6
BAB II DASAR TEORI
A. Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan sehari – hari.Pengukuran dilakukan untuk memberikan informasi dari suatu hal yang
diukur dengan menggunakan sejumlah angka [Rangan, et. al., 1985].Angka tersebut menunjukkan nilai dari sesuatu yang diukur. Proses suatu pengukuran
dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu memonitoring, mengkontrol, dan menganalisis [Doebelin, 2004]. Memonitoring meliputi mencatat atau merekam
data, mengkontrol meliputi mengatur beberapa variabel yang berhubungan dengan pengukuran yang dilakukan, menganalisis meliputi menganalisa data yang telah
didapatkan. Dalam suatu pengukuran terdapat dua hal yang penting, yaitu input dan
output. Input dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu input yang diinginkan, input pengubah, dan input pengganggu [Doebelin, 2004]. Input yang diinginkan
merupakan masukan yang ingin diukur. Input pengubah merupakan masukan yang bisa menyebabkan perubahan dalam hubungan antara input dan output.
Sedangkan input pengganggu merupakan masukan yang dapat mengganggu pengukuran.
Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan
alat ukur
atau instrumen.Masing - masing instrumen memiliki karakteristik tersendiri. Oleh
karena itu dalam pengukuran setiap instrumen memiliki perlakuan yang berbeda – beda. Salah satu hal yang dapat menyebabkan pengukuran menjadi tidak akurat
adalah kurangnya sensitivitas suatu instrumen. Sehingga untuk menghindari terjadinya pengukuran yang tidak akurat, ada beberapa persyaratan tentang
instrumen yang akan digunakan. Instrumen yang akan digunakan sebaiknya memiliki persyaratan: sensitif, selektif, tidak mengganggu sampel yang diukur,
dan waktu tanggap cepat. Suatu pengukuran dikatakan ideal bila tidak mengubah kondisi sampel
yang diukur. Pengubahan kondisi sampel akan menyebabkan perubahan nilai besaran yang diukur dari nilai sebenarnya. Munculnya gangguan pada instrumen
dan masukan yang mengganggu saat pengukuran, dapat membuat hasil pengukuran tidak akurat dan mengakibatkan timbulnya kesalahan. Untuk
menghindari hal tersebut, gangguan harus dieliminasi [Doebelin,2004]. Kesalahan yang terjadi dalam pengukuran bisa dibedakan menjadi dua,
yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan acak [Morris, 1996]. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang terjadi secara tetap pada bagian yang sama,
misalnya selalu menghasilkan nilai kesalahan yang sama. Kesalahan ini terjadi biasanya disebabkan oleh perubahan karakteristik instrumen. Sedangkan
kesalahan acak merupakan kesalahan yang terjadi secara acak tidak menentu. Kesalahan ini biasanya terjadi karena adanya gangguan yang berasal dari luar.
Salah satu usaha agar mendapatkan pengukuran yang akurat adalah dengan melakukan kalibrasi instrumen [Holman dan Jasjfi, 1984]. Kalibrasi