Turbin Angin H-rotor Turbin Angin WePOWER WePOWER Eco Turbin Angin Propeller

23 Dalam posisi ini cukup efektif pada saat menangkap angin dari berbagai arah. Berbeda dengan model milik Savonius, kincir Darrieus Eggbeater Curved Bladed bergerak dengan memanfaatkan gaya angkat drag lift yang terjadi saat angin bertiup. Bilah sudu turbin bergerak berputar mengelilingi sumbu.

c. Turbin Angin H-rotor

Tipe H-rotor ditunjukan pada gambar 2.14 di atas, dikembangkan di Inggris melalui penelitian yang dilakukan pada tahun 1970 hingga 1980an. Diuraikan bahwa mekanisme yang digunakan pada bentuk bilah lurus straight-bladed Darrieus TASV tidak diperlukan, ternyata ditemukan efek hambatan yang dihasilkan dari sebuah pisau bilah akan membatasi kecepatan aliran angin. Olehkarena itu, H-rotor akan mengatur semua kecepatan angin untuk dapat mencapti kecepatan putaran optimalnya. Gambar 2.15 Darrieus Cruve Bladed in Magdalena Island, Columbia. 24

d. Turbin Angin WePOWER WePOWER Eco

Turbin angin jenis ini merupakan salah satu dari 7 turbin angin terbaik dunia. Turbin angin ini merupakan perkembangan dari teknologi paling baru di abad ini. Turbin jenis ini menggunakan sistem yang minim polusi, penyeimbang energy yang sangat baik, tidak menimbulkan suara bising, ramah lingkungan, pemaasangan yang mudah, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat terlihat oleh burung, sehingga tidak menggangu dari kinerja turbin ini, dan mampu bekerja dengan baik pada kecepatan angin yang rendah. Pembuatnya mengklaim bahwa WePOWER akan sangat efektif bila diletakan dilahan pertanian, perumahan, dan atap gedung. Turbin ini telah dipublikasikan oleh WePOWER Eco Corp. sejak tahun 2011. Gambar 2.16 Vertical Axis Wind Turbine – WePOWER 25 2.2.2 Turbin Angin Sumbu Horizontal Turbin angin dengan sumbu horizontal terbagi menjadi beberapa macam. Yaitu:

a. Turbin Angin Propeller

Turbin angin jenis ini memiliki poros rotaor utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin yang sederhana, sedangkan turbin angin yang berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digabungkan dengan sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah putaran kincir yang pelan dapat berputar menjadi lebih cepat. Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi dibelakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Setiap bilahnya dibuat kaku agar tidak melengkung atau terdorong kearah menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan bilah-bilah itu diberi jarak ruang tertentu dengan menara dan sedikit dimiringkan. Karena turbulensi mengakibatkan kerusakan pada struktur menara, dan realibilitas begitu penting, maka sebagian besar TASH merupakan mesin upwind melawan arah angin. Meski memiliki masalah turbulensi, mesin downwind mengikuti arah angin dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin dan disaat angin berhembus kencang, bilah-bilahnya dapat ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan angin dan dengan begitu dapat mengurangi resistensi angin dari bilah-bilah tersebut. 26 Gambar 2.17 Turbin angin propeller. Enercon E66 kiri dan Aerostar Wind Turbine kanan.

b. Dutch Windmill