11
2.2.1. Karakteristik Model AHP
AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya.
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan
tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut
haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu
masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif,
memperhitungkan hal-hal kuantitatif dan kualitatif sekaligus.
Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi
AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu: a.
Penyusunan hirarki Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan
masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail. Bentuk sebuah hirarki tergantung dari pengetahuan dan pengalaman seseorang, untuk
memecahkan masalah yang sama, dua orang akan membuat dua hirarki yang berbeda. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang
dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu
12
tahapan yang paling operasionalterukur. Hirarki permasalahan akan mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil
kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP b.
Penentuan prioritas Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai
bobotkontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan
antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung diskusi maupun tidak langsung kuesioner.
c. Konsistensi logis
Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil
pengambilan keputusan. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen dengan contoh sebagai berikut: jika
13
AB dan BC, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa AC,
berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty.
2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP