Psychrometric Chart Dasar Teori .1 Metode

2.1.4 Psychrometric Chart

Psychrometric chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan properti-properti dari udara pada suatu tekanan tertentu. Skematis Psychrometric chart dapat dilihat pada Gambar 2.8 dimana masing-masing kurvagaris akan menunjukkan nilai properti yang konstan. Untuk mengetahui nilai dari properti- properti h, RH, W, SpV, T wb, T db, dan T dp bisa dilakukan apabila minimal dua buah diantara properti tersebut sudah diketahui. Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart, seperti pada Gambar 2.4 adalah sebagai berikut a Proses pendinginan dan penurunan kelembaban cooling dan dehumidifikasi, b Proses pemanasan heating, c Proses pendinginan evaporatif. Gambar 2.4 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart. Sumber : http:kawur.blogspot.com2009_06_01_archive.html a. Proses pendinginan dan pengembunan Proses pendinginan dan pengembunan adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten dari udara. Pada proses pendinginan dan pengembunan, terjadi penurunan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembaban spesifik, sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan, menjadi 100 . Contoh proses pendinginan dan pengembunan disajikan pada Gambar 2.5. Proses A- A’ adalah proses pendinginan sensibel, sedangkan proses A’-B adalah proses pengembunan. b. Proses pemanasan Heating Proses pemanasan heating adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering, temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan temperatur titik embun dan kelembaban spesifik tetap konstan. Namun kelembaban relatif mengalami penurunan. Sebagai contoh dari proses pemanasan, dapat dilihat pada Gambar 2.6 yaitu proses dari A – B c. Proses pendinginan evaporatif evaporative cooling Proses pendinginan evaporatif adalah proses pengurangan kalor sensibel ke udara sehingga suhu bola kering udara tersebut menurun. Proses ini disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering dan rasio kelembaban. Pada proses pendinginan evaporatif, terjadi penurunan temperatur kering dan volume spesifik. Sedangkan temperatur titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik mengalami peningkatan. Namun entalpi dan temperatur bola basah tetap konstan. Contoh proses pendinginan evaporatif dapat dilihat pada Gambar 2.7 proses dari kondisi titik A ke kondisi titik B. Proses pendinginan evaporatif pada proses pengeringan kaos kaki terjadi pada saat udara memasuki ruang pengering kaos kaki sampai udara keluar dari ruang pengering kaos kaki. Gambar 2.5 Proses pendinginan dan pengembunan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.6 Proses pemanasan heating Gambar 2.7 Proses pendinginan evaporatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap

Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi yang dipergunakan dalam dehumidifier. Terdapat berbagai jenis refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap. Refrigeran yang umum digunakan adalah yang termasuk ke dalam keluarga chlorinated fluorocarbons CFCs disebut juga freon : R-11, R-12, R-21, R-22, R-502, R-134a, dan Musicool. Komponen utama dari sebuah mesin siklus kompresi uap adalah kondensor, evaporator, kompresor, dan pipa kapiler. Skematik rangkaian siklus kompresi uap disajikan pada Gambar 2.9 Gambar 2.9 Skematik rangkaian siklus kompresi uap. Dalam siklus ini refrigeran bertekanan rendah akan dikompresi oleh kompresor sehingga menjadi uap refrigeran bertekanan tinggi dan kemudian uap refrigeran bertekanan tinggi diembunkan menjadi cairan refrigeran bertekanan tinggi dalam kondensor. Kemudian cairan refrigeran bertekanan tinggi tersebut diturunkan oleh pipa kapiler agar cairan refrigeran bertekanan rendah tersebut dapat menguap kembali dalam evaporator menjadi uap refrigeran tekanan rendah. Proses tersebut akan dijelaskan di dalam diagram P-h dan diagram T-s, seperti yang disajikan pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.10 Siklus kompresi uap pada diagram P - h. Gambar 2.11 Siklus kompresi uap pada diagram T - s. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI