ARTIKEL KASUS SOSIAL AGAMA

Pada tanggal 13 kapolres mendapat surat tersebut dan memverifikasi surat tersebut dan Presiden GIDI mengatakan surat tersebut tidak resmi karena tidak di ACC ketua GIDI. Kapolres mengkomunikasikan agar shalat ied bisa dilaksanakan di Tolikara, Bupati juga akan koordinasi dengan panitia GIDI agar surat dicabut. Karena penjelasan itu kapolres bertemu tokoh masyarakat, dan ada hasil silahkan shalat ied di halaman Koramil. TNI dan Polri akan siap melakukan pengamanan. Namun saat shalat ied datanglah para pemuda GIDI dan memaksa untuk shalat dibubarkan. Kapolres dan tokoh masyarakat bernegosiasi, agar shalat boleh terlaksana sampai jam 8. Massa tetap tidak mau, kemudian terjadi pelemparan posisi shalat sedikit di bawah sehingga mudah jadi sasaran lempar namun massa tidak dapat mendekati karena ada pagar berduri. Ada tembakan peringatan ke atas, tetapi massa tidak menggubris akhirnya aparat melepaskan tembakan hingga 12 orang luka kemudian mereka membubarkan diri. Saat bubar, ada oknum yang membakar kios hingga merembet ke mushola. Jumlah kios yang terbakar berjumlah 70 unit serta 2 mobil terbakar. Api membesar karena ada kios juga yang menjual bensin serta tidak adanya pemadam kebakaran di sana. Saat ini amanat langsung dari presiden untuk bangun kembali kios serta mushola di Tolikara. Sumber : http:pertamax7.com20150724kronologis-kasus-tolikara-papua-saat- sholat-idul-fitri-dari-divisi-humas-mabes-polri

3. ARTIKEL KASUS EKONOMI

Magelang Rawan Ayam Tiren MUNGKID KRjogja.com – Banyaknya peternak ayam, menyebabkan wilayah Kabupaten Magelang, rawan terhadap peredaran daging ayam tak layak konsumsi atau tiren. Saking banyaknya, hal ini sering dimanfaatkan oleh para oknum pedagang daging tidak halal tersebut, untuk menjajakannya. Beberapa waktu lalu, petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Peterikan setempat, berhasil menangkap oknum pedagang ayam tiren di Kecamatan Pakis, saat menjajakannya. “Para pedagang ayam tiren itu, biasanya menyasar sejumlah pasar tradisional yang letaknya jauh dari perkotaan. Peredarannya juga berlangsung setiap hari, tidak hanya pada waktu-waktu menjelang hari besar, kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Peterikan Kabupaten Magelang, Ir Sri Hartini, Minggu 15022015. Para pelaku penjual daging ayam tiren yang selama ini beroperasi di wilayah Kabupaten Magelang itu, kata Sri Hartini, merupakan sindikat. Seperti yang sudah tertangkap akhir tahun 2014 di Kecamatan Pakis kemarin, pelaku merupakan pemain lama yang berasal dari wilayah Semarang dan beroperasi di sejumlah daerah termasuk Magelang. Kita tangkap kemarin waktu beroperasi di pasar tradisional Pakis. Untuk saat ini, kita baru mengembangkan kasus peredaran daging tiren tersebut, ada kemungkinan pelaku lain, jelasnya. Untuk meminimalisir peredaran daging tersebut, selama ini Dispeterikan telah melakukan sejumlah upaya. Seperti meninjau dan membina pasar-pasar tradisional untuk berjualan daging ASUH aman, sehat, utuh serta pemasangan papan nama di kios penjual daging tiren. Pemasangan papan nama bertuliskan penjual daging ayam tiren semata-mata untuk memberikan efek jera, sekaligus memberitahu konsumen untuk lebih waspada, harapnya Sumber: http:krjogja.comread248902magelang-rawan-ayam-tiren.kr PERTANYAAN: 1. Uraikan kembali secara singkat kasus yang anda peroleh? 2. Apakah kasus tersebut mencerminkan sikap negatif terhadap Pancasila? Dalam bidang kehidupan apa, politik, ekonomi atau sosial Agama ? 3. Mengapa merupakan sikap negative? Dan bagaimana sikap positif yang sebaiknya dilakukan? 4. Berikan solusi atau pemecahan masalah atas kasus tersebut.