PPPPTK Penjas dan BK | 5
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: KETERAMPILAN DASAR KONSELING
A. Tujuan.
Setelah mengikuti materi, peserta diklat diharapkan memiliki kecakapan dalam mengenali, membedakan, membandingkan dan menggunakan
keterampilan dasar konseling.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi.
1. Memahami konsep hubungan konseling. 2. Mengenali keterampilan dasar konseling.
3. Membedakan keterampilan –
keterampilan dasar konseling. 4. Membandingkan keterampilan - keterampilan dasar konseling.
5. Memilih dan Menggunakan keterampilan dasar konseling dalam proses konseling.
C. Uraian Materi 1. Konsep Dasar Hubungan Konseling
a. Hubungan Membantu
Hubungan dalam konseling adalah hubungan yang membantu. Artinya konselor mencipatakan suasana dan mempergunakan
berbagai cara agar konseli merasa terbantu. Konselor berusaha membantu konseli agar potensinya berkembang secara
optimal, mandiri, dan berbahagia. Shetzer dan Stone berpendapat dalam Willis, 2007, h.36, hubungan konseling
merupakan interaksi seorang dengan orang lain yang dapat menunjang dan memudahkan secara positif bagi perbaikan
orang tersebut. Menurut Rogers Willis, 2007, h.36, hubungan konseling sebagai hubungan seorang dengan orang lain yang
datang dengan maksud tertentu, bertujuan meningkatkan pertumbuhan,
perkembangan, kematangan,
memperbaiki fungsi, dan memperbaiki kehidupan. Adapun sifat hubungannya
MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - E
PPPPTK Penjas dan BK | 6
menghargai, terbuka, fungsional untuk menggali aspek-aspek terselubung emosional, ide, sumber-sumber informasi dan
pengalaman, dan potensi secara umum. Orang-orang yang membantu adalah kaum professional.
Bantuan yang diberikan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada
pada diri konseli. Konseli diharapkan mampu menangani masalah-masalah hidupnya dengan penuh percaya diri.
Bantuan yang diberikan konselor dititik beratkan pada eksistensi konseli di sini dan sekarang. Hubungan antara
konselor dan konseli merupakan kunci keberhasilan konseling, sebagai
upaya untuk
meningkatkan keterlibatan
dan keterbukaan konseli sehingga memperlancar proses dan
pencapaian tujuan konseling sesuai keinginan konseli. Pada prinsipnya hubungan konseling, lebih menekankan pada
bagaimana konselor atau guru bimbingan dan konseling menciptakan situasi kondusif bagi keterbukaan, kesukarelaan,
dan kepercayaan konseli, serta kelancaran proses konseling. Pencapaian hubungan konseling yang kondusif memerlukan
empat kodisi inti yang perlu dipertahankan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling, yaitu menunjukkan sikap yang
asli genuine, congruence, penerimaan tanpa syarat dengan penuh hormat unconditional positive regard, acceptance dan
respec, pemahaman empati yang tepat dan kongkrit congcretness. Komalasari dkk, 2011, Carkhuff, 2008.
Pernyataan Komalasari dan Carkuff senada dengan hipotesis Roger yang menyatakan sikap konselor, yaitu ketulusan,
kehangatan, penerimaan yang positif, dan empati yang akurat akan membentuk kondisi yang diperlukan bagi keefektifan
konseling Corey, 2007. Seorang konselor atau guru bimbingan dan konseling yang
efektif, selain memiliki sikap yang tulus, hangat, dan positif,
PPPPTK Penjas dan BK | 7 harus mampu merespon konseli dengan teknik konseling yang
benar sesuai keadaan konseli saat itu. Teknik konseling yang dimaksud adalah cara yang digunakan oleh konselor atau guru
bimbingan dan konseling dalam hubungan konseling untuk membantu konseli agar potensinya berkembang dan mampu
mengatasi masalah yang dihadapi Willis, 2004. Respon konselor terhadap konseli mencakup dua sasaran yaitu perilaku
verbal dan perilaku non verbal.
b. Konselor sebagai Pribadi