerdasan emosional remaja tersebut dinilai mengalami peningkatan atau positif saat dia senang karena
berhasil menguasai teknik yang susah intrapersonal, menang dalam sebuah kompetisi situational dan mendapatkan pujian
serta teman-teman baru disaat berkompetisi significant other.
Permainan bernuansa sosial ini tidak dapat dipungkiri lagi memberikan sumbangsih langsung pada pembentukan karakter siswa
21 yang mengikutinya. Dengan kata lain, kegiatan ekstrakurikuler olahraga
dapat diasumsikan mempunyai hubungan dengan kecerdasan emosional.