Metode Kemampuan Dan Kemauan Membayar Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap Rsud Dr. Rasidin Padang.

6 Gambar 1. Kerangka Pemikiran

III. Metode

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi biaya satuan pelayanan rawat inap dan gambaran tentang kemampuan dan kemauan membayar pasien. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Rasidin Padang. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah semua transaksi keuangan yang terjadi pada bulan Januari-Desember 2011 dan pasien rawat inap selama bulan Juli 2012 yang bukan peserta Askes dan bukan pengguna program JPS. Kemauan Membayar Untuk menghitung kemauan membayar pasien, maka model yang digunakan adalah WTP i = α + β 1 Pendidikan i + β 2 Pendidikan i + β 3 Dokter+ β 4 Ket_Obat+ β 5 LOS i + e i dimana: WTP = kemampuan membayar Pendidikan = tahun pendidikan reponden Pendapatan = total pendapatan keluarga Dokter = mutu pelayanan dokter Ket_obat = ketersediaan obat LOS = lama hari rawatan e = eror term Tarif Rasional RSUD Biaya total - Biaya tetap - Biaya semi variabel - Biaya variabel Biaya Satuan Demand Pelayanan Kesehatan Kemampuan Membayar Kemauan Membayar 7 Kemampuan Membayar Kemampuan membayar pasien dihitung berdasarkan dari total pengeluaran rumah tangga untuk keperluan non esensial. Pengeluaran non esensial tersebut terdiri dari a Pengeluaran untuk keperluan pesta dan upacara perkawinan, aqiqah, khitanan, ulang tahun, perayaan hari raya, dan sejenisnya; b Pengeluaran untuk rokok, alkohol dan jajan; c Pengeluaran untuk hiburan, rekreasi dan lainnya. Analisis Biaya Untuk pengolahan data sekunder dalam menghitung biaya satuan dilakukan dengan spreadsheet program microsoft excel. Semua biaya yang akan dianalisis diklasifikasikan menjadi biaya tetap, biaya semi variabel dan biaya variabel. Untuk menghitung nilai tahunan biaya tetap adalah: = dimana: AFC = biaya tetap tahunan IIC = nilai awalharga beli barang i = laju inflasi t = masa pakai L = perkiraan umur ekonomis barang Biaya asli yang terdapat di setiap unit penunjang didistribusikan ke setiap unit produktif, sehingga biaya yang terdapat di unit produkstif adalah biaya asli unit produktif itu sendiri ditambah dengan biaya pindahan dari unit penunjang. Perhitungan distribusi biaya asli menggunakan metode distribusi ganda. Metode ini melakukan alokasi biaya dalam dua tahapan. Distribusi tahap I, distribusi biaya asli dari pusat biaya penunjang kepada pusat biaya penunjang lainnya dan ke pusat biaya produksi. Distribusi ini menggunakan rumus sebagai berikut: Distribusi tahap II, mendistribusikan biaya asli hasil distribusi tahap I dari pusat biaya penunjang ke seluruh pusat biaya produksi. ℎ ℎ Sedangkan biaya satuan produk pelayanan masing-masing kelas perawatan diperoleh dengan menggunakan rumus: = dimana: UC = biaya satuan TC = biaya total Q = output Uji Instrumen Pengumpulan Data Tujuan tes pada umumnya untuk mencari pengalaman pengelolaan dan untuk menguji kualitas instrumen itu sendiri. Tes yang dilakukan berupa validitas tes dan reliabilitas tes. 8 Pengujian Statistik Dalam penggunaan model regresi linier dan pengolahan data dengan ordinary least square, perlu dilakukan pengujian terhadap model. Pengujian statistik dilakukan untuk menguji hipotesis dan menguji asumsi ketepatan model. Pengujian ini berupa koefisien determinasi R 2 ; Uji t-statistik; Uji F-statistik. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastis Uji heteroskedastis Gujarati,2003 adalah salah satu uji penyimpangan asumsi model klasik. Satu dari asumsi penting model regresi linier klasik adalah bahwa varians tiap unsur disturbance u i , tergantung pada nilai yang dipilih dari variabel yang menjelaskan. 2. Uji Multikolinearitas Uji ini menunjukkan gejala adanya hubungan linier atau hubungan yang pasti diantara eksplanatory variabel variabel gejala dalam model regresi. Gejala ditunjukkan oleh beberapa faktor, namun yang paling mendukung penjelasan adanya multikolinier dalam model yaitu apabila nilai R 2 dari hasil regresi sangat tinggi namun sebagian besar eksplanatori variabel tidak menjelaskan hubungan yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan, melalui perbandingan antara nilai t-stat dan F-stat dengan t-tabel dan F-tabel. 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu, seperti dalam deretan waktu atau ruang seperti dalam data cross sectional. Adanya autokorelasi diuji dengan Durbin Watson test atau menggunakan run test, jika hasil dari uji sebelumnya memberikan hasil yang tidak jelas.

IV. Hasil dan Pembahasan