Alat Musik Gejog Lesung Bentuk Penyajian

c Sebagai sarana hiburan Musik memiliki fungsi hiburan mempunyai arti baha musik dapat digunakan sebagai penghibur hati bagi pendengarnya. d Sebagai sarana komunikasi Musik memiliki fungsi komunikasi bahwa suatu musik melalui bunyi-bunyi tertentu digunakan untuk memberi informasi tentang kejadian atau peristiwa tertentu. Bunyi-bunyi tersebut hanya di mengerti oleh sekelompok masyarakat daerah tersebut saja. Dalam masyarakat kita dapat dilihat dari penggunaan bedug yang berada di masjid atau kentongan yang digunakan sebagai media mengumpulkan warga. e Sebagai sarana persembahan simbolis Musik sebagai persembahan simbolis artinya musik berfungsi sebagai simbol dari keadaan kebudayaan suatu masyarakat. Dengan demikian kita mengetahui sejauh mana tingkat kebudayaan masyarakat di suatu daerah. f Menjaga keharmonisan norma-norma masyarakat Musik berfungsi untuk menjaga keharmonisan norma-norma masyarakat artinya musik ikut berperan dalam norma sosial dalam suatu budaya. g Penopang institusi sosial Musik memiliki fungsi sebagai penopang institusi sosial artinya musik memberikan konstribusi dalam kegiatan sosial keagamaan dalam suatu kelompok. h Sebagai wujud integritas kemasyarakatan Integritas dapat diartikan sebagai mutu, sifat, atau keadaan uang menunjukan kesatuan utuh. Musik memiliki fungsi sebagai wujud interitas kemasyarakatan artinya suatu musik dapat menimbulkan rasa kebersamaan antara warga. Seperti contoh dalam suatu kelompok kesenian daerah, dalam proses latihan ataupun pertunjukan tanpa disadari akan terjalin rasa kebersamaan, baik pemain maupun penonton.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang kesenian tradisional Gejog Lesung pernah dilakukan oleh Pramono Kusmatoto pada tahu 2014 dalam skripsinya yang berjudul “Fungsi dan Bentuk Penyajian Musik Gejog Lesung di Candirejo Bokoharjo Prambanan Sleman Yogyakarta”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa musik Gejog Lesung mempunyai beberapa fungsi yaitu : sebagai upaya pelestarian kebudayaan lokal, hiburan dan pariwisata, pengiring tari dan dolanan anak, sarana pendidikan, sarana ekonomi, sarana komunikasi, dan pemersatu masyarakat. Sedangkan bentuk penyajian berupa ansambel dengan tembang, tari, dan dolanan anak sebagai unsur pendukung dalam setiap pementasan. Penelitian tersebut dengan penelitian ini memiliki kesamaan objek yaitu kesenian tradisional Gejog Lesung. Metode penelitiannya juga menggunakan pendekatan kualitatif. Akan tetapi penelitian ini menitikberatkan pada sejarah dan perkembangan kesenian Gejog Lesung di Sanggar Langit Alang-Alang Gunung Gempal, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulon Progo. 18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian tentang kesenian Gejog Lesung ini menggunakan pendekatan kualitatif ditinjau dari sejarah dan perkembangannya. Penelitian ini menggunakan jenis metode sejarahhistoris. Metode historis memecahkan masalah dengan menggunakan data masa lalu untuk memahami kejadian di masa lalu atau memahami kejadian pada masa sekarang dalam hubungannya dengan kejadian di masa lalu Nawawi, 2005: 75. Nawawi 2005: 79 menyatakan bahwa metode historis dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: a. Untuk menggambarkan gejala-gejala yang terjadi pada masa lalu sebagai suatu rangkaian peristiwa yang berdiri sendiri, terbatas dalam kurun waktu tertentu di masa lalu. b. Menggambarkan gejala-gejala masa lalu sebagai sebab suatu keadaan atau kejadian pada masa sekarang sebagai akibat. Data masa lalu itu di pergunakan sebagai informasi untuk memperjelas kejadian atau keadaan masa sekarang sebagai rangkaian yang tidak terputus atau saling berhubungan satu dengan yang lain Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini menggunakan cara yang ke dua, yaitu menggambarkan gejala-gejala masa lalu dalam mengungkap sejarah perkembangan Gejog Lesung.