dipergunakan dalam proses pengeringan jelas tidak mungkin. Oleh karena itu diperlukan mesin khusus yang fungsinya untuk mengeringkan pakaian, sarung
tangan, kaos kaki, sepatu, dll. Dengan latar belakang ini, penulis tertantang untuk membuat dan
melakukan penelitian tentang mesin pengering kaos kaki. Tentu saja energi yang dipergunakan di dalam mesin pengering bukan bersumber pada energi matahari.
1.2 Rumusan Masalah
Di pasaran sulit ditemukan mesin yang dipergunakan untuk mengeringkan kaos kaki dalam jumlah yang cukup besar. Untuk industri obat-obatan, mesin
pengering kaos kaki sangatlah diperlukan, karena kaos kaki dipergunakan karyawan setiap hari, sehingga setiap hari kaos kaki yang disediakan dalam
keadaan bersih harus ada dalam jumlah yang banyak, diperlukan suatu inovasi mesin pengering untuk mengeringkan kaos kaki dalam jumlah banyak.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : a.
Merancang dan membuat mesin pengering kaos kaki, yang tidak mengandalkan energi surya.
b. Mengetahui waktu pengeringan dari mesin pengering kaos kaki yang telah
dibuat.
1.4 Batasan Masalah
Batasan-batasan yang dipergunakan di dalam pembuatan mesin pengering kaos kaki ini adalah :
a. Mesin pengering menggunakan siklus kompresi uap dengan komponen utama
: kompresor, evaporator, pipa kapiler, dan kondensor. b.
Refrigeran yang digunakan di dalam siklus kompresi uap adalah R134a. c.
Daya kompresor yang digunakan dalam siklus kompresi uap sebesar 1,5 hp. Komponen lain seperti
kondensor, evaporator, dan pipa kapiler
mempergunakan komponen standar yang ada di pasaran, yang besarnya sesuai dengan daya kompresornya.
d. Mesin pengering dirancang dapat dipergunakan untuk kapasitas kaos kaki
sebanyak 25 pasang. e.
Mesin pengering bekerja dengan sistem terbuka.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Hasil penelitian dapat dipergunakan untuk menambah kasanah ilmu pengetahuan yang dapat ditempatkan di perpustakaan.
b. Hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai acuan bagi para peneliti yang
penelitiannya terkait dengan mesin pengering. c.
Dihasilkannya alat pengering kaos kaki yang dapat difungsikan sebagai mana mestinya.
4
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori 2.1.1 Metode
–Metode Pengeringan Kaos Kaki
Metode dalam pengeringan pakaian saat ini di pasaran ada beberapa macam, diantaranya a Pengeringan menggunakan cahaya matahari, b Pengeringan
menggunakan gaya sentrifugal, c Pengering pakaian dengan bantuan gas LPG, d Pengering dengan metode dehumidifikasi dan pemanasan udara.
a. Pengeringan menggunakan cahaya matahari Cara pengeringan ini sudah dilakukan secara umum oleh masyarakat. Panas
yang dihasilkan matahari dapat menguapkan air yang ada pada pakaian yang basah menjadi kering. Pengeringan dengan metode ini tidak dapat dihandalkan
pada saat musim hujan, tetapi pengeringan dengan matahari masih banyak digunakan masyarakat.
Keuntungan pengeringan menggunakan cahaya matahari adalah murah dan tersedia berlimpah, tidak memerlukan peralatan yang mahal, tidak perlu tenaga
kerja yang mempunyai keahlian tertentu, kecepatan pengeringan yang sama untuk berapapun jumlah pakaian, kapasitas pengeringan yang tidak terbatas.
Kerugian pengeringan menggunakan cahaya matahari adalah pengeringan tergantung dari cuaca, jumlah panas matahari tidak tetap, kenaikan suhu tidak
dapat diatur, waktu pengeringan tidak dapat ditentukan dengan tepat, tidak dapat dilakukan setiap saat.
b. Pengeringan menggunakan gaya sentrifugal Prinsip kerja metode pengering ini adalah memanfaatkan gaya sentrifugal
untuk memisahkan air dari pakaian yang masih basah. Pakaian diputar di dalam drum dengan kecepatan penuh dari motor listrik, putaran yang tinggi tersebut
menimbulkan gaya sentrifugal yang mengakibatkan uap air terhempas keluar dari drum dan air akan tertampung dalam bak penampungan. Kelemahan dari metode
ini adalah pakaian masih lembab tidak kering sempurna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keuntungan pengeringan menggunakan gaya sentrifugal adalah kecepatan putar tinggi dan dapat mengekstraksi uap lebih banyak, sehingga proses
pengeringan lebih cepat dan tidak memerlukan tenaga pemerasan dengan tangan. Kerugian pengeringan menggunakan gaya sentrifugal adalah kinerja
pengeringan akan menurun jika pakaian pada drum melebihi kapasitas dan tetap membutuhkan cahaya matahari karena kaos kaki tidak kering sempurna, perlu
energi listrik, hasil pengeringan tidak siap untuk disetrika, bahan yang dikeringkan mudah rusak.
c. Pengeringan menggunakan gas LPG Prinsip kerja metode pengering ini yaitu memanfaatkan panas yang
dihasilkan pemanas baik dari heater atau gas LPG yang disirkulasikan ke lemari, yang bertujuan untuk mengeringkan pakaian yang ada di lemari pengering. Panas
dari heater atau gas LPG disirkulasikan ke dalam lemari pengering menggunakan bantuan kipas, sehingga menghasilkan udara yang bersuhu tinggi yang dapat
menguapkan air yang terkandung di dalam pakaian yang basah. Keuntungan pengeringan menggunakan gas LPG adalah hasil pengeringan
lebih cepat dan daya listrik menjadi hemat. Kerugian pengeringan menggunakan gas LPG adalah suhu pengeringan
yang tinggi, sehingga cepat merusak bahan yang dikeringkan, tidak ramah lingkungan, gas hasil pembakaran menempel pada bahan yang dikeringkan, tidak
praktis, dapat menimbulkan bahaya ledakan, saat beroperasi sebaiknya perlu dijaga.
d. Pengeringan dengan metode dehumidifikasi Pengering pakaian jenis ini menggunakan metode dehumidifikasi, yang
bekerja dengan memanfaatkan proses dehumidifikasi dan proses pemanasan udara yang disirkulasikan ke lemari pengering. Udara diturunkan kelembaban
spesifiknya dan dipanaskan, kemudian disirkulasikan ke lemari. Akibat dari udara kering dan bersuhu tinggi pada ruangan, menimbulkan air dalam pakaian
menguap. Selanjutnya udara lembab ini disirkulasikan kembali ke alat penurun kelembaban. Mesin pengering tersebut disebut dengan dehumidifier.
Keuntungan pengeringan dengan metode dehumidifikasi adalah suhu kerja rendah sehingga tidak merusak bahan yang akan dikeringkan, ramah lingkungan,
tidak ada gas buang seperti dengan LPG, praktis, aman saat beroperasi, tidak tergantung keadaan cuaca, dapat dilakukan kapan saja.
Kerugian pengeringan dengan metode dehumidifikasi adalah mesin dehumidifier membutuhkan energi listrik yang banyak.
2.1.2 Dehumidifier
Dehumidifier merupakan suatu alat pengering udara yang berguna untuk menurunkan kelembaban udara dengan cara menyerap udara yang lembab dan
memprosesnya menjadi air yang akan ditampung dalam suatu wadah. Ada dua macam dehumidifier yang ada di pasaran saat ini refrigerant dehumidifier dan
desiccant dehumidifier. a. Refrigerant dehumidifier
Cara kerja dehumidifier ini adalah dengan sistem kompresi uap. Udara luar masuk melewati evaporator kemudian evaporator menyerap uap air yang ada di
udara. Udara kemudian dilewatkan kondensor agar udara menjadi panas dan kering. Evaporator memiliki tugas untuk menurunkan suhu udara ke titik dimana
kondensasi terjadi. Kondensasi terjadi pada evaporator, kemudian air didalam udara menetes dan tertampung pada wadah. Sedangkan kondensor bertugas untuk
menaikkan suhu udara agar udara semakin kering. Contoh proses refrigerant dehumidifier disajikan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Refrigerant dehumidifier. Sumber : http:www.andatech.com.aurefrigerant-dehumidifiers
b. Desiccant dehumidifier Prinsip kerja dari dehumidifier adalah dengan melewatkan udara yang
mengandung banyak uap air ke disc. Disc ini dibuat dan dibentuk menyerupai sarang lebah yang berisi bahan pengering udara silica gel. Disc umumnya dibagi
menjadi dua saluran udara yang dipisahkan oleh sekat. Pertama bagian proses 75 dari lingkaran dan bagian kedua reaktivasi 25 dari lingkaran, disc
tersebut diputar perlahan-lahan menggunakan motor berdaya kecil. Kemudian uap air pada udara akan diserap oleh disc yang terbuat dari bahan pengering dan
menghasilkan udara yang hangat dan kering. Bersamaan dengan disc pada bagian reaktivasi akan disirkulasikan dengan udara panas dari heater.
Pemanasan pada bagian reaktivasi tersebut bertujuan untuk meregenerasi disc bagian proses. Kemudian air terserap oleh disc bagian reaktivasi dan
terlepas karena proses pemanasan. Heat exchanger bergantian kemudian menyerap uap air tersebut dan terpisah menjadi air dan udara. Udara akan
disirkulasikan kembali ke dalam heater dan air akan menetes dan tertampung pada tangki. Contoh proses desiccant dehumidifier disajikan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Desiccant dehumidifier. Sumber : http:www.andatech.com.audesiccant-dehumidifiers
2.1.3 Parameter Dehumidifier
Untuk memahami proses dehumidifikasi ada beberapa parameter yang harus dipahami atau dimengerti antara lain a Kelembaban, b Kelembaban spesifik,
c Suhu udara, d Aliran udara, e Entalpi, f Volume spesifik. a. Kelembaban
Kelembaban merupakan jumlah kandungan air dalam udara. Udara bisa dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap air yang dikandungnya
tinggi, begitu juga sebaliknya. Udara yang kurang mengandung uap air dikatakan udara kering, sedangkan udara yang mengandung banyak uap air dikatakan udara
basah. Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai kelembaban udara mutlak dan
kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah banyaknya air yang dapat terkandung di dalam 1 kg udara. Kelembaban relatif merupakan persentase
perbandingan jumlah air yang terkandung dalam 1 kg udara dengan jumlah air maksimal yang terkandung dalam 1 kg udara dengan jumlah air maksimal yang
dapat terkandung dalam 1 kg udara tersebut. Kelembaban relatif menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air kaos kaki yang telah
diuapkan. Semakin rendah kelembaban relatif maka semakin banyak uap air yang dapat diserap. Alat untuk mengukur kelembaban relatif adalah hygrometer,
sedangkan alat untuk mengukur suhu udara kering dan suhu udara basah adalah termometer bola kering dan termometer bola basah. Gambar hygrometer dan
termometer bola basah dan bola kering disajikan pada Gambar 2.3
Gambar 2.3 Hygrometer, termometer bola basah dan termometer bola kering. Sumber : http:hygrometer.nettypes-hygrometers-multiple-uses
Untuk mengetahui tingkat kelembaban relatif dapat menggunakan hygrometer atau dengan menggunakan termometer bola basah dan termometer
bola kering. Untuk mengetahui kelembaban relatif dapat menggunakan dua buah termometer. Termometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara
kering dan termometer kedua untuk mengukur suhu udara basah. Pada termometer bola kering, tabung air raksa pada termometer dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara aktual. Sedangkan pada termometer bola basah, tabung air raksa akan diberi kain yang dibasahi dengan air agar suhu yang terukur adalah
suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air dapat terkondensasi.
b. Kelembaban Spesifik Kelembaban spesifik adalah jumlah kandungan uap air di udara dalam setiap
kilogram udara kering atau perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering. Kelembaban spesifik umumnya dinyatakan dengan gram per
kilogram dari udara kering grkg atau kgkg. Dalam sistem dehumidifier semakin besar perbandingan kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin
pengering w
H
dengan kelembaban spesifik dalam mesin pengering w
F
, maka semakin banyak massa air yang berhasil diuapkan. Massa air yang berhasil
diuapkan Δw dapat dihitung dengan Persamaan 2.1 :
Δw = w
H
– w
F
2.1 Pada Persamaan 2.1 :
Δw : Massa air yang berhasil diuapkan persatuan massa udara, kgkg
w
H
: Kelembaban spesifik setelah keluar dari mesin pengering, kgkg w
F
: Kelembaban spesifik dalam mesin pengering, kgkg c. Suhu Udara
Suhu udara merupakan panas atau dinginnya udara disuatu tempat. Suhu udara dikatakan panas jika suhu udara pada tempat dan waktu tertentu melebihi
suhu lingkungan disekitarnya dan begitu juga sebaliknya untuk suhu udara dingin. Suhu udara sangat mempengaruhi laju pengeringan. Semakin besar
perbedaan antara suhu udara pengering dan suhu kaos kaki maka kemampuan perpindahan kalor semakin besar, maka proses penguapan air juga meningkat.
Agar bahan yang dikeringkan tidak sampai rusak, suhu udara harus diatur atau dikontrol terus menerus. Suhu udara dibagi menjadi 2, yaitu : Suhu udara basah
dan Suhu udara kering. Suhu udara kering adalah suhu yang ditunjukkan dengan termometer bulb
biasa dengan bulb dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini biasaya dalam Celcius, Kelvin, Fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa termometer
menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam termometer. Jika kita ingin mengukur suhu udara dengan termometer biasa maka terjadi perpindahan kalor
dari udara ke bulb termometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair misalkan: air raksa yang ada di dalam termometer mengalami pemuaian
sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversikan dengan satuan suhu celcius, Fahrenheit, dll.
Suhu udara basah adalah suhu bola basah . Sesuai dengan namanya “wet
bulb ”, suhu ini diukur dengan menggunakan termometer yang bulbnya bagian
bawah termometer dilapisi dengan kain yang telah dibasahi dengan air kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke
kain basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada
dalam termometer. Dew-point temperature adalah suhu dimana udara mulai menunjukkan aksi
pengembunan ketika didinginkan. Dew-point temperature adalah titik embun udara, artinya suhu dimana udara mulai mengembun menimbulkan titik-titik air.
d. Aliran udara Aliran udara pada proses pengeringan memiliki fungsi membawa udara
panas untuk menguapkan kadar air pakaian serta mengeluarkan uap air hasil penguapan tersebut. Uap air hasil penguapan harus segera dikeluarkan agar tidak
membuat udara jenuh udara pada ruangan, yang dapat mengganggu proses pengeringan. Semakin besar laju aliran massa udara panas yang mengalir maka
akan semakin besar kemmapuannya menguapkan kadar air dari pakaian, namun berbanding terbalik dengan suhu udra yang semakin menurun. Untuk
memperbesar debit aliran udara Q
udara
dapat dengan memperbesar luas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penampang A ataupun kecepatan aliran udara. Untuk menghitung debit aliran dapat digunakan Persamaan 2.2 :
Q
udara =
A . v
,
m
3
s 2.2
Pada Persamaan 2.2 : Q
udara
: Debit aliran udara
,
m
3
s A
: Luas penampang, m
2
v
:
Kecepatan udara , ms
Untuk menghitung laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang pengering dapat digunakan Persamaan 2.3 :
ṁ
udara
= Q
udara .
ρ
udara ,
kg
udara
s 2.3
Pada Persamaan 2.3 : ṁ
udara
: Laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang pengering, kg
udara
s Q
udara
: Debit aliran udara, m
3
s ρ
udara
: Densitas udara, kgm
3
Menentukan kemampuan mengeringkan massa air dapat dihitung dengan Persamaan 2.4
M
2
= ṁ
udara .
Δw . 3600 , kg
air
jam 2.4
Pada Persamaan 2.4 : M
2
: Kemampuan mengeringkan massa air, kgjam ṁ
udara
: Laju aliran massa udara pada saluran masuk ruang pengering, kg
udara
s Δw
: Massa air yang berhasil diuapkan, kg
air
kg
udara
e. Entalpi Entalpi menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika
ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi H adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi H dirumuskan
sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem E dan kerja W. f. Volume spesifik
Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter kubik per kilogram udara kering, dapat juga dikatakan sebagai meter kubik udara
kering atau meter kubik campuran per kilogram udara kering. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Psychrometric Chart
Psychrometric chart adalah grafik yang digunakan untuk menentukan properti-properti dari udara pada suatu tekanan tertentu. Skematis Psychrometric
chart dapat dilihat pada Gambar 2.8 dimana masing-masing kurvagaris akan menunjukkan nilai properti yang konstan. Untuk mengetahui nilai dari properti-
properti h, RH, W, SpV, T
wb,
T
db,
dan T
dp
bisa dilakukan apabila minimal dua buah diantara properti tersebut sudah diketahui.
Proses-proses yang terjadi pada udara dalam psychrometric chart, seperti pada Gambar 2.4 adalah sebagai berikut a Proses pendinginan dan penurunan
kelembaban cooling dan dehumidifikasi, b Proses pemanasan heating, c Proses pendinginan evaporatif.
Gambar 2.4 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart. Sumber : http:kawur.blogspot.com2009_06_01_archive.html
a. Proses pendinginan dan pengembunan Proses pendinginan dan pengembunan adalah proses penurunan kalor
sensibel dan penurunan kalor laten dari udara. Pada proses pendinginan dan pengembunan, terjadi penurunan temperatur bola kering, temperatur bola basah,
entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan kelembaban spesifik, sedangkan kelembaban relatif mengalami peningkatan, menjadi 100 . Contoh
proses pendinginan dan pengembunan disajikan pada Gambar 2.5. Proses A- A’
adalah proses pendinginan sensibel, sedangkan proses A’-B adalah proses
pengembunan. b. Proses pemanasan Heating
Proses pemanasan heating adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara. Pada proses pemanasan, terjadi peningkatan temperatur bola kering,
temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan temperatur titik embun dan kelembaban spesifik tetap konstan. Namun kelembaban relatif
mengalami penurunan. Sebagai contoh dari proses pemanasan, dapat dilihat pada Gambar 2.6 yaitu proses dari A
– B c. Proses pendinginan evaporatif evaporative cooling
Proses pendinginan evaporatif adalah proses pengurangan kalor sensibel ke udara sehingga suhu bola kering udara tersebut menurun. Proses ini disebabkan
oleh perubahan temperatur bola kering dan rasio kelembaban. Pada proses pendinginan evaporatif, terjadi penurunan temperatur kering dan volume spesifik.
Sedangkan temperatur titik embun, kelembaban relatif dan kelembaban spesifik mengalami peningkatan. Namun entalpi dan temperatur bola basah tetap konstan.
Contoh proses pendinginan evaporatif dapat dilihat pada Gambar 2.7 proses dari kondisi titik A ke kondisi titik B. Proses pendinginan evaporatif pada proses
pengeringan kaos kaki terjadi pada saat udara memasuki ruang pengering kaos kaki sampai udara keluar dari ruang pengering kaos kaki.
Gambar 2.5 Proses pendinginan dan pengembunan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.6 Proses pemanasan heating
Gambar 2.7 Proses pendinginan evaporatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5 Mesin Siklus Kompresi Uap
Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi yang dipergunakan dalam dehumidifier. Terdapat berbagai jenis refrigeran yang
digunakan dalam sistem kompresi uap. Refrigeran yang umum digunakan adalah yang termasuk ke dalam keluarga chlorinated fluorocarbons CFCs disebut juga
freon : R-11, R-12, R-21, R-22, R-502, R-134a, dan Musicool. Komponen utama dari sebuah mesin siklus kompresi uap adalah kondensor, evaporator, kompresor,
dan pipa kapiler. Skematik rangkaian siklus kompresi uap disajikan pada Gambar 2.9
Gambar 2.9 Skematik rangkaian siklus kompresi uap. Dalam siklus ini refrigeran bertekanan rendah akan dikompresi oleh
kompresor sehingga menjadi uap refrigeran bertekanan tinggi dan kemudian uap refrigeran bertekanan tinggi diembunkan menjadi cairan refrigeran bertekanan
tinggi dalam kondensor. Kemudian cairan refrigeran bertekanan tinggi tersebut diturunkan oleh pipa kapiler agar cairan refrigeran bertekanan rendah tersebut
dapat menguap kembali dalam evaporator menjadi uap refrigeran tekanan rendah. Proses tersebut akan dijelaskan di dalam diagram P-h dan diagram T-s, seperti
yang disajikan pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.10 Siklus kompresi uap pada diagram P - h.
Gambar 2.11 Siklus kompresi uap pada diagram T - s. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di dalam siklus kompresi uap standar ini, refrigeran mengalami beberapa proses yaitu : a Proses 1a-2, b Proses 2-2a, c Proses 2a-3, d Proses 3-3a,
eProses 3a-4, f Proses 4-1, g Proses 1-1a. a. Proses 1a-2 merupakan proses kompresi kering
Proses ini dilakukan oleh kompresor, refrigeran yang berupa gas panas lanjut bertekanan rendah mengalami kompresi yang mengakibatkan refrigeran
menjadi gas panas lanjut bertekanan tinggi. Karena proses ini berlangsung secara isentropik, suhu maksimal yang keluar dari kompresor juga meningkat menjadi
gas panas lanjut. b. Proses 2-2a merupakan proses penurunan suhu.
Proses ini berlangsung sebelum memasuki kondensor. Refrigeran gas panas lanjut yang bertemperatur tinggi diturunkan sampai titik gas jenuh. Proses 2-2a
berlangsung pada tekanan konstan. Proses ini juga dinamakan dengan desuper –
heating. c. Proses 2a-3 merupakan proses pembuangan kalor ke udara lingkungan
sekitar kondensor pada suhu konstan. Pada proses ini terjadi perubahan fase dari gas jenuh menjadi cair jenuh.
Perubahan fase ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih tinggi daripada suhu udara lingkungan sekitar kondensor. Proses 2a-3a berlangsung pada tekanan dan
suhu yang konstan. Refrigeran tidak mengalami perubahan suhu, kalor yang dilepas refrigeran dipergunakan untuk merubah fase.
d. Proses 3-3a merupakan proses pendinginan lanjut. Pada proses ini terjadi pelepasan kalor, sehingga temperatur refrigeran yang
keluar dari kondensor menjadi lebih rendah dan berada pada fase cair lanjut. Hal ini membuat refrigeran lebih mudah mengalir dalam pipa kapiler.
e. Proses 3a-4 merupakan proses penurunan tekanan secara drastis dan berlangsung pada entalpi yang tetap.
Proses ini terjadi di dalam pipa kapiler. Pada proses ini refrigeran berubah fase dari cair menjadi fase campuran : cair
– gas. Akibat penurunan tekanan ini, temperatur refrigeran juga mengalami penurunan.
f. Proses 4-1 merupakan proses evaporasi. Pada proses ini terjadi perubahan fase dari cair gas menjadi gas jenuh.
Perubahan fase ini terjadi karena temperatur refrigeran lebih rendah daripada suhu udara lingkungan sekitar evaporator. Proses 4-1a berlangsung pada tekanan tetap
dan suhu konstan. Kalor yang diambil dari lingkungan dipergunakan refrigeran untuk berubah fase.
g. Proses 1-1a merupakan proses pemanasan lanjut. Proses ini yang terjadi karena penyerapan kalor terus menerus pada proses
4-1a, maka refrigeran yang masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh ke gas panas lanjut. Kemudian mengakibatkan kenaikan tekanan dan temperatur
refrigeran akibat dari proses ini kompresor dapat bekerja lebih ringan.
2.2 Tinjauan Pustaka
Chao Jung Liang 1991 menggambarkan pengeringan pakaian kabinet yang memiliki ruang pengering, kipas sirkulasi, pompa panas dan heater yang berfungsi
baik sebagai dehumidifier dan pemanas heater dan sensor yang digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan suhu udara dalam ruang pengering
setidaknya sekitar 90 ᵒF. kemudian condenser bertindak sebagai pemanas dan
evaporator yang bertindak sebagai dehumidifier. Udara disirkulasi oleh kipas kedalam cabinet melalui inlet, yang sudah dipanaskan oleh kondensor, kemudian
beredar di seluruh pakaian dalam ruang pengering. Selanjutnya udara dihisap ke saluran pendingin dimana kelembaban udara dihilangkan oleh evaporator dan air
ditampung pada wadah tampungan. Robert E Maruka 2004 menggambarkan pengeringan pakaian cabinet yang
memiliki ruang pengering, kipas sirkulasi, dan pompa panas meliputi kompresor, kondensor yang bertindak sebagai pemanas, dan evaporator yang bertindak
sebagai dehumidifier. Udara disirkulasi oleh kipas ke dalam kabinet melalui inet, dipanaskan oleh condenser, beredar di seluruh pakaian dalam ruang pengering,
dan diarahkan ke saluran pendingin dimana kelembaban udara dihilangkan oleh evaporator dan air ditampung pada wadah tampungan.
Joao Pascoa Fernandes 2008 Menjelaskan pengering pakaian memiliki lemari utama, sebuah dehumidifier dan pemanas. Udara disirkulasikan keluar
melalui sistem kipas. Sebuah sensor suhu dioperasikan untuk mengatur suhu dalam cabinet dan exhaust ports akan membuka jika suhu diruangan terlalu tinggi.
Pakaian dapat dikeringkan pada gantungan atau rak pengeringan. Eric Watson 2009 Menjelaskan pengering pakaian memiliki lemari yang
berfungsi sebagai pemanas, dan di dalamnya terdapat kipas yang mengeluarkan suhu tinggi. Di pintu lemari terdapat layar dan tombol, untuk mengecek pakaian
yang dikeringkan. Deug Hee Lee 2006 Menjelaskan tentang pengering pakaian memiliki
ruangan pengering. Pakaian digantung dan dialirkan udara bersuhu tinggi, alat penggantung difungsikan sebagai alat pengalir udara bersuhu tinggi.
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah mesin pengering kaos kaki hasil buatan sendiri. Alat yang dipergunakan di dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Skematik mesin pengering kaos kaki Keterangan pada Gambar 3.1 :
a. Evaporator e.
Pipa kapiler b. Fan
f. Kaos kaki
c. Kompressor g.
Lemari pengering d. Kondensor
3.2 Variasi penelitian
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan kondisi awal kaos kaki yang akan dikeringkan dengan variasi: a Hasil perasan tangan, b Hasil perasan
mesin cuci. Kaos kaki yang dikeringkan berjumlah 25 pasang ukuran dewasa dan kaos kaki terbuat dari bahan katun. Gambar kaos kaki disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Kaos kaki
3.3 Alat dan Bahan pembuatan mesin pengering kaos kaki
Dalam pembuatan mesin pengering kaos kaki ini diperlukan beberapa alat dan bahan sebagai berikut: a Alat bantu pembuatan, b Bahan dan Komponen
utama, c Alat bantu penelitian.
3.3.1 Alat bantu pembuatan
Peralatan bantu pembuatan yang digunakan dalam proses pembuatan lemari mesin pengering kaos kaki, antara lain :
a. Mesin las listrik Mesin las listrik ini digunakan untuk pembuatan rangka lemari. Dengan
menggunakan proses pengelasan dalam proses penyambungan rangkanya, diharapkan rangka yang dibuat akan memiliki konstruksi yang kuat dan tahan
lama. b. Gerinda tangan dan gerinda potong
Gerinda digunakan untuk menghaluskan bagian permukaan benda kerja atau digunakan untuk memotong suatu plat. Dalam proses pembuatan rangka mesin
pengering kaos kaki gerinda yang digunakan gerinda tangan dan gerinda potong. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI