Permainan Dialog modul e profesional sma

PPPPTK Penjas dan BK | 97 atau figure orang tua lain kepada kepribadian individu. Proses terapi membantu konseli menyadari introjeksi-introjeksi khususnya introjeksi yang meracuni dan mencegah integrasi kepribadian. Gestalt mempercayai manusia memiliki kecenderungan untuk memaknai pengalaman hidup secara keseluruhan wholeness. Urusan yang tidak selesai unfinished business berkaitan dengan kebutuhan manusia untuk melengkapi apa yang tidak lengkap Mann, 2010. Urusan yang tidak selesai adalah perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan misalnya dendam, kemarahan, kebencian, kedukaan, rasa berdosa, dan rasa diabaikan Corey, 2007 yang harus dihadapi agar dapat diselesaikan to complete. Perasaan tidak dapat diungkapkan dalam kesadaran, sehingga perasaan-perasaan tetap mengendap, terus- menerus menjadi latar belakang yang dibawa dalam kehidupan yang menghambat. Urusan yang tidak selesai akan terus mengganggu sampai individu menghadapi dan menyelesaikan urusan. Teknik – teknik konseling dalam pedekatan Gestalt

1. Permainan Dialog

Teknik permainan dialog dilakukan dengan cara konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya : a. Kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak. b. Kecenderungan bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh. c. Kecenderungan “anak baik” lawan kecenderungan “anak bodoh”. d. Kecenderungan otonom lawan kecenderungan tergantung. e. Kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah. MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - E PPPPTK Penjas dan BK | 98 Melalui dialog yang kontradiktif akhirnya konseli akan mengarahkan dirinya pada suatu posisi berani mengambil resiko. Penerapan permainan dialog dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”. Teknik kursi kosong adalah suatu cara untuk mengajak konseli agar mengeksternalisasi introyeksinya. Pada dasarnya teknik kursi kosong adalah suatu teknik permainan peran yang semua perannya dimainkan oleh konseli. Konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan underdog. Penggunaan kursi kosong sebagai sarana yang diletakkan dihadapan subyek kemudian subyek diminta membayangkan seseorang yang menjadi sumber kecemasan. Konseli diminta untuk mengekspresikan perasaannya. Konselor mendorong subyek untuk mengungkapkan melalui kata-kata, bahkan melalui caci makipun diperbolehkan, yang terpenting adalah subyek dapat menyadari pengalaman-pengalaman yang selama ini tidak di akuinya. Menurut Corey 2007 teknik kursi kosongi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Dua kursi diletakkan ditengah ruangan b. Konselor menjelaskan penggunaan dua kursi sebagai top dog dan under dog c. Konseli menentukan mana dari dua kursi itu yang menjadi top dog dan mana yang menjadi underdog d. Konselor meminta konseli duduk di satu kursi dan memainkan peran top dog kemudian berpindah ke kursi lain memainkan peran under dog. e. Konselor membahas berbagai polarisasi dan introjeksi-introjeksi yang muncul dalam permainan kursi kosong tersebut. PPPPTK Penjas dan BK | 99 Demikian dilakukan berulang-ulang untuk memunculkan introjeksi kepermukaan sehingga konseli dapat mengalamimenghadirkan menghadapi konflik secara nyata bukan hanya membicarakannya. Konflik yang ditarik kepermukaan akan membantu konseli berhubungan dengan perasaan atau dua sisi diri yang diingkarinya. Enam aspek yang harus diperhatikan ketika menggunakan kursi kosong yaitu Conte, 2009: a. Konselor harus siap menghadapi emosi kuat konseli yang muncul b. Konselor harus tahu menindaklanjuti katarsis yang seringkali muncul dalam teknik ini c. Konselor memfokuskan pada kursi kosong ketika konseli berbicara dan sesekali memperhatikan perilaku konseli d. Konselor hendaknya menjaga sikap yang serius ketika meminta konseli berbicara pada kursi kosong e. Agar konseli dapat melakukan katarsis, perlu memperhatikan kesiapan kognitif, afektif dan perilaku konseli. f. Konselor mengajak konseli menggunakan teknik bukan menyuruh konseli melakukannya. Contoh impementasi teknik kursi kosong. NO KONSELOR KONSELI 1. Konseli menyediakan dua buah kursi 2. Konselor menandai kursi pertama adalah kursi kebencian kemarahan dan kursi ke dua kursi kebaikan 3. Konselor meminta konseli untuk duduk di kursi pertama dan mengungkapkan perasaan tidak sukanyamarahnyabencinya Konseli dengan marahnya dan rasa bencinya menceriterakan kejelakan-kejelakan X MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI PROFESIONAL - E PPPPTK Penjas dan BK | 100 pada X 4. Konselor meminta konseli untuk pindah ke kursi ke dua dan menceriterakan tentang kebaikan-kebaikan X Konseli dengan ekspresi wajah yang mulai stabiltidak marah menceriterakan kebaikan- kebaikan X 5. Langkah berikutnya Konselor meminta konseli untuk pindah kembali ke kursi pertama dan mengungkapkan perasaan tidak sukanyamarahnyabencinya pada X Konseli masih terlihat sedikit marah dan sedikit benci menceriterakan kejelakan- kejelakan X 6. Kemudian Konselor meminta konseli untuk pindah lagi ke kursi ke dua dan menceriterakan tentang kebaikan-kebaikan yang lainnya tentang X Konseli dengan ekspresi wajah yang santai menceriterakan kebaikan-kebaikan X 7. Konselor meminta konseli untuk mengambil kesimpulan tentang perasaannya pada X Konseli merasa lega dan menyadari kalau ternyata marah dan membenci X tidaklah benar karena kebaikan X lebih banyak jika disbanding dengan kejelekan X 2. Latihan Saya Bertanggung Jawab Merupakan teknik yang dimaksudkan untuk membantu konseli agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya kepada orang lain. Konselor meminta konseli untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian konseli menambahkan dalam pernyataan itu dengan kalimat : “…dan saya bertanggung jawab atas hal itu”. Misalnya : “Saya merasa jenuh, dan saya bertanggung jawab atas kejenuhan itu” PPPPTK Penjas dan BK | 101 “Saya ti dak tahu apa yang harus saya katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab atas ketidaktahuan itu”. “Saya malas, dan saya bertanggung jawab atas kemalasan itu” Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut Gestalt akan membantu meningkatkan kesadaraan konseli akan perasaan- perasaan yang diingkarinya.

3. Bermain